TEORI CHRISTALLER DAN LOSCH dalam kaitannya dengan Central Place

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI WEBER DAN. 2 7 S e p t e m b e r NI MAH MAHNUNAH U N I V E R S I T A S A M I K O M PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI MATAKULIAH ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN (RP )

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya

Ketergantungan Lokasi & Keseimbangan Spasial. Adipandang Yudono 2012

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

Teori lokasi mempelajari pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis pengaruh jarak terhadap

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

Teori, Konsep, Metode & Teknik Analisis Dasar Geografi Ekonomi

IMPLIKASI TEORI WEBER, CHRISTALLER, DAN LOSCH SEBAGAI PENENTUAN LOKASI BANK DARAH DI KOTA MAKASSAR

PENERAPAN TEORI LOKASI INDUSTRI PT PETROJAYA BORAL PLASTERBOARD, GRESIK

A. Pengertian Pusat Pertumbuhan Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dapat

BAB 2 KAJIAN LITERATUR

PAPER GEOGRAFI INDUSTRI Implementasi Range Concept Dalam Penentuan Lokasi Industri

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

Kajian Konseptual Pengembangan Kawasan Industri Tembakau

1/22/2011 TEORI LOKASI

POLA SPASIAL DISTRIBUSI MINIMARKET DI KOTA KOTA KECIL

Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

GEOGRAFI. Sesi WILAYAH, PERWILAYAHAN, DAN PUSAT PERTUMBUHAN : 2. A. METODE PERWILAYAHAN a. Metode Delineasi (Pembatasan) Wilayah Formal

Pembangunan Ekonomi Perkotaan

KOTA, SISTEM KOTA-KOTA, KOTA DAN WILAYAH BELAKANGNYA

I. PENDAHULUAN. Definisi industri dalam istilah ekonomi dikategorikan dalam lingkup mikro dan

Pola Gunalahan Perkotaan dan Teori Lokasi Kegiatan Ekonomi. Adipandang Yudono 2013

Ekonomi Tata Ruang Wilayah, oleh Prof. Dr. Rahardjo Adisasmita, M.Ec. Hak Cipta 2014 pada penulis

Pola Gunalahan Perkotaan dan pengantar Lokasi Industri

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

Perencanaan Pengembangan Wilayah - 6

BAB I PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah, aparat pemerintah di daerah lebih dekat dan secara

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mencapai

BAB V AKTIVITAS EKONOMI TERSIER DAN KUARTER

centrality, agglomeration and power

TUJUAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk

CRITICAL REVIEW : DAMPAK RELOKASI PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

WIL AYAH T E T T Y H A R A H A P, S T., M. E N G U N I V. I N D O G L O B A L M A N D I R I 2016

HASIL PENELITIAN ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, P ISSN X - E ISSN

POLA DAN FAKTOR PENENTU NILAI LAHAN PERKOTAAN DI KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

ANALISIS DAMPAK PENINGKATAN JALAN TEMBUS JANTHO-LAMNOP PENGEMBANGAN WILAYAH Dl KABUPATEN ACEH BESAR 1. Fìtri Diansari 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

SILABUS MATA KULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan ekonomi regional

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

PERTUMBUHAN KOTA DI AKSES UTAMA KAWASAN INDUSTRI: Studi kasus SIER, Surabaya. Rully Damayanti Universitas Kristen Petra, Surabaya

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

Pembahasan Materi #5

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

DISTRIBUSI SPASIAL PERUMAHAN DAN PUSAT PELAYANAN DIKAWASAN PINGGIRAN KOTA KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

IDENTIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN DAN AKTIVITAS PELAYANAN

10 poin arah pengembangan tembakau dan industri hasil tembakau yang direncanakan sebagai berikut :

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH. Tetty Harahap, ST, M.Eng

market penetration, product development, dan diversification. Perseroan

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

ANALISIS DAYA TARIK DUA PUSAT PELAYANAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PERKOTAAN DI KABUPATEN PURWOREJO (Studi Kasus: Kota Kutoarjo dan Kota Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibukota kabupaten, yaitu kota tempat kedudukan pusat pemerintahan

BAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PASAR LOKAL DI KECAMATAN CIKAMPEK

ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI ABSTRAK

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

Tugas Teori Lokasi. Analisis Penentuan Lokasi Perumahan Residence Kampung Baru, Bandar Lampung. Nama Anggota : Deri Firnanda Tampi

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

PENGARUH PREFERENSI BELANJA KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR CIPUTAT DI KOTA TANGERANG SELATAN

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Review Jurnal Analisa Lokasi dan Keruangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

Analisis Pengembangan Wilayah Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan di Kabupaten Banyuwangi

PEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

T E O R I K E R U A N G A N P e r t e m u a n k e - 5, 1 8 O k t o b e r 2017 TEORI CHRISTALLER DAN LOSCH dalam kaitannya dengan Central Place NI MAH MAHNUNAH U N I V E R S I T A S A M I K O M PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Walter Christaller (1933)

Walter Christaller Teori Central Place diperkenalkan pertama kali pada tahun 1933 oleh seorang Geographer Walter Christaller yang menjelaskan distribusi spasial kota dalam suatu ruang. Pada suatu pusat kota di Selatan Jerman, Christaller berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Teori Central place menggunakan konsep dasar threshold dan range. Lokasi atas suatu tempat ditentukan oleh threshold-nya, atau kebutuhan area pasar minimum atas suatu barang maupun jasa untuk dapat ditawarkan secara ekonomis. Christaller menyarankan bahwa setiap lokasi mengembangkan pasarnya sampai rangenya atau ukuran maksimum/jarak maksimum dimana konsumen mampu melakukan perjalanan untuk menjangkau suatu komoditi atau jasa Dalam kondisi ideal, pusat pasar dengan ukuran dan fungsi yang sama akan memiliki jarak yang sama satu sama lain. 3

Asumsi Teori Christaller kondisi ideal dimana sebuah dataran homogen yang sama dengan kepadatan populasi dan daya beli yang SAMA 1. Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang homogen tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi geografis; 2. Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan perkembangan permukiman 3. Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar 4. Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat permukiman 5. Banyak pedagang kecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman produk 6. Semua pembeli memilik daya beli yang sama 7. Biaya transportasi sama ke semua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak 8. Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan 9. Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan 4

Konsep Dasar Threshold dan Range Ekonom cenderung memperhatikan dasar analisis pada suatu titik/tempat, sedangkan faktanya kajian mencakup daerah pasar (market area) Jumlah barang yang diperoleh oleh konsumen tergantung dari harga riil yang dibentuk oleh harga pasar (harga pada titik penjualan) dan biaya pengangkutan dari suatu titik Dua konsep penting dalam sistem produksi barang: 1) Treshold jangkauan batas minimal kegiatan ekonomi central place 2) Range jangkauan maksimum masyarakat yang mampu menjangkau central place faktor-faktor yang menentukan range dan treshold adalah harga di pasar dan biaya perjalanan ke dan dari pasar 5

Proses Model Cristaller (1) Mula-mula terbentuk area perdagangan satu komoditi berbentuk lingkaran dengan range dan threshold tertentu (2) Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold dari komoditi tersebut, lingkaran ini tidak tumpang tindih (3) Range yang tumpang tindih dibagi antara dua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal heksagonal yang menutupi seluruh wilayah yang tidak tumpang tindih (4) Tiap komoditi berdasarkan tingkatan rodenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri Hirarki yang sama memiliki daerah pemasaran yang tidak tumpang tindih, tetapi hirarki yang berbeda memiliki daerah pemasaran yang tumpang tindih. Berbagai jenis barang pada orde yang sama cenderung bergabung pada pusat dari wilayahnya sehingga pusat itu menjadi lokasi konsentrasi (kota)/central place. Konsep Heksagon Christraller yang Mendasari Teori Orde kota 6

Prinsip K=3 (Prinsip Pasar) Central place merupakan suatu tempat dimana sejumlah produsen cenderung mengelompok di lokasi tersebut untuk menyediakan barang dan jasa bagi populasi di sekitarnya Sistem lokasi pusat membentuk suatu hirarki yang teratur didasarkan atas prinsip bahwa suatu tempat menyediakan tidak hanya barang dan jasa untuk tingkatannya sendiri tetapi juga semua barang dan jasa lain yang ordernya lebih rendah Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana central place tersebut selalu menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah sekitarnya Memenuhi kebutuhan pelayanan seluas mungkin menyediakan barang dengan treshold tertinggi hingga terendah Disebut prinsip K3 karena suatu kegiatan ditempat pusat akan melayani 3 tempat pusat untuk fungsi dibawahnya 1 tempat pusat sendiri ditambah 2 tempat pusat hirarki di bawahnya. K=1+½(0)+1/3(6)=3 7

Prinsip K=4 (Prinsip Lalu Lintas) Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana central place tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu lintas optimal Distribusi lokasi pusat sangat tepat jika beberapa tempat penting terletak pada satu jalur traffic antara dua kota penting Prinsipnya adalah bagaimana meminimumkan jarak penduduk untuk mendapatkan pelayanan fungsi ditempat pusat Disebut sebagai k=4 karena 1 tempat pusat melayani 4 tempat pusat lain 1 tempat pusatnya itu sendiri dan 3 dari tempat pusat lain K = 1+½(6)+1/3(0) = 4 8

