POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Generator Induksi)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika. Dosen Pengampu :

Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah energi laut itu sendiri yaitu pada gelombang laut (ombak). Saat ini telah b

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

Pembangkit listrik tenaga ombak

OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI

Your logo. Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System

Estimasi Arus Laut Permukaan Yang Dibangkitkan Oleh Angin Di Perairan Indonesia Yollanda Pratama Octavia a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA AHMAD HIMAWAN UMNA

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC)

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN TUBAN

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

5. Hitung daya yang keluar dari OWC PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

BAB III LANDASAN TEORI

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Antiremed Kelas 11 FISIKA

STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut di Balikpapan

FIsika USAHA DAN ENERGI

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

BAB USAHA DAN ENERGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

ALTERNATIF PEMANFAATAN ENENRGI GELOMBANG SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT PESISIR

UJI MODEL GEOMETRI KONSTRUKSI PELINDUNG KOLAM PELABUHAN BIRA KABUPATEN BULUKUMBA

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Angkutan dan Distribusi Sedimen Melayang Di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat pada musim kemarau

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

MAKALAH. Teknik Tenaga Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

ANALISIS TRANSFORMASI DAN SPEKTRUM GELOMBANG DI PERAIRAN BALONGAN, INDRAMAYU, JAWA BARAT

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

Physics Communication

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSCILATING WATER COLUMN DI PERAIRAN BALI

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI ABSTRAK

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

BAB VI Usaha dan Energi

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

Transkripsi:

Studi Potensi Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pesisir Kalimantan Barat Lelly Erlita Safitri a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b a Program Studi Fisika Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura b Program Studi Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia *Email : ishakjumarang@physics.untan.ac.id Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk menghitung potensi energi listrik tenaga gelombang laut sistem Oscillating Water Column (OWC) di perairan pesisir Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan pada 15 titik lokasi di perairan pesisir Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan data kecepatan angin tahun 006 s.d. 014 untuk menentukan nilai tinggi signifikan dan periode gelombang menggunakan metode Wilson. Analisis daya listrik dilakukan pada empat kondisi musim yang ada di Indonesia, yaitu musim barat, peralihan I, musim timur dan peralihan II. Rata-rata daya listrik yang dihasilkan untuk musim barat berkisar 831,53 s.d. 9.404,4 Watt, untuk peralihan I berkisar 161,35 s.d..585,14 Watt. Sedangkan untuk musim timur berkisar 301,35 s.d. 65.60,97 Watt dan untuk peralihan II berkisar 139,64 s.d. 164.495,99 Watt. Daya listrik tertinggi berada di Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara pada musim barat dengan nilai sebesar 831.370,47 Watt. Sedangkan daya listrik terendah berada di Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara pada kondisi peralihan I dengan nilai sebesar 0,007 Watt. Berdasarkan daya listrik yang telah dikaji, lokasi yang berpotensi besar menghasilkan daya listrik adalah Pantai Temajuk Kab. Sambas, Pantai Pulau Karimata Kab. Kayong Utara dan Pantai Pulau Bawal Kab. Ketapang. Kata Kunci : Energi Listrik, Gelombang Laut, Metode Wilson, Sistem OWC 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dari tahun 003 s.d. 00 terlihat bahwa selama kurun waktu tersebut rerata kebutuhan listrik di Indonesia tumbuh sebesar 6,5% per tahun[1]. Peningkatan kebutuhan listrik tersebut membuat masyarakat mencari sumber energi alternatif agar kebutuhan energi listrik dapat tetap terpenuhi. Salah satu sumber energi alternatif yang bisa dikembangkan di Indonesia yaitu sumber energi listrik dari tenaga gelombang laut. Balai Pengkajian Dinamika Pantai Universitas Gadjah Mada (BPDP-UGM) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berhasil membangun prototype pertama Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut di Indonesia dengan sistem Oscillating Water Column (PLTGL- OWC). PLTGL OWC ini dibangun di Pantai Baron, Yogyakarta. Penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder kecepatan dan arah angin permukaan periode harian dan musiman di perairan pantai Bengkulu menggunakan metode Sverdrup Munck Bretschneider (SMB) untuk mendapatkan potensi energi listrik tenaga gelombang laut sistem OWC selama kurun waktu 003 s.d. 01[]. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengkaji potensi energi listrik di perairan pesisir Kalimantan Barat dengan sistem OWC dan peramalan gelombang menggunakan metode Wilson selama kurun waktu 006 s.d. 014. Teknologi OWC sangat cocok dibangun di daerah dengan topografi dasar laut yang landai dan memiliki ketinggian gelombang laut yang konstan serta tidak memerlukan daerah konstruksi yang luas[3]. Berdasarkan kriteria tersebut, teknologi sistem OWC dapat digunakan di perairan pesisir Kalimantan Barat dikarenakan kondisi topografi dasar lautnya yang landai serta ketinggian gelombang laut yang konstan. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat untuk pembuatan kebijakan pembangunan PLTGL di Kalimantan Barat.. Metodologi.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di 15 titik di perairan pesisir Kalimantan Barat seperti terlihat pada Gambar 1. 8

