PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

TUGAS AKHIR RP

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri.

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

APLIKASI TEKNOLOGI DAUR ULANG DALAM RANGKA MEREDUKSI VOLUME SAMPAH DI KAWASAN KUTA KABUPATEN BADUNG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH NON PERMUKIMAN DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA ABSTRAK

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

Potensi Gas Rumah Kaca Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

OLEH HERDAYULI NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. ELLINA S. PANDEBESIE, MT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

Spesifikasi komposter rumah tangga individual dan komunal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

Anissa Yanuarina Putri, Cindy Rianti Priadi, Gabriel S.B. Andari. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

Unnes Journal of Public Health

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

BAB III METODE PERENCANAAN

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KELANJUTAN UNIT PENGOMPOSAN BERBASIS MASYARAKAT ABSTRAK

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN POLA PEMANFAATAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH DATAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB III METODE PERENCANAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN

ANALISIS DAN OPTIMASI KINERJA BANK SAMPAH DAN UNIT PENGOLAHAN SAMPAH (UPS) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN BEJI, DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, berbasis masyarakat

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN SOLID WASTE MANAGEMENT TOOL (SWMT)

Transkripsi:

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR Intan Julia Laksono 1, *), Yulinah Trihadiningrum 1), Yeni Dhokikah 1), Ellina S. Pandebesie 1), dan Sony Sunary 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, 2) Jurusan Statistika, FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November * ) e-mail: intanjulak@yahoo.com ABSTRAK Permukiman berkontribusi paling besar terhadap jumlah timbunan sampah di Kota Surabaya. Kecamatan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu kecamatan di Surabaya Timur yang berpotensi untuk meningkatkan timbulan sampah. Partisipasi masyarakat berperan penting dalam upaya mereduksi timbunan sampah. Studi ini bertujuan untuk menentukan laju timbulan, komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dan faktor-faktor pendukung yang secara individu berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mereduksi sampah. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah permukiman dilakukan berdasarkan SNI 19-39-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Penentuan jumlah sampel Kepala Keluarga (KK) dilakukan berdasarkan metode stratified random sampling. Uji statistik secara individual terhadap faktor-faktor pendukung partisipasi masyarakat untuk mereduksi sampah dilakukan berdasarkan nilai pearson chisquares pada tingkat signifikansi 10%. Hasil studi menunjukkan bahwa timbulan sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sebesar 0,29 kg/hari.jiwa. Komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo terdiri atas 74,43% sampah basah; 8,33% plastik; 7,49% kertas; 6,71% sampah lain-lain; 1,09% kaca; 0,92% kain; 0,66% logam; 0,22% karet dan 0,15% kayu. Berdasarkan uji statistik secara individual, keberadaan bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah kering. Pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan pengomposan, media massa dan ketersediaan sarana untuk pengomposan berpengaruh terhadap masyarakat untuk mengomposkan sampah. Kata kunci: Faktor-faktor Pendukung Kegiatan Reduksi Sampah, Kegiatan Reduksi Sampah, Sampah Permukiman,Partisipasi Masyarakat PENDAHULUAN Pola hidup masyarakat Kota Surabaya yang semakin konsumtif mengakibatkan jumlah timbunan sampah semakin tinggi. Permukiman berkontribusi paling besar terhadap jumlah timbunan sampah di Kota Surabaya. Tepatnya 79,19% sampah dihasilkan dari aktivitas permukiman. Pada tahun 2011, 806.794 permukiman yang ada di Kota Surabaya diperkirakan menghasilkan timbunan sampah 1.200 ton/hari (Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2012). Pemilahan sampah dari sumber penghasil, pengomposan dan pembuangan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan ke landfill merupakan cara yang paling praktis dan ekonomis untuk mengelola sampah perkotaan (Trois dan Couth, 2010). Sistem pengelolaan sampah berdasarkan partisipasi masyarakat merupakan sistem yang umumnya disarankan untuk pengelolaan sampah di negara berkembang (Chakrabarti et al., 2009). Menurut Badan D-12-1