K=7 (Prinsip Administrasi) Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana central place tersebut merupakan sebuah pusat pemerintahan Mengatur seluruh pusat dari order yang lebih rendah karena alasan politik dimasukkan ke dalam pusat yang berorder tertinggi Adanya kemudahan dalam rentang kendali pengawasan pemerintahan Keenam pusat hirarki dibawahnya berada pada batas pelayanan hirarki diatasnya K = 1+6 = 7 9

Evaluasi Teori Christaller Biaya produksi bervariasi, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja tetapi juga oleh faktor ketersediaan SDA Biaya transportasi tidak sama ke segala arah Pasar lingkup rumah tangga tidak tersebar secara merata Praktek-praktek kompetisi dapat mengakibatkan terjadinya persaingan pasar tidak sempurna

August Losch (1940)

August Losch (1940) Ahli ekonomi dari Jerman, August Losch, memodifikasi dan melengkapi teori central place Christaller. The Spatial Organization of the Economy (1940), Losch memulainya dengan skala aktivitas ekonomi terkecil yaitu pertanian, dimana secara reguler lahan pertanian terdistribusi di seluruh dataran dengan pola kisi-kisi segitiga. Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi ruang losch harus memenuhi beberapa syarat: 1. setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimal bagi penjual maupun pembeli. 2. terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata. 3. terdapat free entry dan tak ada petani yang masuk dan menjual barang yang sama di tempat tersebut. 4. daerah penawaran memungkinkan petani untuk mencapai keuntungan optimum 5. konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah. Sejalan dengan teori Christaler, teori losch berasumsikan suatu daerah yang homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang sama 12

Teori Losch (1940) suatu metropolis memiliki fungsi yang beragam dan fungsi tersebut memiliki area pasar yang dibatasi oleh range dan thresholdnya masingmasing. Jadi tidak perlu ditentukan sebuah hirarki pasar karena akan muncul dengan sendirinya Bahwa masing-masing fungsi membentuk pangsa pasarnya masing-masing, yang saling bertumpang tindih dengan pangsa pasar yang lainnya yang akhirnya membentuk suatu jaringan. Losch berseberangan dengan Christaller dimana ditegaskan bahwa tidak semua orde tinggi dibentuk oleh konstruksi orde yang lebih rendah. tidak ada hirarki, luas wilayah pasar tergantung dari barang yang diproduksi Jaringan Kota yang Dibentuk oleh Ragam Fungsi (Aktivitas) yang berbeda 13

Tahapan Sistem Heksagon Losch Losch berpendapat bahwa luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan mengecil dan dalam keseimbangannya akan berbentuk segienam beraturan Bentuk ini menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari lokasi produksi. 1. Petani produsen menjual komoditinya dan menghadapi kurva permintaan QF. Harga merupakan fungsi jarak (makin tinggi jarak makin tinggi harganya) 2. Volume penjualan digambarkan oleh isi kerucut dan luas daerah pasarnya ditentukan oleh lingkaran alasnya. 3. Adannya daerah pasar yang belum terlayani menyebabkan petani lain mengikutinya dan masuk kedalam industri dan menjual hasilnya. Namun jumlah penjual belum banyak, karena masih terdapat pasar dengan pembeli yang tidak dapat menjangkau harga yang ditawarkan penjual. Hal ini menimbulkan persaingan antar penjual untuk memperebutkan pembeli. 4. Masing-masing daerah pasar akan menyusut kedalam bentuk rangkaian segienam yang menutup seluruh daerah pasar yang ada. Situasi ini merupakan pengaturan spasial yang efisien sekaligus merupakan keseimbangan spasial. Keseimbangan yang dicapai berasumsikan bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran 14

Daftar Pustaka Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta. Alonso, William. 1964. Location Theory, In John Friedman And William Alonso, Regional Development and Planning. MIT Press. Cambridge. Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Lembaga Penelitian FE UI. Jakarta. Eiselt, G.A. Vladimir Marianov, Eds. 2011. Foundations of Location Analysis. Springer. New York. Rustiadi, Ernan dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Spillane, James J. & Usman, Wan. 1988. Materi Pokok Ekonomi Regional. Penerbit Karunika Jakarta. Universitas Terbuka. Smith, David. 1971. Industrial Location: An Economic Geographical Analysis. John Wiley And Sons. New York. Stefan Nickel, Justo Puerto. 2005. Location Theory: A Unified Approach. Springer Verlag. Berlin. 15

Tugas Pertemuan 6 Review Pengertian dan Penerapan Teori Hotelling Ditulis tangan pada kertas Dikumpulkan pada pertemuan ke-7 16

TERIMAKASIH