BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

PENDUDUK, KETENAGAKERJAAN DAN SISTEM PENGUPAHAN

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Ketiga masalah itu dapat menimbulkan ketidak sesuaian antara jumlah penduduk dengan

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDUHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi menjadi tujuan dari semua negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan kerja yang ada. Kondisi yang demikian akan menjadi. kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada sektor tradisional. Sebaliknya distribusi pendapatan semakin

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini dapat tercapai bila jumlah supply tenaga kerja yang besar

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar lapangan kerja di

STRUKTUR UMUR SERTA TINGKAT PENDIDIKAN PENGANGGUR BARU DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA. Nugraha Setiawan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 2015 yang lalu Indonesia dan negara-negara Asean

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian mendorong meningkatnya mobilisasi dikalangan penduduk. Mereka meninggalkan daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak, menuju tempat lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit. Karena migrasi merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu. Kondisi sosial ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong mobilisasi penduduk dengan tujuan mempunyai nilai dengan kefaedahan yang lebih tinggi di daerah tujuan. Salah satu cara yang baik dilakukan untuk mengatasi kesenjangan kesempatan ekonomi adalah dengan migrasi dari desa ke kota. Pertumbuhan penduduk besar diikuti persebaran yang tidak merata antar daerah dan perekonomian yang cenderung terkonsentrasi di perkotaan mendorong masyarakat untuk bermigrasi. Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukkan perkembangan yang 1

sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di daerah perdesaan adalah cukup lambat. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh semakin kurang menariknya kehidupan di pedesaan, kawasan pedesaan yang kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis. Dalam proses pembangunan daerah menuntut peran serta secara aktif masyarakat sebagai penggerak utama pembangunan. Pemerintah berperan aktif dalam mendorong dan mengambil kebijakan terhadap jalannya pembangunan yang diwujudkan melalui perumusan, peraturan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan serta mengerahkan kegiatan masyarakat dalam pembangunan. Proses pembangunan ekonomi biasanya tidak hanya ditandai dengan terjadinya perubahan pada struktur permintaan serta penawaran barang dan jasa yang diproduksi. Proses pembangunan ekonomi juga ditandai dengan terjadinya perubahan struktur penduduk dan ketenagakerjaan. Penduduk mempunyai dua peranan penting dalam perekonomian, dalam konteks pasar berada di sisi permintaan dan penawaran. Di sisi perminataan, penduduk bertindak sebagai konsumen, sedangkan di sisi penawaran penduduk bertindak sebagai produsen (Dumairy, 1999). Penduduk yang besar jumlahnya sebagai SDM yang potensial dan produktif didukung oleh kekayaan alam yang beraneka ragam merupakan modal dasar dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka pemanfaatan dan pendayagunaan SDM dalam mengelola SDA yang tersedia tersebut pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh peningkatan produktivitas dan efisiensi serta SDM yang berkualitas. 2

Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Angka pengangguran yang meningkat akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada, meningkatkan beban masyarakat, sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnaker, 2004). Secara geografis Indonesia memiliki kesempatan yang memacu pertumbuhanekonomi secara lebih cepat. Hal tersebut didukung dengan jumlah penduduk yang besar dan tersebar di wilayah Indonesia yang luas. Penduduk berperan sebagai sumber daya manusia yang potensial yaitu sebagai tenaga kerja dan konsumen.besarnya jumlah penduduk dapat dijadikan modal dalam pembangunan ekonomi.namun kendala yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduknya masih rendah, sehingga pembangunan ekonomi tidak seperti yang diharapkan. Hasil pembangunan secara nyata tercermin dalam pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja dan pembangunan secara fisik yang semuanya merupakan hasil nyata dari seluruh upaya dari pembangunan. Mengingat sektor pendapatan per kapita, penyediaan kesempatan kerja yang cukup, distribusi pendapatan yang merata dalam perkembangan pembangunan, serta kemakmuran antar daerah dan merubah struktur perekonomian merupakan tujuan-tujuan dari pembangunan. Namun kenyataan yang ada, masih besarnya distribusi pendapatan dan pembangunan yang tidak merata. Akibatnya terjadilah 3

