BAB II TINJAUAN TENTANG PUSAT PENELITIAN GULA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Transformasi Petani Gula di Pekalongan diunduh

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

KEADAAN UMUM Sejarah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

BAB I PENDAHULUAN. lebih satu tahun. Di Indonesia sendiri tanaman tebu banyak dibudidayakan di

BAB II BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH. pengembangan perkaretan. Pembentukan BPSP yang dimulai sejak tahun 1981

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

KEADAA UMUM LOKASI MAGA G

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

Tebu Jombang di Kancah Gula Nasional

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebun Agung didirikan pengusaha Cina, sedangkan Pabrik Gula Krebet

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN RENDEMEN DAN HABLUR TANAMAN TEBU

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kajian Pustaka F. Historiografi yang Relevan...

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PEMBAHASAN UMUM Visi, Misi, dan Strategi Pengelolaan PBK

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

Bab V. Kesimpulan. dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA) dan iklimnya, Indonesia memiliki

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia

KEADAAN UMUM Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

KEADAAN UMUM Sejarah Berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali diujicobakan di kedua daerah tersebut adalah species Ficus elastica atau

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PENGELOMPOKAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yaitu untuk memberikan suatu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan, dimana SDM yang mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe elitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB II GAMBARAN UMUM. sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

I. PENDAHULUAN. sedemikian penting tersebut dicapai melalui proses perjalanan yang cukup. yang saat ini menjadi sangat populer didunia.

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan umbi-umbian menjadikan gula sebagai salah satu bahan

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

BAB 1 PENDAHULUAN. di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula rafinasi 1 yang ada (8 pabrik) belum

I. PENDAHULUAN. dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu

BAB VI KESIMPULAN. Jalan Raya Pantura Jawa Tengah merupakan bagian dari sub sistem. Jalan Raya Pantai Utara Jawa yang menjadi tempat lintasan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

B AB 1 PENDAHULUAN. keimigrasian yang berada di jajaran Kementerian Hukum dan HAM yang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TENTANG PUSAT PENELITIAN GULA 2.1 Pengertian Pusat Penelitian 2.1.1 Pengertian Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat secara harfiah dapat diartkan sebagai tempat yang letaknya di bagian tengah namun dalam konteks lembaga atau organisasi bisa diartikan sebagai pokok atau pangkal yang menjadi pucuk pimpinan bagi divisi lainnya. 8 Pusat mempunyai tanggung jawab untuk mengayomi seluruh kegiatan yang dilakukan divisi di bawahnya. Dalam konteks hirarkial pusat berada pada titik tertinggi, di mana kegiatan-kegiatan inti sebuah organisasi dilakukan. 2.1.2 Pengertian Penelitian Penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif. 9 Kegiatan penelitian dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor tertentu untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis guna mengembangkan prinsip-prinsip yang telah ada sebelumnya. 2.2 Sejarah dan Pengertian Pusat Penelitan Gula 2.2.1 Sejarah Industri Gula di Indonesia Industri pabrik gula di Indonesia bermula pada awal abad ke- 19 saat revolusi industri mulai melanda hampir seluruh belahan dunia, pemerintah kolonial Belanda yang kala itu masih berkuasa atas bangsa Indonesia bertekad untuk meningkatkan hasil pertanian 8 http://kbbi.web.id/pusat, diunduh pada Maret 2015 9 http://kbbi.web.id/teliti, diunduh pada Maret 2015 16

