LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 25 Februari 2017 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

INDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN TARGET. 14 Angka kematian ibu

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

Manggal Karya Bakti Husuda

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

B A B P E N D A H U L U A N

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

2. URUSAN KESEHATAN. a. Program dan Kegiatan

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN 2016 KABUPATEN MINAHASA KABUPATEN MINAHASA Jln. Raya Ratahan Belang, Komp. Perkantoran Blok C Kel. WawaliPasanKec. Ratahan Email :dinaskesehatanmitra@gmail.com

KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat- Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2016 dapat diselesaikan. Penyusunan LAKIP ini dimaksudkan sebagai laporan, evaluasi sekaligus pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara yang dijabarkan dalam pelaksanaan berbagai program kegiatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak baik di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara maupun Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara yang telah memberikan sumbangsi yang amat berharga sejak dari pengumpulan data, penyusunan naskah sampai dengan penyelesaian penyusunan LAKIP ini. Kami sadari sepenuhnya, bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini masih ditemui adanya kelemahan dan kekurangan oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan di waktu yang akan datang. Akhirnya, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dapat memberikan manfaat bagi kelancaran tugas kita sekalian. Ratahan, Januari 2017 KEPALA dr. RINNY TAMUNTUAN PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19651002 199103 2010 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum... 1 B. Struktur Organisasi... 2 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis... 3 B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja... 6 C. Perjanjian Kinerja... 8 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 A. Pengukuran Pencapaian Sasaran... 11 B. Pengukuran Kinerja Keuangan... 29 BAB IV P E N U T U P... 31 LAMPIRAN. 32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 i

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di Pemerintahan Kabupaten Minahasa Tenggara yang terletak di Kelurahan Wawali Pasan Kecamatan Ratahan. Visi Dinas Kesehatan adalah Masyarakat Mitra Yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan Misi yaitu Menggerakkan masyarakat bagi Pembangunan yang berwawasan kesehatan, Meningkatkan kinerja petugas kesehatan, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri, Meningkatkan pembiayaan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan membawahi 13 wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, yang terdiri dari 10 Puskesmas Perawatan antara lain yaitu Puskesmas Ratahan, Puskesmas Towuntu Timur, Puskesmas Molompar, Puskesmas Tombatu, Puskesmas Silian, Puskesmas Touluaan, Puskesmas Tambelang, Puskesmas Molompar Belang, Puskesmas Belang, Puskesmas Basaan serta 2 Puskesmas Non Perawatan yaitu Puskesmas Pusomaen dan Puskesmas Ratatotok Serta 1 Pembangunan Baru Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Ratahan Timur. Dalam mewujudkan visi untuk meningkatkan derajat kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara, ditunjang oleh bidang-bidang yang secara spesifik menangani masalah kesehatan yang ada antara lain Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan yang membawahi seksi Pemberantasan Penyakit, Seksi Kesehatan Lingkungan, Seksi Wabah dan Bencana, Bidang Bina Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar yang membawahi Seksi Jaminan Kesehatan Masyarakat, Seksi Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus, Bidang Bina Kesehatan Keluarga dan Gizi membawahi Seksi Kesehatan Ibu,USILA dan KB, Seksi Kesehatan Anak dan Remaja, Seksi Perbaikan Gizi Keluarga, Bidang Promosi dan Pengembangan Kesehatan membawahi seksi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 1

Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat, Seksi Surveilans Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Seksi Penyuluhan Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat. Dinas Kesehatan memiliki jumlah tenaga kesehatan sebanyak 380 Pegawai Negeri Sipil yang sudah termasuk dengan jumlah tenaga yang ada di 12 puskesmas serta jumlah Pegawai Tidak Tetap yang terdiri dari 10 orang dokter umum, 6 orang dokter gigi dan 25 orang Bidan. B. Struktur Organisasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 2

A. Perencanaan Strategis 1. Visi BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 2018 adalah : Mewujudkan Masyarakat Minahasa Tenggara yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan 2. Misi - Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan, termasuk, swasta dan masyarakat madani - Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang bermutu dan berkeadilan - Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan - Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara mengemban tujuan Menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di Minahasa Tenggara yang berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran pembangunan bidang Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 2018 adalah sebagai berikut : a. Tujuan : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran Strategis 1 : Menurunkan angka kematian Ibu melahirkan, Bayi dan Balita. Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini pada tahun 2016 adalah : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 3

