DERIVATIONAL AFFIXES FORMING LANGUAGE MINANGKABAU DIALECT MANSION DISTRICT KAMANG MAGEK

dokumen-dokumen yang mirip
INFLECTION LANGUAGE OF MALAY DIALECT OF KUANTAN SINGINGI DISTRICT GUNUNG TOAR

HEADLINE RIAU PREFIXES IN THE POS ISSUE 10 JUNE TO 30 JUNE 2016

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA MORFEM SUB DIALEK BAHASA MELAYU MASYARAKAT SEKANAH KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK DESA LANJUT KECAMATAN SINGKEP PESISIR KABUPATEN LINGGA

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

DERIVASI DALAM ROMAN DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH KARYA HAMKA JURNAL

THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT RANTAU PANJANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS AFIKSASI SUBDIALEK BAHASA MELAYU PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA KEPULAUAN RIAU

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK SAWANG KELURAHAN SAWANG KECAMATAN KUNDUR BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT SUB DIALEK MELAYU PANCUR KABUPATEN LINGGA

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN MORFEM BAHASA MELAYU SUB DIALEK BINTAN PESISIR (DESA KELONG-DESA NUMBING)

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

THE AFFIXATION LANGUAGE OF MALAY IN KOBA LITERATURE ORAL PEOPLE OF RIAU (In Dialect Districts Rokan Hilir)

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

ANALISIS REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA DALAM DIALEK BAHASA MELAYU DESA PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

ANALISIS REDUPLIKASI BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

ANALISIS AFIKSASI SUB DIALEK MELAYU TEMBELING KAMPUNG GUNTUNG KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUBDIALEK TAMBELAN KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

AFIKS DERIVASIONAL DAN INFLEKSIONAL BAHASA SOBEY DI KABUPATEN SARMI PROVINSI, PAPUA

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

ANALISIS PENGGUNAAN KONFIKS PER-AN

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

REDUPLICATION LANGUAGE BATAK TOBA

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. menelanjangi aspek-aspek kebahasaan yang menjadi objek kajiannya. Pada akhirnya, fakta

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONFIKS DENGAN TEKNIK CLOSE DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

Fonologi Dan Morfologi

PROSES MORFOLOGIS KATA MINTA DAN SINONIMNYA. Siti Azizah*), Ary Setyadi, dan Sri Puji Astuti

INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DI NAGARI LUBUK BUNTA, KECAMATAN SILAUT, KABUPATEN PESISIR SELATAN.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

JURNAL. Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar

KESALAHAN AFIKS DALAM CERPEN DI TABLOID GAUL

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA PADA REKLAME DI TOKO-TOKO FOTOKOPI SEKITAR KAMPUS STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa

Transkripsi:

1 DERIVATIONAL AFFIXES FORMING LANGUAGE MINANGKABAU DIALECT MANSION DISTRICT KAMANG MAGEK Silvia Zeli, Auzar, Hasnah Faizah AR Selviazeli@gmail.com. Auzarthaher54@gmail.com. hasnahfaizahar@yahoo.com. No.Hp.082328726596 Education Indonesian and Indonesian Literature Faculty of Education University of Riau Abstract: This study discusses the formation of derivational affixes, derivational types of affixes forming and forming derivational affixes meaning that there is language Minangkabau dialect Kamang Magek Agam District. This study aimed to describe the formation of derivational affixes and change the meaning of words after the derivational language Minangkabau dialect Kamang Magek Agam District. Research theoretically and practically useful. This research is qualitative research and descriptive method. Techniques used in data collection techniques in this research that record, noting technique, fishing techniques, storytelling, inventasirasi data, classification data, and summarize data. The data have been found and analyzed in several stages, ie transcribing data, rewriting the data obtained, classifying data, analyzing data, and writing the results of the analysis. Data found derivational affixes derived from speech and folklore available where the study was conducted. The object of this study is language. The results of this study as a contribution to further research on derivational affixes. Key Words: Affix derivational, Minangkabau, Agam

