BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. yang terintegrasi. Menurut Anton (2010), teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sehari-hari. Kebutuhan untuk memperoleh informasi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

ANALISIS KESIAPAN DAN PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. pada era modern ini menjadi tantangan bagi setiap organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perangkat dari teknologi tersebut meliputi perangkat. keras dan perangkat lunak. Perangkat keras membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, sebagian masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU DIY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. usahanya terutama dalam bidang bisnis. Sebagai alat bantu manusia, Dalam dunia pendidikan di masa kini, teknologi informasi (TI)

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan infrastruktur seperti hardware, software, teknologi penyimpanan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Keberadaan dan peranan teknologi informasi disegala sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. rupiah. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam industri

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. social presence dan technology readiness. Literatur human-computer interface

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam e-business, e-commerce, dan usaha teknologi informasi lainnya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH TECHNOLOGY READINESS TERHADAP PENERIMAAN TEKNOLOGI KOMPUTER PADA UMKM DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

MENGUKUR TINGKAT KESIAPAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN APLIKASI SAP (Studi Kasus Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH (Studi Kasus: Proses Difusi Inovasi Produksi Pada Industri Gerabah Kasongan Bantul, DIY)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak menguasai informasi. Organisasi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan pada era modern ini. Dua

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini sistem informasi dan teknologi informasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT OLEH : DINDIN ABDUROHIM BS

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future, persaingan yang akan datang merupakan persaingan untuk menciptakan dan mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yang akan datang lebih dari sekedar menangkap peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, tujuan kita tidak hanya meniru produk, proses dan metode pesaing, melainkan bagaimana mengembangkan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dan mengeksploitasinya [1]. Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam kawasan ekonomi strategis bagi arus perdagangan Internasional memiliki keunggulan sebagai negara pengekspor yang memiliki keunggulan daya saing dan menjadi potensi pasar sebagai negara tujuan impor. Sektor ekonomi unggulan kawasan Asia Tenggara didominasi oleh pertanian, pariwisata, manufaktur, elektronik, tambang dan mineral serta migas (minyak dan gas)[2]. Eksistensi kegiatan ekonomi oleh masing-masing negara ASEAN mendorong peningkatan daya saing yang berimplikasi terhadap citra suatu negara di mata dunia. Ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi perekonomian yang signifikan dalam suatu negara. Antara lain, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa dan memberikan dampak sosial 1

yang positif [3]. Industri kreatif Indonesia dipayungi oleh hubungan antara cendekiawan (intellectuals), bisnis (bussiness) dan pemerintahan (government)[4] yang merupakan aktor utama penggerak lahirnya kreatifitas, ilmu pengetahuan dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif. Pondasi industri kreatif adalah sumber daya insani (people) Indonesia yang merupakan elemen terpenting dalam industri kreatif [4]. Keunikan industri kreatif yang dimiliki hampir seluruh sektor industri kreatif adalah peran sentral sumber daya insani sebagai modal individu dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya. Untuk itu, pembangunan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harus dilandaskan pada pemberdayaan SDM untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan keatifitas sebagai produksi utama dalam industri kreatif. Bisnis dalam abad informasi harus bersaing dalam pasar yang penuh tantangan, dengan perubahan yang cepat, kompleks, global, sangat kompetitif dan terfokus pada pelanggan. Perusahaan-perusahaan harus bereaksi dengan cepat untuk menghadapi kendala dan peluang yang muncul dari lingkungan bisnis baru ini. Lingkungan bisnis merujuk pada kombinasi faktor sosial-budaya, politikhukum, ekonomi, ekologi, demografi dan teknologi yang mempengaruhi aktifitasaktifitas bisnis. Penggunaan teknologi informasi oleh UMKM menjadi salah satu hal menarik untuk diperhatikan. Teknologi digunakan sebagai penggerak pembangunan yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan berkelanjutan 2