Lingkungan Hidup Kota Surabaya (2012), Kota Surabaya telah menerapkan kegiatan reduksi sampah berdasarkan partisipasi masyarakat. Kegiatan reduksi sampah tersebut, meliputi pengomposan, penjualan dan pendaur ulangan sampah anorganik. Kegiatan reduksi sampah dari sumber juga dilakukan dengan pengembangan dan peningkatan rumah kompos (Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2012). Keberlanjutan sistem pengelolaan sampah dapat tercapai dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan reduksi, pemilahan dan daur ulang sampah (Joseph, 2006). Latar belakang ekonomi dan prilaku warga menjadi faktor yang dapat menghambat kegiatan pemilahan sampah dari sumber. Minimnya pengetahuan masyarakat dan fasilitas juga menjadi hambatan (Tai et al., 2011). Kurangnya waktu dan tidak adanya halaman rumah merupakan alasan masyarakat tidak aktif dalam kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah. Komitmen keluarga juga menjadi salah satu alasan rendahnya partisipan kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah (Martin et al., 2006). Sosialisasi secara rutin dapat meningkatkan partisipasi dan tingkat pemilahan sampah dari sumber secara benar (Zhuang et al., 2008). Adanya tempat penjualan sampah juga berperan penting dalam keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan daur ulang sampah di sumber penghasil (Martin et al., 2006). Kecamatan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu kecamatan di Surabaya Timur dengan luas ± 5,51 km 2 yang terdiri atas 5 kelurahan. Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Tenggilis Mejoyo masing-masing 58.058 jiwa dan 16.024 KK (Badan Pusat Statistik, 2012). Berdasarkan hasil observasi secara langsung di wilayah studi dapat diketahui bahwa kegiatan reduksi sampah dari sumber telah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo, akan tetapi belum maksimal. Seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012, setiap orang dan pengelola kawasan permukiman diwajibkan melakukan kegiatan pemilahan sampah dan pengolahan sampah dari sumber. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan reduksi sampah oleh masyarakat di Kecamatan Tenggilis Mejoyo perlu ditingkatkan. Dengan demikian, kajian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mereduksi sampah perlu dikaji. METODE Studi ini diawali dengan studi literatur yang dilanjutkan dengan studi lapangan untuk melihat kondisi daerah studi. Data sekunder yang dibutuhkan pada studi ini meliputi: jumlah kepala keluarga (KK) dan data Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dibayarkan oleh masing-masing KK di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Kedua data tersebut digunakan untuk menetapkan jumlah KK yang akan dijadikan responden pada studi ini. Penentuan responden dilakukan berdasarkan metode stratified random sampling. Responden dipilih secara acak dari lima kelurahan dengan memperhatikan strata sosial yang ada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Pada studi ini, masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo di kelompokkan menjadi 3 kelas ekonomi berdasarkan besarnya PBB yang dibayarkan oleh masing-masing KK. Ketiga kelas ekonomi tersebut meliputi: 1. Kelas ekonomi bawah : <Rp 100.000,00 2. Kelas ekonomi menengah : Rp.100.000,00 Rp. 300.000,00 3. Kelas ekonomi atas : > Rp.300.000,00 Berdasarkan data PBB Kecamatan Tenggilis Mejoyo (2013) terdapat 16% KK kelas ekonomi bawah, 27% KK kelas ekonomi menengah dan 57% KK kelas ekonomi atas. Jumlah responden ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan galat pendugaan 10% yang dapat dilihat pada Persamaan 1. D-12-2

n..1 Dimana: n = Ukuran sampel (KK) N = Ukuran populasi (KK) d = Galat pendugaan (%) Pengukuran timbulan dan komposisi sampah permukiman diambil dari 100 KK yang terdiri atas 16 responden kelas ekonomi bawah, 27 responden kelas ekonomi menengah dan 57 responden kelas ekonomi atas. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan selama 8 hari berturut-turut sesuai SNI 19-39-1994. Wawancara terhadap 100 responden dilakukan untuk menentukan faktor-faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam kegiatan reduksi sampah. Analisis data dilakukan melalui uji statistik secara individual untuk mengetahui hubungan antara prilaku masyarakat untuk mereduksi sampah dengan faktor-faktor pendukungnya pada tingkat signifikansi (α) 10%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Pada pengujian ini, perilaku masyarakat mereduksi sampah dianggap sebagai variabel respon, sedangkan faktor-faktor pendukungnya dianggap sebagai variabel prediktor. Uji secara individual dilakukan dengan menguji korelasi antara masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon. Pengujian korelasi secara individual dilakukan berdasarkan nilai pearson chisquares. Nilai pearson chisquares yang digunakan pada pengujian ini meliputi: χ 2 (1:0,10) = 2,706 atau χ 2 (2:0,1)= 4,605 atau χ 2 (3:0,1) = 6,2514. Pengujian korelasi antara variabel respon dan variabel prediktor secara individual sebagai berikut: 1. Variabel prediktor berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai pearson chisquare hitungan (χ 2 hitungan) lebih besar dari χ 2 pada tabel distibusi, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. 2. Variabel prediktor tidak berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai pearson chisquare hitungan (χ 2 hitungan) lebih besar dari χ 2 pada tabel, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Laju timbulan sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo berdasarkan hasil penelitian selama 8 hari berturut-turut sebesar 0,29 kg/jiwa.hari. Hasil pengukuran komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Pengukuran Komposisi Sampah Permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo No Jenis Sampah Komposisi (% Berat) 1 Sampah basah 74,43 2 Plastik 8,33 3 Kertas 7,49 4 Lain-lain 6,71 5 Kaca 1,09 6 Kain 0,92 7 Logam 0,66 D-12-3

