PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR TESIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Muhammad Sugiantoro* Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si.** Hj. Yuniastuti, SH.M.Pd.**

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGUKURAN TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB III METODE PENELITIAN A.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII

Artikel Penelitian Kolaborasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI

Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

Pengembangan Media Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia Berbasis Multimedia

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

Kata kunci: media pembelajaran, sistem bahan bakar injeksi, sistem pendingin air, transmisi otomatis,

F A H L I A NPM:

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAYA ANTAR MOLEKUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AURORA 3D OLEH : TRIA SUKMA RRA1C109015

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS MEDIA CD INTERAKTIF PADA MATERI AKSARA JAWA SISWA KELAS IV SD WIDYA WIYATA SIDOARJO

JURNAL. Oleh : TRI ANJAYA

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS)

Multimedia Pembelajaran SD Berbasis Konstruktivistik

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-C TAHUN AJARAN 2013/2014 MTS SURYA BUANA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMBELAHAN SEL DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK KELAS XII SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

Pengembangan Media Audiovisual untuk Pembelajaran Memperbaiki komputer di SMK

Perancangan Multimedia Pembelajaran IPA Biologi Materi Sistem Ekskresi untuk Siswa SMP dengan Computer Assisted Instruction (CAI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Jatmika Alif Nurhidayatullah, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PERUSAHAAN JASA. Ihda Neni Nur Azizah Nujmatul Laily Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

KUIS INTERAKTIF TIPE PILIHAN GANDA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA. Jl. Latamacelling No.19 Kota Palopo

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATEI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI SMKN 10 SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR KELISTRIKAN

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN MADYOPURO 4 KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Interaktif. interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut:

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : Buku 2 ISSN (E) :

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MACROMEDIA AUTHORWARE 7.0 PADA MATAKULIAH KONSEP DASAR IPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Nur Iswanti Hasani 1 Sunardi 2 Muhammad Akhyar 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Prodi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS 3 Dosen Pembimbing II Prodi Teknoogi Pendidikan Pascasarjana UNS nafisah8azhief@gmail.com ABSTRAK Media merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk menyediakan media yang menarik dan layak digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran. Penggunaan media tersebut juga dibutuhkan pada mata pelajaran Bahasa Jawa yang dianggap cukup sulit oleh sebagian besar siswa. Media yang dikembangkan harus berdasar pada kebutuhan siswa pada era yang makin canggih ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan siswa akan pembelajaran Bahasa Jawa, mengembangkan program multimedia pembelajaran Bahasa Jawa dan mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan bagi siswa Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran. Prosedur pengembangan terdiri dari lima tahapan, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan produk, validasi, revisi dan uji coba. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket, wawancara dan tes. Data dari hasil angket dan tes dianalisis secara deskriptif kuantitatif, sedangkan data yang diperoleh dari wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif. Siswa membutuhkan media pembelajaran untuk mempermudah dalam memahami materi pelajaran Bahasa Jawa. Dari proses pengembangan yang dilakukan, dihasilkan sebuah multimedia pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa untuk Sekolah Dasar. Efektivitas tersebut dapat diketahui dari penilaian ahli materi yang menunjukkan bahwa kualitas multimedia pembelajaran sangat baik dengan skor rerata 4,34, dan ahli media menilai kualitas multimedia pembelajaran sangat baik dengan rerata skor sebesar 4,23. Hasil uji coba menunjukkan bahwa tanggapan siswa mengenai kualitas multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan adalah sangat baik dengan rerata skor sebesar 4,62. Hasil analisis perbandingan nilai skor pre-test dan post-test menunjukkan terdapat kenaikan nilai yang diperoleh siswa yaitu sebesar 46,7%. Kata Kunci: multimedia, Wayang Pandawa Lima 347

PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses sepanjang hayat (long life education) dan merupakan persoalan yang penting dalam kehidupan manusia. Di dalam ketentuan tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dengan jelas dikatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Undang-undang tersebut juga mengamanatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada tiap jenis dan jenjang kehidupan. Dalam kehidupan yang serba modern saat ini, segala hal yang menyangkut kebutuhan manusia dicukupi dan diselesaikan dengan teknologi. Media elektronik seperti internet dan televisi memungkinkan penonton menentukan sendiri apa yang akan dipilih. Peralatan komunikasi yang makin canggih tersebut memberikan kesempatan untuk belajar bagi siswa dimanapun dan kapanpun. Perkembangan pengetahuan dan teknologi tersebut harus diimbangi dengan perencanaan di bidang pendidikan (kurikulum, strategi, materi) yang sesuai dengan kondisi terkini. 348 Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran bukan merupakan hal yang asing lagi. Setiap sekolah pada tiap jenjang telah memiliki komputer sebagai sarana penunjang pembelajaran. Contohnya adalah penggunaan CD pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Namun, belum semua sekolah memanfaatkan fasilitas berupa komputer tersebut dalam proses pembelajaran secara maksimal. Banyak sekolah yang masih terbatas pada pemanfaatan untuk pengenalan program atau kemampuan mengoperasikan komputer tersebut. Keterbatasan pemanfaatan tersebut dilatarbelakangi pula oleh minimnya koleksi atau ketersediaan CD pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Bradin dalam Towndrow dan Vallance (2004:200) mengungkapkan bahwa penggunaan komputer dalam sebuah ruang kelas memberikan beberapa keuntungan diantaranya: adanya feedback secara langsung, pengontrollan input melalui software yang didesain dengan baik, meningkatkan motivasi, dan memberikan kesempatan pembelajaran secara individual. Selain itu, the National Education Technology Standards for

Teachers (NETS.T) Project dalam Sharma (2004: 6) menyebutkan bahwa: The word is different. Kids are different...learning is different and teaching must be different too. Today s classroom teachers must be prepared to produce technology supported learning opportunities for their students The NETS.T Project memberi penekanan bahwa pembelajaran pada era saat ini berbeda dengan berapa tahun yang lalu. Maka dari itu, guru dituntut untuk bisa menguasai berbagai metode dan kecakapan dalam pembelajaran terutama pembelajaran yang berbasis teknologi komputer. Guru maupun siswa memerlukan inovasi dalam media pembelajaran. Inovasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jawa yang dilaksanakan di Sekolah Dasar. Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan adalah komputer dengan menggunakan CD pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi di atas, yaitu mengembangkan desain media pembelajaran multimedia interaktif untuk pembelajaran Bahasa Jawa pada khususnya materi tentang wayang. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan terutama pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Untuk itu peneliti mewujudkannya melalui penelitian pengembangan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya: 1) untuk memperoleh deskripsi tentang kebutuhan siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa terutama materi tentang wayang, 2) untuk menghasilkan produk berupa multimedia tentang wayang dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, 3) untuk mengetahui efektivitas penggunaan multimedia tentang wayang dalam mata pelajaran Bahasa Jawa terhadap hasil belajar siswa. Kajian teori yang terkait adalah mengenai multimedia. Vaughan (2008:1) mendefinisikan bahwa multimedia merupakan penggabungan dari teks, warna, suara, animasi dan video yang kemudian disajikan dan ditampilkan melalui komputer ataupun bentuk digital yang lain. Penyusunan komponen tersebut membutuhkan keahlian yang beragam dari berbagai bidang ilmu. Mayer dan Kent (Winarno, 2009: 16) mengemukakan bahwa interaktif multimedia memberikan lingkungan pembelajaran yang menggabungkan 349