tebu dan industri gula di tanah jajahannya melalui pembangunan pabrik gula di berbagai wilayah nusantara. Sejarah mencatat bahwa pada 1826 sebuah perusahaan di Jawa Barat, Jessen Trail and Company, mengirimkan surat permohonan hutang pada Nederlands Handel Matschappij (NHM) guna mendatangkan tiga mesin uap pengolah gula modern beserta tenaga ahli dari Eropa untuk meningkatkan produksi gula perusahaan tersebut yang sebelumnya hanya ditunjang oleh tenaga kerbau dan tenaga manusia dalam mengolah tebu menjadi gula. 10 Peristiwa tersebut menjadi tonggak terjadinya modernisasi bagi industri gula di Indonesia pada waktu itu. Empat tahun setelahnya, pada 1830, pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui anak perusahaannya mendirikan pabrik gula dengan mesin pengolah modern di Pekalongan dan Tegal. Kemudian pembangunan meluas hampir di seluruh karesidenan dan kota kerajaan di Hindia Belanda, terutama di Pulau Jawa. Pemerintah Belanda membangun pabrik-pabrik gula modern tersebut dalam bentuk kompleks, lengkap dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial penunjang. Dalam sebuah area pabrik gula, pada umumnya terdapat tempat ibadah (gereja), sekolah, rumah sakit, penjara, dan kompleks perumahan untuk orang-orang Eropa yang bekerja sebagai administratur dan pengawas perkebunan, stasiun serta jaringan transportasi lori pengangkut tebu yang melingkupi seluruh areal perkebunan dan terintegrasi dengan stasiun kereta api yang ada. Pada umumnya pabrik-pabrik tersebut dikelola oleh badan usaha NV (Nederlandse Vennootschap) atau sekarang lebih dikenal dengan PT (Perseroan Terbatas). 10 Sejarah Pabrik Gula Hindia Belanda http://ardhipglestari.blogspot.com/2010/02/sejarah-pabrikgula-hindia-belanda.html, diunduh Maret 2015 17

Banyaknya pabrik gula yang berdiri serta hasil produksi gula yang berbanding lurus kemudian membawa Hindia Belanda ke dalam percaturan negara penghasil gula di dunia. Sejarawan Universitas Indonesia, Ong Hok Ham, bahkan pernah mengatakan dalam sebuah artikelnya Gula dalam Sejarah Indonesia yang dimuat Harian Kompas pada 7 Januari 1985 bahwa eskpor gula dari pulau Jawa sebelum tahun 1930an merupakan seperempat dari total penghasilan pemerintah kolonial Belanda. 11 Tercatat oleh J. Marches dalam artikelnya Overzicht van de Bedrijf-Srisultanten Betreffende Campagne (1941) bahwa sebelum 1931 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, satu dari dua kota kerajaan yang ada di Hindia Belanda saat itu, terdapat 17 pabrik gula yang berdiri di tanah Kasultanan Ngayogyakarta. 12 Pabrik pabrik gula tersebut diantaranya adalah PG. Randu Gunting, PG. Tanjungtirto,PG. Kedaton Pleret, PG. Wonotjatur, PG. Padokan, PG. Bantul, PG. Barongan, PG. Sewugalur, PG. Gondanglipuro, PG. Pundong, PG. Gesikan, PG. Rewulu, PG.Demakijo, PG. Cebongan, PG. Beran, PG. Medari dan PG. Sendangpitu. 13 Banyaknya pabrik gula tersebut selain menguntungkan dari segi produksi gula ternyata juga menguntungkan Kasultanan sebagai penguasa setempat. Kasultanan selaku pemilik tanah mendapatkan prosentase keuntungan dari masing-masing pabrik yang berdiri di tanahnya, semakin banyak tanah yang digunakan pemerintah kolonial maka semakin banyak pula keuntungan yang didapat. Oleh sebab itu, pada masa-masa 11 Gula Dalam Sejarah Indonesia, https://santijehannanda.wordpress.com/tag/ong-hok-ham/, diunduh Maret 2015 12 Kisah Industri Gula di Selatan Vorstenlanden, http://vorstenlanden.blogspot.com/2014/06/kisahindustri-gula-di-selatan.html, diunduh Maret 2015 13 Ibid. 18