2 AFIKS PEMBENTUK DERIVASIONAL BAHASA MINANGKABAU DIALEK AGAM KECAMATAN KAMANG MAGEK Silvia Zeli 1, Auzar 2, Hasnah Faizah AR 3 Selviazeli@gmail.com. Auzarthaher54@gmail.com. hasnahfaizahar@yahoo.com. No.Hp.082328726596, Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Penelitian ini membahas tentang afiks pembentukan derivasional, jenis jenis afiks pembentuk derivasional dan makna afiks pembentuk derivasional yang terdapat dalam bahasa Minangkabau Dialek Agam Kecamatan Kamang Magek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang afiks pembentukan derivasional dan perubahan makna kata setelah proses derivasional dalam bahasa Minangkabau Dialek Agam Kecamatan Kamang Magek. Penelitian bermanfaat secara teoretis dan praktis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik rekam, teknik catat, teknik pancing, teknik bercerita, inventasirasi data, klasifikasi data, dan rekapitulasi data. Data-data yang telah ditemukan kemudian dianalisis dengan beberapa tahapan, yaitu mentranskripsikan data, menulis kembali data yang didapat, mengklasifikasikan data, menganalisis data, dan menulis hasil analisis. Data afiks derivasional yang ditemukan bersumber dari ujaran dan cerita rakyat yang ada di tempat penelitian ini dilakukan. Objek dari penelitian ini yaitu bahasa. Hasil penelitian ini sebagai bentuk kontribusi bagi peneliti selanjutnya mengenai afiks derivasional. Kata Kunci: Afiks Derivasional,Bahasa Minangkabau, Agam

3 PENDAHULUAN Pada kehidupan sehari-hari bahasa adalah alat komunikasi antara satu orang dengan orang lain. Komunikasi antara satu orang dengan orang lainnya, atau dengan kelompok tidak akan berjalan tanpa adanya bahasa. Oleh karena itu, bahasa berperan penting dalam kehidupa manusia, karena tanpa adanya bahasa munusia tidak akan bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik, dan segala kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia tidak akan terealisasi dengan baik pula. Morfologi merupakan bagian dari mikrolinguistik. Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari tentang seluk-beluk kata. Seluk-beluk kata berarti mempelajari proses pembentukan kata baru dari kata dasar dan mempelajari kategori atau kelas kata. Indonesia merupakan negara yang terdiri berbagai macam suku, salah satunya adalah suku Minangkabau. Minangkabau merupakan suku yang terdapat di daerah Sumatera Barat. Wilayah Sumatera Barat terdiri dari barbagai macamkabupaten dan kota madya. Salah satu kabupaten yang terdapat di daerah Sumatera Barat adalah Kabupaten Agam. Kabupaten Agam berbatasan langsung dengan sebelah utara Kabupaten pasaman, sebelah timur Kabupaten 50 kota, sebelah selatan Padang Pariaman dan Tanah Datar, dan sebelah barat Samudra Hindia. Kabupaten Agam terbagi atas 16 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Kamang Magek. Kecamatan kamang magek itu sendiri terdiri dari tiga nagari, yaitunya Nagari Kamang Hilir, Nagari Kamang Mudiak, dan Nagari Magek, setiap nagari tersebut pun juga terbagi atas beberapa jorong. Pada penelitian ini peneliti meneliti derivasional pada bahasa Minangkabau dialek Kabupaten Agam tepatnya di Kecamatan Kamang Magek Kanangarian Kamang Mudiak Jorong Aia Tabik. Abdul Chaer (2008:55) mengatakan, dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suau tempat atau suatu waktu. Jadi, dapat dipahami bahwa variasi bahasa atau perbedaan bahasa antara bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain dapat dilihat dari dialek yang digunakan oleh masingmasing daerah. Kemudian, dialek terbentuk karena adanya variasi bahasa. Asni Ayub, dkk, (1993:15) menyebutkan bahwa Secara tradisional, masyarakat minangkabau membedakan wilayahnya menjadi darek (darat) sebagai daerah permukiman tertua suku bangsa Minangkabau, dan daerah rantau sebagai daerah pemukiman baru. Daerah terbagi atas tiga luhak (wilayah) yaitu: luhak Tanah Datar, Luhak Agam dan Luhak Lima Puluh Kota. Adapun daerah rantau adalah daerah-daerah pesisir pantai Barat dan Timur Sumatera. Berdasarkan pembagian wilayah tersebut, secara tradsional bahasa Minangkabau di kelompokkan menjadi empat dialek yaitu: dialek tanah datar, dialek agam, dialek lima puluk kota dan dialek Pesisir. Ramlan (1980:31) menyatakan afiks ialah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Parera (2007:21) menyatakan jika berbicara mengenai derivasi, berarti kita berbicara mengenai salah satu aspek lain dari hubungan antara morfem dengan kata. Pada dasarnya morfem-morfem terikat berfungsi membentuk kata. Salah satu akibat dari fungsi pembentukan ini adalah morfem berbentuk jamak secara sintaksis berdistribusi dan mempunyai ekuivalen dengan sebuah kata bermorfem tunggal, maka bentuk itu disebut derivasi.

