Lapiran 1. Proses despicing minyak goreng bekas. Minyak Goreng Bekas. ( air : minyak =1:1) Pencampuran. Pemanasan Sampai air tinggal setengah

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Minyak sawit mentah (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas dan kandungan aimya

Lampiran 1. Skema pembuatan biodiesel. CPO H2S04 Metanol. Reaksi Esterifikasi. (^ao ( Metanol. Pencampuran. Reaksi Transesterifikasi

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa awal yang dilakukan pada minyak goreng bekas yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

LAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Data Analisa Rendemen Produk Biodiesel Tabel 14. Data Pengamatan Analisis Rendemen Biodiesel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

LAMPIRAN 1 DATA ANALISIS PRODUK SABUN PADAT TRANSPARAN. Tabel 9. Data Analisis Minyak Jelantah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

4 Pembahasan Degumming

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

LAMPIRAN. o C dan dinginkan lalu ditimbang. Labu lemak yang akan digunakan

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013.

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Pembuatan Biodiesel Menggunakan Katalis Kalsium Asetat Yang Dikalsinasi

Pengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

III. METODA PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisiko kimia tanah pemucat bekas. 1. Kadar Air (SNI )

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

LAMPIRAN 1 HASIL ANALISA

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Lapiran 1. Proses despicing minyak goreng bekas Air ( air : minyak =1:1) Minyak Goreng Bekas Pencampuran r Pemanasan Sampai air tinggal setengah Pengendapan Pemisahan Minyak goreng hasil despicing Gambar 9. Skema pemumian minyak goreng bekas dengan proses despicing 55

Lampiran 2. Proses netralisasi minyak goreng bekas LarutanNaOH16(±35 C) (minyak:naoh=100g:4 ml) Minyak goreng Hasil despicing r Pemanasan (40 "C) Pengadukan cepat (10 menit, ±40 ''C) Pendinginan (10 menit) fit rasi r Minyak Goreng Gambar 10. Skema pemumian minyak goreng bekas dengan proses netralisasi 56

Lampiran 3. Skema pembuatan biodiesel Minyak goreng bekas NaOH ^^^^^^etanol Pemurnian Pencampuran Transesterifikasi dengan variasi jumlah metanol, konsentrasi NaOH, waktu dan temperatur Pemisahan melalui penanganan gravitasi selama semalam Gliserol 1 CT Biodiesel kasar Pencucian Biodiesel 1 Karakterisasi sifat Gambar 11. Skema pembuatan biodiesel dari bahan baku minyak goreng bekas 57

Lapiran 4. Pembuatan larutan standart 1. Pembuatan Lamtan KOH 0,1 N Ditimbang 5,61 gram hablur KOH dan larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 1000 ml lalu kocok hingga homogen. 2. Standarisasi Larutan KOH 0,1 N Ditimbang Photassium Hidrogen Phtalat (PHP) sebanyak 0,1 gram kedalam erlemeyer 250 ml. Lalu larutkan dalam 5 ml akuades dan dipanaskan perlahan-lahan sampai semua larut. Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP dan dengan KOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda (pink). 3. Pembuatan Larutan Indikator Penolphtalein Larutan 1 gram indikator penolphalein dalam 100 ml etanol netral. 4. Pembuatan Larutan NaOH 16% Diimbang NaOH 16 gram dan larutkan dengan 100 ml dalam labu ukur 100 ml. Lalu ocok hingga homogen. 58

Lampiran 5. Hasil penentuan asam lemak bebas minyak goreng bekas sebelum dimurnikan Tabel 6. Data hasil penentuan asam lemak bebas minyak goreng bekas sebelum dimurnikan Sampel PHP Vtitran terliadap PHP NKOH Vtitran terliadap sampel (ml) sampel FFA (%) FFA ratarata Minyak 0,103 5,4 0,093 24,0 20,003 3,146 goreng 0,100 5,5 0,090 24,5 20,001 3,108 3,144 bekas 0,104 5,3 0,096 23,5 20,003 3,180 Contoh perhitungan : KOH = PHP x 1000 ml KOH X 204,2 (BM PHP) = 0,103 gx 1000 5,4 ml x204,2g/mol = 0,093 N FFA minyak = (ml x N) KOH x 282 x 100% g sampel x 1000 = 24,0 ml X 0,093 N x 282 g/mol x 100 % 20,003 gx 1000 = 3,146 % 59

