8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang industri saat ini, kualitas produk sangat menentukan tingkat persaingan. Industri yang tidak mampu menghasilkan kualitas produk yang baik akan dapat dengan mudah tersingkirkan oleh industri pesaingnya yang mampu menghasilkan produk lebih baik. Peningkatan hasil industri yang terus-menerus memerlukan proses produksi yang lancar. Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh keandalan dan ketersediaan mesin dan alat penunjang proses produksi yang dipergunakan. Mesin atau alat penunjang proses produksi yang rusak secara mendadak dapat mengganggu rencana produksi yang telah ditetapkan. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan perencanaan perawatan mesin yang terjadwal (preventive maintenance) untuk mengurangi kerusakan mesin mendadak (failure maintenance). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjaga mesin atau fasilitas lainnya agar dalam keadaan siap pakai ketika diperlukan. Akan tetapi setiap perusahaan memiliki perbedaan kebijakan yang diterapkan. Hal ini didasari karena perbedaan konsep dalam memelihara mesin atau fasilitas lainnya. Perusahaan menilai pemeliharaan mesin ini sangat penting diperhatikan. Sistem pemeliharaan yang benar berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Hal ini disebabkan dengan sistem pemeliharaan yang benar maka akan berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi membutuhkan mesin-mesin atau peralatan produksi yang berada dalam keadaan baik. Untuk menjaga kondisi agar mesin-mesin tersebut tetap dalam keadaan baik adalah dengan melakukan proses perawatan.
9 Perawatan mesin yang dilakukan terdiri dari 3 macam perawatan yaitu: preventive maintenance, corrective maintenance dan break down maintenance. Masalah sistem perawatan merupakan salah satu masalah penting dalam industri. Alasan utamanya adalah karena sistem perawatan merupakan faktor utama untuk kelangsungan hidup suatu sistem produksi. Jika mesin tidak dirawat, maka akan mengalami kerusakan yang lebih parah sehingga perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menggantikan komponen yang rusak. Untuk itu perusahaan harus melakukan sistem perawatan yaitu perawatan preventif pada mesin-mesin produksinya. Perawatan preventif merupakan perawatan secara berkala terhadap mesinmesin produksi sebelum mesin mengalami kerusakan. 3.2 PENGERTIAN PERAWATAN Pentingnya fungsi perawatan dalam industri merupakan hal yang tak terbantahkan. Perawatan merupakan suatu fungsi dalam industri manufacture yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal tersebut dibuktikan dengan akan banyak timbulnya kesulitan apabila perawatan tidak dilakukan. Operasi yang tidak aman, kemacetan produksi, kerugian daya, panas, penerangan, dan berbagai fungsi sarana lain yang tidak diketahui untuk masa yang lama. Perawatan sebagai suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang dapat diterima. Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga mesin atau peralatan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaiaan/pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan perawatan maka mesin/peralatan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu (Ardian,2014). Terdapat dua jenis penurunan kemampuan mesin/peralatan yaitu: 1. Penurunan wajar yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara alami akibat terjadi pemburukan/keausan pada fisik mesin/peralatan selama waktu
10 pemakaiaan walaupun penggunaan secara benar. 2. Penurunan laju yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan akibat kesalahan manusia (human error) sehingga dapat mempercepat keausan mesin/peralatan karena mendapatkan tindakan dan perlakuan yang tidak seharusnya dilakukan terhadap mesin/peralatan. Kho (2016) menyatakan hasil yang diharapkan dari kegiatan perawatan mesin/peralatan berdasarkan dua hal sebagai berikut: 1. Condition maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin/peralatan agar berfungsi dengan baik sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam mesin berfungsi dengan umur ekonomisnya. 2. Replacement maintenance yaitu melakukan tindakan perbaikan dan pergantian komponen mesin tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelum kerusakan terjadi. 3.3 TUJUAN PERAWATAN Perawatan adalah kegiatan pendukung bagi kegiatan komersil, maka seperti kegiatan lainnya, perawatan harus efektif, efisien dan berbiaya rendah. Dengan adanya kegiatan perawatan ini, maka mesin/peralatan produksi dapat digunaakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai. Beberapa tujuan perawatan yang utama: 1. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan. 2. Untuk menjamin ketersediaan (availability) optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi (return on investment) yang maksimum. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi darurat setiap waktu misalnya : unit cadangan. 4. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 5. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
11 dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 6. Untuk membantu mengurangi pemakaiaan dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut. 7. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan secara efektif dan efisien keseluruhannya. 8. Untuk menjamin kesehatan dan keselamat kerja orang yang menggunakan sarana tersebut. 3.4 JENIS-JENIS PERAWATAN Jenis pemeliharaan secara garis besar terbagi menjadi 2 golongan yaitu: 1. Pemeliharaan tidak terencana (unscheduled maintenance) 2. Pemeliharaan terencana (scheduled maintenance) 3.4.1 Pemeliharaan Tidak Terencana Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency. Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alatalat mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara penggantian. Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu melakukan perencanaan pemeliharaan. Kelemahannya : 1. Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
12 mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini. 2. Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut. 3. Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja, tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan biaya relatif lebih besar. 3.4.2 Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan Terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yang telah ditentukan. Pemeliharaan terencana terdiri dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), pemeliharaan korektif (corrective maintenance) dan predictive maintenance. 3.5 PREVENTIVE MAINTENANCE Preventive maintenance adalah deteksi dan tindakan secara cepat pada ketidaknormalan peralatan sebelum mengakibatkan kerusakan atau kerugian. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), yaitu suatu kegiatan inspeksi secara periodik untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang akan mengakibatkan breakdown atau stop produksi, penurunan kondisi mesin atau alat-alat kelengkapannya. Pemeliharaan pencegahan ini dapat dijadikan sebagai system deteksi terhadap mesin atau alat sebelum terjadi gangguan yang akan mengakibatkan cacatnya hasil produksi serta kerugian lainnya yang ditimbulkan. Untuk preventive maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan diantaranya sebagai berikut: 1. Inspeksi yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodik dengan melakukan
13 pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk didalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan. 2. Lihat, dengar dan rasakan yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan melakukan pemeriksaan kondisi mesin dan komponen terkaitnya dengan cara penglihatan, perasaan dan pendengaran. 3. Pemeliharaan jalan yaitu kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan tanpa menghentikan proses produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya. 4. Penggantian komponen minor yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian sebagian kecil komponen mesin dan peralatannya. 5. Pemeliharaan berhenti yaitu kegiatan pemeliharaan yang hanya bisa dilaksanakan pada saat peralatan tidak bekerja atau stop mesin. Keuntungan preventive maintenance: 1. Preventive maintenance adalah antisipasi perawatan. Dengan demikian bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan peramalan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan yang lebih baik. 2. Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu produksi. 3. Preventive maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen mesin. 4. Preventive maintenance memotong/mengurangi pekerjaan emergency. Kerugian: 1. Preventive maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total. 2. Banyak melibatkan tenaga kerja. 3. Biaya pemeliharaan relatif lebih tinggi dibandingkan metode predictive maintenance.
14 3.6 CORRECTIVE MAINTENANCE Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian mesin (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Kegiatan corrective maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya: 1. Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikanperbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, 2. Overhoul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi) 3.7 PREDICTIVE MAINTENANCE Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah- masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.