1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 2. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 4. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah : 1. Prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk 2. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan Sasaran Strategis 3 : Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah : 1. Cakupan Penemuan Pasien Baru BTA Positif 2. Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk ) atau Annual Paracite Index- API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk 3. Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi 4. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 5. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD yang ditangani Sasaran strategis 4 : Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah Jumlah Puskesmas, Rumah Sakit Keliling, Pembangunan RSUD MITRA SEHAT b. Tujuan : Memberdayakan individu keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Sasaran strategis 5 : Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 4

Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah : 1. Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 2. Prosentase keluarga yang menggunakan jamban 3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Program pokok pembangunan kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan gambaran upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Minahasa Tenggara yang Sehat meliputi : 1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak 2. Program Perbaikan gizi masyarakat 3. Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular 4. Program promosi dan pengembangan kesehatan serta pemberdayaan masyarakat 5. Program pengawasan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 5

B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama TUJUAN Mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. SASARAN Menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan, Bayi dan Balita INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Umur harapan hidup 72 tahun Menigkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular 2. AKI per 100.000 kelahiran hidup 3 Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 4. AKB per 1000 kelahiran hidup 1. Prevalensi Balita gizi kurang dan gizi buruk 2. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan 1. Cakupan Penemuan Pasien baru BTA Positif 0 Kasus 90 % Persalinan 23 Kasus Per 1000 kelahiran hidup < 11,9 100 % 93 % 2. Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk) atau Annual Paracite Index-API (kasus malaria) per.1000 penduduk < 5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 6

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau 3. Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi < 0,005 kasus Per 1000 penduduk 4. Cakupan Imunisasi 91,5 % Dasar Lengkap bayi usia 0-11 bulan 5. Cakupan 100 % Desa/Kelurahan Universal Child Imunization 6. Cakupan Penemuan 100 % dan Penanganan Penderita DBD yang ditangani 1. Jumlah Puskesmas 12 Memberdayakan individu keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2.Rumah Sakit Keliling 144 desa/ kelurahan 3. RSUD Mitra Sehat 1 1. Persentase Keluarga 90 % yang memiliki akses terhadap air bersih 2. Prosentase Keluarga yang menggunakan Jamban 3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 90 % 144 Desa 100 % Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 7

C. Perjanjian Kinerja Dokumen penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja /perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerja antara Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara dengan Bupati Minahasa Tenggara tahun 2016 adalah sebagai berikut : Sasaran strategis 1 : SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan, Bayi dan Balita 1. Umur harapan hidup 72 tahun 2. AKI per 100.000 kelahiran hidup 0 Kasus 3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga 90 % Persalinan kesehatan 4. AKB per 1000 kelahiran hidup 23 Kasus Per 1000 kelahiran hidup Sasaran strategis 2 : SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya Status Kesehatan 1. Prevalensi Balita gizi dan Gizi Masyarakat kurang dan gizi buruk < 11,9 2. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 % Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 8

Sasaran strategis 3 : Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular 1. Cakupan Penemuan pasien baru BTA Positif 2. Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk) atau Annual Paracite Index-API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk 3. Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi 4. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap bayi usia 0-11 bulan 5. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization 6. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD yang ditangani % < 5 < 0,005 kasus Per 1000 Penduduk 91,5 % 100% 100% Sasaran strategis 4 : Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau Jumlah Puskesmas Rumah Sakit Keliling RSUD Mitra Sehat 12 Puskesmas 144 Desa/Kelurahan 1 Unit Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 9

