BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

... Tugas Milik kelompok 8...

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau komplikasi tumor (Samsuhidayat, 1999). atau yang paling sederhana memiliki struktur dinding yang tipis dan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Semarang didirikan pada tahun Dasar hukum RSUD Kota Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(depkes RI, 2011)Kista

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Kenapa dikatakan istimewa karena selain jumlah populasinya yang lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : HERA YULIANA NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan ilmu keperawatan. The American Nurse Association (ANA) dalam

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kista ovarium adalah bentuk / jenis yang paling sering terjadi kista yang sederhana memiliki struktur dinding yang tipis mengandung cairan serasa dan sering terjadi selama menopause (Long, 1996) Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih dan berwarna kuning (Winkjosastro 2005) Kista ovarium dapat berpengaruh pada kehamilan misalnya, dapat menyebabkan kelainan letak janin dalan rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala dalam panggul (Mochtar, 1998) Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kista ovarium adalah kista yang paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan mengandung cairan serasa sering terjadi selam menopause, dan juga dapat berpengaruh pada kehamilan. Pada saaat menopause kemungkinan untuk dapat terserang kist ovarium sangat besar untuk itu perlu pemeriksaan lebih dini agar penderita kista jenis segera mendapat pertolongan medis karena penyakit ini sangat berbahaya dan menurut penulis sangat penting untuk menybarkan informasitentang bahaya penyakit kista jenis ovary ini agar masyarakat lebih waspada dan lebih peduli pada organ reproduksi terutama pada alat reproduksi wanita yang sangat rentan terkena penyakit kista ovari. B. Anatomi dan Fisiologi Ovarium 8

1. Anatomi Gambar.1.Ovarium pada wanita Ovarium terletak di dalam cavitas peritonialis pada cekungan kecil pada dinding posterior ligamentum. Kedua ovary terletak pada ujung tuba fallopi yang mengandung fimbriae pada kira-kira setinggi pintu masuk pelvis. Bentuk ovarium antara pubertas dan menopause kedua ovarium tadi lebih besar dan permukaannya agak ileguler, lebih menyerupai buah Walnut. Ukurannya 3cm x 2cm x 1cm. Beratnya 5-8 gr. 2. Fisiologi Dalam endrokologi reproduksi wanita, ovarium memiliki dua fungsi utama yaitu : a. Fungsi poliferatif (generatife), yaitu sebagai sumber ovum selama masa reproduksi. Di ovarium terjadi pertumbuhan folikel primer, polikel de Graff, peristiwa ovulasi, dan pembentukan korpus lateum. b. Fungsi skretorik (vegetatife), yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormone steroid (Esto\erogen, progesterone dan androgen). C. Etiologi

Menurut (Yatim, 2008), ada beberapa penyebab kista ovarium antara lain perempuan usia dewasa, tua sampai usia menopause yang timbul karena gangguan perkembangan folikel ovarium hingga tidak timbul ovalasi. Penyebab kista berdasarkan jenisnya antara lain (Winkjosastro, 2005). 1. Kista Folikel Kista folikel berasal dari folikel de braaf yang tidak sampai berovulasi namun tumbuh terus dari beberapa folikel primer tumbuh dibawa pengaruh estrogen tidak mengalami atresia yang lazim. 2. Kista Corpus Luteum Kista ini timbul karena pada waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan. 3. Kista Endometnosis Kista yang timbul karena gangguan hormonal dan kekebalan tubuh. 4. Kista Teka Lutein Kista ini adalah akibat dari hormone foriogono elotropin yang berlebihan. D. Patofisiologi Kista ovarium berkembang sebagai hasil hiperstimulasi ovary yang disebabkan oleh tingginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi daripada normal tetapi tidak memperlihatkan androgen estrogen oleh folikel kelenjar adrenal folikel anovolusi degenerasi dan membentuk kista (Corwin, 1996). Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan/pecahnya dolikel yang sudah matang atau kegagalan reabsorpsi folikel yang belum matang untuk mengabsorpsi 'cairan sesudah ovulasi. Jenis kista ini yaitu non neoplastik dan tidak dapat tumbuh tanpa pengaruh

hormonal kista ini berukuran kecil (< 6-8 cm) dan biasanya tanpa gejala (Winkjosastro, 2005). Kista karpus luteum disebabkan sekresi hormon progesterone kista ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau menstruasi terlalu lama. Hal ini disertai dengan nyeri abdomen bawah dan pelvis (ilham, 2008) E. Gambaran Klinis 1. Gejala-gejala akibat kista ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut. (Fatah, 2000) gejala kista secara umum antara lain: - Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul disertai rasa agak gatal. - Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak. - Rasa nyeri timbul begitu siklus menstruasi selesai, perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek atau mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur. - Perut membesar. 2. Menurut Winkjosastro, 2005. a. Gejala akibat pertumbuhan dapat menimbukan 1) Rasa berat diabdomen bagian bawah. 2) Mengganggu miksi atau defekasi 3) Tekanan kista ovarium dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tungkai bawah. b. Gejala akibat hormonal

