PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN MUDI LIANI AMRAH. Pengaruh Manajemen Jerami Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.). Dibimbing oleh SUGIYANTA Upaya peningkatan produktivitas padi sawah terus dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi beras. Salah satu upaya peningkatan produktivitas padi sawah adalah melalui anjuran pemupukan berimbang dan pemanfaatan potensi bahan organik setempat. Jerami padi merupakan bahan organik yang paling potensial untuk tanaman padi sawah. Manajemen atau pengelolaan jerami dapat dilakukan dengan pembenaman jerami secara langsung di lahan dan dengan pembuatan kompos jerami. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Bogor sejak bulan Agustus 2007 hingga bulan Januari 2008. Model rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 1 faktor yaitu manajemen jerami dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Peubah yang diamati adalah peubah vegetatif yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bagan warna daun. Peubah generatif yang diamati adalah jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir, bobot hasil/rumpun, bobot gabah/rumpun, hasil ubinan serta dugaan hasil per hektar. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan manajemen jerami berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu tinggi tanaman dan bagan warna daun. Selain itu perlakuan manajemen jerami juga berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif dan panjang malai serta hasil ubinan dan dugaan hasil per hektar. Perlakuan kombinasi jerami + 1 dosis pupuk anorganik menghasilkan hasil gabah tertinggi dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan jerami + 1 dosis pupuk anorganik lebih efektif bila dibandingkan dengan perlakuan jerami atau pupuk anorganik secara tunggal serta dengan kombinasi ½ dosis pupuk anorganik. Hasil gabah basah dan kering perlakuan jerami atau kompos jerami saja, perlakuan jerami + ½ dosis pupuk anorganik, perlakuan kompos + ½ dosis pupuk anorganik tidak berbeda dengan pemupukan dosis rekomendasi pupuk anorganik.
i DAFTAR ISI PENDAHULUAN. 1 Latar Belakang 1 Tujuan Percobaan... 3 Hipotesis... 3 Halaman TINJAUAN PUSTAKA... 4 Bahan Organik... 4 Peran Bahan Organik Pada Tanaman Padi... 5 Jerami Padi... 7 BAHAN DAN METODE... 9 Waktu dan Tempat Percobaan... 9 Bahan dan Alat... 9 Metode Percobaan... 9 Pelaksanaan... 10 Pengamatan... 11 HASIL DAN PEMBAHASAN... 13 Keadaan Umum Percobaan... 13 Rekapitulasi Sidik Ragam... 14 Kandungan Hara Bahan Organik... 14 Kandungan Hara Tanah... 15 Pertumbuhan Tanaman... 19 Hasil dan Komponen Hasil... 22 Pembahasan... 27 KESIMPULAN DAN SARAN... 33 Kesimpulan... 33 Saran... 33 DAFTAR PUSTAKA... 34 LAMPIRAN... 37
ii DAFTAR TABEL No. Halaman Teks 1. Hasil Analisis Kandungan Hara Jerami... 15 2. Hasil Analisis Kandungan Hara Kompos... 15 3. Hasil Analisis Tanah... 15 4. Selisih Kandungan Hara Tanah... 16 5. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman Padi Sawah... 19 6. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan Tanaman Padi Sawah... 20 7. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Diagram Warna Daun Tanaman Padi Sawah... 21 8. Persentase Jumlah Anakan Produktif... 22 9. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Komponen Hasil Tanaman Padi Sawah... 23 10. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jerami/rumpun Padi... 24 11. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot gabah/rumpun Padi... 25 12. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Ubinan dan Dugaan Hasil/ha Padi... 26 13. Persen Peningkatan Hasil... 26 14. Efektivitas Agronomi... 27 Lampiran 1. Data Iklim Bulan Agustus Desember 2007... 38 2. Kriteria Sifat Kimia Tanah Berdasarkan PPT (1983)... 38 3. Rekapitulasi Sidik Ragam... 39 4. Deskripsi Varietas Way Apoburu... 41 5. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 3 MST... 43 6. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 4 MST... 43 7. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 5 MST... 43 8. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 6 MST... 43 9. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 7 MST... 44 10. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat 8 MST... 44 11. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Tinggi Tanaman saat panen... 44 12. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami
Terhadap Jumlah Anakan saat 3 MST... 44 13. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan saat 4 MST... 45 14. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan saat 5 MST... 45 15. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan saat 6 MST... 45 16. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan saat 7 MST... 45 17. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan saat 8 MST... 46 18. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 3 MST... 46 19. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 4 MST... 46 20. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 5 MST... 46 21. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 6 MST... 47 22. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 7 MST... 47 23. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Warna Daun saat 8 MST... 47 24. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Anakan Produktif... 47 25. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Jumlah Gabah/malai... 48 26. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Panjang Malai... 48 27. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot 1000 butir... 48 28. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Basah Gabah?Rumpun... 48 29. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Kering Gabah/Rumpun... 49 30. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Basah Rumpun... 49 31. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Kering Rumpun... 49 32. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Basah Ubinan... 49 33. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Kering Ubinan... 50 34. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jeram Terhadap Bobot Gabah Kering Panen... 50 35. Sidik Ragam Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Bobot Gabah Kering Giling... 50 36. Hasil Analisis Tanah Awal dan Akhir... 51 iii