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kecepatan angin bulanan dalam arah u dan v dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan laut dari tahun 006 s.d. 014 yang diperoleh dari European Center for Medium Range Forecast ECMWF[4]. Selain itu, diperlukan data massa jenis air laut untuk menghitung daya listrik sistem OWC di perairan pesisir Kalimantan Barat. Nilai massa jenis air laut didapatkan dari data Conductivity, Temperature and Depth (CTD) untuk Selat Karimata pada bulan April 014. Nilai massa jenis air laut cenderung konstan untuk kedalaman kurang dari 100 meter dan untuk suatu perairan tertentu. Sehingga data pada bulan April 014 di Selat Karimata tersebut dapat digunakan untuk massa jenis di perairan pesisir Kalimantan Barat. Perhitungan nilai massa jenis air laut menggunakan data CTD didapatkan dengan menggunakan Persamaan Keadaan Air Laut..3 Langkah-langkah Penelitian.3.1 Perhitungan Resultan Kecepatan dan Arah Angin Nilai resultan angin didapatkan dari nilai komponen u dan v kecepatan angin. Nilai u pada kecepatan angin adalah nilai kecepatan angin dalam arah vektor x atau dalam arah timur barat atau yang biasa disebut dengan angin zonal, sedangkan nilai v adalah nilai kecepatan angin dalam arah vektor y atau dalam arah utara selatan atau yang biasa disebut dengan angin meridiornal. Nilai kecepatan resultan angin didapat dari persamaan : U u v (1) U adalah resultan kecepatan angin (m/s), sedangkan u dan v masing-masing adalah kecepatan angin dalam arah vektor x dan y dalam satuan m/s. Arah angin yang digunakan adalah arah angin dominan di tiap titik lokasi penelitian. Pengelompokan arah angin dominan berdasarkan delapan arah mata angin menggunakan diagram mawar angin. Adapun persamaan yang digunakan untuk menentukan arah kecepatan angin yaitu : v arctan () u dengan merupakan arah angin yang berhembus, u merupakan kecepatan angin dalam arah vektor x (m/s) dan v adalah kecepatan angin dalam arah vektor y (m/s)..3. Penentuan Nilai Tegangan Angin Kecepatan angin dipengaruhi oleh faktor tegangan angin, adapun persamaan untuk menghitung nilai tegangan angin adalah[5]: 1,3 U 0,71U (3) A 9

