BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas berbagai fenomena sosial, kultural dan bahkan politik, yang memungkinkan terjalarnya pengalaman subjektif dari seniman kepada orang lain 7. Sebuah pengalaman langsung dari kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-bidang, volume ataupun massa 8. Pengertian Bentuk, adalah : Wujud, Rupa, Cara bangun 9. Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk 10. Bentuk sebenarnya adalah kumpulan unsur-unsur yang mempunyai komposisi dengan peranan yang saling terhubung 11. Maka pendekatan dalam pengertian dari tema ini adalah suatu penerapan, pengolahan dan penampilan bangunan terhadap kejadian dalam diri, lingkungan, pengetahuan, pemahaman terhadap sesuatu hal, baik yang praktis, abstrak, dan ideal. III.2 Pendapat - pendapat Tentang Menurut Smithies Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya. Oleh karen itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbedabeda. Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. 12 7 Sumber : Ekspresi dan Teknik Penciptaan, Oleh I Wayan Sumanta 8 Sumber : lang, 1987 9&10 Sumber : Francis D.K.Ching-edisi kedua : 34 11 Sumber : Wiedesignarch/ciri-ciri bentuk 12 Sumber : Othis arch studio email: lukman_arch@ymail.com 27
Menurut Gestalt Menurut interpretasi psikologi dari Teori Gestalt tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa garis dan bentuk dari bangunan mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri atau bidang. III.3 Bentuk Dalam Arsitektur Bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi fisik maupun non fisik). Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada pengamat melalui bentuk. Kaitan-kaitan tersebut dapat menghasilkan ekspresi bentuk. Dalam menyatakan, keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat menghadirkan berbagai macam ekspresi. Penagkapan ekspresi bentuk bisa sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan latar belakang pengamat. III.3.1 Ciri-ciri Visual Bentuk 14 a. Wujud Sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu bentuk tertentu. Wujud juga merupakan aspek utama di mana bentukbentuk dapat diidentifikasi dan dikategorikan. b. Dimensi Gambar 15 : Wujud, dari bentuk Dimensi fisik suatu bentuk berupa panjang lebar dan tebal. Dimensi dimensi ini menentukan proporsi dari bentuk, sedangkan skalanya ditentukan oleh ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain dalam konteksnya. e 14 Sumber : Francis D.K.Ching-edisi kedua : 34 Gambar 16 : Dimensi, dari bentuk email: lukman_arch@ymail.com 28
c. Warna Merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam corak, intensitas dan nada. Warna adalah atribut yang paling mencolok membedakan suatu bentuk dari lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. Gambar 17 : Warna,yang membedakan dari bentuk Gambar 18 : Jenis-jenis warna d. Tekstur Adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstut juga menentukan sampai dimana permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya dating. Gambar 19 : Tekstur yang membedakan dari bentuk III.3.2 Sifat-sifat Bentuk 15 Bentuk juga memiliki sifat-sifat terentu yang menentukan pola dan komposisi unsure-unsurnya : 15 Sumber : Francis D.K.Ching-edisi kedua : 35 email: lukman_arch@ymail.com 29
a. Posisi Letak dari sebuah bentuk adalah relatif terhadap lingkungan-nya atau lingkungan visual di mana bentuk tersebut terlihat. Gambar 20 : Posisi,yang dapat bergeser dari bentuk b. Orientasi Arah dari sebuah bentuk relatif terhadap bidang dasar, arah mata angin, bentuk-bentuk benda lain, atau terhadap seseorang yang melihat. Gambar 21 : Orientasi, dari bentuk c. Inersia Visual Merupakan tingkat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia visual suatu bentuk tergantung pada geometrid an orientasinya relatif terhadap bidang dasar, gaya tarik bumi, dan garis pandangan manusia. Gambar 22 : Inersia Visual, dari bentuk email: lukman_arch@ymail.com 30
