BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pensiun merupakan masa dimana seorang pegawai tidak lagi aktif di pekerjaannya. Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi dimasa pensiun. Keadaan tanpa penghasilan tetap ini dialami seseorang karena beberapa sebab yaitu memasuki usia tak produktif, kematian, berhenti bekerja sebelum usia pensiun, cacat yang mengakibatkan tidak bisa bekerja (Futami, 1993). Program dana pensiun merupakan program perencanaan masa depan suatu perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang di masa tua atau untuk mengantisipasi kesulitan ekonomi yang mungkin terjadi jika dia tidak lagi mempunyai penghasilan tetap. Di Indonesia program dana pensiun lahir pada tanggal 20 April 1992 dengan berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UUDP). Program dana pensiun dinilai sangat penting dalam peranya sebagai tonggak pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa perusahaan telah menjamin kesejahteraan pegawainya di masa tua dengan menyelenggarakan program dana pensiun (Atiken, 1994). Besar iuran yang harus dibayarkan oleh pegawai disebut dengan iuran normal. Pembayaran iuran normal dibayar dengan pemotongan gaji pegawai, kemudian iuran tersebut digunakan untuk investasi selama masa aktif kerja, yang 1
memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang cukup untuk membayar manfaat dari program dana pensiun, manfaat itu sendiri adalah sejumlah uang yang diterima pegawai yang telah mencapai usia pensiun, yang akan diberikan setiap tahunya hingga meninggal dunia dan pemberian manfaat tersebut dilakukan setelah masa aktif kerja pegawai habis atau dinyatakan pensiun sebelum masa aktif kerja habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mempersiapkan atau memperhitungkan pembayaran anuitas bagi pegawai dalam program dana pensiun. Berdasarkan itu perlu dilakukan perhitungan untuk memproyeksikan dana yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar uang pensiun pegawainya. Besar iuran dan manfaat yang dikeluarkan dan diterima pegawai dapat dihitung menggunakan metode aktuaria. Metode perhitungan yang dapat digunakan antara lain Accrued Benefit Cost dan Cost Prorate. Perbedaan yang sangat mendasar pada metode ini terletak pada kewajiban aktuaria dan iuran normal (Sujono, 2013). Accrued Benefit Cost adalah metode dengan pembagian total manfaat pensiun dan biaya iuran dan akan cenderung meningkat seiring pertambahan usia (Nor, 2008). Cost Porate adalah metode pendanaan pensiun yang perhitungan manfaat pensiunya berdasarkan masa kerja dan gaji pegawai, metode Cost Prorate terbagi menjadi dua yaitu Constant Dollar dan Constant Percent, Constant Dollar dapat digunakan dalam perhitungan dana pensiun tanpa menggunakan besarnya gaji pegawai, sedangkan Constant Percent digunakan dengan perhitungan nilai sekarang dari manfaat yang akan datang dihitung berdasarkan presentase tetap dari rata-rata gaji pegawai selama masa kerja peserta dari usia pertama kali masuk menjadi pegawai hingga 2
pensiun. Disini diperlihatkan bahwa Constant Dollar tidak menggunakan asumsi gaji, yang artinya untuk penentuan manfaatnya tidak bergantung pada gaji pegawai, sehingga iuran yang dibayarkan pegawai belum tentu baik karena iuran yang yang dibayarkan dapat terlalu murah ataupun terlalu mahal (Adriani, 2009). Penulis memilih metode Cost Prorate Constant Percent dalam penelitian ini karena dalam perhitungan aktuarianya lebih kompleks dan lebih lengkap penggunaan bilangan aktuarianya dimana di metode ini dihitung menggunakan akumulasi gaji pegawai saat ini dan saat usia pensiun, manfaat pensiun yang bergantung dengan gaji pegawai, nilai tunai manfaat yang bergantung gaji pegawai, iuran yang bergantung gaji pegawai dan kewajiban aktuaria yaitu dana yang harus dipersiapkan perusahaan untuk menanggung manfaat pegawai yang akan diterima. Sehingga dengan metode Cost Prorate Constant Percent diharap pegawai lebih sejahtera dalam memenuhi biaya iuran yang dibayarkan. Nilai suku bunga sampai saat ini dalam beberapa referensi dan aplikasinya masih menggunakan suku bunga konstan (Nor, 2008). Kondisi ini kurang realistis mengingat dana pensiun merupakan investasi jangka panjang yang seharusnya sudah memperhatikan fluktuasi suku bunga, seperti BI rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan pergerakan suku bunganya mengikuti pergerakan suku bunga dunia, pergerakan suku bunganya cenderung fluktuatif, sehingga jika dalam penerapan menggunakan suku bunga konstan, maka penentuan bilangan-bilangan aktuaria tidak terlalu mencerminkan kenyataan yang ada. Sebagai akibatnya, penentuan iuran bisa terlalu mahal atau terlalu murah. 3
Model yang menggunakan suku bunga stokastik adalah model Cox Ingersoll Ross (CIR) dan model Vasicex (Andersen, 1996). Dalam penggunaannya model Vasicek masih memiliki kelemahan yaitu nilai suku bunga dapat negatif sedangkan untuk model Cox Ingersoll Ross (CIR) nilai suku bunganya selalu bersifat positif, oleh karena itu dalam proses penerapan dalam perhitungan dana pensiun dipilih model Cox Ingersoll Ross (CIR). Hasil dari perhitungan bilanganbilangan aktuaria diharapkan dapat memperediksi besarnya iuran, manfaat, dan kewajiban aktuaria yang sesuai dengan keadaan yang ada. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana menghitung besar iuran yang dibayarkan, manfaat pensiun yang akan diterima oleh pegawai, dan kewajiban aktuaria yang harus dipersiapkan perusahaan menggunakan metode Cost Prorate Constant Percent dengan suku bunga stokastik model Cox Ingersoll Ross. 2. Bagaimana perbandingan perhitungan dana pensiun menggunakan suku bunga model Cox Ingersoll Ross dan suku bunga konstan terhadap BI rate. 4
C. Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Mengetahui besar besar iuran yang dibayarkan, manfaat pensiun yang akan diterima oleh pegawai, dan kewajiban aktuaria yang harus dipersiapkan perusahaan menggunakan metode Cost Prorate Constant Percent dengan suku bunga stokastik model Cox Ingersoll Ross. 2. Mengetahui perbandingan perhitungan dana pensiun menggunakan suku bunga model Cox Ingersoll Ross dan suku bunga konstan terhadap BI rate. D. Manfaat Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan mengenai model perhitungan dana pensiun menggunakan metode Cost Prorate Constant Percent dengan suku bunga stokastik model Cox Ingersoll Ross pada penelitian ini, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat karya ilmiah yang terkait dengan dana pensiun. 2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta, dapat menambah referensi mengenai penerapan metode Cost Prorate Constant Percent dan metode Cox Ingersoll Ross. 5