kesenjangan ekonomi yang makin parah, baik antar pusat dan daerah ataupun daerah dengan daerah lainnya. Kenyataan tersebut yang kemudian memicu adanya mobilitas tenaga kerja dari daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang kurang baik menuju daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, yaitu antara wilayah pedesaan dan wilayah perkotaan. Migrasi dilakukan tidak hanya ke kota kota besar yang ada diindonesia, akan tetapi sampai ke luar negeri. Secara umum setiap orang memiliki alasan tertentu untuk pergi bermigrasi salah satunya adalah untuk meningkatkan ekonominya. Pada umunya mereka memilih daerah atau bahkan Negara lain yang situasi perekonomiannya lebih baik dari daerah asalnya daerah. Hal inilah yang menarik para buruh migran asal Indonesia meninggalkan tanah airnya dalam kurun waktu tertentu. Selain itu buruh migran memutuskan untuk bermigrasi adalah sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan di daerah asal, dan lebih tingginya upah di daerah tujuan, mungkin mengikuti keluarga maupun hanya untuk mencari pengalaman. Pengiriman jumlah buruh migran ke luar negeri merupakan alternatif chanel permerintah memperoleh keuntungan sebagai devisa Negara yang dapat membantu meningkatkan perekonomian dan pembangunan Negara. mereka berperan penting bagi perekonomian melalui uang yang mereka kirimkan ke Indonesia itulah sebabnya mereka dijuluki sebagai pahlawan devisa. Selain alasan itu juga sabagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah pengangguran. Karena pengangguran merupakan salah satu faktor seseorang untuk berpindah ke tempat lain yang peluang kejanya lebih bagus dan perekonomiannya lebih baik dari pada daerah asalnya.tak terkecuali di 4

Kabupaten Bangkalan itu sendiri yang jumlah penganggurannya tertinggi dari empat Kabupaten Madura. Tingkat pendapatan seseorang turut mempengaruhi seseorang untuk memutuskan menjadi tenaga kerja di luar negeri, tingkat pendapatan rendah mendorong seseorang untuk berpindah meninggalkan tempat asalnya untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik pendapatan tiap bulannya responden karena UMK Kabupaten Bangkalan sebesar Rp.1.280.000 dinilai relatif kurang mencukupi untuk kebutuhan setiap hari sehingga dimungkinkan untuk mencari kerja diluar daerah asalnya. Selanjutnya yaitu pendidikan, semakin tinggi pendidikan pendidikan seseorang maka nilai waktunya akan menjadi lebih mahal dan akan menggunakan waktunya untuk bekerja dan peneliti memilih variabel pendidikan karena berdasarkan data para tenaga kerja asal Kabupaten Bangkalan mayoritas berpendidikan rendah yang tentunya juga proporsi pekerjaan yang akan didapat sesuai dengan tingkatannya. Selanjutnya jumlah tanggungan keluarga yang mana pada Negara berkembang rata-rata lebih banyak jumlahnya dari pada Negara maju. Bekerja keluar negeri bagi TKI sangat menguntungkan. Standar upah jauh lebih tinggi dari pada standar upah yang ada di dalam negeri dan perbedaan kurs mata uang membuat tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mendapat uang yang berlipat-lipat dari upah yang diterima pada pekerjaan sama di dalam negeri. Pendapatan yang berlipat-lipat inilah yang membuat faktor utama para tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri.melihat beberapa fenomena tentang TKI di atas, tidak mudah untuk memutuskan pergi ke luar negeri menjadi TKI. Salah satunya adalah pengambilan keputusan untuk menjadi TKI, menjadi hal penting untuk bisa pergi kerja ke luar negeri. Unsur yang utama 5