dengan U A adalah tegangan angin (m/s) dan U adalah resultan kecepatan angin (m/s)..3.3 Penentuan Fetch Gelombang Fetch merupakan jarak pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif konstan hingga menuju ke daratan. Panjang fetch dapat diukur manual menggunakan aplikasi peta Google Earth. Panjang fetch dihitung berdasarkan rentang,5 0 samping kiri arah utama hingga,5 0 samping kanan arah utama. Besar interval pada tiap panjang fetch yang diukur adalah sebesar 5 0. Persamaan fetch dapat ditulis sebagai berikut[5]: dengan k Fi cosi i1 F (4) k cos i i1 F i adalah panjang fetch ke-i (m), i adalah sudut pengukuran fetch ke-i ( o ), i adalah nomor pengukuran fetch dan k adalah jumlah pengukuran fetch..3.4 Peramalan Gelombang dengan Metode Wilson Peramalan gelombang digunakan untuk mencari nilai tinggi signifikan gelombang laut dan periode gelombang laut. Tinggi gelombang laut merupakan jarak dari puncak ke lembah gelombang, sedangkan periode gelombang laut merupakan waktu yang diperlukan untuk satu panjang gelombang yang merambat melewati satu titik tertentu. Karakteristik ombak yang menuju ke tepi pantai pada saat angin berhembus dapat diprediksi dengan metode Wilson[6]. Adapun persamaan yang digunakan pada metode Wilson sebagai berikut : 1 0,3 gf 1 1 0,004 Hs U (5) g U 6, 310 A U F 1/3 T (6) dengan U adalah kecepatan angin (m/s), F merupakan panjang fetch gelombang (m), Hs adalah tinggi signifikan gelombang laut (m), T adalah periode gelombang laut (s), U A merupakan tegangan angin (m/s) dan g adalah percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s )..3.5 Perhitungan Daya Listrik Sistem OWC PLTGL sistem OWC membangkitkan listrik dari naik turunnya air laut akibat gelombang laut yang masuk kedalam sebuah kolom osilasi yang berlubang. Naik turunnya air laut ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas kolom dan tekanan yang dihasilkan dari naik turunnya air laut dalam kolom tersebut akan menggerakkan turbin (Gambar ). Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-sistem tersebut akan mengaktifkan generator secara langsung. PLTGL sistem OWC merupakan sistem dengan konstruksi yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu ruang udara serta ruang turbin udara dan generator. Proses pengubahan dari energi gerak gelombang kepada energi potensial berlangsung secara isothermis. Pendekatan ini dipilih karena dalam proses ini dianggap tidak terjadi peningkatan temperatur yang berarti. Besarnya energi potensial dari gelombang laut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [8] : y x, t EP mg (7) dengan E P adalah energi potensial gelombang (Joule), m adalah massa air laut yang masuk ke ruang sistem OWC (kg) dan g merupakan percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s ). Bentuk persamaan pada gelombang yaitu : y x, t Asin kx t (8) Nilai energi potensial tiap panjang gelombang didapatkan dengan persamaan sebagai berikut : EP EPdx (9) 0 Sehingga didapatkan persamaan energi potensial tiap panjang gelombang yaitu : 1 E wga (10) P Gambar. Skema Sistem OWC[7] 4 Energi potensial gelombang yang telah lewat dari satu periode gelombang memiliki nilai yang sama dengan energi kinetiknya. Sehingga energi kinetik gelombang dapat ditulis sebagai berikut : 10