Lampiran 6. Hasil penentuan asam lemak bebas minyak goreng bekas setelah dimurnikan Tabel 7. Data hasil penentuan asam lemak bebas minyak goreng bekas setelah dimurnikan. Sampel PHP Vtitran terliadap PHP NKOH Vtitran terliadap sampel (ml) sampel FFA (%) FFA ratarata Minyak 0,103 5,4 0,093 2,0 20,001 0,262 goreng 0,100 5,5 0,090 2,0 20,003 0,253 0,284 bekas 0,104 5,3 0,096 2,5 20,002 0,338 Contoh perhitungan : KOH = PHP x 1000 ml KOH X 204,2 (BM PHP) = 0,103 gx 1000 5,4 ml x204,2g/mol = 0,093 N FFA minyak = (ml x N ) KOH x 282 x 100% g sampel x 1000 = 2,0 ml X 0,093 N x 282 g/mol x 100 % 20,001 gx 1000 = 0,262 % 60

Lampiran 7. Hasil penentuan kandungan air minyak goreng bekas sebelum pemurnian Tabel 8. Data hasil penentuan kandungan air minyak goreng bekas sebelum pemurnian. Kadar air Kadar air Sampel cawan cawan + sampel Rata-rata (%\ kosong sampel (%) Minyak goreng 56,385 61,297 5,000 1,760 56,385 61,289 5,001 1,939 1,866 bekas 56,384 61,290 5,001 1,899 Contoh perhitungan: Kadar air minyak = (56,385 + 5,000) - 61,368 x 100 % = 1,760% 5,000 61

Lampiran 8. Hasil penentuan kandungan air minyak goreng bekas setelah pemurnian Tabel 9. Data hasil penentuan kandungan air minyak goreng bekas setelah pemurnian. Kadar air Kadar air Sampel cawan cawan + sampel Rata-rata kosong sampel (%) Minyak goreng hasil 56,384 61,382 5,001 0,059 56,385 61,383 5,003 0,079 0,065 pemurnian 56,384 61,382 5,001 0,059 Contoh perhitungan: Kadar air minyak = (56,384 + 5,001) - 61,362 x 100 % = 0,059% 5,001 62

Lampiran 9. Hasil penentuan kandungan bilangan asam Tabel 10. Data hasil penentuan kandungan bilangan asam biodiesel minyak goreng bekas Sampel PHP V (itran terliadap PHP NKOH Vtitran terliadap sampel (ml) Bcral sampel Bilangan asam (%) FFA rata-rata 0,103 5,4 0,093 1,5 20,003 0,391 Biodiesel 0,100 5,5 0,090 1,5 20,003 0,378 0,435 0,104 5,3 0,096 2,0 20,002 0,538 Contoh perhitungan : KOH = PHP x 1000 ml KOH X 204,2 (BM PHP) = 0,103 gx 1000 5,4 ml x204,2g/mol - 0,093 N Bil. Asam = 1,5 ml x 0,093 N x 56,1 g/mol = 0,391 % 20,003 g 63

Lampiran 10. Hasil penentuan kandungan air Tabel 11. Data hasil penentuan kandungan air biodiesel minyak goreng bekas Sampel cawan kosong cawan + sampel sampel Kadar air (%) Kadar air Rata-rata (%) 56,384 61,383 5,001 0,039 Biodiesel 56,385 61,387 5,004 0,039 0,045 56,384 61,382 5,001 0,059 Contoh perhitungan: Kadar air biodiesel = (56,384 + 5,001) - 61,383 xl00% = 0,039% 5,001 64

