PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XII IPA SMAN I BATANG KAPAS TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 Oleh: Nina Tri Rahayu*), Dewi Yuliana Fitri**), Hafizah Delyana**) *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ========================================================== ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar matematika siswa yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Information Search lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XII IPA SMAN 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Random terhadap Subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMAN 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari enam kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas XII IPA 5 dan sebagai kelas kontrol adalah kelas XII IPA 6. Hasil uji hipotesis yang diperoleh pada α = 0,05 yaitu = 3,05 dan = 1,67, maka hipotesis yang diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe information search lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XII IPA SMAN 1 Batang Kapas. Kata Kunci: Hasil Belajar, Information Search ========================================================== PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang menjadi sarana untuk berfikir kritis, kreatif, logis, sistematis dan memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya. Matematika adalah mempersiapkan siswa agar dapat memahami konsep matematis, menggunakan penalaran dengan pola dan sifat, mampu menyelesaikan masalah-masalah matematika, mampu mengkomunikasikan matematika dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 januari 2016 di kelas XI IPA yang terdaftar di kelas XII
SMAN 1 Batang Kapas, terlihat bahwa proses pembelajaran masih terpusat pada guru, dan menyebabkan pembelajaran yang terjadi hanya satu arah yaitu dari guru kesiswa dan siswa kurang berani untuk bertanya masih malu-malu dan kurang percaya diri saat diminta untuk mengerjakan latihan dipapan tulis, siswa kurang aktif sewaktu mengikuti pelajaran dan malas bertanya ataupun mengeluarkan pendapat bila tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan. Hal ini disebabkan karena rendahnya motifasi siswa untuk belajar dengan itu hasil belajar siswa yang masih rendah. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengerjakan latihan yang diberikan dan tidak malu-malu untuk tampil di depan kelas, dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Information Search. Menurut Silberman (2009: 152) siswa mencari informasi sebanyakbanyaknya dari beberapa sumber dimana informasi tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan kepada mereka dan membagikan informasi yang mereka dapat kepada temannya dengan cara berdiskusi. Strategi ini dapat mendorong siswa berani tampil di depan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Information Search lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran. konvensional di kelas XII IPA SMAN 1 Batang Kapas. Penelitian relevan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah Tensia (2014) dengan judul penelitiannya Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Pencarian Informasi Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Perti Padang. Hasil penelitiannya dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe pencarian informasi lebih baik dari pada menerapkan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 pada tanggal 31 Agustus sampai 15 September 2016 di kelas
XII IPA SMAN 1 Batang Kapas. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek seperti terlihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Rancangan Penelitian Tes Kelas Perlakuan Akhir Eksperimen X O Kontrol - O Sumber : Arikunto (2010:126 ) Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu berupa pembelajaran aktif tipe information search O : Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan materi pelajaran yang diberikan selama penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang terdaftar di kelas XII IPA SMAN I Batang Kapas tahun pelajaran 2016/2017. Sampel diambil secara acak, terpilih kelas XII IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII 6 sebagai kelas kontrol. Instrumen (alat pengumpul data) yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir dalam bentuk esai yang mengandung indikator hasil belajar dengan pedoman penskoran pada Iryanti (2004:14). Sebelum dilakukan tes akhir, dilakukan uji coba soal tes di SMAN 2 Batang Kapas diperoleh tes memiliki r 11 = 0,763. Berdasarkan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:239), maka soal tes dikatakan reliabel. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan ujit satu pihak. Sebelum melakukan uji t satu pihak dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada kelompok sampel. Pengujian berpedoman pada rumus yang dilakukan oleh Sudjana (2005:239). Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Data mengenai hasil belajar matematika siswa melalui tes akhir hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Rata-rata ( X ), Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (Xmaks), Skor Terendah (Xmin) Pada Kelas Sampel Kelas Sampel X maks X mi n Eksperimen 78,12 12,89 100 50 Kontrol 66,6 16,57 89 26 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen yaitu 78,12 lebih tinggi dari pada ratarata siswa kelas kontrol yaitu 66,6 dari 31 orang siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50, dan dari 30 orang siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 26. Simpangan baku kelas kontrol lebih tinggi yaitu 16,57 dari pada simpangan baku kelas eksperimen yaitu 12,89 berarti kelas kontrol memiliki nilai yang beragam dari pada kelas eksperimen. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan kriteria, sedangkan uji homogenitas menggunakan uji F dengan kriteria pengujian adalah terima jika ( α )( ) ( ) ( α )( ) ( ) karena 0,48, maka terima berarti dapat disimpulkan bahwa sampel mempunyai variansi yang homogen. Hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung = 3,05 dan t tabel = 1,67 pada α = 0,05 berarti > maka ditolak. sehingga dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Information Search lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Pelaksanaan pembelajaran aktif tipe Information Search pada pertemuan pertama belum terlaksana dengan baik. Ketika pembagian kelompok suasana kelas menjadi ribut dikarenakan ada beberapa siswa yang kurang suka dengan anggota kelompok mereka, namun setelah diberi pengarahan barulah siswa bisa menerima dan pembelajaran dilanjutkan. Pada saat diskusi siswa
kurang serius, selain itu juga siswa lama membuat materi pada lembaran kerja karena masih ragu-ragu untuk menulisnya, kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas adalah siswa yang terpilih secara acak. Pertemuan kedua proses pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik. Siswa duduk berdasarkan kelompok yang sudah dibagi sebelumnya. Siswa mengerjakan lembaran kerja yang dbagikan guru secara kelompok dan mempresentasikan di depan kelas. Pertemuan ketiga dan pertemuan ke empat proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Pada saat diskusi siswa sudah serius dan siswa sudah berani tampil di depan kelas dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Gambaran hasil tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari jawaban tes akhir siswa. Salah satu contoh Contoh jawaban tes akhir siswa berkemampuan tinggi kelas eksperimen yang ditampilkan dari soal pada Gambar 1. Tentukan daerah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan pertidaksamaan linear dua variabel berikut ini Gambar 1. Hasil Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu menjawab soal nomor 1, sehingga siswa tersebut sudah dapat dikatakan bahwa siswa tersebut sudah paham dengan materi pertidaksamaan linear dua variabel dengan benar sehingga siswa mendapatkan skor 15 dimana bobot soalnya 5 dengan skala 3 untuk skor maksimal adalah 15. Sedangkan contoh jawaban tes akhir siswa yang berkemampuan tinggi pada kelas kontrol terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi pada kelas kontrol dapat menentukan dari titik potong dengan sumbu y dan sumbu x, tetapi jawaban siswa masih belum lengkap seperti terlihat dari jawaban siswa yang melakukan kesalahan dalam mencari hasilnya dan menentukan daerah himpunan pertidaksamaan linear dua variabel. Sehingga mendapatkan skor 10 dengan bobot 5 dan skala 2. Berdasarkan dari kedua jawaban tes akhir terlihat bahwa siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol, nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dan diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Information Search lebih baik dari pada hasil belajar siswa dikelas kontrol. KESIMPULAN kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Information Search lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XII SMAN 1 Batang Kapas. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Silberman, Melvin L.(2009). Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito Tensia, Legina (2014) Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Pencarian Informasi Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Perti Padang Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil