BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai dan kedua kakinya dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh akan melakukan push-up kemudian tarik kedua kaki sehingga kembali ke sikap jongkok dan kembali berdiri tegak dan melompat. Keseluruhan gerakan tersebut dilakukan secepat mungkin dengan frekuensi sebanyak mungkin. Tujuannya adalah melatih dan mengubah posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak). Dan juga Latihan Squat Trust adalah untuk melatih kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Menurut Ismaryati (2008:41) Ciri pada latihan Squat Trust yaitu pelaksanaannya tidak terlalu sulit karena tidak memerlukan tempat yang luas dan juga jumlah beban relative lebih ringan dimana waktu ditentukan, sehingga irama pelaksanaan dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip penekanan terhadap kecepatan gerakan akan memberikan peluang yang baik dalam rangka peningkatan speed strength atau power. Upaya untunk mengangkat beban dalam tempo waktu tertentu akan merangsang kerja otot terhadap kondisi latihan yang diberikan.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut: 1. Jongkok sambil menumpukan kedua lengan dilantai 2. Pandangan ke arah depan 3. Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan terangkat. 4. Dengan serentak, kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula dan melompat. 5. Latihan ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama. Gambar 1. Cara melakukan Squat Trust (Joko Purwanto, 2004: 41) 2.2 Hakikat Latihan Kekuatan Otot Lengan 1. Pengertian kekuatan Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja maksimal (Nuril
Ahmadi, 2007: 65). Sedangkan menurut Nurhasan (2005: 3) kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal. Jadi kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan beban sewaktu bekerja secara maksimal. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja maksimal (Nuril Ahmadi, 2007: 65). Menurut Agus Mahendra yang dikutip Duwiyanto (2009: 11) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Beliau juga menyebutkan bahwa kekuatan otot merupakan kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera. Kekuatan juga bisa menjadikan atlet bisa lari lebih cepat, melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul, menendang lebih keras dan lain-lain. Rusli Lutan dkk (2000: 66) Kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban dalam satu usaha. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) Sedangkan Menurut Len Kravitz (2001: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik. Menurut
Harsono (1988: 176) kekuatan otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk membangkitkan tegangan dengan suatu tahanan dan mengangkat beban. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul, menendang lebih keras dan melindungi atlet dari kemungkinan cidera. 2. Kekuatan otot lengan Kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban dalam satu usaha. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) dan juga Menurut Len Kravitz (2001: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik. Kekuatan otot lengan di dalam cabang olahraga dibutuhkan untuk mengontrol kekerasan pukulan dalam suatu cabang olahraga. Semakin kuat lengan digunakan memukul maka semakin mudah dalam mengontrol kekuatan pukulan, sehingga dapat diarahkan pada bidang yang diinginkan. Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk membangkitkan tegangan dalam suatu tahanan dan mengangkat beban. Pada dasarnya Kekuatan Otot Lengan dapat menunjang segala aktifitas baik di dalam latihan maupun didalam pertandingan maka pengertian kondisi Kekuatan Otot Lengan adalah meliputi keadaan jasmani setiap atlit Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam menyusun program pembinaan perlu ada penyusunan latihan kondisi
Kekuatan Otot Lengan secara sistimatis dan teratur, sehingga dapat melakukan gerakan seefisien mungkin. Tujuan pemberian latihan kondisi Kekuatan Otot Lengan adalah meningkatkan kemampuan latihan Kekuatan Otot Lengan untuk dapat melakukan gerakan-gerakan sampai kebatas maksimal sehingga dapat mencapai perestasi dari gerakan yang dimaksud. Peningkatan kemampuan Kekuatan Otot Lengan adalah melalui peningkatan kemampuan kerja organ-organ tubuh. Setiap kegiatan dalam bidang olahraga khususnya latihan kondisi Kekuatan Otot Lengan mempunyai mamfaat yang berkelanjutan, artinya sasaran terakhir adalah dapat melakukan tehnik maupun taktik dalam olahraga tersebut dengan baik. Satu kenyataan yang peraktis dalam suatu olahraga membutuhkan kemampuan Kekuatan Otot Lengan ialah bila menghadapi lawan yang mempunyai kekuatan maupun kemampuan yang seimbang, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu stamina dan daya tahan merupakan unsur kemampuan Kekuatan Otot Lengan yang harus dimiliki oleh seorang pemain. Jadi untuk melaksanakan latihan kondisi Kekuatan Otot Lengan perlu mengetahui prinsip-perinsip umum pelaksanaan. Hal ini disebabkan tidak kurang kekecewaan yang dialami oleh seorang atlit apabila latihan yang telah diberikan atau dijalankan tidak memberi hasil yang memuaskan. Suharno HP menyimpulkan dalam 4 (empat) pokok perinsip latihan kondisi sebagai berikut : 1. Berlatih yang kontinyu sepanjang tahun, jangan berlatih terus menerus setiap hari, kemudian dua bulan berhenti tidak berlatih sama sekali.