tersebut Sultan menghapuskan sistem pembayaran para priyayi dan abdi dalem dengan tanah dan kemudian menjadikan tanah-tanah pembayaran yang ada sebagai perkebunan gula serta pabrikpabriknya. Dari penghasilan masing-masing pabrik gula tersebut abdi dalem digaji. Sayang sekali, ketika krisis ekonomi global melanda dunia pada 1931, 9 dari 17 pabrik gula yang ada terpaksa gulung tikar karena tidak mampu memenuhi ongkos produksi dan membayar gaji para pegawai. Hal terebut diperparah dengan situasi perang yang saat itu sedang berkecamuk, saat Jepang berkuasa banyak pabrik gula yang ada beralih fungsi menjadi pabrik dan gudang senjata. Rumahrumah administratur pun akhirnya beralih fungsi menjadi rumah tinggal petinggi militer Jepang, tak ketinggalan jalur transportasi lori juga diangkut ke Burma untuk kepentingan militer Jepang. Hampir semua industri gula yang ada waktu itu kolaps. Hingga puncaknya pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948, di Yogyakarta, seluruh pabrik gula yang ada dibumi-hanguskan oleh tentara republik agar tidak digunakan sebagai basis pertahanan tentara Belanda. Riwayat pabrik gula di daerah lain nampaknya juga tak jauh berbeda, berjaya sebelum masa krisis moneter global, kolaps, direbut penjajah Jepang, kemudian dibumi-hanguskan atau dialih fungsikan oleh tentara republik pada masa revolusi fisik. Industri gula di Indonesia mengalami babak baru setelah pemerintah menasionalisasi perusahaan-perusaahan Belanda menjadi milik pemerintah republik pada 1958. Banyak pabrik gula milik badan usaha Belanda yang semula mati suri dihidupkan kembali dengan nama-nama baru. Sebagai contoh, di Yogyakarta Sri Sultan HB IX yang prihatin dengan nasib para pegawai perkebunan gula dan petani tebu yang menganggur sekian lama menghidupkan kembali Pabrik Gula Padokan (Suiker Fabriek Padokan) dengan nama baru Pabrik Gula Madukismo. Hingga saat ini, Pabrik Gula Madukismo tercatat 19

merupakan satu-satunya pabrik gula yang tersisa dan masih aktif beroperasi di provinsi daerah Istimewa Yogyakarta, sedang di Jawa Tengah hanya tersisa 12 pabrik gula aktif. Berdasarkan survai yang dilakukan International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS), dari 1.799 pabrik gula yang ada di seluruh nusantara pada 1930, kini hanya tersisa 62 pabrik atau sekitar 3,4 % dari jumlah total. 14 2.2.2 Sejarah Pusat Penelitian Gula Ketika kebutuhan gula pada awal abad ke-19 dari segi kuantitas berhasil terpenuhi dan ditangani dengan baik, pemerintah kolonial Belanda juga berusaha meningkatkan kualitas gula Hindia Belanda dengan membangun pusat penelitian gula pada 1887 di Pasuruan, Jawa Timur kemudian menyusul pusat penelitian gula di Semarang dan Majalengka. Pusat penelitian gula yang semula bernama Het Proefestation voor de Java Suiker Industrie awalnya didirikan untuk memberikan pelayanan kepada stakeholders, penyandang dana dan para pengguna teknologi gula. Langkah tersebut merupakan solusi yang tepat, sebab pada tahun 1900an industri gula dunia terserang wabah bit gula pada tanaman tebu yang mengakibatkan penurunan produksi gula. Bahkan, pada 1921 pusat penelitian gula Pasuruan berhasil memberi andil besar terhadap indsutri gula dunia dengan menemukan bibit tebu POJ 2878 yang tahan terhadap penyakit sereh dan segera tersebar luas di seluruh perkebunan tebu di berbagai belahan dunia disusul kemudian penemuan bibit tebu POJ 3016 yang mampu menghasilkan tebu 18 ton per hektar pada 1930. Pemerintah kemudian menasionalisasi pusat penelitian gula ini pada 1958 dan mengubah namanya menjadi 14 http://finance.detik.com/read/2015/03/26/134615/2870318/1036/miris-jumlah-pabrik-gula-risekarang-tak-sebanyak-di-zaman-belanda, diunduh pada Maret 2015. 20