Lampiran 11. Hasil penentuan viskositas dan massa jenis Tabel 12. Data hasil penentuan visikositas dan massa jenis biodiesel minyak goreng bekas Sampel Piknometer Kosong Herat Piknometer + sampel Massa Jenis (g/ml) Waktu Alir tx-ty Waktu Alir tx-ty rata-rata Viskositas (cp) 00:07"75 Biodiesel 16,676 25,673 0,880 00:07"69 00:07"71 3,233 00:07"71 00:01 "49 Aquadest 16,676 26,871 0,998 00:01"61 00:01"56 0,653 00:01"59 Contoh perhitungan : Massa Jenis = ( piknometer dan sampel) - (berat piknometer kosong) Volume air pada suhu 40"C (ml) = 25.026 g/ml - 16.676 g/ml 10.215 ml = 0,880 g/'ml 65

Visikositas Biodiesel: ri2 i2p2 0,653 cp = 1,5 s X 0998 g/ml 77, 7,71 sx0,880g/ml ri^ = 2,845 cp Visikositas Kinematika : 2,845 cp = 3,233 cst 0,880 g/ml 66

Lampiran 12. Hasil penentuan residu karbon Tabel 13. Data hasil penentuan residu karbon bidiesel minyak goreng bekas Sampel Bcral cawan kosong Cawan + sampel Residu karbon sampel Residu karbon (%) Kadar Residu karbon Rata-rata (%) 56, 683 56,686 0,003 10,003 0,029 Biodiesel 56,681 56,684 0,003 10,002 0,029 0,025 56,681 56,683 0,002 10,003 0,019 Contoh perhitungan: Kadar residu karbon = berat residu karbon x 100% berat sampel = 56,686-56,683 xl00% 10,003 = 0,029% 67

Lampiran 13, Hasil penentuan titik nyala Tabel 14. Data hasil penentuan titik nyala biodiesel minyak goreng bekas Sampel Temperatur ( C) Titik nyala ("C) 100-105 - 110 - Biodiesel 115-120 - 125-130 Nyala api 68

Lampiran 14. Contoh perhitungan hasil biodiesel Contoh P2: Minyak : 100 gram Suhu : 60 C Waktu Metanol NaOH : 90 menit : 20 gram : 1,0 gram Hasil yang diperoleh: (1) (2) (3) Biodiesel 89,2 gram 87,5 gram 88,5 gram Gliserol 31,7 gram 33,4 gram 32,4 gram air pencuci 89,2 gram 87,5 gram 88,5 gram air + emulsi 97,6 gram 94,1 gram 97,1 gram Jumlah biodiesel 79,5 gram 79,9 gram 78,3 gram Emulsi 8,4 gram 6,7 gram 9,2 gram hilang 1,3 gram 0,8 gram 1,0 gram 69

Lampiran 15. Hasil perolehan bidiesel dalam perlakuan yang berbeda-beda Tabel 15. Data hasil perolehan biodiesel dalara perlakuan yang berbeda PERLAKUAN MINYAK SUHU REAKSI rc) WAKTU REAKSI (menit) NaOH METANOL EMULSI BERAT HILANG GLISEROL BIODIESEL Pi 100 30 90 I 20 12.57 8,6 47.34 52,43 100 30 90 1 20 13,31 8,7 48,51 51,11 100 30 90 1 20 12,46 7,8 47,60 53,08 RATA-KATA 100 30 90 ^ 20 12,78 8,0 47,81 52,20 100 60 90 I 20 8,4 1,3 31,71 79,51 100 60 90 I 20 6,7 0,8 33,49 79.97 100 60 90 1 20 y,2 1,0 32,48 78,30 RATAJRATA 100 60 90 20 8,18 1,0 32,56 79,26 F3 100 70 90 I 20 3,0 68.04 40.79 100 70 90 1 20 11,5 3,0 63,65 42,85 100 70 90 I 20 12,3 2,9 60,81 44,94 RATAHRATA 100 70 90 ^ 20 10,99 2,9 64,16 42,86 P4 100 80 90 1 20 11,3 2,8 66.97 39,85 100 80 90 1 20 11,2 3,0 68.71 38.07 100 80 90 1 20 11,6 3.5 69,19 36,65 RATAJRATA 100 80 90 ^ 20 11,36 3,1 68,29 38,19 P5 100 60 30 1 20 12,34 1,4 64.71 44,34 100 60 30 1 20 13,47 2.0 66.20 43,87 100 60 30 1 20 15,01 1,5 65.97 40,50 RATA-RATA 100 60 30 ' 20 13,60 1,6 65,62 42,90 P«100 60 60 I 20 10.5 2,1 60.76 47,56 100 60 60 I 20 10,9 3.2 58.97 47,84 100 60 60 1 20 11,4 1,9 64.68 43,02 RATA-RATA 100 60 60 20 H!,93 2,4 61,47 46,14