organisasi bisnis. TI memperbaiki proses bisnis karena menawarkan peluang sekaligus tantangan baru. Lemahnya sumberdaya dan kebijakan tidak saja berdampak pada cara UMKM memulai investasi di bidang TI, tapi juga cara UMKM memelihara dan meremajakan sistemnya terutama untuk mengintegrasikan sistem informasi yang digunakan. Terbatasnya sumber daya dan kemampuan finansial yang dimiliki menjadi salah satu pemasalahan utama yang dihadapi UMKM seiring dengan semakin ketatnya kompetisi UMKM dengan perusahaan besar. Permasalahan lainnya adalah sebagian besar proses bisnis UMKM masih dikelola secara manual dan implementasi sistem informasi dilakukan terpisah pada kegiatan operasional UMKM. Hal ini awalnya tidak berdampak besar mengingat jumlah transaksi dan volume data yang dimiliki UMKM masih sangat mudah dikelola secara konvensional. Karena hal inilah UMKM tidak merasa harus segera bersiap diri dengan teknologi yang mendukung pertumbuhan bisnis yang akan dihadapi [5]. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak UMKM berbasis industri kreatif. Hingga saat ini subsektor-subsektor industri kreatif yang berkembang di Jogja adalah: Subsektor Kerajinan, Fesyen dan Layanan Komputer dan Piranti Lunak [6]. Sejak tahun 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta menerima Tugas Pembantuan untuk Program Pusat Layanan Terpadu Koperasi dan UMKM dari Kementrian Negara Koperasi dan UMKM. PLUT-KUMKM Jogja menjadi lembaga yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan UMKM dalam upaya peningkatan kapasitas 3

kewirausahaan, teknis dan manajerial, serta kinerja kelembagaan dalam rangka meningkatkan daya saing KUMKM yang berada di D.I Yogyakarta. Pada UMKM Kerajinan, kreatifitas, seni dan keterampilan insani (people) menjadi sebab penggunaan TI di sektor tersebut kurang optimal. Hal ini terlihat dari rendahnya jumlah pelaku bisnis di sektor kerajinan dan industri kreatif yang sudah menggunakan komputer dan sistem informasi terintegrasi [7]. Padahal pelaku pemanfaatan sistem informasi terintegrasi merupakan salah satu kunci strategis pendukung bisnis. Paparan Forum Ekonomi Diskoperindagkop DIY 2015 pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Rendah merupakan salah satu isu strategis yang menjadi penyebab lambatnya pengembangan UMK. Gambar 1. 1 Isu Strategis Permasalahan Pembangunan UMK (Sektor Diskoperindagkop DIY) 2015 Implementasi ERP sebagai salah satu sistem informasi bisnis terintegrasi mengacu pada implementasi sebuah teknologi di berbagai level perusahaan yang telah mengimplementasikan teknologi dengan biaya besar [8]. Pentingnya kegunaan sistem ERP ditekankan pada perusahaan kecil menengah [9]. Namun 4

masih lambatnya pertumbuhan produktifitas menjadi masalah baru yang mengikutinya. Dari gambaran ini teridentifikasi penyebab utama yang mendasari adanya productivity paradox, yaitu investasi mahal di segi teknologi tetapi menghasilkan return yang rendah [8]. Kesiapan individu menjadi salah satu fokus perhatian dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap sistem informasi terintegrasi. Kesiapan ini diukur memakai Technology Readiness Index (TRI). Metode yang dikembangkan oleh Parasuraman ini terdiri atas empat dimensi yaitu optimisme (optimism), inovasi (innovativeness), ketidaknyamanan (discomfort) dan ketidakamanan (insecurity) [10]. Dalam pembahasan mengenai penerimaan sistem informasi terintegrasi ini, peneliti menggunakan Theory of Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989). Pada teori ini dinyatakan bahwa penggunaan sistem (system usage) dipengaruhi oleh minat menggunakan (behavioral intention). Minat menggunakan dipengaruhi oleh dua macam persepsi pengguna yaitu persepsi kemanfaatan sistem (perceived of usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan sistem (perceived ease of use)[11]. Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian kali ini akan dikolaborasikan konsep TRI dan TAM untuk mengetahui kesiapan dan penerimaan UMKM berbasis industri kreatif, khususnya Bidang Kerajinan di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta pada implementasi ERP untuk mengoptimalkan proses bisnisnya. 5

