BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

PALLIATIVE CARE HENDRA

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sifatnya primer ataupun yang merupakan metastasis dari tumor pada organ

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling sering dan merupakan beban berat yang seringkali harus dirasakan pasien selama penyakitnya. Nyeri dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan sosial pasien (Shute, 2013). Nyeri mempengaruhi seluruh aspek kualitas hidup. Pasien dengan nyeri kronik mungkin tidak dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari, mengalami masalah makan dan tidur, serta merasa frustasi karena keluarganya tidak selalu mengerti apa yang dirasakannya (Ades et al., 2005). Pasien kanker dapat mengalami nyeri di beberapa lokasi anatomis yang berbeda, yang dapat disebabkan oleh kanker, terapi kanker, debilitas umum, ataupun penyakit penyerta lainnya (The British Pain Society, 2010). Sepertiga pasien kanker yang menjalani terapi dan ¾ pasien dengan kanker stadium lanjut mengalami nyeri (Sherman, 2010). Prevalensi nyeri pada pasien kanker setelah terapi kuratif yaitu sebesar 33%, pada pasien yang sedang menjalani terapi anti kanker yaitu sebesar 59%, pada pasien metastatik/terminal sebesar 64%, dan pada seluruh stadium yaitu 53% (Ripamonti et al., 2012). Prevalensi nyeri pada pasien kanker yang diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu 52-77%. Penelitian yang lebih baru melaporkan prevalensi sebesar 24-60% pada pasien yang sedang dalam pengobatan kanker dan 1

2 62-86% pada pasien dengan kanker stadium lanjut. Prevalensi nyeri kanker yang masih tinggi tersebut menggambarkan bahwa masalah belum teratasi, walaupun panduan manajemen nyeri kanker telah banyak disusun ( van den Beuken-van Everdingen et al., 2007). Sebuah penelitian yang menilai intensitas nyeri kanker dengan menggunakan skala numerik 0-10 pada pasien rawat inap melaporkan rerata nyeri sebesar 4,8, dengan dua pertiganya mengalami intensitas nyeri lebih dari 5. Penelitian di Inggris yang meliputi 617 pasien melaporkan rerata intensitas nyeri 6,4 dengan lebih dari 90% melaporkan intensitas nyeri lebih dari 5 (skala 0-10), dan 25% pasien tidak mendapatkan anti nyeri (Raphael et al., 2010). Prevalensi dan intensitas nyeri dapat dipengaruhi oleh jenis kanker, stadium kanker, usia, jenis kelamin, lokasi metastasis, dan komorbiditas (Davis dan Walsh, 2014). Anak tangga analgesik WHO ( World Health Organization) sudah digunakan selama lebih dari 2 dekade dan masih menjadi basis manajemen nyeri kanker. Beberapa panduan manajemen nyeri juga telah disusun, misalnya: panduan American Pain society, the Joint Commission dan the Expert working group of the European Association for Palliative care. Manajemen nyeri di bidang onkologi masih tidak memuaskan walaupun tantangan dalam manajemen nyeri yang efektif telah menjadi topik yang banyak diteliti (Shute, 2013). Penyebab tidak adekuatnya terapi nyeri kanker meliputi: penilaian nyeri yang kurang, ketidakmauan pasien mengkonsumsi opioid, kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien, dan jarangnya pelaporan nyeri oleh pasien (Stockler, 2012).

3 Prevalensi akurat dan karakteristik nyeri kanker serta faktor-faktor yang mempengaruhinya masih bervariasi walaupun beberapa penelitian dan literatur mengenai nyeri kanker telah dilakukan (van den Beuken-van Everdingen et al., 2007). Kemampuan untuk mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai prevalensi dan intensitas nyeri pada pasien kanker dapat menyediakan mekanisme untuk menginvestigasi epidemiologi nyeri kanker, faktor resiko spesifik lokasi, dan pola perawatan yang efektif. Informasi tersebut berguna untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan selama perjalanan penyakit kanker serta memperbaiki pelayanan terhadap pasien (Isaac et al, 2012). B. Pertanyaan Penelitian Berapakah prevalensi nyeri kanker dan bagaimanakah karakteristik pasien nyeri kanker di RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Dr. Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi nyeri kanker dan karakteristik pasien nyeri kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Nyeri kanker sering dialami pasien kanker dan manajemen yang tidak adekuat dapat menurunkan kualitas hidup pasien, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Bagi masyarakat: memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan mengenai nyeri kanker, khususnya prevalensi dan karakteristiknya, sehingga

4 dapat meningkatkan kesadaran pasien akan perlunya manajemen nyeri kanker yang efektif dan optimal. 2. Bagi klinisi: mengetahui prevalensi dan karakteristik nyeri kanker pada pasien kanker, serta apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri kanker, seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan, jenis kanker, stadium, lokasi metastase, komorbiditas, ulkus kanker, dan terapi kanker. Dokter dapat memberikan edukasi kepada pasien mengenai kemungkinan mengalami nyeri dan memonitor lebih ketat pasien dengan resiko tinggi. 3. Bagi peneliti: memberikan informasi mengenai prevalensi dan karakteristik nyeri kanker serta faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat dijadikan acuan dan menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi pembuat kebijakan: memberikan informasi mengenai prevalensi nyeri kanker dan manajemennya, sehingga dapat membantu dalam menemukan masalah dan solusi dalam manajemen nyeri kanker dan membentuk kebijakan atau panduan pedoman manajemen nyeri kanker yang lebih sesuai.