4 Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Afiks apa sajakah yang berfungsi sebagai pembentuk derivasional bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek? (2) Bagaimanakah proses pembentukan derivasi yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek? (3)Apakah makna dari afiks pembentuk derivasional yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek? Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan jenisjenis afiks yang berfungsi sebagai pembentuk derivasional yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek (2) Mendeskripsikan proses pembentukan derivasional yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek (3)Mendeskripsikan makna dari afiks derivasional yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau dialek agam Kecamatan Kamang Magek. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Jorong Aia Tabik Kanagarian Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. Penulisan penelitian ini dimulai dari tahap menulis proposal yang kemudian diteruskan dengan penulisan skripsi. Metode yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif. Data penelitian ini didapat dari beberapa orang informan. Data penelitian ini berupa tuturan dan cerita rakyat yang ada di tempat penelitian ini dilakukan. Objek dari penelitian adalah bahasa. Penulis mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan teknik rekam, teknik catat, teknik pancing, teknik bercerita, inventasirasi data, klasifikasi data, dan rekapitulasi data. Data yang sudah didapat dianalisis dengan cara mentranskripsikan data yang didapat dari rekaman dan teknik bercerita ke dalam bentuk tulisan, mengklasifikasikan data yang didapat berdasarkan proses pembentukan dan kelas kata,menganalisis data yang didapat melalui afiks pembentukderivasional dan perubahan makna afiks derivasional,menyimpulkan hasil analisis afiks pembentukderivasional dan perubahan makna afiks derivasional,dan menulis hasil analisis data ke dalam bentuk laporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data tersebut penulis menemukan sebanyak84 data derivasional Bahasa Minangkabau. Data derivasional Bahasa Minangkabau terbentuk hanya melalui afiksasi. Derivasional yang terbentuk melalui afiksasi terdapat 84 data. Setiap data dikelompokkan berdasarkan proses pembentukan kelas kata. Berikut ini adalah analisis dari data yang penulis temukan dan dikelompokan berdasarkan proses pembentukan dan kelas kata.

5 1. Jenis-Jenis Afiks Derivasional yang terdapat dalam Bahasa Minangkabau Dialek Agam Kecamatan Kamang Magek 1) Prefiks baputiak baputiak berputik anak baranak beranak 2) Prefiks taraso taraso terasa lambek talambek terlambat 3) Prefiks mansabik manyabik menyabit talepon manalepon menelepon 4) Prefiks panbali pambali pembeli tangih panangih penangis 5) Prefiks pe- dan i- talepon italepon ditelepon muda pemuda pemuda 6) Imbuhan Gabungba-an karuang bakaruangan dikarungi samek basamekan dipeniti 7) Konfiks ka-an agek kaagekan kepanasan dingin kadinginan kedinginan 8) Konfiks i-i, i-an, ba-i minyak iminyaki diminyaki cupak bacupaki bacupaki dingin idingian idinginan 9) Konfiks MaN-an Camin mancaminan mencerminkan Kaciak mangaciakan mengecilkan 10) Sufiks -an Makan makanan makanan Minum minuman minuman

6 2. Pembentukan Derivasional Bahasa Minangkabau Dialek Agam Melalui Afiksasi a) Proses Pembubuhan afiks Derivasional Verba 1) Prefiks babaputiak baputiak putiak [ba+putiak] baranak beranak anak [ba+anak] 2) prefiks tataraso terasa raso [ta+raso] talambek terlambat lambek [ta+lambek] 3) Prefiks manmanyabik menyabit sabik [many+sabik] manalepon menelepon talepon [man+talepon] 4) Prefiks i- italepon ditelepontalepon [i+talepon] 5) Imbuhan gabungba-an bakaruangan mengarungi karuang [ba+karuang+an] basamekan dipeniti samek [ba+samek+an] 6) Konfiks ba-i, i-an dan i-i bacupaki diliteri cupak [ba+cupak+i] iminyaki diminyaki minyak [i+minyak+i] 7) Konfiks MaN-an mancaminan mencerminkan camin [man+camin+an] mangaciakan mengecilkan kaciak [mang+kaciak+an] b) Proses afiks Pembubuhan Derivasi Nomina 1) Prefiks panpanangih penangis tangih [pan+tangih] pamintak peminta mintak [pa+mintak] 2) Prefiks pe- dansufiks -an pemuda pemuda muda [pe+muda] pakaian pakaian pakai [pakai +an] 3) Konfiks ka-an kaelokan kebaikan elok [ka+elok+an] kaburuakan keburukan buruak [ka+buruak+an]