1 E wga (11) K 4 Energi gelombang adalah energi mekanik gelombang yang merupakan total dari energi potensial gelombang dan energi kinetik gelombang, sehingga : E E E M P K 1 1 E M wga wga 4 4 1 E M wga (1) Dari energi mekanik gelombang akan didapatkan nilai daya yang dihasilkan oleh gelombang dengan persamaan sebagai berikut : E P M T (13) P wga T (14) dengan g T dan A h maka, 1 P 16 wg h T (15) dengan P merupakan daya listrik (Watt), w adalah lebar ruang (,4 meter), merupakan massa jenis air laut (kg/m 3 ), g adalah percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s ), h adalah tinggi gelombang laut (m) dan T adalah periode gelombang laut (detik). Perhitungan daya listrik yang dihasilkan oleh gelombang laut dengan sistem OWC menggunakan spesifikasi prototype (lebar ruang,4 meter), sesuai prototype yang dioperasikan oleh BPDP UGM BPPT di Pantai Baron, Yogyakarta, yang juga telah digunakan pada penelitian sebelumnya[9]. Penelitian ini dilakukan dengan mengabaikan nilai efisiensi alat sebesar 11,971 %..4 Verifikasi Data Gelombang Metode Wilson & Data Lapangan Metode untuk memprediksi data angin menjadi data gelombang perlu menggunakan data pembanding untuk melihat persentase kesalahan relatifnya. Data pembanding ini bisa didapatkan dengan menggunakan data pengukuran langsung. Data pengukuran langsung yang dijadikan verifikasi pada penelitian ini yaitu menggunakan data penelitian yang berupa tinggi signifikan dan periode gelombang di perairan Pulau Lemukutan pada tanggal 1 s.d. 3 Oktober 006[10]. Verifikasi data dilakukan pada tinggi signifikan gelombang dan periode gelombang yang dihasilkan dari metode Wilson terhadap pengukuran langsung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : KR X X X P S P 100% dengan KR adalah kesalahan relatif (% ), adalah data pengukuran langsung dan adalah data pengolahan metode Wilson. (16) X P.5 Analisis Hasil Hasil dari penelitian ini akan ditinjau berdasarkan empat kondisi musim yang ada di Indonesia, yaitu musim barat, musim timur, peralihan I dan peralihan II. Potensi daya listrik yang dihasilkan akan berbeda pada tiap-tiap kondisi tersebut. Daya listrik yang dihasilkan dari gelombang laut pada perairan pesisir Kalimantan Barat di 15 lokasi memiliki daya listrik yang berbeda-beda pula. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menunjukkan daerah mana yang lebih potensial dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya..6 Diagram Alir Penelitian PERHITUNGAN RESULTAN KECEPATAN ANGIN PERHITUNGAN FAKTOR TEGANGAN ANGIN MULAI DATA KECEPATAN ANGIN ARAH u & v Hs, T (METODE WILSON) PERHITUNGAN DAYA LISTRIK SISTEM OWC ANALISIS HASIL SELESAI Gambar 3. Diagram Alir Penelitian X PERHITUNGAN ARAH ANGIN DOMINAN PERHITUNGAN FETCH GELOMBANG S 11