Semua sifat-sifat bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh bagaimana cara memandangnya : Perspektif atau sudut pandang yang berbeda memperlihatkan wujud ataupun aspek-aspek bentuk dalam pandangan mata manusia. Jarak terhadap bentuk tersebut menentukan ukuran yang tampak. Keadaan pencahayaan dimana melihat suatu bentuk akan mempengaruhi kejelasan dari wujud dan strukturnya. Lingkaran visual yang mengelilingi benda tersebut mempengaruhi kemampuan dalam menterjemahkan dan mengidentifikasi bentuk tersebut. III.3.3 Perubahan Bentuk Semua bentuk dapat di pahami sebagai hasil dari perubahan benda pejal utama, melalui variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi dimensinya, atau akibat penambahan maupun pengurangan elemen-elemennya. Ada beberapa macam perubahan bentuk : 1. Perubahan Dimensi Suatu bentuk dapat diubah dengan mengganti salah satu atau beberapa dimensi-dimensinya dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai anggota bagian dari bentuk. Gambar 23 : Corbusier's Briey (France) Unite, perubahan bentuk kubus menjadi bidang vertikal 2. Perubahan Dengan Pengurangan Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumenya. Tergantung dari banyaknya pengurangan, suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya atau dapat diubah menjadi suatu bentuk yang lain sama sekali. email: lukman_arch@ymail.com 31
Gambar 24 : Rumah tinggal Gwatthmey perubahan dengan pengurangan dalam membentuk ruang 3. Perubahan Dengan Penambahan Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsur-unsur tertentu kepada volume bendanya. Sifat proses penambahan serta jumlah dan ukuran relatif unsur yang di tambahkan akan menentukan apakah identitas bentuk asal dapat dipertahankan atau berubah. Gambar 25 : Beth Sholom Synagogue Gambar 26 : Bangunan unik di Tokyo Perubahan dengan penambahan dari bentuk induk dengan melengkapi bagian tambahan Contoh Penerapan Bangunan Dengan Gambar 27 : UFA Cinema Center, Dresden, Germany email: lukman_arch@ymail.com 32
Cara-cara pemikiran dari geometri beserta dengan aturan atau kaidah yang ada di dalamnya bersifat mengikat, namun hasilnya pada akhirnya akan membawa ke dalam suatu kebebasan bentuk dan ekspresi, yaitu dunia arsitektur yang merdeka. Karena yang rasakan adalah form dan experience dalam bentuk ruang 3 dimensional dan waktu (space and time). III.4 Pendukung Tema III.4.1 Unsur Pendukung 1. Kesan Dan Penampilan Bentuk Bangunan Sifat dan kesan penampilan bahan bangunan yang akan di tangkap oleh pengamat. Hal ini karena setiap bahan bangunan mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda. 2. Gaya Gaya dalam Arsitektur merupakan suatu cara membangun atau merancang agar dapat berbeda dengan yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya antara lain: 1. Kesan bangunan yang ingin di tampilkan. 2. Iklim. 3. Latar belakang Arsitek. 4. Bahan bangunan. 3. Karakter bangunan Karakter merupakan ekspresi, baik itu simbolik maupun fungsional, yang dapat di timbulkan melalui bentuk, garis, warna dan ukuran. Karakter yang baik harus dapat memberikan gambaran mengenai kegiatan yang terjadi di dalamnya dan maksud tertentu yang ingin di komunikasikan kepada pengguna ataupun pengamat bangunan. 1 2 3 4 Gambar 28 : 1. Green Leaf Film Studio 2. Gedung Tempat Pelaksanaan Festival 3. Karnos Film 4. School Of Arts In Canterbury Salah satu bangunan fasilitas perfilman dan sekolah film v email: lukman_arch@ymail.com 33