Sasaran strategis 5 : Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 2. Prosentase Keluarga yang menggunakan jamban 3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 93% 97% 144 Desa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Pencapaian Sasaran Analisis atas pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Sasaran strategis 1 : Menurunkan Angka kematian Ibu melahirkan, Bayi dan BALITA Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah Bidang Bina Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2016 sebagai berikut : Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % Umur harapan Hidup Tahun 72 72,4 100.5 Per 100.000 0 kasus 2 kasus AKI per 100.000 kelahiran kelahiran < 102/100.000 126/100.000 hidup hidup LH LH Jumlah Persalinan ditolong tenaga kesehatan % 2066 1608 78 AKB per 1000 kelahiran hidup Per 1000 kelahiran hidup 0 kasus < 23/100.000 LH 32 kasus 20/100.000 LH Rata Rata capaian 98,5% Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja kematian Ibu melahirkan, Bayi dan BALITA pada tahun 2016 sebesar 98,5%, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 11

a. Indikator kinerja : Umur Harapan Hidup Umur harapan hidup dapat didefinisikan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur X pada tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Umur harapan hidup waktu lahir adalah rata-rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Target kinerja indikator ini pada tahun 2016 tercapai. Tabel Perbandingan Tahun 2015 & 2016 Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % Umur harapan Hidup Tahun 2015 65 74,4 114,5 Tahun 2016 72 72,4 100,5 b. Indikator Kinerja : Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, meliputi pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi. Terutama pelayanan kehamilan yang aman bebas resiko tinggi (making pregnancy safer), peningkatan jumlah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 12

Data AKI dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas ini menggunakan angka absolut peristiwa kematian ibu yang didasarkan atas laporan program KIA dan diperoleh 2 kasus AKI di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2016. Berdasarkan data tersebut, dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja atas indikator ini adalah sebesar 2 kasus kematian ibu bersalin dengan realisasi 126 per 100.000 lahir hidup dari target 102 per 100.000 lahir hidup. Angka di atas menunjukkan bahwa target kinerja indikator ini pada tahun 2016 mengalami peningkatan dalam capaian kinerja karena kasus kematian ibu di tahun 2015 berjumlah 9 kasus dengan realisasi 533 per 100.000 lahir hidup, ini agar selalu di harapkan guna menuju Peningkatan layanan mutu kesehatan di Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dan selalu tetap bersinergi dalam pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kinerja yang maksimal, maka perlu ada Upaya-upaya bagi para bidan dan dokter dalam peningkatan kenerja adalah sebagai berikut : 1. Diperlukan Kebijakan penempatan bidan PTT pusat dan daerah untuk mengisi desa-desa yang belum memiliki tenaga bidan, sehingga akses masyarakat terhadap pelayanan kebidanan semakin meningkat. 2. Kesadaran masyarakat akan proses persalinan yang aman dengan bantuan tenaga kesehatan (bidan) perlu ditingkatkan, dengan demikian mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. 3. Kemampuan tenaga kesehatan (bidan) dalam penanganan kasus-kasus persalinan normal maupun dengan komplikasi perlu di tingkatkan. 4. Perlu adanya peningkatan kemitraan antara bidan dengan dukun bayi, sehingga pertolongan persalinan oleh dukun bayi tetap dibawah pembinaan bidan di desa. Dengan demikian kualitas pelayanan persalinan dapat ditingkatkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 13

Indikator Kinerja Sasaran Tahun Satuan Target Realisasi AKI Per 100.000 kelahiran hidup 2016 Kasus 102/100.000 Lahir hidup 2 kasus 126/100.000 LH AKI Per 100.000 kelahiran hidup 2015 Kasus 102/100.000 Lahir hidup 9 kasus 533/100.000 LH c. Indikator Kinerja : Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh dokter spesialis kebidanan/dokter umum/bidan/pembantu bidan. Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan persalinan. Berdasarkan data kinerja tahun 2016, dapat dijelaskan bahwa cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan mencapai 78% dari target sebesar 85%, tidak tercapainya indikator ini karena ada sekitar 400 lebih ibu hamil yang belum melahirkan. d. Indikator Kinerja : Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu aspek penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di suatu wilayah dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka ini menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kematian bayi adalah kematian terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi ada 2 (dua) macam yaitu endogen dan eksogen. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 14

Kematian bayi endogen biasa disebut disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian bayi post natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama pelayanan ibu hamil, program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program perbaikan gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak balita. Berdasarkan data tahun 2016 untuk indikator ini terjadi peningkatan kinerja, karena pada tahun 2015 terdapat 34 kasus kematian bayi sedangkan tahun 2016 turun menjadi 32 kasus kematian bayi. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/ Penurunan Naik/ Turun 2015 34 Kasus Peningkatan Naik 2016 32 Kasus Peningkatan Naik Strategi 2 : Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah Bidang Bina Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2016 sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 15

Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % Prevalensi Balita gizi kurang dan gizi buruk % < 11,9 150 kasus 100 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan % 100% 100% 100 Rata Rata capaian 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja status kesehatan dan gizi masyarakat pada tahun 2016 sebesar 100%, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Indikator Kinerja : Prevalensi balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Balita gizi kurang adalah balita yang mempunyai berat badan di bawah garis merah pada KMS (Kartu M enuju Sehat) atau buku KIA.Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan status gizi masyarakat. Berdasarkan data kinerja pada tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan jumlah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita tahun 2016 sebanyak 150 balita itu berarti jumlah anak gizi kurang dan gizi buruk jumlahnya mencapai 1,91 % dari target 11,9%. Capaian kinerja tahun 2016 untuk gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 150 kasus sedangkan tahun 2015 sebanyak 137 kasus dengan data ini maka terjadi peningkatan dalam kasus gizi kurang dan gizi buruk tapi masih di bawah angka yang di targetkan, penyebab kasus gizi kurang dan gizi buruk tahun 2016 meningkat karena kurangnya pengetahuan ibu dalam mengasuh dan kurangnya memberikan asupan gizi pada anak, serta kondisi ekonomi yang kurang memadai. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun. Maka hasilnya adalah sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 16

Tabel untuk Kasus Gizi Kurang dan gizi Buruk Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/Penurunan Naik/Turun 2015 137 Kasus Penurunan Turun 2016 150 Kasus Penurunan Turun b. Indikator kinerja : Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah seluruh kasus gizi buruk yang ditemukan pada suatu wilayah mendapakan perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk. Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya dalam penanggulangan gizi buruk. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2016 adalah sebesar 100 % atau sesuai dengan target. Tercapainya target kinerja indikator sasaran ini didukung oleh tersedinya alokasi anggaran yang cukup, semakin meningkatkannya kemampuan petugas kesehatan mengenai pelacakan gizi buruk. Ada 4 kasus yang ditemukan di tahun 2016, 2 orang sembuh dan 2 orang sementara dalam proses perawatan. Kendala yang dihadapi dalam memberikan perawatan pada kasus gizi buruk ini antara lain sikap yang tertutup dan tidak menerima petugas kesehatan pada saat memberikan perawatan, kurangnya kerja sama dari orang tua dalam membantu penyembuhan, tetapi karena kerja sama dari petugas gizi setempat, petugas gizi dinas kesehatan, pemerintah desa dan kader maka 2 orang sembuh dan 2 masih dalam perawatan. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014 yang sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2016 sama seperti tahun 2015. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 17

Tahun Raelisasi Kinerja Penigkatan/Penurunan Naik/Turun 2014 6 kasus 100 % 2015 4 kasus 100 % 2016 2 kasus 100 % Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Pencapaian indikator kinerja sasaran diatas tidak terlepas dari dukungan programprogram dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2016, yaitu berupa : 1. Program Peningkatan Status Kesehatan, dengan kegiatan utama : a) Pengadaan perlatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial b) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan c) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan d) Pelatihan konseling remaja bagi petugas kesehatan di Puskesmas e) Pemantapan kemitraan bidan dan dukun bayi f) Pertemuan fasilitasi Audit Maternal Perinatal (AMP) tingkat provinsi g) Pertemuan bidan kordinator dalam penerapan implementasi fasilitasi AMP h) Penilaian kinerja Puskesmas se kabupaten Minahasa Tenggara 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan utama : a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi b) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya. c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 18

Sasaran strategis 3 : Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2016 sebagai berikut : Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % Cakupan Positif Penemuan pasien baru BTA % 220 112 50,90 % Angka Kejadian Malaria (per 1.000 < 5 200 Kasus 1,9 penduduk) atau Annual Paracite Index-API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total Per 1000 <0,005 23 Kasus populasi penduduk Per 1000 penduduk Cakupan Imunisasi Dasar lengkap bayi % 91,5 1481 80,3% usia 0 11 bulan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child % 100% 137 desa 95,1 % Imunization Cakupan Penemuan dan Penanganan 20 kasus 100% Penderita DBD yang ditangani Rata rata capaian 84 % Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular adalah sebesar 84%, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 19