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Verifikasi Data Gelombang Metode Wilson & Data Lapangan Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan di Perairan Melano Barat Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Data lapangan meliputi data tinggi dan periode signifikan gelombang selama tiga hari dari tanggal 1 s.d. 3 Oktober 006. Didapatkan nilai rata-rata tinggi signifikan gelombang selama tiga hari tersebut adalah 0,131 meter sedangkan rata-rata nilai periode gelombang selama tiga hari tersebut yaitu 5,658 detik. Penelitian lapangan tersebut dilakukan pada kondisi peralihan II yang terjadi pada bulan September hingga Nopember[10]. Perhitungan data citra satelit untuk mendapatkan nilai tinggi signifikan dan periode gelombang yaitu dengan menggunakan metode Wilson. Data citra satelit yang digunakan untuk diverifikasi terhadap data gelombang pengukuran lapangan tersebut yaitu data tinggi signifikan dan periode gelombang rata-rata bulan Oktober 006. Digunakan nilai tinggi signifikan dan periode gelombang rata-rata satu bulan untuk analisis data citra satelit karena data kecepatan angin yang digunakan pada penelitian ini adalah data kecepatan angin rata-rata bulanan. Kondisi tinggi dan periode gelombang akan cenderung sama untuk satu bulan sebab gelombang yang dibangkitkan oleh angin pada waktu dan bulan yang sama mempunyai arah dan kecepatan angin yang relatif sama. Sehingga data lapangan tiga hari tersebut dapat mewakili data selama bulan Oktober 006. Didapatkan nilai rata-rata tinggi signifikan dan periode gelombang selama bulan Oktober 006 dengan menggunakan metode Wilson masing-masing yaitu 0,118 meter dan 5,669 detik. Tabel 1. Perbandingan data gelombang metode Wilson dan data lapangan Data Gelombang Metode Wilson Pengukuran Lapangan Kesalahan Relatif Hs (meter) 0,118 0,131 9,9 % T (detik) 5,669 5,658 0,19 % Tabel 1 menunjukkan perbandingan data pengolahan metode Wilson dan data lapangan, sehingga didapatkan nilai kesalahan relatif untuk data tinggi signifikan dan periode gelombang metode Wilson terhadap data lapangan masingmasing sebesar 9,9 % dan 0,19 %. 3. Daya Listrik Sistem OWC 3..1 Rata-rata Daya Listrik Sistem OWC pada Musim Barat Arah angin dominan yang terjadi pada musim barat (Desember-Januari-Februari) di perairan pesisir Kalimantan Barat adalah angin barat laut hingga utara. Kecepatan angin yang bertiup pada musim barat di perairan pesisir Kalimantan Barat berkisar antara 1,688 s.d. 4,147 m/s. Nilai tinggi gelombang berkisar antara 0,069 s.d. 0,513 meter dan untuk periode gelombang berkisar antara 1,835 s.d. 10,50 detik. Kecepatan angin dan tinggi gelombang tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang), kemudian kecepatan angin dan tinggi gelombang terendah berada di lokasi 11 (Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara) sedangkan untuk periode gelombang tertinggi terletak di lokasi 1 (Pantai Temajuk, Sungai Paloh, Kab. Sambas) dan selanjutnya lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara), kemudian periode gelombang terendah di lokasi 11 (Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara). Rata-rata daya listrik di perairan pesisir Kalimantan Barat pada musim barat berkisar antara 831,53 s.d. 9.404,4 Watt (Gambar 4) dengan rata-rata daya listrik tertinggi berada di lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara) dan rata-rata daya listrik terendah di lokasi 11 (Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara). Lokasi 1 memiliki rata-rata daya listrik tertinggi dibandingkan dengan 14 tempat lainnya dikarenakan kecepatan angin, tinggi dan periode gelombang yang berada di lokasi tersebut cukup tinggi. Besarnya nilai tinggi dan periode gelombang dipengaruhi oleh panjang fetch yang terbentuk. Semakin panjang fetch maka semakin besar nilai tinggi dan periode gelombang yang terbentuk. Lokasi 1 memiliki fetch yang panjang dikarenakan tidak ada pulau-pulau kecil yang menghalangi pembentukan fetch. Sedangkan rata-rata daya listrik terendah berada di lokasi 11, hal ini dikarenakan kecepatan angin, tinggi dan periode gelombang terendah berada di lokasi tersebut. Fetch yang terbentuk di lokasi 11 pendek dikarenakan banyak terhalang oleh daratan. 1

Gambar 4. Histogram rata-rata daya listrik musim barat 3.. Rata-rata Daya Listrik Sistem OWC pada Kondisi Peralihan I Arah angin dominan pada kondisi peralihan I (Maret-April-Mei) di perairan pesisir Kalimantan Barat bervariasi dan cenderung tidak teratur. Kecepatan angin yang bertiup pada kondisi peralihan I di perairan pesisir Kalimantan Barat berkisar antara 0,719 s.d.,33 m/s. Nilai tinggi gelombang berkisar antara 0,00 s.d. 0,177 meter dan untuk periode gelombang berkisar antara 1,18 s.d. 8,536 detik. Kecepatan angin dan tinggi gelombang tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang) kemudian kecepatan angin terendah berada di lokasi 6 (Pantai Sui Duri, Kab. Bengkayang), sedangkan tinggi gelombang terendah berada di lokasi 6 (Pantai Sui Duri, Kab. Bengkayang) dan lokasi 7 (Muara Sungai Kapuas, Jungkat, Kab. Mempawah). Periode gelombang tertinggi terletak di lokasi 1 (Pantai Temajuk, Sungai Paloh, Kab. Sambas) dan periode gelombang terendah di lokasi 13 (Pantai Sui Jawi, Kab. Ketapang). Rata-rata daya listrik di perairan pesisir Kalimantan Barat pada kondisi peralihan I berkisar antara 161,35 s.d..585,14 Watt (Gambar 5) dengan rata-rata daya listrik tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang) dan rata-rata daya listrik terendah di lokasi 11 (Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara). Lokasi 15 memiliki rata-rata daya listrik tertinggi dibandingkan dengan 14 tempat lainnya dikarenakan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang tertinggi berada di lokasi tersebut. Lokasi 15 memiliki fetch yang panjang dikarenakan tidak ada pulau-pulau kecil yang menghalangi pembentukan fetch karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga tinggi gelombang yang dihasilkan semakin besar. Kemudian rata-rata daya listrik terendah berada di lokasi 11, hal ini dikarenakan kecepatan angin, tinggi dan periode gelombang yang berada di lokasi tersebut cukup rendah. Fetch yang terbentuk di lokasi 11 pendek dikarenakan banyak terhalang oleh daratan. Gambar 5. Histogram rata-rata daya listrik kondisi peralihan I 13