desain, layout, visual, audio, grafik dan fotografi dalam satu kesatuan teknologi komputer. Istilah multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang mengintegrasikan penyajian materi dengan penggunaan komputer. Penyajian tersebut dapat berupa teks, gambar, audio, dan video atau animasi. Pembelajaran dengan multimedia tersebut sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Vaughan (2008: 6) menyebutkan bahwa multimedia akan memacu perubahan radikal dalam proses belajar mengajar. Manfaat yang didapatkan dari penggunaan media diantaranya: (a) siswa yang pandai akan lebih terasah kemampuannya dibandingkan jika menggunakan metode konvensional, (b) perubahan dari model passivelearner menjadi pembelajaran pengalaman yang membuat siswa menjadi active learner, (c) peran guru lebih pada pemandu, mentor atau fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, (d) siswa menjadi pusat utama dalam kegiatan pembelajaran (student-centered). Dengan penggunaan multimedia, proses belajar lebih terpusat pada kegiatan siswa sehingga secara 350 otomatis akan memotivasi siswa untuk belajar. Ada berbagai macam model multimedia pembelajaran diantaranya adalah model tutorial, model drill and practice, model simulasi dan model permainan (Arsyad, 2011: 97). Dari keempat model tersebut, penelitian ini akan menggunakan gabungan dari model tutorial dan model permainan. Model tutorial digunakan karena materi yang akan diberikan secara bertahap disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Model penyajian dilengkapi dengan orientasi belajar dan pemberian latihan yang disesuaikan dengan materi. Sementara itu, model permainan digunakan dengan tujuan untuk menarik antusiasme siswa. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan yaitu dalam hal pemberian petunjuk, pemberian umpan balik dan program remedial. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R and D). Menurut Borg dan Gall (2007: 589), model penelitian pengembangan pendidikan berawal dari hasil penelitian yang kemudian digunakan untuk mendesain produk baru yang secara sistematis dilakukan

tes, evaluasi dan perbaikan sampai pada tahap efektif untuk diterapkan. Tujuan utama dari penelitian pengembangan bukanlah untuk memformulasikan atau melakukan tes terhadap sebuah teori tetapi untuk mengembangkan produk yang efektif yang nantinya bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Produk yang dihasilkan dapat berupa materi pelatihan bagi guru, materi pembelajaran, media, sistem manajemen dan sebagainya. Dalam penelitian ini, model pengembangan yang menjadi acuan adalah model pengembangan Dick, Carey and Carey (2001: 6-8) dan Model Pengembangan Instruksional Atwi Suparman (2001:60). Dari modifikasi pengembangan kedua model tersebut, maka diperoleh prosedur pengembangan yang terangkum dalam gambar berikut. Analisis Kebutuhan Pengembangan Validasi Ahli Uji Coba Studi Pustaka Studi lapangan 1. Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Mendesain Materi 3. Membuat Story Board Materi 4. Memproduksi Materi Validasi Ahli Materi Validasi Ahli Media Revisi Draft One to one Small group Field group Desain Final Gambar 1. Prosedur Pengembangan Multimedia Gambar di atas menjelaskan prosedur yang dilaksanakan dalam mengembangakan multimedia pembelajaran. Pada gambar tersebut terbagi menjadi empat tahapan proses pengembangan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Bahasa Jawa serta kondisi siswa ketika mengikuti pembelajaran 351