1.2. Rumusan Masalah Pemanfaatan teknologi digital melalui pengembangan sistem informasi bisnis mulai dirancang untuk UMKM, salah satunya adalah sistem terintegrasi seperti ERP. Banyak vendor perangkat lunak, termasuk vendor dalam negeri mulai mengembangkan aplikasi ERP yang secara khusus dibuat untuk UMKM dengan harga yang terjangkau dan kemudahan dalam penggunaan. Namun sebagian besar UMKM belum mengimplementasikan teknologi ERP, terutama UMKM Kerajinan. 1.3. Keaslian Penelitian Pada perkembangannya, kesiapan dan penerimaan pengguna dapat ditemukan di beberapa penelitian. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah ada sebelumnya dengan penelitian ini. Penelitian ini didasari atas dua teori, yaitu Technology Readiness oleh Parasuraman[10] dan Technology Acceptance oleh Davis[12]. Technology Readiness Index (TRI) dan Technology Acceptance Model (TAM) digunakan sebagai salah satu kolaborasi metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kesiapan dan penerimaan pengguna terhadap teknologi dari sisi pengguna. Integrasi antara TRI dan TAM sudah menjadi perhatian utama para peneliti yang menyatakan bahwa konstruk milik TRI sebagai variabel independen berhubungan dengan sikap penerimaan pengguna[13][14][15][16]. Selain itu, integrasi TRI dan TAM dapat memberikan wawasan baru dan mendalam dalam menjelaskan pendapat positif dan negatif pengguna terhadap teknologi [16][17]. 6

Memahami pendapat pengguna merupakan hal yang penting ketika sebuah teknologi baru diperkenalkan. Masing-masing pengguna membutuhkan keyakinan terhadap teknologi, hal ini dapat diidentifikasi melalui konstrukkonstruk TRI. Disisi lain, TAM memainkan perannya pada teknologi tertentu (teknologi yang spesifik) [15][16][18]. Walczuch, dkk [14] melakukan penelitian tentang hubungan kepribadian pada persepsi penerimaan teknologi dengan model 4 variabel pada TRI yaitu Optimism, Innovativeness, Discomfort dan Insecurity terhadap 2 variabel TAM yaitu Perceived of usefulness dan Perceived ease of use di satu penyedia layanan keuangan di Belgia terhadap satu perangkat lunak yang paling sering dipakai oleh masing-masing individu seperti yang dilakukan Lin, Shih dan Sher[15] yang meneliti inovasi pengguna pada sistem non-mandatory dunia kerja Pengaruh kesiapan teknologi terhadap penerimaan teknologi dilakukan oleh Esen dan Erdogmus[19] di perusahaan sektor privat di Turki terhadap aplikasi Electronic-Human Resource Management (E-HRM) berbasis web yang digunakan oleh organisasi mereka. Pengujian TRAM pada sebuah sistem informasi mandatory juga dilakukan oleh Marisa Eka Putra[20] terhadap penerimaan pengguna Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Dalam penelitian Godoe dan Johansen[16]. TRAM (Technology Readiness and Acceptance Model) menjelaskan bagaimana dimensi kepribadian dapat mempengaruhi pengalaman ataupun cara seseorang menggunakan teknologi baru. Fokus penelitian ini ditempatkan pada pengguna dan sikap mereka terhadap teknologi, khususnya sebelum sistem tersebut belum diimplementasikan. Jika 7

pengetahuan tentang pengguna telah di dapatkan, selanjutnya langkah penting demi kesuksesan sistem dapat diambil. Kolaborasi Technology Readiness Index dan Technology Acceptance Model juga banyak digunakan oleh peneliti Indonesia pada sistem terintegrasi. Hadi[21] meneliti kesiapan dan penerimaan sistem terintegrasi seperti Sistem Tiket Elektronik yang diimplementasikan pada Trans Jogja. Sistem ini terintegrasi dengan kartu prepaid bank. TRAM yang diterapkan pada UMKM dilakukan oleh Mimin Nur Aisyah, dkk[7] untuk meneliti pengaruh kesiapan teknologi terhadap penerimaan teknologi komputer dalam membantu proses bisnis pada UMKM di Yogyakarta. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan kolaborasi Technology Readiness Index dan Technology Acceptance Model dalam Technology Readiness and Acceptance Model untuk menjawab identifikasi permasalahan yang ada. Model ini dipilih karena konstruk yang terdapat pada Technology Readiness and Acceptance Model cukup signifikan jika digunakan untuk menjelaskan hubungan kesiapan dan penerimaan pengguna terhadap sebuah teknologi termasuk teknologi baru berupa ERP pada UMKM, khususnya UMKM Bidang Kerajinan di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta 8