2. Berlatih dengan perinsip Interval, agar baik dan efektif terhadap anatomis pshycologis pemain. 3. Berlatih dengan badan/loading yang selalu meningkat sedikit demi sedikit sesuai dengan hukum adaptasi dan super konpensasi jasmani. 4. Berlatih dengan prinsip individu dimana setiap pemain mempunyai sifat kemampuan yang berbeda-beda dalam menjalankan latihan (Suharno HP, tahun 1976. hal. 2) Pelaksanaan latihan kondisi Kekuatan Otot Lengan diarahkan sehingga kondisi tubuh dapat meningkat menuju apa yang diharapkan. Pada umumnya jenis-jenis latihan kondisi Kekuatan Otot Lengan dikatagorikan atas 3 bentuk latihan yaitu: latihan Kekuatan Otot Lengan, latihan tehnik dan latihan strategi dan taktik. Kekuatan otot Lengan adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dangan menahan beban yang diangkatnya (Sajoto, 1988). Besar kecilnya otot sangat mempengaruhi besarnya tenaga yang dimiliki sesorang, suatu kenyataan bahwa pemain yang memiliki tulang panjang, tetapi tidak didukung otot yang besar tidak akan memilki kekuatan yang besar, semakin besar otot seseorang makin kuat pula otot tersebut. Faktor ukuran ini, baik besar maupun panjangnya sangat dipengaruhi oleh pembawaan atau keturunan, walaupun ada bukti bahwa latihan kekuatan otot dapat menambah jumlah serabut otot, namun ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut
otot akibat suatu latihan, (Sajoto,1988). Latihan yang cocok untuk meningkatkan Kekuatan Otot Lengan adalah latihan tahanan (resistance exercise), dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, beban itu bisa beban anggota tubuh kita sendiri ataupu bobot dari luar. Apabila kekuatan otot lengan yang dimiliki seseorang tidak bagus, maka hal ini dapat menjadikan halangan bagi seseorang tersebut untuk meraih prestasi yang maksimal. Seperti yang dijelaskan Ramer Masteris dalam bahan penataran dan penyegaran bagi pelatih tingkat dasar Perbasi (2005) bahwa, "Keindahan penyelesaian aktivitas penyerangan yang memperagakan kekuatan dangan kemampuan tersebut yang kuat dan cepat akan terus menjadi nilai plus bagi olahraga itu sendiri. Konsekuensi ini adalah penyesuian terhadap kemampuan fisik yang sangat berpengaruh yaitu speed endurance yang mana diikuti kemampuan power terutama kekuatan otot lengan". Berdasarkan uraian di atas, maka sangat perlu diperhatikan dalam sebuah cabang olahraga harus memiliki kekuatan otot lengan karena merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat di butuhkan dalam dalam sebuah cabang olahraga. Menurut pendapat Poerwadarminto (1984) bahwa lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu. Mengaktifkan otot lengan sebagai otot keseluruhan tangan dari pangkal lengan atas sampai pada ujung tangan. Dalam penelitian yang dimaksud kekuatan otot lengan adalah kekuatan yang ada pada semua otot atau sekelompok otot yang terdapat pada lengan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Gorontalo mulai dari bahu sampai pada ujung jari-jari.
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk melakukan kontraksi atau gerakan. 2.3 Hakikat Latihan Power Otot Tungkai Power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan gerak secara eksplosif. Daya ledak otot menurut Mochamad Sajoto (1988: 58) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan hampir semua cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang menuntut atletnya mempunyai daya ledak otot, seperti dalam cabang atletik, bela diri, olahraga permainan, dan sebagainya. Hal ini dijelaskan oleh Harsono (2008: 200). Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atletnya harus menggerakkan tenaga yang eksplosif seperti cabang olahraga beladiri khususnya pada kategori tanding. Juga dalam cabang-cabang olahraga yang mengharuskan atletnya untuk menolak dengan kaki, seperti nomor-nomor lompat dalam atletik, sprint, bola voli (untuk smash), dan nomor-nomor yang ada unsur akselerasi (percepatan) seperti balap lari, balap sepeda, mendayung, renang dan sebagainya. Power adalah besarnya usaha yang dilakukan dalam satuan waktu. Power merupakan hasil usaha dalam satuan unit waktu, yang dilakukan ketika kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu. Menurut Bowers dan Fox dalam Mulyana (2011: 4)
Pengertian power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat. oleh Harsono (2001: 24). Selanjutnya power dijelaskan oleh Matjan et al (2007: 14) bahwa : tenaga ledak otot (muscle power) adalah suatu tingkat kemampuan otot melepaskan tenaga sebesar-besarnya dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai power, maka dapat disimpulkan bahwa power adalah perpaduan atau penggabungan antara kekuatan dan kecepatan. Maksudanya kekuatan dapat dikatakan power apabila dilakukan dengan sangat cepat. Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga pencak silat, komponen kondisi fisik power perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama power tungkai. Karena untuk mencapai prestasi puncak bukan hanya kekuatan saja yang diperlukan, tetapi diperlukan juga peningkatannya bagi komponen fisik kekuatan ini, yaitu power. Dan kekuatan merupakan dasarnya untuk membentuk power. Sesuai pendapat Harsono (2008: 177) bahwa strength tetap merupakan dasar (basis) dari power dan daya tahan otot. Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower body) yang tersusun oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, tulang pangkal kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki. Fungsinya sebagai penahan beban anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala bentuk gerakan ambulasi. Adapun fungsi tungkai menurut Damiri (2004: 5) menyatakan bahwa: tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, tungkai berfungsi untuk menahan berat badan bagian atas, tungkai berfungsi untuk memindahkan tubuh (bergerak), tungkai