Bahasa Jawa. Data dan informasi tersebut akan dijadikan dasar dalam pengembangan media. Analisis kebutuhan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur berupa buku sumber, jurnal ilmiah ataupun hasil penelitian yang terkait dengan pembelajaran Bahasa Jawa dan media. Kemudian cara yang kedua adalah dengan analisis lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Dalam mengembangkan materi, tahap yang dilewati meliputi: (a) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, (b) mendesain materi, (c), membuat story board, (d) menyusun dan memproduksi materi dan (e) menyusun tes acuan patokan. Setelah draft media selesai, maka dilanjutkan validasi yang dilakukan oleh ahli materi yang diambil dari Guru Bahasa Jawa dan juga ahli media yang diambil dari dosen media. Setelah seluruh tahapan pengembangan pada materi selesai dilakukan sampai pada tahap revisi, maka dilaksanakan proses pengujian. Prosedur pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi materi jika diterapkan bagi para siswa. Terdapat tiga tahapan uji coba produk untuk evaluasi materi yang dikembangkan, yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation). Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari ahli materi dan ahli media. Ahli materi diambil dari Guru Bahasa Jawa. Sedangkan untuk ahli media diambil dari dosen yang mengajar multimedia desain grafis dan visual artis. Selain itu, sumber data untuk uji coba produk adalah siswa kelas 3 SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, panduan wawancara dan soal tes. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kualitas kelayakan materi dan kualitas kelayakan media. Angket diberikan kepada ahli materi dan ahli media. Selain itu, angket juga diberikan kepada siswa yang akan memberikan penilaian terhadap materi yang sudah dikembangkan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan siswa akan pembelajaran Bahasa Jawa terutama materi tentang wayang. Wawancara ini dilakukan kepada guru Bahasa Jawa. Soal pre test dan post test diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan produk multimedia yang dikembangkan. Tujuan melakukan ini adalah untuk memperoleh data skor siswa. Data skor tersebut diolah untuk mengetahui 352

ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan produk multimedia yang dikembangkan. Data yang diperoleh melalui instrumen digunakan untuk menilai kualitas produk yang dikembangkan. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket penilaian dan wawancara yang diperoleh dari review ahli materi, ahli media dan tanggapan siswa dianalisis dengan statistik deskriptif kemudian diubah menjadi data kualitatif dengan skala likert untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Sedangkan instrumen berupa tes disusun untuk mengetahui apakah dengan menggunakan program multimedia pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti memberikan soal pre-test dan post-test. Instrumen angket pada penelitian ini dianalisis menggunakan skala Likert yaitu skala 5. Sementara soal pre-test dan post-test dianalisis dengan statistik uji T sampel berpasangan. HASIL PENELITIAN Deskripsi hasil pengembangan Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran Bahasa Jawa Sekolah Dasar materi tentang wayang. Penerapan multimedia dalam pembelajaran Bahasa Jawa terutama materi tentang wayang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri maupun berkelompok. Model pengembangan yang digunakan adalah tutorial dan permainan sehingga siswa dapat memilih dan mengulang materi yang diinginkan dengan bantuan software pembelajaran. Multimedia tersebut dilengkapi dengan teks, gambar, animasi dan suara yang membuat anak lebih termotivasi untuk belajar. Kegiatan perencanaan produk multimedia ini antara lain: (1) membuat story board, bertujuan untuk frame agar lebih menarik, (2) mengumpulkan bahan-bahan pendukung, misalnya: image, sound, animasi, dan lain-lain, (3) merakit dengan menggunakan software macromedia Flash, (4) finishing produk jadi. Pengembangan produk multimedia pembelajaran dalam bentuk software ini dikemas dalam CD pembelajaran interaktif menggunakan program macromedia flash. CD pembelajaran dapat dioperasionalkan menggunakan semua jenis komputer dengan spesifikasi minimal processor setara Pentium III, memory 32 MB, setting monitor 800 x 600 pixel dan hardisk 120 MB dianjurkan ada CD- ROM. Secara garis besar, CD pembelajaran interaktif tentang wayang Pandawa Lima meliputi: (1) Standar 353