Gambar 6. Histogram rata-rata daya listrik musim timur 3..3 Rata-rata Daya Listrik Sistem OWC pada Musim Timur Arah angin dominan pada musim timur (Juni-Juli-Agustus) di perairan pesisir Kalimantan Barat adalah angin tenggara hingga barat daya. Kecepatan angin yang bertiup pada musim timur di perairan pesisir Kalimantan Barat berkisar antara 1,80 s.d. 5,68 m/s. Nilai tinggi gelombang berkisar antara 0,054 s.d. 0,674 meter dan untuk periode gelombang berkisar antara 1,098 s.d. 7,637 detik. Kecepatan angin dan tinggi gelombang tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang), kemudian kecepatan angin terendah berada di lokasi 3 (Pantai Kalang Bahu, Jawai, Kab. Sambas) dan tinggi gelombang terendah berada di lokasi 4 (Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang), sedangkan untuk periode gelombang tertinggi terletak di lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara) dan periode gelombang terendah di lokasi 4 (Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang). Rata-rata daya listrik di perairan pesisir Kalimantan Barat pada musim timur berkisar antara 301,35 s.d. 65.60,97 Watt (Gambar 6) dengan rata-rata daya listrik tertinggi berada di lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara) dan rata-rata daya listrik terendah di lokasi 4 (Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang). Lokasi 1 memiliki rata-rata daya listrik tertinggi dibandingkan dengan 14 tempat lainnya dikarenakan kecepatan angin dan tinggi gelombang di lokasi tersebut cukup besar, kemudian besar periode gelombang di lokasi tersebut merupakan periode terbesar dibandingkan tempat lainnya. Lokasi 1 memiliki fetch yang panjang dikarenakan tidak ada pulaupulau kecil yang menghalangi pembentukan fetch, sehingga menghasilkan tinggi dan periode gelombang yang besar pula. Sedangkan rata-rata daya listrik terendah berada di lokasi 4, hal ini dikarenakan tinggi dan periode gelombang terendah berada di lokasi tersebut. 3..4 Rata-rata Daya Listrik Sistem OWC pada Kondisi Peralihan II Arah angin dominan pada kondisi peralihan II (September-Oktober-Nopember) di perairan pesisir Kalimantan Barat adalah angin tenggara hingga barat daya sama seperti yang terjadi pada musim timur. Kecepatan angin yang bertiup pada kondisi peralihan II di perairan pesisir Kalimantan Barat berkisar antara 0,966 s.d. 4,603 m/s. Nilai tinggi gelombang berkisar antara 0,030 s.d. 0,548 meter dan untuk periode gelombang berkisar antara 0,966 s.d. 6,815 detik. Kecepatan angin dan tinggi gelombang tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang) kemudian kecepatan angin dan tinggi gelombang terendah berada di lokasi 3 (Pantai Kalang Bahu, Jawai, Kab. Sambas) sedangkan untuk periode gelombang tertinggi terletak di lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara) dan periode gelombang terendah di lokasi 4 (Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang). Rata-rata daya listrik di perairan pesisir Kalimantan Barat pada kondisi peralihan II berkisar antara 139,64 s.d. 164.495,99 Watt (Gambar 7) dengan rata-rata daya listrik tertinggi berada di lokasi 15 (Pantai Pulau Bawal, Kab. Ketapang) dan rata-rata daya listrik terendah di lokasi 4 (Pantai Pasir Panjang, Kota Singkawang). Lokasi 15 memiliki rata-rata daya listrik tertinggi dibandingkan dengan 14 tempat lainnya dikarenakan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang tertinggi berada di lokasi tersebut. Lokasi 15 memiliki fetch yang panjang dikarenakan tidak ada pulau-pulau kecil yang menghalangi pembentukan fetch, karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kemudian rata-rata daya listrik terendah berada di lokasi 4 hal ini dikarenakan lokasi 4 memiliki periode terendah dibandingkan tempat lainnya. 14