Balai Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G). Pada tahun 1987 pusat penelitian ini berganti nama menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Dari semula tiga pusat peneltian yang ada, yang tersisa dan masih beroperasi hingga saat ini hanyalah P3GI Pasuruan. P3GI Pasuruan kini menjadi satu-satunya lembaga penelitian di Indonesia yang khusus meneliti tentang gula dan pemanis, mulai dari sektor onfarm, off-farm hingga konsep kebijakan dan tata niaga. Oleh sebab itu, kinerja industri gula di Indonesia tidak terlepas dari peran P3GI. 2.2.3 Definisi Pusat Penelitian Gula Pusat Penelitian Gula adalah tempat yang menjadi pangkal kegiatan penelitian dengan obyek penelitian yang berkaitan dengan pengolahan gula, diantaranya tanaman tebu, teknik penanaman tanaman tebu dan gula mentah. 2.3 Fungsi Tujuan dan Manfaat Pusat Penelitian Gula Berikut merupakan paparan fungsi, tujuan dan manfaat pusat penelitian gula berdasarkan apa yang dijalankan oleh Pusat Penelitian yang telah ada di Indonesia, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Gula Pasuruan. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan salah satu lembaga penelitian dari Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) yang beranggotakan BUMN Perkebunan dan perusahaan perkebunan swasta. Dalam pelaksanaan kegiatannya P3GI dan Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) yang lain dibina dan diawasi oleh Dewan Pembina Puslitbun yang terdiri dari unsur pemerintah dan anggota APPI. Seperti halnya Puslitbun yang lain, P3GI diharapkan menghasilkan teknologi dan landasan kebijakan yang dapat memandu pembangunan industri perkebunan di Indonesia pada umumnya dan industri gula pada khususnya. Pusat penelitian perkebunan didirikan untuk mengemban misi dan melaksanakan tugas yakni memberikan inovasi teknologi dan konsepsi- 21

konsepsi baru yang diperlukan guna kelangsungan dan kemajuan subsektor perkebunan. Maksud dari pembentukan P3GI adalah untuk menunjang kemajuan usaha-usaha di bidang pergulaan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi, pelayanan dan konsultasi. Dengan adanya layanan-layanan yang diberikan oleh Pusat Penelitian Gula diharapkan industri gula nasional dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Fungsi, tujuan dan manfaat pusat penelitian gula secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 15 1) Sebagai sarana edukasi dan pusat layanan informasi mengenai tanaman tebu dan gula yang terbuka bagi petani tebu, industri gula maupun masyarakat umum. 2) Sebagai wadah bagi para peneliti untuk melakukan pengabdian melalui kegiatan penelitian terhadap tanaman tebu dan gula. a. Tujuan Pusat Penelitian Gula 1) Menciptakan inovasi teknologi dan konsepsi baru untuk meningkatkan kemajuan industri gula nasional. 2) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan tanaman tebu dan gula yang selama ini acap kali dialami oleh pelaku industri gula nasional. b. Manfaat Pusat Penelitian Gula Meningkatkan kualitas dan kuantitas industri gula nasional. 1) Menambah wawasan para petani, pelaku industri gula, dan masyarakat umum mengenai tanaman tebu dan gula. 2) Mengembangkan potensi yang dimiliki industri gula nasional secara optimal. 15 http://www.sugarresearch.org/index.php/profil/ruang-lingkup-dan-tugas, diunduh Maret 2015 22