a. Indikator kinerja : Cakupan Penemuan pasien baru BTA Positif Penderita Tuberculosis adalah penderita yang menurut pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan sedia dahaknya) dinyatakan positif TB Paru. Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB- Paru BTA (+). Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja sasaran atas indikator cakupan penemuan pasien baru BTA positif adalah sebesar 112 kasus dari target 220 kasus. Data ini sudah termasuk data jumlah pasien baru BTA positif di Rumah Sakit Ratatotok Buyat. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 maka angka capaian tahun 2016 menurun tapi sudah melebihi standar yang ditargetkan. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebgai berikut : Tahun Jumlah Kasus Penigkatan/Penurunan Naik/Turun 2014 100,5 % Penurunan Turun 2015 67,7% Penurunan Turun 2016 51% Penurunan Turun Tercapainya target kesembuhan penderita TBC BTA (+) ini dukung oleh intensifnya penanganan penderita oleh tenaga kesehatan serta terjaminnya ketersedianan obat anti TBC (OAT) di sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas dan jaringan). b. Indikator kinerja : Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk ) atau Annual Paracite Index-API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 20

Penderita Malaria adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai mengigil) dengan atau tanpa pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya penurunan angka kesakitan (morbiditas) akibat malaria di masyarakat. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel diatas menunjukan bahwa kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2016 tercapai. Tercapainya indikator kinerja sasaran ini disebabkan oleh : a. Distribusi kelambu berjalan dengan baik b. Penaburan larvaseding c. Kegiatan Mass Blood Survey (MBS) berjalan dengan baik. d. Indoor residual sprayer (IRS); penyemprotan di dalam rumah e. Kegiatan penyuluhan malaria di daerah endemis f. Kegiatan lintas sektor berjalan dengan baik g. Survey vektor (penangkapan nyamuk dan jentik) h. Mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis yang berkurang. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 maka capaian indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang sangat baik dengan menurunnya API dari 4,5 menjadi 1,9 di tahun 2016. Bila dilakukan perbandingan API dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Annual paracite rate index API Penigkatan / Naik / Turun (Kasus Malaria) Penurunan 2015 4,5 Peningkatan Naik 2016 1,9 Peningkatan Naik c. Indikator Kinerja : Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 21

Penderita HIV/AIDS adalah penderita yang menurut hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif HIV. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian kinerja sasaran atas indikator ini adalah sebesar 120 kasus atau 0,020 % dari target < 0,005 per 1000 penduduk. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 0,015%, maka capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2016 terdapat peningkatan yaitu sebesar 0,023%. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Jumlah Kasus Peningkatan/penurunan Naik/turun 2014 15 Kasus Penurunan Turun 2015 15 Kasus Tetap Tetap 2016 23 Kasus Penurunan Turun d. Indikator kinerja : Cakupan Imunisasi Dasar lengkap bayi usia 0 11 bulan Bayi usia 0-11 bulan dikatakan mendapat imunisasi dasar lengkap apabila telah memperoleh imunisasi BCG(1 kali), DPT (3 kali), hepatitis B (3 kali) Polio (4 kali) dan Campak (1 kali). Indikator ini di gunakan untuk mengukur jangkauan (akses) masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya pelayanan imunisasi bayi usia 0-11 bulan. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian kinerja sasaran indikator ini adalah sebesar 80,3% dari target sebesar 97%. Angka tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja sasaran ini belum tercapai. Belum tercapainya target indikator kinerja sasaran ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya imunisasi dalam memberikan perlindungan kepada anak dari kemungkinan tertular penyakit yang berbahaya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 22

a. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 92,1%, maka terdapat penurunan kinerja sebesar 11,8 %. b. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/penurunan Naik/turun 2014 84% Penurunan Turun 2015 92,1% Peningkatan Naik 2016 80,3% Penurunan Turun c. Indikator kinerja : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization Desa yang mencapai Unversal Child Immunization (UCI) adalah desa/ kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap BCG(1 kali), DPT (3 kali), Hepatitis B (3 kali) Polio (4 kali) dan Campak (1 kali) pada bayi usia 0-11 bulan lebih dari 80%. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program imunisasi di tingkat desa/kelurahan. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian kinerja sasaran indikator ini adalah sebesar 95,2% dari target sebesar 95%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 95,1% maka capaian untuk tahun 2016 terjadi peningkatan. bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya sebagai berikut : Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/penurunan Naik/turun 2014 93% Tetap Tetap 2015 95,1% Peningkatan Naik 2016 80,3% Penurunan Turun Cakupan Desa UCI di tahun 2016 mengalami penurunan, karena sasaran estimasi yang ada dari Data Pusdatin berbeda dengan data yang ada di Puskesmas, sehingga tidak Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 23

tercapai target yang sudah ditentukan. Selain itu, masih kurangnya ketekunan dari para petugas imunisasi untuk melakukan sweping ke rumah rumah yang memiliki anak bayi untuk dapat di imunisasi lengkap. Kepedulian masyarakat terhadap imunisasi juga masih kurang, karena sering melalaikan waktu pelaksanaan Posyandu, bahkan ada pula orangtua yang memang tidak ingin anaknya di imunisasi karena takut anaknya panas atau jadi sakit karena di suntik. Oleh karena alas an tersebut, maka capaian Desa UCI menjadi menurun. d. Indikator Kinerja : Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD yang ditangani Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit demam berdarah (DBD) dan penurunan prevalensi penyakit DBD, sekaligus mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Tidak tercapainya target penurunan angka kesakitan DBD ini pada tahun 2016 disebabkan oleh masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemantauan jentik berkala dan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan 3M Plus. Bila dilakukan perbandingan Jumlah kasus dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Jumlah Kasus Peningkatan/penurunan Naik/turun 2014 19 Penurunan Turun 2015 16 Peningkatan Naik 2016 20 Penurunan Turun Meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit menular di atas tidak terlepas dari perilaku masyarakat dan pengaruh lingkungan. Sementara itu dukungan program program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2016, yaitu berupa : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 24

a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Dengan kegiatan utama: 1) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 2) Pencegahan penularan penyakit endemik 3) Peningkatan imunisasi 4) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah 5) Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit. 6) Monitoring evaluasi dan pelapoan Sasaran strategis 4 : Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah Bidang Upaya Pelayanan Kesehatan Dinas kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2016 sebagai berikut : No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % 1. Jumlah puskesmas % 12 12 100 2. Rumah Sakit Keliling Desa/Kelurahan 144 70 48,6 3. RSUD Mitra Sehat Rata-rata Capaian 74,3 Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja untuk sasaran pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan terjangkau adalah 74,3%, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 25

Indikator Kinerja : Jumlah Puskesmas Untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jumlah puskesams yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah prosentase Puskesmas yang ada yang telah mampu memenuhi standar kualitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja sasaran atas indikator ini telah tercapai. Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah 12 Puskesmas (100%) atau sesuai dengan yang ditargetkan. Tercapainya indikator kiinerja ini antara lain didukung oleh koordinasi yang baik antara Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah. Indikator Kinerja : Rumah Sakit Keliling Untuk kelancaran pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka disediakan pula fasilitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit Keliling. Pelayanan ini baru terselenggara di Tahun 2016, dan sudah menjangkau 70 desa/kelurahan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Ini semua demi terciptanya Visi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara Mewujudkan Masyarakat Minahasa Tenggara yang sehat, Mandiri dan berkeadilan Indikator Kinerja : RSUD Mitra Sehat Pembangunan RSUD Mitra Sehat merupakan Program Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara melalui Instansi Dinas Kesehatan. RSUD ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara, agar kedepannya dapat mencapai Visi dan Misi pembangunan Kesehatan di Minahasa Tenggara. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 26