1.4. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh faktor-faktor kepribadian terhadap persepsi penerimaan teknologi baru, dalam hal ini pelaku UMKM Bidang Kerajinan mitra PLUT-KUMKM DIY terhadap ERP 2. Menganalisis dan mengetahui tingkat kesiapan UMKM terhadap penerimaan implementasi ERP pada UMKM Bidang Kerajinan mitra PLUT-KUMKM DIY. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini menguji tingkat kesiapan pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan UMKM Bidang Kerajinan terhadap implementasi ERP, sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. UMKM bidang Kerajinan a. Mendapatkan gambaran tentang teknologi terintegrasi yang dengan harga terjangkau dan mudah digunakan. Khususnya untuk kebutuhan peranti lunak yang akan membuat UMKM Bidang Kerajinan dapat lebih percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya ke pasar perdagangan global b. Menambah pengetahuan pemilik UMKM Bidang Kerajinan terhadap teknologi baru yang perlu diterapkan di lingkungan usahanya agar meningkatkan daya saing perusahaan maupun daya saing produknya 9

2. Pengembang layanan ERP, khususnya pengembang dalam negeri. a. Mengetahui pengaruh kesiapan teknologi (technology readiness) terhadap persepsi kemudahan (perceived ease of use) ERP pada UMKM Bidang Kerajinan b. Mengetahui pengaruh kesiapan teknologi (technology readiness) terhadap persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) ERP pada UMKM Bidang Kerajinan c. Mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) ERP terhadap minat menggunakan (intention to use) dan penggunaan teknologi (actual use) pada UKM Bidang Kerajinan di DIY d. Mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) ERP terhadap minat menggunakan (intention to use) dan penggunaan teknologi (actual use) pada UKM Bidang Kerajinan di DIY e. Memberikan bahan masukan bagi pengembang ERP dalam negeri dalam rangka optimalisasi fitur yang dibangun untuk UMKM Bidang Kerajinan agar lebih sesuai dengan kebutuhannya. f. Memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya untuk pengadaan maupun pengembangan aplikasi ERP. 10

3. Bagi PLUT-KUMKM DIY dibawah wewenang Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM a. Memberikan gambaran kepada PLUT-KUMKM DIY dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM terhadap peluang pengembangan desain dan teknologi baru untuk UMKM Bidang Kerajinan b. Memberikan gambaran karakteristik UMKM Bidang Kerajinan dalam menerima teknologi ERP. 1.6. Batasan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini terbatas pada kesiapan teknologi dalam variabel-variabel kepribadian yaitu optimism (optimism), keinovatifan (innovativeness), ketidakamanan (insecurity) dan ketidaknyamanan (discomfort). 2. Penelitian ini menganalisis penerimaan pengguna dari persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi kemanfaatan (perceived of usefulness) terhadap minat menggunakan (intention to use) dan penggunaan aktual (actual use). 3. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kesiapan dan penerimaan UMKM Bidang Kerajinan terhadap adanya teknologi baru, dalam hal ini adalah Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai referensi bagi pengembang layanan ERP, khususnya pengembang dalam negeri. 11

4. Penelitian ini berfokus pada UMKM yang tergabung menjadi mitra PLUT-KUMKM DIY karena PLUT-KUMKM merupakan lembaga yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi Koperasi dan UMKM dengan klasifikasi Bidang Industri yang jelas. Sehingga diharapkan pengenalan teknologi dan informasi lebih optimal, terutama sistem informasi bisnis terintegrasi seperti ERP. 12