5 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Daftar penelitian tentang prevalensi dan karakteristik pasien nyeri kanker Peneliti / Metode Penelitian Judul Hasil van den Beuken-van High Prevalence Everdingen et al. (2007)/ penelitian potong lintang Mercadante et al. (2008)/ penelitian potong lintang Isaac et al (2012)/ kohort retrospektif of Pain in Patients with Cancer in a Large Populationbased Study in The Netherlands Prevalence and Treatment of Cancer Pain in Italian Oncological Wards Centres: a Cross-sectional Survey Incidence of Severe Pain in Newly Diagnosed Ambulatory Patients with Stage IV Cancer Menghitung prevalensi dan keparahan nyeri pada pasien kanker dan prediktor nyeri pada 1429 subyek. Prevalensi nyeri 49% pada pasien yang mendapatkan terapi kuratif >6 bulan yang lalu, 57% pada pasien yang sedang dalam terapi kuratif atau terapi kuratif <6 bulan yang lalu, 56% pada pasien dengan terapi paliatif, dan 75% pada pasien stadium lanjut yang tidak dapat diterapi lagi. Prediktor positif nyeri: tingkat edukasi lebih rendah, stadium penyakit lebih tinggi, dan kanker hematologi, gastrointestinal, paru, atau payudara. Prevalensi dan intensitas nyeri pasien, evaluasi terapi nyeri, dan faktor yang mempengaruhi nyeri. Subyek sebesar 2655 pasien, usia 22-100 tahun, 62,3% pasien rawat jalan. Nyeri pada 901 pasien (34%). Nyeri yang berat didapatkan pada pasien rawat inap (p<0.0001) dan adanya metastase tulang. Sebagian besar pasien dengan nyeri berat merupakan pasien kanker paru (20%) dan kanker int estinal (20%). Sebagian pasien dengan nyeri sedang-berat tidak mendapatkan analgesik yang sesuai. Subyek 505 pasien kanker stadium IV di pusat-pusat kanker di Amerika Serikat, tahun 2004-2006. Intensitas nyeri diambil dari rekam medis. Pasien mengalami nyeri saat pertama terdiagnosis sebesar 33%. Nyeri berat lebih sering terjadi pada pasien kanker kepala dan leher, gastrointestinal, dan toraks, serta pasien dengan nyeri berat sejak kunjungan pertama. Usia, jenis kelamin, dan asuransi kesehatan tidak berpengaruh terhadap nyeri berat.

6 Tabel 1. Lanjutan Peneliti / Metode Penelitian van den Beuken-van Everdingen et al., 2007/ Metaanalisis H Breivik et al. (2010)/ penelitian potong lintang Judul Prevalence and Symptoms among Patients with Andvanced Cancer: An International Collaborative Study Cancer-related Pain: a pan- European Survey of Prevalence, Treatment, and Patient Attitudes Hasil Metaanalisis 52 penelitian dari tahun 1966 sampai 2005. Prevalensi nyeri kanker pada kelompok pasien yang telah menyelesaikan terapi kuratif sebesar 33%, sedang menjalani terapi sebesar 59%. Kelompok pasien stadium lanjut atau metastatik sebesar 64%, dan kelompok pasien kanker seluruh stadium sebesar 53%. Prevalensi nyeri kanker >50% pada semua jenis kanker, paling tinggi pada kanker kepala dan leher, yaitu 70% dengan CI 95%. Nyeri sedang sampai berat pada sepertiga penderita nyeri kanker. Survei The European Pain in Cancer (EPIC), menentukan prevalensi dan keparahan nyeri kanker pada pasien kanker di Eropa dan Israel sebanyak 5084 orang. Prevalensi nyeri sebesar 72%. 93% (2873 dari 3066) mengalami nyeri sedang sampai berat (skala 5 10), 44% nyeri berat (skala 7-10), dan 3% nyeri paling berat (skala 10). Prevalensi nyeri paling tinggi (>85%) didapatkan pada kanker pankreas, tulang, otak, limfoma, paru, dan kepala leher. 23% pasien dengan nyeri skala 5 tidak mendapat obat antinyeri.