dan mungkin yang terpenting di dalam proses pengambilan keputusan adalah masalah atau problema yang harus dihadapi dan menghendaki adanya keputusan dari diri seseorang. Bila tidak ada keputusan, maka seseorang akan bersikap dan berbuat apa adanya,dengan kerugian besar yang tidak tampak. Dengan keputusan yang akan timbul reaksi reaksi yang negatf, dengan akibat kerugian besar yang lebih tampak. Tabel I.I Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten di Madura Tahun 2011-2014 (dalam satuan % ) Kabupaten/Kota Tahun 2011 2012 2013 2014 BANGKALAN 6.37 5.13 6.78 5.68 SAMPANG 2.13 1.71 4.68 2.22 PAMEKASAN 2.61 2.29 2.17 2.14 SUMENEP 1.99 1.14 2.56 1.01 Sumber : BPS Jawa Timur 2011-2014 Dari data tabel 1.1 Kondisi di Kabupaten Bangkalan pada tingkat pengangguran terbuka padatun 2011 mencapai 6.37 jiwa sedangkan pada tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka sempat mengalami penurunan sebesar 1.24 jiwa sedangkan pada tahun 2013 jumlah tingkat pengangguran terbuka mengalami kenaikan mencapai 1.65 jiwa dan pada tahun 2014 jumlah tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 1.1 jiwa. Ini menunjukkan bahwa masih banyak pengangguran yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. 6

Tabel 1.2 Situasi Umum Ketenagakerjaan Kabupaten Bangkalan 2011-2013 No. 1 2 3 4 Uraian/ Description Angka Absolut 2011 2012 2013 Jumlah Penduduk Usia Kerja 644,911 647,906 659783 (Pend. Usia 15 Thn Ke Atas) a. Jumlah Angkatan Kerja 433,586 433,586 466,172 b. TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) 67.23 70.25 70.66 a. Jumlah Penduduk 15 Thn Ke Atas Yg Bekerja 416,637 430,926 434,270 b. TKK (Tingkat Kesempatan Kerja) 96.09 99.39 93.16 a. Jumlah Pengangguran 16,949 24,217 28,443 b. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) 3.91 5.32 6.55 Pengangguran menurut Pendidikan yg Ditamatkan a. Belum Pernah Sekolah 644 5 b. Tidak Tamat SD 1,462 302 8.63 1.25 0.00 c. Tamat SD Sederajat 5,798 11,926 34.21 49.25 0.00 d. Tamat SLTP Sederajat 2,263 5,866 13.35 24.22 0.00 e. Tamat SMU Sederajat 6,744 5,479 39.79 22.62 0.00 f. Diploma/Univ. Sederajat 682 0 4.02 0.00 0.00 Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan (Survey Angkatan Kerja Nasional2011-2013) Dari data Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah angkatan kerja yang meningkat akan menimbulkan berbagai masalah diantaranya adalah 7

tuna wisma dan tuna karya karena kurangnya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang ada. Dari permasalahan yang ada tersebut muncul berbagai macam alternatif diantaranya adalah menjadi tenaga kerja ke luar negeri. Program ini semakin diminati oleh kaum wanita seiring dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi di negara kita. Menjadi tenaga kerja ke luar negeri merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan sebagian besar wanita baik yang belum berkeluarga maupun yang sudah berkeluarga. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu yang ingin mengubah nasib keluarganya. Keinginan memutus rantai kemiskinan secara pintas untuk meningkatkan taraf kehidupan rumah tangga membuat para wanita semakin tertarik menjadi tenaga kerja ke luar negeri.adapun alasan mengapa isue ini penting diangkat menjadi bahan kajian karena masalah migrasi ini masih relatif baru, walaupun setelah tahun 1975 Pemerintah Indonesia. Departemen Tenaga Kerja, secara resmi sudah melakukan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri (Mantra dan Jeremias, 1999: 1). Atas dasar kenyataan dan alasan sedemikian itulah, maka permasalahan migrasi internasional yang dilakukan oleh para tenaga kerja yang berasal dari pedesaan memiliki berbagai latar belakang (dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Bangkalan). Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul : 8

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT MADURA UNTUK BEKERJA KE LUAR NEGERI (Studi Pada TKI di Desa banyu Alet Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan) 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh variabel pendapatan, pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap minat bekerja ke luar negeri masyarakat di Kabupaten Bangkalan? 1.3 Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan, pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap minat bekerja ke luar negeri masyarakat di Kabupaten Bangkalan. 1.4 Manfaat 1. Penulis Sebagai referensi yang mudah dipahami bagi peneliti dibidang yang sama. Sehingga dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut. 2. Sebagai bahan pembanding untuk penelitian serupa di masa yang akan datang, tentunya dengan analisis yang lebih baik. 3. Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah agar meningkatkan kualitas sumber daya manuasia agar dapat bersaing dengan negara lain. 9