Kompetensi, (2) Kompetensi Dasar, (3) uraian materi yang berisi pilihan deskripsi silsilah dan tokoh Pandawa Lima, (4) latihan yang berisi permainan dan soal yang bersifat interaktif dan dapat diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa. Penilaian kelayakan oleh ahli materi Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi oleh 3 ahli materi. Ahli materi yang menjadi validator adalah dua orang guru Bahasa Jawa dan satu orang dalang yang sekaligus mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa. Data diperoleh dengan cara memberikan angket setelah menggunakan produk multimedia yang meliputi aspek isi dan pembelajaran. Dalam beberapa hal, ahli materi juga menanyakan secara langsung berkaitan dengan materi. Produk multimedia tersebut disampaikan pada ketiga ahli materi. Hasil penilaian dari ahli materi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penilaian Kelayakan oleh Ahli Materi Aspek yang Indikator Skor Ratarata Kriteria dinilai rata-rata Isi Ketepatan materi dengan kurikulum 4,67 4,4 Sangat Kesesuaian materi dengan 4,67 baik kompetensi dasar Kecukupan materi yang disajikan 4 Kejelasan materi yang disajikan 4,33 Keruntutan penyajian materi 4,33 Pembelajaran Kejelasan penggunaan bahasa 4,67 4,28 Sangat Kejelasan petunjuk belajar dan 4,67 baik pengerjaan latihan Kemudahan memahami materi 4,33 Kesesuaian contoh dengan materi 4,33 Kecukupan latihan 3.67 Pemberian umpan balik 4 Hasil evaluasi yang dilakukan oleh ahli materi menunjukkan bahwa aspek isi menunjukkan kategori sangat baik dengan jumlah skor total penilaian adalah 4,4. Sedangkan untuk aspek pembelajaran ahli materi juga menilai 354 dengan skor 4,28 yang menunjukkan kriteria sangat baik. Penilaian kelayakan oleh ahli media Ahli media yang memvalidasi media ini adalah 3 orang. Ahli media yang

menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah 1 orang dosen Pascasarjana dari Universitas Negeri Sebelas Maret. Beliau adalah dosen pada program studi Teknologi Pendidikan terutama di bidang media. Selain itu, media pembelajaran ini juga divalidasi oleh 2 orang dosen dari STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang keduanya adalah dosen pada mata kuliah multimedia, desain grafis dan visual artis. Ahli media akan menilai kelayakan yang terkait dengan aspek tampilan dan pemograman. Secara umum aspek tersebut meliputi: (1) teks, (2) grafik, (3) warna, (4) animasi, (5) audio dan (6) video clip (Chee dan Wong, 2003: 137-139). Adapun hasil penilaian dari ketiga ahli media tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2. Penilaian Kelayakan oleh Ahli Media Aspek yang Indikator Skor Ratarata Kriteria dinilai rata-rata Tampilan Keterbacaan teks 4,67 4,37 Sangat Ketepatan pemilihan jenis dan 4,33 baik ukuran huruf Ketepatan pemilihan warna 4,33 Kualitas gambar 4 Kejelasan suara 4,33 Daya dukung musik 4,67 Tampilan slide 4,33 Relevansi visual dengan materi 4,33 Pemograman Interaksi 4,33 4,09 Baik Keaktifan 4,33 Konsistensi button 3,67 Petunjuk penggunaan 4,33 Keleluasaan dan kemudahan 4 penggunaan Pemberian umpan balik 4 Pengulangan untuk jawaban salah 4 Hasil evaluasi ahli media menunjukkan bahwa aspek tampilan 355 mendapat skor 4,37 yang berarti bahwa media yang dikembangkan sangat baik.

Sementara itu, aspek pemograman menunjukkan kriteria baik dengan skor sejumlah 4,09. Penilaian kelayakan oleh peserta didik Penilaian kelayakan oleh peserta didik meliputi tiga tahap, yaitu uji coba Aspek yang dinilai perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Berikut disajikan data hasil uji coba oleh peserta didik. Tabel 3. Penilaian Kelayakan oleh Peserta Didik Indikator Skor ratarata Ratarata Kriteria Tampilan Keterbacaan teks 4,46 4,64 Sangat baik Pemilihan jenis dan ukuran huruf 4,5 Ketepatan pemilihan warna 4,73 Kualitas gambar yang disajikan 4,76 Suara yang digunakan 4,63 Musik yang digunakan 4,6 Tampilan slide 4,8 Materi Kejelasan materi yang diberikan 4,73 4,61 Sangat baik Kejelasan petunjuk belajar 4,53 Kemudahan memahami materi 4,43 pelajaran Ketepatan urutan penyajian 4,7 Keleluasaan dan kemudahan 4,73 penggunaan Pemberian umpan balik 4,4 Pengulangan untuk jawaban 4,76 salah 356