Tabel 15. Data hasil perolehan biodiesel dalam perlakuan yang berbeda (lanjutan) MINYAK SUHU WAKTU BERAT NaOH METANOL EMULSI PERLAKDAN REAKSI REAKSI HILANG rc) (menit) GLISEROL BIODIESEL PT 100 60 90 1 20 8.7 1,0 32,74 78,50 100 60 90 1 20 7.5 0,9 35,19 77,35 100 60 90 1 20 5.0 2.3 37,31 76,32 RATA-RATA 100 60 90 20 7,06 1,3 35,08 77,39 100 60 120 1 20 12.8 2,0 33,81 72,33 100 60 120 1 20 13.4 2,1 35,53 70,16 100 60 120 1 20 13.2 2,3 35,27 70,18 RATA-RATA 100 60 120 20 13,13 2,1 34,87 70,89 P9 100 60 90 0,5 20 9.98 2,2 38,81 69,47 100 60 90 0,5 20 12.1 2,8 36,36 69,20 100 60 90 0,5 20 12.0 2.5 39,73 66,23 RATA-RATA 100 60 90 0,5 20 11,33 2,5 38,30 68,30 Pio 100 60 90 1 20 2,9 1,9 38,17 77,96 100 60 90 1 20 6.9 0,9 35,00 78,15 100 60 90 1 20 5,3 1,4 36,93 77,29 RATA-RATA 100 60 90 1 20 5,03 1,4 36,70 77,80 Pll 100 60 90 2 20 11,8 3,1 92,08 15,00 100 60 90 2 20 6,6 2,4 92,97 19,99 100 60 99 2 20 7,6 2.8 93,34 18,17 RATA-RATA 100 60 90 2 20 8,69 2,7 92,79 17,72 P12 100 60 90 1 10 7.3 1,0 87,30 15,40 100 60 90 1 10 3.8 2.0 88,46 16,71 100 60 90 1 10 4.0 1,0 88,57 17,39 RATA-RATA 100 60 90 1 10 5,06 1,3 88,11 16,50

Tabd 15. Data hasil perolehan biodiesel dalam perlakuan yang berbeda (lanjutan) MINYAK SUHU BERAT WAKTU REAKSI NaOH METANOL EMULSI GLISEROL BIODIESEL PERLAKUAN REAKSI HILANG (menit) rc) Pl3 100 60 90 1 20 10,1 1,2 34.31 75,37 100 60 90 I 20 10,8 0,9 33.57 75,69 100 60 90 1 20 9,3 1,3 33,46 76,91 RATA-JRATA 100 60 90 20 10,09 1,1 33,78 75,99 Pl4 100 60 90 1 30 9,0 2,0 49,45 70,48 Pl4 100 60 90 1 30 8,3 2,1 50.63 69,93 100 60 90 1 30 7,7 1,3 52,45 68,48 RATA4RATA 100 60 90 30 839 1,8 50,74 69,63

Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian Proses transesterifikasi Pemisahan gliserol dan biodiesel Gliserol dan biodiesel Alat penentuan titik nyala 73