7 c) Proses Pembubuhan Derivasi Adverbia 1) Prefiks Babaduri berduri duri [ba+duri] badaun berdaun daun [ba+daun] 2) Konfiks Ka-an kaagekan kepanasan agek [ka+agek+an] kadinginan kedinginan dingin [ka+dingin+an] 3. Makna Afik Derivasional Bahasa Minangkabau Dialek Agam 1. Tidak sengaja melakukan perbuatan yang disebutkan pada bentuk asal Makna ini hanya terdapat pada prefiks ta-. Contohnya : basikek = [{ba}+ sikek] bersisir bakareta = [{ba}+kareta] bersepeda 2. Benda yang disebutkan pada bentuk asal Makna ini hanya terdapat pada prefiks pe-. Contohnya: pemuda =[{pe}+muda] pemuda 3. Menyatakan makna paling Makna ini hanya terdapat pada prefiks ta-. Contohnya : tasapu= [{ta}+sapu] tersapu tatabak= [{ta}+tabak] tercangkul 4. Benda yang disebutkan pada bentuk asal Makna ini hanya terdapat pada prefiks pe-. Contohnya: talambet =[{ta}+lambek] terlambat 5. Mempunyai makna memiliki apa yang disebutkan pada bentuk asal Makna ini terdapat pada prefiks ba- pada kelas kata adveria. Contohnya: bakaki = [{ba}+ kaki] berkaki bakawan = [{ba}+kawan] berkawan 6. Suatu tindakan pasif yang disebutkan pada bentuk asal Makna ini terdapat pada prefiks i dan konfiks i-i. Contohnya: italepon=[{i}+talepon] ditelepon iminyaki=[{i}+minyak+{i}] iminyaki 7. Kusatif yang menyebabkan terjadinya suatu proses

8 Makna ini terdapat pada afiks imbuhan gabungan ba-an dan kanfiks i-an. Contohnya: Bakaruangan =[{ba}+karuang+{an}] dikarungkan 8. Perbuatan yang disebutkan pada bentuk asal. Makna ini terdapat pada prefiks ba- pada kelas kata verba dan prefiks man-. mancaminan=[{man}+camin+{an}] mancerminan 9. Sifat yng disebutkan pada bentuk asal Makna ini terdapat pada prefiks pan- konfiks ka-an. Contohnya kaelokan=[{ka}+ elok+{an}] kebaikan pambali=[{pam}+ bali] pembeli 10. Benda yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan pad bentuk asal Makna ini terdapat pada sufiks -an. Contohnya Makanan=[makan+{an}] makanan SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, diambil beberapa simpulan mengenai derivasional Bahasa Minangkabau Dialek Agam Kecamatan Kamang Magek adapun simpulannya adalah sebagai berikut: 1. derivasional dalam Bahasa Minangkabau dialek agam hanya dibatasi pada kelas kata verba, nomina, adjektiva dan Adverbia, tetapi pada data hanya ditemukan tiga kelas kata yaitunya verba, nomina, dan adverbia; 2. Afiks-afiks derivasional yang terdapat pada Bahasa Minangkabau dialek agam adalah prefiks ba-, konfiksi-i, konfiks ka-an, simulfiks ba-an, konfiks ba-i, sufiks an, prefiks ta-, prefiks man, prefiks pe-, konfiksi-an, dan prefiks pan-. 3. Makna afiks-afiks pembentuk derivasional dalam Bahasa Minangkabau Dialek Agam yaitu sebagai berikut: a. Tidak sengaja melakukan perbuatan yang disebutkan pada bentuk asal. b. Benda yang disebutkan pada bentuk asal. c. Menyatakan makna paling. d. Benda yang disebutkan pada bentuk asal. e. Mempunyai makna memiliki apa yang disebutkan pada bentuk asal. f. Suatu tindakan pasif yang disebutkan pada bentuk asal. g. Kusatif yang menyebabkan terjadinya suatu proses. h. Perbuatan yang disebutkan pada bentuk asal.

9 i. Sifat yng disebutkan pada bentuk asal. j. Benda yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan pad bentuk asal. Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan penelitian dengan judul Afiks Pembentuk Derivasional Bahasa Minangkabau Dialek Agam ini bisa dijadikan sebagai referensi dan pedoman untuk penelitian mengenai derivasional selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Abdul Chaer. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia ( Pendekatan Proses). Jakarta. Renika cipta. Parera, Jos Daniel. 2007. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama. Ramlan, M. 1980. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta. U.P. Karyono. Yakup, Asni, dkk. 1993. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.