Strategi 5 : Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi % 1. Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 2. Prosentase keluarga yang menggunakan jamban 26.140 (90%) 26.140 (90%) 28.467 98,01 27.890 96,02 3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 144 144 100 Rata rata capaian 98,01% Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 98,01%, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Indikator kinerja : Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih Prosentase penduduk yang memilki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan menggambarkan cakupan pelayanan penyediaan air minum bagi penduduk. Akses penduduk meliputi kemudahan untuk memperolehnya dan tersedianya air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan sesuai kebutuhan. Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan pelayanan penyediaan air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan kepada penduduk. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian indikator kinerja sasaran ini adalah 98,01%. Capaian indikator kinerja sasaran ini sudah melebihi target yang diharapkan yaitu 90% b. Indikator kinerja : Prosentase Keluarga yang menggunakan jamban Prosentase penduduk yang menggunakan jamban sehat menggambarkan tingkat kesadaran dan perbaikan perilaku masyarakat dalam memanfatkan jamban sehat, indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 27

dalam pemanfaatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 96,2%. Hal ini menunjukan bahwa target capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2016 sudah melebihi target yang diharapkan yaitu 90%. c. Indikator Kinerja : Persentase Desa Siaga Aktif Desa Siaga Aktif adalah desa yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan setiap hari 2) Memiliki Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dapat melaksanakan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan medis 3) Masyarakat (Rumah tangga) mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan Desa Siaga dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 100% maka prosentase Desa Siaga Aktif pada tahun 2016 tetap yaitu 100 %. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan / Penurunan Naik / Turun 2014 98% Peningkatan Naik 2015 100% Peningkatan Naik 2016 100% Peningkatan Naik Pencapaian indikator kinerja sasaran ini tidak terlepas dari adanya dukungan pemerintah Pusat dan Daerah untuk pengembangan desa siaga antara lain : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 28

1) Pengalokasian anggaran untuk Pembangusnan Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) melalui anggaran DAK dan DAU. 2) Adanya program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan JKN yang menunjang penyelenggaraan upaya promotif dan preventif termasuk di desa siaga. 3) Adanya Program Revitalisasi Desa Siaga untuk 4 desa. B. Pengukuran Kinerja Keuangan 1. Belanja Tidak langsung Total anggaran belanja tidak langsung yang dikelola oleh Kabupaten Minahasa Tenggara 2016 adalah sebesar Rp. 25.783.534.829,25 (Dua puluh lima miliyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta limaratus tiga puluh empat ribu delapan ratus dua puluh Sembilan koma dua puluh lima rupiah) anggaran belanja tidak langsung ini digunakan untuk belanja pegawai yang terdiri atas : 1. Gaji dan tunjangan 2. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja. Dari total anggaran sebagaimana tersebut diatas, tingkat penyerapan anggaran belanja tidak langsung di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2015 sebagai berikut : No. Uraian Pagu Realisasi % 1 Gaji dan tunjangan 19.726.941.543,25 19.366.632.036,00 98,17 % 2 Tambahan penghasilan 6.056.593.286,00 5.593.716.503,00 94,01% berdasarkan beban kerja JUMLAH 97,20% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 29

2.Belanja langsung Total anggaran belanja langsung yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2016 berjumlah 32.913.543.188 (Tiga puluh dua miliyar Sembilan ratus tiga belas juta lima ratus empat puluh tiga ribu seratus delapan puluh delapan rupiah). Dari total anggaran sebagaimana tersebut di atas tingkat penyerapan anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2016 (realisasi sampai bulan desember 2016) adalah sebesar 75,73%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 30

BAB IV PENUTUP Pengukuran kinerja adalah proses sistematis, berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan sasaran dan tujuan yang telah di tetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran,tujuan, visi, dan misi yang sebagaimana di tetapkan dalam rencana strategi. Hasil pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2016 menunjukan tingkat capaian yang cukup baik, meskipun masih ada beberapa indikator kinerja yang belum memenuhi target yang telah di tetapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan masih menghambat pencapaian target kinerja tersebut antara lain disebabkan belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan masih lemahnya koordinasi lintas sektor/ lintas program serta keterbatasan sumber daya yang tersedia. Pencapaian yang diperoleh Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2016 merupakan hasil pelaksanaan TUPOKSI yang optimal oleh seluruh jajaran didukung oleh komitmen daerah yang menempatkan pembangunan sektor kesehatan sebagai kegiatan prioritas. Demikian laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2016, disusun sebagai bentuk laporan, evaluasi dan pertanggungjawaban atas apa yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2016, semoga apa yang tersaji dapat memberikan masukan untuk peningkatan kinerja Dinas Kesehatan di tahun yang akan datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 31

LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 32

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 33

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 34

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2016 35