Ovarium merupakan sumber hormone utama wanita bila menjadi tumor dapat gangguan menstruasi tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea sedangkan tumor menimbulkan archenoblastoma menimbulkan amenorea. c. Gejala akibat komplikasi 1) Perdarahan kedalam kista Terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista yang menimbulkan gejala nyeri perut mendadak. 2) Putaran tangkai Adanya putaran tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritaneum dan ini menimbulkan rasa sakit karena vena lebih mudah tertekan dan terjadi pembendungan darah dan dapat terjadi robekan dinding kista, untuk itu perlu tindak lanjut. 3) Infeksi pada kista Cenderung mengalami peradangan dan disusul penanahan. F. Pemeriksaan Penunjang

F. Pemeriksaan Penunjang Metode - metode yang bisa dijadikan diagnosis yang tepat adalah : 1. Laparos kopi Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat - sifat tumor itu. 2. Ultrasonografi Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak clan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus ovarium atau kandung kencing, apakah tumor lasik atau solid dan dapat dibedakan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 3. Foto rontegen Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks selanjutnya pada kista dermad kadang - kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista. 4. Parasentesis Fungsi pada asitis berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna untuk mencemarkan kavum peritonel isi kista bila dinding kista tertusuk 5. Pemeriksaan kadar HCG ' Untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilah 6. Pemeriksaan CS - 125 Untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista

G. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Penatalaksanaan umum Menurut Yatim, 2008. a. Apabila kistanya kecil missal sebesar permen dan pada pemeriksaan sonogram tidak terlihat tanda-tanda keganasan biasanya dilakukan laparoskopi. b. Apabila kistanya agak besar biasanya dilakukan laparotomi. c. Untuk polikitik ovarium biasanya dengan pengobatan oral yaitu pil KB gabungan estrogen - progesterone untuk mengurangi ukuran besar kista. - Menurut Winkjosastro, 2008. 1). Kista yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5, cm disebut kista folikel atau korpus luteum. Penanganannya adalah dengan pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium. 2). Jika kista berukuran besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi). 3). Jika terdapat keganasan dilakukan histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral.

2. Penatalaksanaan Perawatan Pathways Sumber : Winkjo Sastro, 2005, yatim 2008,ilham, 2008, Doengeoes,2000

Fokus Intervensi : Pre Operasi 1. Nyeri behubungan dengan adanya masa abnormal di abdomen Tujuan : Tidak terjadi nyeri Kriteria hasil a. Klien tampak rileks b. Klien menyatakan nyeri hilang c. Klien dapat mempraktekan cara menurunkan nyeri Intervensi a. Klien nyeri, lokasi, intensitas b. Ajarkan teknik relaksasi seperti nafas dalam c. Berikan lingkungan yang nyaman d. Ukur TTV e. Kolaborasi dengan tim medis 2. Cemas berhubungan dengan kurung pengetahuan tentang penyakit (Doengoes, 2000) Tujuan : Ansietas berkurang Kriteria hasil a. Pasien mengatakan nyeri hilang/terkontrol b. Klien tampak rileks c. Klien mampu beristirahat Intervensi a. Kaji tingkat kecemasan b. Jelaskan prosedur persiapan operasi seperti pengambilan darah, puasa dan atau waktu operasi c. Jelaskan kepada klien tentang prosedur pembedahan d. Jelaskan kepada klien tentang keadaan setelah dilakukan tindakan operasi e. Berikan ketentraman hati dan kenyamanan

Post operasi 1. Nyeri berhubungan dengan proses pembedahan Doenges, 2000 Tujuan : nyeri terkontrol / hilang Kriteria hasil a. Pasien menyatakan nyeri hilang / terkontrol b. Klien tampak rileks c. Klien mampu beristirahat Intervensi : 1. Kaji skala nyeri (0-10), lokasi, intensitas dan factor pernberat nyeri 2. Anjurkan pasien untuk melapvrkan nyeri jika nyeri dating 3. Pantau TTV 4. Kaji insisi pembedahan, perhatikan adanya edema/inflamasi 5. Berikan tindakan kenyamanan seperti, batasi pengunjung dan teknik relaksasi 6. Berikan analgetik sesuai indikasi 2. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan Doenges, 2000 Tujuan : Infeksi teidak'terjadi Kriteria hasil a. Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar b. Batas tanda-tanda infeksi

Intervensi : 1. Kontrol infeksi dan prosedur perawatan luka 2. Ganti balutan secara steril 3. Pantau TTV, perhatikan peningkatan suhu 4. kolaborasi : pemberian anti biotic sesuai indikasi, 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan kemampuan dalam beradaptasi Doenges, 2000 Tujuan : Aktivitas meningkat Kriteria hasil a. Kekuatan otot meningkat b. Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri Intervensi 1. Tingkatkan tirah baring/duduk, berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai kebutuhan/keperlua 2. Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit dengan baik 3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan tentang gerak sendi pasif/aktif 4. Catat respon emosi/perilaku pada mobilisasi