No Jenis Sampah Komposisi (% Berat) 8 Karet 0,22 9 Kayu 0,15 Total 100,00 Hasil analisis komposisi sampah menunjukkan bahwa sampah basah (74,43%) memiliki komposisi terbesar pada sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Sampah karet memiliki komposisi yang paling kecil dibandingkan lainnya. Sampah lain-lain sebesar 6,71% yang terdiri atas diapers, tissue dan pembalut. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 100 responden di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dapat diketahui bahwa 37% responden memilah sampah dan 63% responden tidak memilah sampah. Delapan persen (8%) responden telah mendaur ulang sampah kering dan 92% responden tidak mendaur ulang sampah kering. Sebanyak 17% responden telah mengompos sampah dan 83% responden belum melakukan pengomposan. Hasil pengujian statistik secara individual dilakukan untuk mengetahui korelasi antara partisipasi masyarakat dalam mereduksi sampah dengan faktor-faktor pendukungnya. Faktorfaktor yang tidak berpengaruh terhadap kegiatan pemilahan sampah berdasarkan uji individual dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat untuk Memilah Sampah Terhadap Faktor-faktor Pendukung Variabel Prediktor df* χ2 hitungan Keputusan Tingkat ekonomi 2 0,6570 Terima H 0*** Media massa 1 0,1390 Terima H 0** Pengetahuan masyarakat mengenai pemilahan 2 1,985 Terima H 0*** Ketersediaan bank sampah 1 21,809 Tolak H 0** Penyuluhan 1 11,108 Tolak H 0** Keberadaan kader lingkungan 1 7,3280 Tolak H 0** *df : Derajat Kebebasan ** χ 2 (1:0,10) = 2,706 *** χ 2 (2:0,1)= 4,6 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi, media massa dan pengetahuan masyarakat tentang pemilahan sampah tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah. Hasil analisis menunjukkan bahwa bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Bank sampah merupakan salah satu sarana untuk menyimpan dan menjual sampah hasil pemilahan warga berupa rekening yang dapat diambil setiap waktu. Dengan adanya bank sampah, masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari kegiatan pemilahan sampah sehingga bank sampah berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah. Hal ini menunjukkan bahwa sarana-prasarana berpengaruh terhadap kegiatan pemilahan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Penyuluhan mengenai kegiatan pemilahan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Zhuang et al. (2008), bahwa penyuluhan secara rutin dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumber. Keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendampingan D-12-4

dan pemantauan oleh kader lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Pengomposan merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan timbunan sampah dan untuk merecovery sumber daya dari sampah rumah tangga (Mbuligwe et al., 2002). Hasil uji statistik secara individual terhadap faktor-faktor yang dianggap berkorelasi terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengujian secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat untuk Mengomposkan Terhadap Faktor-faktor Pendukungnya Variabel Prediktor df* χ2 hitungan Keputusan Tingkat ekonomi 2 1.557 Terima H0*** Ketersediaan bank sampah 1 1,134 Terima H0** Penyuluhan 1 0,924 Terima H0** Pengetahuan masyarakat mengenai pengomposan 2 12.656 Tolak H0*** Media massa 1 3,854 Tolak H0** Keberadaan kader lingkungan 1 9,913 Tolak H0** Ketersediaan komposter 1 27,556 Tolak H0** *df : Derajat Kebebasan ** χ 2 (1:0,10) = 2,706 *** χ 2 (2:0,1)= 4,605 Hasil pengujian statistik secara individual (Tabel 3) menunjukkan bahwa tingkat ekonomi, ketersediaan bank sampah dan penyuluhan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah. Pengetahuan masyarakat mengenai pengomposan, media massa, keberadaan kader lingkungan dan ketersediaan komposter menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan pengomposan. Sama seperti pada kegiatan pemilahan sampah, sarana menjadi faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah. Adanya sarana komposter yang tersedia di lingkungan baik berupa takakura atau jenis komposter lainnya atau rumah kompos dapat mendorong masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah. Pendampingan oleh kader lingkungan juga berperan terhadap masyarakat untuk mengomposkan sampah. Peran media massa dalam menyebarkan informasi mengenai kegiatan pengomposan ternyata lebih berpengaruh daripada kegiatan penyuluhan terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan mengenai kegiatan pengomposan kurang memberikan informasi mengenai proses kegiatan pengomposan. Hasil pengujian secara individual terhadap korelasi prilaku masyarakat untuk mendaur ulang sampah kering terhadap faktor-faktor pendukungnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Statistik secara Individual Hubungan Partisipasi Masyarakat untuk Mendaur Ulang Sampah Kering Terhadap Faktor-faktor Pendukungnya Variabel Independen df χ2 hitungan Keputusan Tingkat ekonomi 2 3,834 Terima H0*** Media massa 1 1,520 Terima H0** Keberadaan bank sampah 1 16,440 Tolak H0** Penyuluhan 1 3,929 Tolak H0** Keberadaan kader lingkungan 1 9,514 Tolak H0** *df : Derajat Kebebasan ** χ 2 (1:0,10) = 2,706 *** χ 2 (2:0,1)= 4,605 D-12-5