Data tersebut menunjukkan kualitas media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Kualitas media pembelajaran dilihat dari aspek tampilan termasuk dalam kategori sangat baik, dengan nilai rata-rata 4,64; dari aspek materi termasuk kategori sangat baik, dengan nilai rata-rata 4,61. Secara keseluruhan, kualitas media pembelajaran termasuk kategori sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil akhir rata-rata yaitu sebesar 4,62. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Data Hasil Pembelajaran Tujuan dari pengembangan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, maka dilakukan uji coba pembelajaran dengan media tersebut. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) siswa mengerjakan soal pre test yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; (2) siswa belajar menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan; (3) siswa mengerjakan soal post test yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa setelah belajar menggunakan media yang dikembangkan. Data perolehan nilai pre test dan post test dengan materi Pandawa Lima adalah hasil tes yang dilakukan dalam uji coba lapangan yang diikuti oleh 30 siswa SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Hasil uji-t antara pre-test dan post-test diperoleh nilai t hitung sebesar sebesar 13,665 dan nilai t tabel sebesar 2,04 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (13,665 < 2,04) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada kemampuan pre test dan post test. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pre-test sebelum diberi perlakuan dengan penggunaan pembelajaran multimedia yang dikembangkan adalah sebesar 48,1667, sedangkan nilai rata-rata setelah menggunakan multimedia adalah sebesar 90,5000. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan multimedia mempunyai keefektifan. Pembahasan Produk program multimedia pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi Wayang Pandawa Lima telah selesai dikembangkan dengan melalui beberapa tahapan pengembangan. Tahap-tahap itu antara lain: tahap analisis kebutuhan, tahap pengembangan produk, tahap validasi ahli dan revisi produk serta uji coba lapangan. 357

Multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Jawa untuk Sekolah Proses pembuatannya adalah dengan mengumpulkan materi dan sumber pendukung yang relevan untuk pengembangan multimedia. Validasi produk meliputi validasi materi dan validasi media. Validator yang dipilih untuk memberikan penilaian terhadap produk merupakan ahli yang berkompeten secara akademik maupun profesional di bidangnya, sehingga diperoleh masukan secara komprehensif untuk kelayakan media jika diuji cobakan. Setelah mendapat rekomendasi para ahli, maka multimedia diujikan ke lapangan melalui tiga tahapan yaitu: 1) uji coba perorangan, 2) uji coba kelompok kecil dan 3) uji coba kelompok besar atau operasional. Berdasarkan hasil uji coba lapangan diketahui bahwa multimedia yang dikembangkan oleh peneliti dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri yang efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari penilaian indikatorindikator yang berhubungan dengan kualitas materi dan tampilan yang masing-masing mendapat rerata skor sebesar 4,7. Nilai tersebut jika dikonversikan dalam bentuk kualitatif maka dapat disimpulkan bahwa multimedia yang dikembangkan sangat baik. Selain itu, efektivitas multimedia yang dikembangkan juga dapat dilihat dari perbandingan skor pre-test dan post-test. Dari hasil perhitungan rerata antar pre-test dan post-test diperoleh kenaikan sebesar 46,7%. Produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan memiliki kelebihankelebihan sebagai berikut: (1) mengakomodasi gaya belajar baik visual maupun auditori, (2) memuat materi yang memungkinkan siswa untuk memilih sendiri materi yang akan dipelajari, (3) pembelajaran dapat diulang-ulang sesuai dengan kehendak siswa, (4) dilengkapi soal latihan, skor dan umpan balik, (5) dapat digunakan untuk belajar mandiri. Meskipun program ini memiliki beberapa kelebihan, namun program ini juga memiliki keterbatasan diantaranya: (1) penyajian materi yang belum bisa mengulas secara lengkap tentang materi wayang, (2) penggunaan gambar wayang tidak mengambil gambar langsung dari wayang aslinya tetapi menggunakan gambar yang terdapat dari internet. Berbagai kelebihan dan kekurangan di atas, untuk selanjutnya sangat memungkinkan dan membuka peluang yang besar untuk mengembangkan program pembelajaran ini menjadi lebih baik lagi. Di samping itu, pengembangan program serupa juga sangat memungkinkan untuk jenjang sekolah selanjutnya seperti Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat untuk mata pelajaran lainnya. 358