III.4.2 Hubungan Tema : Dengan Judul Penerapan atau pendekatan tema pada judul yang berkaitan dengan perencanaan Arsitektur yang dapat di jadikan pegangan dalam desain, seperti : 1. Menampilan sebuah alur sequence pada dalam maupun luar bangunan dengan penyajian yang menarik sehingga tercipta suatu pengalaman tersendiri bagi pengguna bangunan maupun masyarakat sekitar. 2. Membentuk pergerakan ruang yang tidak monoton dengan menimbulkan efek-efek visual dan setiap orang yang masuk ke ruang tersebut akan mengalami perasaan, penilaian dan pengalaman yang berbeda-beda. 3. Penerapan konsep penyesuaian bentuk ekspresi pada denah bangunan yang berujung pada tampak bangunan dengan lingkungan yang di tekankan kepada masalah penyelesaian desain, sehingga memperkuat karakteristik bangunan dengan lingkungan sekitar. III.5 Studi Empiris III.5.1 Studi Kasus Karya Arsitektur Berhubungan Dengan Tema Gedung EX ntre Gedung EX ntre merupakan salah satu contoh bangunan yang memiliki terkaitan dengan tema dalam konsep perancangan ini. Di lihat dari segi bentuk bangunan ini mempunyai komposisi yang jelas seperti pemakaian warna-warna cerah, bentuk kubus dengan inersia visual yang tidak beraturan seperti dekomposisi. Bentuk yang di tonjolkan pada bangunan ini sangat terlihat bahwa si perancang ingin manusia (pengguna) mengalami perjalanan yang visualisasinya bermain karena pengaruh dari sudut pandang mereka sendiri. email: lukman_arch@ymail.com 34
EKSTERIOR GEDUNG EX ntre 1. Tampak muka bangunan terlihat dengan sudut perpekstif yang menarik sehingga bangunan dapat terlihat nilai yang maksimal dan ekspresif. 2. Tampak samping bangunan, sisi ini melihat bahwa komposisi warna sangat jelas fasadenya. 1 2 3. Bangunan ini terlihat seperti bangunan yang menarik untuk dilihat dan masuk ke dalamnya. 4. Jalan masuk baseman dan keluar dari lobby utama. 3 4 DETAIL ARSITEKTUR GEDUNG EX ntre 1. Plaza atau ruang terbuka di depan muka lobby yang di disain sebagai kolam-kolam air. 1 2 2. Komposisi pemakaian bahan material dalam bangunan ini terlihat seperti baja, beton dan kaca. Bidang yang solid dan transparan. email: lukman_arch@ymail.com 35
3. Bagian transparan pada langit-langit menggunakan konsep bidang solid dan transparan untuk mendapatkan cahaya matahari dari luar ke dalam bangunan yang mempunyai efek visual yang berbeda-beda 3 4. Bukaan dengan bidang transparan /kaca guna mendapatkan visual kearah luar bangunan, hal ini juga untuk melihat interaksi bangunan 4 5. Pada interior jembatan atau penghubung bangunan ini terlihat bukaan kaca yang maksimal. 5 6 6. Suasana jembatan penghubung yang difungsikan untuk sirkulasi pengunjung EX ke Plaza Indonesia. Pada bagian di atas menjelaskan bahwa gedung EX ntre memakai konsep pencahayaan dalam ruang yang memakai bidang solid dan transparan yang kemudian di padukan pada satu bidang. Konsep pencahayaan tersebut memiliki tujuan untuk merangsang panca indera agar dalam perjalanan ke dalam bangunan akan lahir sebuah cerita atau alur dari rangkaian bangunan tersebut. Pemakaian bahan atau material pada konsep perancangan bangunan juga di tentukan untuk mendapatkan efek visual. Jarak pada bangunan ini terlihat jarak antar ruang memiliki nilai dan tujuan tersendiri, seperti pengunjung akan dapat waktu yang cukup untuk mengalami perjalanan visual dari satu tahap ke tahap lainnya. Objekobjek pada tapak juga di buat untuk memilki interaksi yang kuat di email: lukman_arch@ymail.com 36
mana hal ini akan menimbulkan efek visual ekspresif yang mendukung tema. email: lukman_arch@ymail.com 37