Hasil uji secara individual (Tabel 4) menunjukkan bahwa tingkat ekonomi dan media tidak berpengaruh terhadap prilaku masyarakat untuk mendaur ulang sampah kering. Hasil uji statistik menunjukkan partisipasi masyarakat untuk mendaur ulang sampah dipengaruhi oleh keberadaan bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan bank sampah tidak hanya mendorong masyarakat untuk memilah sampah, tetapi juga memacu kreativitas masyarakat sekitar untuk mengolah sampah kering yang telah dipilah. Hasil analisis menunjukkan bahwa media massa lebih berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah. Berdasarkan hasil analisis, maka tindakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keberadaan bank sampah di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. 2. Meningkatkan kegiatan penyuluhan ; 3. Meningkatkan fungsi dan jumlah kader lingkungan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sehingga pendampingan dan pemantauan dapat dilakukan secara rutin. Tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya terkait dengan partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengomposan dengan memperbaiki kegiatan penyuluhan yang selama ini telah dilakukan. Aplikasi atau cara pengomposan dapat dijelaskan secara langsung dengan melakukan penyuluhan secara langsung terhadap warga dengan mengunjungi lingkungan masyarakat. 2. Meningkatkan peran media massa untuk lebih memberikan informasi mengenai kegiatan pengomposan yang lebih menarik, sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan kegiatan pengomposan. 3. Meningkatkan fungsi dan jumlah kader lingkungan untuk melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap kegiatan pengomposan di lingkungan masyarakat. 4. Meningkatkan sarana yang diperlukan masyarakat untuk melakukan pengomposan dengan memperhatikan karakteristik masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari studi yang telah dilakukan meliputi: 1. Laju timbulan komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sebesar 0,29 kg/jiwa.hari dan komposisi sampah permukiman terdiri atas 74,43% sampah basah; 8,33% plastik; 7, 49% kertas; 6,71% lain-lain; 1,09% kaca; 0,92% kain; 0,66% logam; 0,22% karet dan 0,15% kayu. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah kering meliputi, bank sampah, kegiatan penyuluhan dan kader lingkungan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah meliputi, pengetahuan masyarakat untuk mengomposkan sampah, media massa, kader lingkungan dan ketersediaan sarana komposter. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan studi mengenai peran serta stake holder yang ada di lingkungan masyarakat terkait dengan kegiatan reduksi sampah beradasarkan partisipasi masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan studi mengenai sistem penerapan bank sampah dan sistem pengomposan terkait dengan karakteristik sosial D-12-6

demografi di Kota Surabaya, sehingga dapat diketahui sistem apa yang paling tepat untuk diterapkan. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada LPPM-ITS yang telah memberikan dana Hibah Penelitian Pendukung Unggulan Tahun 2013 untuk pelaksanaan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya. 2012. Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Surabaya. 2012. Kecamatan Tenggilis Mejoyo dalam Angka. Chakrabarti, S., Majumder, A., Chakrabarti,S. 2009. Public-Community Participation in Household Waste Management in India: An Operational Approach, Journal of Habitat International, Vol. 33, hal. 125-130. Couth, R., Trois, C. 2012. Cost Effective Waste Management Through Composting in Africa, Journal of Waste Management, Vol.32, hal. 2518-2525. Joseph, Kurian. 2006. Stakeholder Participation for Sustainable Waste Management Journal of Habitat International, Vol. 30, hal. 863-871. Martin, M., Williams, I.D., Clark, M. 2006. Social, Cultural and Structural Influences on Household Waste Recycling: A Case Study, Journal of Resource, Conservation and Recycling, Vol.48, hal.357-395. Mbuligwe, S.E., Kassenga,G.R., Kaseva, M.E., Chaggu, E.G. 2002. Potential and Constraints of Composting Domestic Solid Waste in Developing Countries: Findings from a Pilot Study in Dar es Salaam, Tanzania, Journal of Resources, Conservation and Recycling, Vol 36, hal. 45-59. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Tai, J., Zhang, W., Che, Y., Feng, D. 2011. Municipal Solid Waste Source-Separated Collection in China: A Comparative Analysis, Journal of Waste Management, Vol.31, hal.1673 1682. Zhuang,Y., Wu, S-W., Wang,Y-L., Wu,W-X., Chen,Y-X. 2008. Source Separation of Household Waste: A Case Study in China, Journal of Waste Management, Vol.28, hal. 2022-2030. D-12-7