2.4 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Gula Sebuah Pusat Penelitian Gula dikepalai oleh seorang direktur. Direktur kemudian membawahi Kepala Bidang Penelitian, Usaha dan Pelayanan serta Kepala Biro Umum dan SDM. Kepala Bidang Penelitian, Usaha dan Pelayanan dibantu oleh 5 orang pejabat, Manajer Urusan Penelitian Pra Panen dan Sosek, Manajer Urusan Penelitian Pasca Panen, Manajer Urusan Pemasaran Usaha Rintisan, Manajer Laboratorium Jasa dan Kepala Kebun Percobaan. Kepala Kebun Percobaan mengepalai tujuh kebun percobaan (KP) yang ada. Kepala Biro Umum dan SDM dibantu oleh 5 orang pejabat, Manajer Urusan Keuangan dan Akuntansi, Manajer Urusan Ortala dan SDM, Manajer Urusan Rumah Tangga, Manajer Urusan Pelatihan, Informasi, dan Publikasi, serta Manajer Urusan Dokumentasi, Kerjasama dan Penyaluran Produk. Berikut adalah bagan struktur organisasi pusat penelitian gula berdasarkan deskripsi di atas: Gambar 2. 1 Struktur Organisasi P3GI Pasuruan Sumber: http://www.sugarresearch.org/index.php/profil/organisasi, diolah kembali oleh penulis April 2015 Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa pengampu tanggung jawab tertinggi pada sebuah pusat penelitian gula adalah seorang direktur, yang kemudian pada pelaksanaan teknis di lapangan dibantu oleh Kepala Bidang Penelitian, Usaha dan Pelayanan dan Kepala Biro Umum dan SDM. Dua kepala bidang tersebut bertugas untuk mengendalikan kegiatan operasional pusat penelitan gula melalui masing-masing manajer bagian dan kepala kebun percobaan. 23

2.5 Karakteristik Pusat Penelitian Gula Pelaku Pusat Penelitian Gula adalah mereka yang melakukan aktivitas atau kegiatan di pusat penelitian gula yang tentunya melibatkan peran pusat penelitian gula dalam kegiatan yang dilakukan. Pelaku pusat penelitian gula diklasifikasikan dalam dua kelompok pelaku berdasarkan jenis kegiatan yang dilakuakan, yaitu pemberi dan pengguna jasa. Secara umum, pemberi jasa mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pusat penelitian gula. Berikut penjelasan mengenai masing-masing pelaku pusat penelitian gula berdasarkan jenis kegiatan pemberi dan pengguna jasa: a. Pemberi Jasa Pemberi jasa atau pengelola dalam sebuah pusat penelitian gula terdiri dari : 1) Tenaga Ahli yang meliputi: 16 a) Ahli Pengolahan Hasil dan Bahan Olah b) Ahli Budidaya Tanaman c) Ahli Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah d) Ahli Teknologi Pasca Panen e) Ahli Pemuliaan dan Genetika Tanaman f) Ahli Agronomi g) Ahli Budidaya Tanaman h) Ahli Sosial dan Ekonomi i) Ahli Fisiologi Tanaman j) Ahli Ekonomi Pertanian Para Tenaga Ahli merupakan pekerja inti pada sebuah pusat penelitian gula. Tenaga Ahli bekerja sesuai dengan bidang keahlian masing-masing dan bertanggung jawab atas peneltian yang dilakukan oleh pusat penelitian gula. Secara struktural, para ahli ini berada di bawah pimpinan seorang manajer sesuai dengan bidang keahlian yang diampu. 16 http://www.sugarresearch.org/index.php/tenaga-ahli, diunduh Maret 2015 24