Gambar 7. Histogram rata-rata daya listrik kondisi peralihan II 3..5 Daya Listrik Tertinggi dan Terendah Sistem OWC Daya listrik tertinggi berada di lokasi 1 (Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara) pada musim barat dengan nilai sebesar 831.370,47 Watt (Gambar 8). Sedangkan daya listrik terendah berada di lokasi 11 (Pantai Pulau Datok, Kab. Kayong Utara) pada kondisi peralihan I dengan nilai sebesar 0,007 Watt (Gambar 9). Lokasi 1 memiliki daya listrik tertinggi pada musim barat dikarenakan kecepatan angin, tinggi gelombang dan periode gelombang di lokasi tersebut cukup besar dan panjang fetch pada lokasi tersebut cukup besar dikarenakan tidak ada pulau-pulau kecil yang menjadi penghalang tebentuknya fetch. Sedangkan daya listrik terendah berada di lokasi 11 pada kondisi peralihan I dikarenakan kecepatan angin, tinggi gelombang dan periode gelombang di lokasi tersebut rendah dan fetch yang terbentuk juga kecil dikarenakan banyak terhalang oleh daratan. Gambar 8. Histogram daya listrik tertinggi tiap-tiap lokasi 15

Gambar 9. Histogram daya listrik terendah tiap-tiap lokasi 4. Kesimpulan Berdasarkan daya listrik yang telah dikaji, lokasi yang berpotensi besar menghasilkan daya listrik adalah Pantai Temajuk Kab. Sambas, Pantai Pulau Karimata Kab. Kayong Utara dan Pantai Pulau Bawal Kab. Ketapang. Daya listrik tertinggi berada di Pantai Pulau Karimata, Kab. Kayong Utara pada musim barat dengan nilai sebesar 831.370,47 Watt. DAFTAR PUSTAKA [1] Muchlis, M., & Permana, A. D. (006). Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN di Indonesia Tahun 003 s.d. 00. Dalam Pengembangan Sistem Kelistrikan Nasional Dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang (hal. 19-9). Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT. [] Mardiansyah, L. A., Ismanto, A., & Setyawan, W. B. (014). Kajian Potensi Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) dengan Sistem Oscilatting Water Column (OWC) di Perairan Pantai Bengkulu. JURNAL OSEANOGRAFI, III, 38-337. [3] Wijaya, I. W. A. (010). Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Teknologi Oscillating Water Column di Perairan Bali. Teknologi Elektro, IX, 165-174. [4] European Center for Medium Range Forecast (ECMWF). Era Interim, Monthly Means of Daily Means. Dipetik Mei 10, 015, dari http://www.apps.ecmwf.int/datasets/ [5] Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset. [6] Jumarang, M. I. (1999). Studi Karakteristik Oseanografi Pantai untuk Penanaman Kembali Mangrove di Pantai Siwa Kabupaten Wajo. Makassar: Universitas Hasanuddin (Skripsi). [7] Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI). Pemanfaatan Energi Laut 1 : Ombak. Dipetik Juni 6, 015, dari http://www. aseli.co/ [8] Departement of Naval Architecture and Marine Enginering, University of Michigan. (008). Wave Energy Conversions. USA. [9] Utami, S. R. (010). Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dengan Menggunakan Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Tiga Puluh Wilayah Kelautan Indonesia. Depok: Universitas Indonesia (Skripsi). [10] Murdani, E. (007). Studi Karakteristik Fisik Gelombang Perairan Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang. Pontianak: Universitas Tanjungpura (Skripsi). 16