37. Sidik Ragam ph Tanah di Awal Percobaan... 51 38. Sidik Ragam C-organik Tanah di Awal Percobaan... 51 39. Sidik Ragam Nitrogen Tanah di Awal Percobaan... 52 40. Sidik Ragam Fosfor Tanah di Awal Percobaan... 52 41. Sidik Ragam Kalium Tanah di Awal Percobaan... 52 42. Sidik Ragam ph Tanah di Akhir Percobaan... 52 43. Sidik Ragam C-organik Tanah di Akhir Percobaan... 52 44. Sidik Ragam Nitrogen Tanah di Akhir Percobaan... 53 45. Sidik Ragam Fosfor Tanah di Akhir Percobaan... 53 46. Sidik Ragam Kalium Tanah di Akhir Percobaan... 53 iv
v DAFTAR GAMBAR No. Halaman Teks 1. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap ph Tanah... 17 2. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Kandungan C-Organik Tanah... 17 3. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Kandungan N-total Tanah... 18 4. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Kandungan Fosfor Tanah... 18 5. Pengaruh Perlakuan Manajemen Jerami Terhadap Kandungan Kalium Tanah... 19 Lampiran 1. Denah Petak Percobaan... 42
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia yaitu sebesar 96.87%. Permintaan terhadap beras akan mengalami peningkatan sebesar 2.23% per tahun, dan menurut Arafah et al. (2003) proyeksi permintaan beras pada tahun 2010 adalah sebesar 41.50 juta ton. Selanjutnya dikatakan bahwa defisit beras akan meningkat sekitar 13.50% per tahun (12.78 juta ton pada tahun 2010) apabila tidak dilakukan peningkatan produktivitas dan perluasan areal. Produksi beras nasional pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 0.1 juta ton/ha yaitu 4.6 juta ton/ha pada tahun 2007 menjadi 4.7 juta ton/ha (Deptan, 2007). Produktivitas padi sawah mengalami peningkatan 0.07 ton/ha (1.43 %) yaitu pada tahun 2006 sebesar 4.82 ton/ha menjadi 4.89 ton/ha pada tahun 2007. Indonesia pernah menjadi swasembada beras pada tahun 1984 (Pujo, 2003). Prasetyo (2002) menyatakan bahwa proses pencapaian swasembada beras tersebut tidak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah, misalnya dalam penggunaan benih unggul, teknologi pemupukan, pengendalian organisme penganggu, dan sebagainya. Akan tetapi kebutuhan beras yang semakin meningkat karena jumlah penduduk yang bertambah dan terjadi pergeseran menu dari non-beras ke beras mendorong pemerintah untuk mencari terobosan baru guna meningkatkan produksi pangan yang bersifat massal dan integral (Pujo, 2003). Upaya peningkatan produksi padi diawali dengan adanya program revolusi hijau pada tahun 1960. Teknologi revolusi hijau telah mentranformasikan pertanian menjadi pertanian berinput luar tinggi (High External Input Agriculture, HEIA). Dengan ditanamnya varietas modern berdaya hasil tinggi, respon terhadap pemupukan, dan tahan terhadap serangan jasad penganggu maka produksi padi akan meningkat dengan cepat. Namun demikian, teknologi revolusi hijau menimbulkan berbagai masalah seperti leveling off, rendahnya keuntungan petani karena tingkat biaya input yang tinggi, masalah-masalah lingkungan, dan kesehatan serta ketidakseimbangan hara dan hama serta penyakit (Minami, 1997). Masalah-masalah tersebut telah mendorong pemikiran untuk melaksanakan pertanian berkelanjutan berinput luar
2 rendah (Low External Input Sustainable Agriculture, LEISA) atau pertanian organik (organic farming). Dalam pertanian organik terdapat penambahan bahan organik sebagai suatu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman untuk meningkatkan dan mengoptimalkan manfaat pupuk sehingga efisiensinya meningkat. Bahan organik tanah merupakan hasil penimbunan sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan serta mempertahankan kesuburan tanah. Untuk tanaman padi sawah, jerami merupakan bahan organik yang paling potensial keberadaannya bagi usaha tani padi sawah (Cho dan Kobata, 2000). Pemanfaatan atau pengelolaan jerami dapat dilakukan dengan pengangkutan jerami ke luar lahan, pembakaran jerami di lahan, pembenaman jerami, ataupun dengan pengomposan jerami. Penurunan hasil padi pada lahan persawahan yang terus menerus diusahakan sering terjadi terutama bila jeraminya ikut terangkut. Pengangkutan jerami pada saat panen mengurangi tingkat kesuburan tanah karena sebagian besar bahan organik dan unsur hara tanah diangkut ke tempat lain sehingga dalam jangka panjang kesuburan tanah akan menurun. Pengembalian jerami padi atau pemberian bahan organik diharapkan dapat memperbaiki keseimbangan unsur hara sehingga kelestarian kesuburan lahan sawah dapat dipertahankan. Di Indonesia, jerami dibakar atau diangkut ke luar lahan karena alasan untuk menghilangkan kesulitan pada saat pengolahan tanah, mengendalikan hama dan penyakit, menghemat tenaga atau untuk pakan ternak serta untuk keperluan lainnya. Penambahan bahan organik dapat menekan penggunaan pupuk anorganik. Bahan organik diperlukan untuk mempertahankan kesuburan tanah dengan menjaga dan meningkatkan fungsi mikroorganisme di dalam tanah sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah juga meningkatkan efektivitas pemupukan. Oleh karena itu pengelolaan bahan organik pada padi sawah yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas padi. Adanya penambahan bahan organik dapat meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga pertumbuhan dan hasil padi dapat meningkat. Pada percobaan
3 ini diteliti pengaruh manajemen jerami yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan manajemen jerami dan penambahan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L). Hipotesis Perlakuan manajemen jerami berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.).