2) Pegawai Administrasi yang meliputi: 17 a) Direktur b) Kepala Bidang Penelitian, Usaha dan Pelayanan c) Kepala Biro Umum dan SDM d) Manajer Urusan Penelitian Pra Panen dan Sosek e) Manajer Urusan Penelitian Pasca Panen f) Manajer Urusan Pemasaran Usaha Rintisan g) Manajer Laboratorium Jasa h) Manajer Urusan Keuangan dan Akuntansi i) Manajer Urusan Ortala dan SDM j) Manajer Urusan Rumah Tangga k) Manajer Urusan Dokumentasi, Kerjasama dan Penyaluran Produk. l) Kepala Kebun Percobaan Pegawai adminsitrasi bekerja mengelola kegiatan administratif pusat penelitan gula. Melakukan kerjasama eksternal dengan pihak luar dan mengatur sistem kerja pusat penelitian. Secara struktural kedudukannya lebih tinggi dari tenaga ahli. 3) Pegawai Rumah Tangga Pegawai rumah tangga dalam sebuah pusat penelitian gula melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan housekeeping yang diantaranya meliputi kebersihan, dapur dan sebagainya. 17 http://www.sugarresearch.org/index.php/profil/organisasi, diunduh Maret 2015 25

b. Pengguna Jasa 1) Petani Tebu Merupakan petani dengan tanaman tebu sebagai obyek garapan kebun/ ladangnya yang menggunakan jasa pusat penelitian gula sebagai pusat informasi dan edukasi mengenai tanaman tebu dan gula. 2) Pabrik Gula Merupakan pabrik gula yang menggunakan jasa pusat penelitian gula sebagai auditor maupun tenaga ahli dalam menanganai permasalahan teknis maupun non teknis seputar tanaman tebu dan gula pabrik tersebut. 3) Praktisi Merupakan pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang tanaman tebu dan gula yang menggunakan jasa pusat penelitan gula sebagai sarana kegiatan penelitan maupun studi banding. 4) Pelajar/ Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa yang menggunakan pusat penelitan gula sebagai sarana edukasi maupun obyek penelitian. 5) Masyarakat Umum Kelompok masyarakat yang ingin sekedar berwisata maupun menambah wawasan mengenai seluk beluk pusat penelitian gula. Kedua jenis pengguna tersebut dituntut untuk melakukan hubungan timbal-balik mutualisme dalam memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Dengan begitu kegiatan operasional pusat penelitian gula dapat berjalan dengan lancar. 2.6 Karakteristik Bangunan Pusat Penelitian Gula Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, bangunan pusat penelitian gula tergolong sebagai 26

bangunan klas 8 dengan tipologi bangunan meliputi laboratorium dan bangunan industri/pabrik. Pusat penelitian gula berdasarkan tingkat kompleksitasnya termasuk dalam klasifikasi bangunan gedung khusus, sebab memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian dan/atau teknologi khusus. Masa penjaminan kegagalan bangunannya minimum selama 10 (sepuluh) tahun. 2.7 Layanan Pusat Penelitian Gula Berikut adalah beberapa layanan yang dapat dijumpai di dalam sebuah Pusat Penelitian Gula, mengacu pada layanan yang ada pada Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Bentuk layanan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu layanan dalam bentuk kegiatan penelitian dan layanan dalam penjualan produk. Untuk Layanan dalam bentuk kegiatan penelitian rinciannya adalah sebagai berikut: 18 1) Uji Efikasi (ZKP&ZPT, Herbisida, Pestisida, Pupuk) 2) Analisa (Tanah, Pupuk dan Air, Bahan Olah Pabrik Gula, Sertifikasi test gula dan bahan pembantu, Serodiagnosis Penyakit tebu, Makanan dan Minuman) 3) Lain-lain (Pelatihan dan Informasi, Audit Kinerja Pabrik Gula, Audit Energi, Kalibrasi Peralatan Pabrik Gula, Sertifikasi KBU dan KBP, Uji Kelayakan Pembangunan Pabrik Gula dan Industri Berbasis Tebu, Penyusunan RJPP, Uji Kelayakan Kebun Bibit) Sedangkan untuk layanan dalam bentuk penjualan produk adalah sebagai berikut: 19 18 http://www.sugarresearch.org/index.php/layanan, diunduh Maret 2015 19 Ibid. 27