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan produk multimedia pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Jawa pada materi Wayang Pandawa Lima untuk sekolah dasar dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) pengembangan multimedia pembelajaran ini telah dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: tahap pendahuluan, tahap pengembangan produk, tahap validasi dan revisi serta tahap uji coba lapangan. Berdasarkan langkah-langkah pengembangan ini, dihasilkan sebuah produk berupa multimedia pembelajaran yang layak dan menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran, (2) multimedia yang dihasilkan telah memenuhi kelayakan dari aspek pembelajaran dan media setelah melalui proses validasi dari ahli materi dan ahli media. Penilaian ahli materi mengenai kualitas produk multimedia yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rerata skor 4,34 dan ahli media menilai sangat baik dengan rerata skor sebesar 4,23, (3) multimedia pembelajaran ini memperoleh tanggapan yang baik oleh responden yang berasal dari siswa Sekolah Dasar. Hasil evaluasi responden siswa dari uji coba kelompok besar/operasional menunjukkan bahwa produk pengembangan ini termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rerata skor 4,62, (4) hasil analisis perbandingan nilai skor pre test dan post test menunjukkan terdapat kenaikan nilai yang diperoleh siswa. Dari hasil rerata menunjukkan bahwa seluruh siswa mendapat skor di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa telah tuntas dalam belajar materi Wayang Pandawa Lima. SARAN Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka saran-saran yang bisa dikemukakan antara lain: (1) dalam pengembangan multimedia pembelajaran hendaknya dilakukan dengan memperhatikan beberapa tahapan, yaitu: tahap pendahuluan, tahap pengembangan produk, tahap validasi dan revisi serta tahap uji coba lapangan. Setelah selesai melewati tahap-tahap tersebut, sebuah produk multimedia pembelajaran boleh disebarluaskan dan dimanfaatkan secara luas, (2) multimedia pembelajaran ini hanya memuat satu pokok bahasan dari Wayang, yaitu Pandawa Lima. Namun demikian apabila akan dimanfaatkan secara luas, program pembelajaran ini masih perlu ditambah dan dilengkapi dengan sejumlah materi tambahan agar menjadi lebih lengkap, (3) pengembangan multimedia pembelajaran terutama Bahasa Jawa perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber belajar 359

baik secara individu maupun klasikal. Selain itu agar materi yang dibahas terdapat keterpaduan dan keruntutan antar masing-masing jenjang pendidikan REFERENSI Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Borg, W.R., Gall, M.D. 2007. Educational Research An Introduction (7 th ed). Boston: Allyn and Bacon. Chee, T.S. & Wong. A.F.L. 2003. Teaching and Learning with Technology. Singapore: Pearson Prentice Hall. Dick, Walter., Carey, Lou., & Carey, James. 2001. The Systematic Design of Instruction (5 th ed). New York: Longman. Mayer, Richard E. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mishra, Sanjaya dan Sharma, Ramesh C. 2004. Interactive Multimedia in Education and Training. New Delhi: India Idea Group Publishing. Sharma, B.M. 2004. Media and Education. New Delhi: Suparman, Atwi. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: Universitas Terbuka. Towndrow, Phillips A & Vallance Michael. 2004. Using IT in the Language Classroom. New York: Longman. Vaughan, Tay. 2008. Multimedia : Making It Work. New York: Mc Graw Hill. Winarno, et al. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta: Genius Prima Media 360