berfungsi untuk menggerakkan tubuh kearah atas, dan tungkai dapat berfungsi untuk menendang, dan lain sebagainya. Power tungkai adalah perpaduan atau kombinasi antara kecepatan dan kekuatan untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi, daya ledak atau power tungkai yang diukur dengan menggunakan tes Jump DF yaitu meloncat ke atas setinggi-tingginya tanpa awalan dengan satuan centimeter (CM). 2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan terhadap kekuatan otot lengan dan power otot tungkai dengan menggunakan latihan Squat Strust. Metode penelitian yang di gunakan adalah observasi dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan metode 3x pertemuan dalam satu minggu. Peneliti melakukan observasi terhadap subjek sebelum dilakukan penelitian. Subjek diberikan beban latihan dengan menggunakan latihan squat trust mampu melakukan kekuatan otot lengan dan power otot tungkai dalam cabang olahraga. Kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban dalam satu usaha. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4). Menurut Len Kravitz (2001: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik. Kekuatan otot lengan di dalam servis dibutuhkan untuk mengontrol kekerasan pukulan atau jauh dekatnya hasil servis, sehingga bola dapat diarahkan pada bidang yang diinginkan. Semakin kuat
lengan pemukul maka semakin mudah dalam mengontrol kekerasan pukulan atau jauh dekatnya hasil servis, sehingga bola dapat diarahkan pada bidang yang diinginkan. Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk membangkitkan tegangan dalam suatu tahanan dan mengangkat beban. Power merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, sehingga untuk meningkatkan power maka faktor kekuatan dan kecepatan harus ditingkatkan bersama-sama melalui program yang sistematis. Menurut Moch. Asmawi (2006:18). Kekuatan merupakan komponen biomotor yang paling utama, karena dengan kekuatan dapat meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, kekuatan dapat menentukan kualitas hidup, karena tanpa kekuatan yang memadai, maka kegiatan yang bersifat mendasar menjadi sulit dan tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa dengan bantuan kekuatan. Dengan kekuatan seseorang akan dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh, memukul lebih keras serta dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Sedangkan kecepatan merupakan komponen fisik yang juga esensial, alat atau anggota badan yang berpindah, gerakan perlawanan otot yang kecepatan menjadi faktor penentu dalam mencapai garis finish pada saat berlari. Selanjutnya setelah dilakukan pengolahan dan analisis terhadap data dengan pendekatan statistik deskriptip menunjukan bahwa kekuatan otot lengan dan power otot tungkai memiliki hubungan yang positif terhadap olahraga. Hal ini ditunjukan dengan hasil penghitungan melalui koefesien korelasi, serta diuji kekuatan otot
lengan dan power otot tungkai yang menunjukan adanya nilai positif pada beberapa variabel yaitu kekuatan otot lengan dan power otot tungkai tehadap cabang olahraga. Berdasarkan pada tinjauan teoritis yang menjelaskan bahwa kekuatn otot lengan dan power otot tungkai sangat berpengaruh dalam cabang olahraga. 2.5 Kerangka Pikir Dalam kerangka berpikir akan dikemukakan beberapa hal yang didasarkan pada landasan teori yang berkaitan dengan variabel-variabel yang menjadi objek penyelidikan. Selain itu karangka berpikir juga merupakan dasar-dasar pemikiran bagi peneliti yang akan dikembangkan dalam penelitian. Berdasarkan pada teori-teori, dibuatlah konsep kerangka berpikir sebagai dasar pemikiran yang akan dikembangkan dalam penelitian, dan selanjutnya akan diturunkan dalam bentuk praduga yang diharapkan dari hasil penelitian. Adapun konsep kerangka berpikir yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut adalah : 1. Jika seseorang bisa melakukan Push-Up sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik dan dan juga bisa melakukan Squat Trust sebanyak mungkin, maka diduga mempunyai kekuatan otot lengan yang baik. 2. Jika seseorang bisa melakukan lompatan yang tinggi dan juga bisa melakukan Squat Trust sebanyak mungkin, maka diduga mempunyai Power Otot tungkai yang baik pula.
2.6 Hipotesis Penelitian Suatu kebenaran yang bermaksud untuk menguji kebenaran itu sendiri, maka harus menggunakan penentu untuk memperjelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Penuntun itulah yang disebut hipotesis atau anggapan dasar. Angapan dasar sekaligus sebagai jawaban sementara diri masalah yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1993: 62) bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sebagai jawaban semantara atas dugaan yang terdapat dalam karangka berpikir perlu dikemukakan agar dijadikan dasar untuk mencapai jawaban sementara atau hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh Pelatihan Squat Trust terhadap kekuatan otot lengan. 2. Terdapat pengaruh Pelatihan Squat Trust terhadap Power Otot Tungkai.