1) Bahan Tanam Tebu (Bibit dalam polybag, Bibit bentuk budset, Bibit BKP, KBN, KBI, KBD, Planlets, Budchip bibit kultur jaringan) 2) Pupuk (Halei, Si-Plus HS, Endo-Hevea, Enticol, Tebu Plus, Biocompos) 3) Pengolahan Limbah (Biotray) 4) Pengolahan Gula (Penjernih Air Lingkungan, Bahan Penjernih Form A&B, Fondan, FCS, Biosida) 5) Produk Hayati (Jamur Entromopage untuk boktor, Mikrostater INOLA 121 & 221, Bicom-Plus, Starter Parasitoid Tricogramma). 2.8 Preseden Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan merupakan pusat penelitian gula tertua di Indonesia. Pusat penelitian ini mulai beroperasi pada 1887, semula bernama Het Proefestation voor de Java Suiker Industrie. Pada awalnya pusat penelitian gula ini didirikan untuk mengatasi wabah penyakit sereh dan mengimbangi perkembangan bit gula di Eropa. Pada 1921 pusat penelitian gula Pasuruan memberi andil besar terhadap indsutri gula dunia dengan ditemukannya bibit tebu POJ 2878 yang tahan terhadap penyakit sereh dan segera tersebar luas di seluruh perkebunan tebu di berbagai belahan dunia, disusul kemudian penemuan bibit tebu POJ 3016 yang mampu menghasilkan tebu 18 ton per hektar pada 1930. Pemerintah kemudian menasionalisasi pusat penelitian gula ini pada 1958 dan mengubah namanya menjadi Balai Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G). Pada tahun 1987 pusat penelitian ini berganti nama menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). a. Lokasi : Jalan Pahlawan No.25, Pasuruan 67126, Jawa Timur. Telp (0343)421086, Fax (0343) 421178 b. Tahun Beroperasi : 1887- Sekarang 28

c. Motto : Penelitian, Pelayanan, dan Pengembangan d. Visi dan Misi: - Visi: 1) Penggerak utama pertumbuhan industri gula melalui penelitian-penelitian terobosan 2) Pendamping Industri gula dengan menghasilkan dan menyediakan paket-paket teknologi untuk mengatasi masalah aktual serta menyediakan pakar untuk jasa konsultasi 3) Pendukung upaya perkembangan yang dilakukan pabrik gula dengan melakukan penelitian dan adaptasi. - Misi: 1) Mempelajari dan mencarikan upaya untuk menanggulangi kendala dalam pembangunan bidang pergulaan Nasional 2) Mengidentifikasi dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh industri pergulaan dan pabrik gula pada khususnya 3) Melakukan kegiatan pengembangan dan pelayanan kepada perusahaan gula, demi mencapai efektivitas kerja dan efisiensi pengelolaannya dalam arti seluasluasnya. e. Layanan: 1) Penjualan Produk (Bahan Tanam, Pupuk, Pengolahan Limbah, Pengolahan Gula, Produk Hayati). 2) Penelitian (Uji Efikasi, Analisa, Kalibrasi, Audit, Uji Kelayakan). 29

f. Galeri: Gambar 2. 2 Halaman Depan P3GI Pasuruan Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-ovilssmtpao -April 2015 Gambar 2. 3 Tampak Depan Salah Satu Bangunan di Kompleks Laboratorium P3GI Pasuruan Sumber: https://c1.staticflickr.com/7/6082/6115006491_f544e7aa15.jpg- diunduh April 2015 30

Gambar 2. 4 Salah Satu Sudut P3GI Pasuruan Sumber: https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn- diunduh April 2015 Gambar 2. 5 Kunjungan Pelajar ke P3GI Pasuruan Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-6t4npmx91vc/tofsaddap6i.jpg- diunduh April 2015 31