BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE MINIMUM TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA HDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

ABSTRACT

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM UNTUK LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

BAB 3 Metodologi Penelitian

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

Studi Eksperimental Pengaruh Paramater Proses Pencetakan Bahan Plastik Terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) Pada Benda Cetak Pneumatics Holder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

BAB V PENUTUP. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING


PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132

1. Pendahuluan PENGEMBANGAN MESIN INJEKSI PLASTIK SKALA INDUSTRI KECIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan 1980-an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang. mencetak benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

Disusun oleh : Adi Sudirman ( ) Ahmad Zainul Roziqin ( )

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

BAB III PROSES PERANCANGAN

Disusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID

Proses Manufaktur Plastik

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Oktaviandi, (2012) melakukan penelitian tentang analisa pengaruh parameter tekana dan waktu penekanan terhadap sifat mekanik dan cacat penyusutan dari produk injeksi molding berbahan polyethylene (PE), yang mengemukakan bahwa parameter holding pressure dan holding time mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sifat mekanik spesimen dan cacat shrinkage, dengan persentase shrinkage sebesar 0,96%. Penelitian meningkatkan mutu produk plastik dengan metode Taguchi telah dilakukan oleh Hartono, (2012) dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa salah satu metode yang sering digunakan untuk meningkatkan mutu produk plastik adalah dengan metode desain eksperimen Taguchi. Dari metode DoE Taguchi dengan matrik orthogonal array L 8 (2 3 ) ini diperoleh komposisi terbaik untuk mencampur material guna mendapatkan kualitas yang lebih baik. Disamping itu proses cetak injeksipun, menjadi salah satu penentu hasil dari produk plastik, dengan parameter tekanan dan temperatur leleh yang tepat. Firdaus dan Soejono, (2003) dalam penelitiannya yang membahas tentang studi eksperimental pengaruh parameter proses pencetakan bahan plastik terhadap cacat penyusutan pada benda cetak pneumatics holder. Berdasarkan hasil penelitian terhadap spesimen yang ada maka desain parameter proses plastik injection molding menentukan kualitas hasil benda cetakan khususnya produk pneumatic holder. Parameter yang paling signifikan berpengaruh adalah temperatur leleh. Penelitian pengaruh suhu pemanas terhadap shrinkage pada proses injeksi polypropylene telah lakukan oleh Kristanto, Bambang, dan Ubaidillah, (2013). Mengemukakan bahwa suhu leleh dan waktu tahan pada proses injeksi plastik polypropylene berpengaruh signifikan terhadap cacat sherinkge, dengan variasi parameter suhu pemanas dan waktu tahan. Suhu pemanas yang digunakan adalah 230 o C,240 o C,250 o C, dan 260 o C degan waktu tahan 20 sec, 25 sec, 30 sec. Dari 4

5 beberapa variasi parameter yang digunakan menghasilkan shrinkage terkecil 0,499 mm. Aplikasi metode Taguchi pada optimalisasi parameter injection molding untuk manufaktur produk dari campuran plastik telah dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas karakteristik dari shrinkage, dengan menggunakan metode analisis orthogonal array (OA), rasio signal to noise (S/N), dan variasi ANOVA persentase shrinkage dapat dianalisis. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa kombinasi parameter proses yang optimal adalah temperatur leleh yang renadah, tekanan injeksi yang tinggi, tekanan holding rendah, waktu holding yang lama, dan waktu pendinginan yang lama (Kamarudin et al., 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Lal dan Hari, (2013) mengenai optimalisasi parameter injection molding pada material low density polyethlene (LDPE). Menunjukan bahwa parameter cooling time, dan refilling pressure menjadi parameter yang berpengaruh terhadap shrinkage pada material LDPE, dengan hasil persentase shrinkage optimum sebesar 1,25 %. Berbagai kombinasi variasi parameter yang optimal pada penelitian yang dilakukan adalah temperatur leleh 190 o C, injection pressure 55 Mpa, refilling pressure 85 Mpa, dan cooling time 11 sekon. Kale dan Umesh, (2013) telah melakukan penelitian mengenai optimalisasi parameter proses dengan injection molding untuk meminimalkan shrinkage pada material high density polyethylene (HDPE) dengan metode DoE Taguchi, yang menghasilkan persentase shrinkage 0,515 %. Variasi parameter yang digunakan adalah temperatur leleh, injection pressure, packing time, packing pressure, dan cooling time. Dari beberapa parameter yang digunakan, parameter temperatur leleh merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap shrinkage. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas yang berpengaruh signifikan untuk mengurangi peresentase shrinkage adalah temperatur leleh, holding pressure, holding time, back pressure dan cooling time. Oleh karena itu penelitian tentang pengaturan variasi parameter perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variasi parameter terhadap produk plastik. Dengan menggunakan metode design

6 of experiment Taguchi menghasilkan data variasi parameter yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk plastik. 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Plastik Acrylonitril Butadiene Styrene (ABS) Acrylonitril butadiene styrene (ABS) adalah salah satu polimer organik pembentuk plastik yang terdiri dari tiga monomer pembentuk yaitu acrylonitril, butadiene, dan styrene. Ketiga monomer tersebut memberikan sifat tahan terhadap bahan kimia, stabil terhadap panas, sifat ketahanan pukul, sifat kuat (toughness), sifat kaku (rigidity), dan mudah diproses (Mujiarto, 2005). Budiyantoro, (2016) beberapa grade pada ABS juga memiliki karakteristik yang berfariasi dari impact resistance rendah sampai yang tinggi dan dari kilap rendah sampai tinggi, dan beberapa sifat lanjutan jika material ABS ini di berikan penambahan zat aditif seperti tahan bahan kimia, tahan korosi, tahan sinar UV, menghambat nyala api, transparan, dan tahan panas tinggi. Material ABS resin typical toyolac 700 314 digunakan dalam produk otomotif, produk media, produk hiburan dan aplikasi lainnya (Gb.2.1). Gambar 2.1 Produk- produk plastik ABS (Toray industri, 2017) Proses yang dapat dilakukan oleh material acrylonitril butadiene styrene (ABS) ini dengan menggunakan teknik injeksi. Sebelum dilakukan pemrosesan, material ABS perlu dikeringkan dengan temperatur tertentu. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang terdapat pada material ABS. Adapun sifat khusus yang dimiliki material ABS resin typical toyolac 700 314 adalah warna yang konsisten dan stabil, tahan terhadap pelapukan, dapat

7 mempertahankan transparansi terhadap kelembapan dan suhu tinggi, keseimbangan aliran yang baik, berkurangnya berat saat pemanasan, impact strength yang baik, dan baik pada kondisi cahaya tinggi (Toray plastics malaysia, 2012). Material ABS memiliki sifat higroskopis dan menyerap kelembapan dalam proporsi kelembapan lingkungan. Kadar air yang terdapat pada resin ABS tergantung pada ukuran pellet, bentuk dari resin, kelembapan relatif udara, dan berapa lama waktu penyimpanan resin pada kondisi lembab. Pada resin ABS toyolac dianjurkan 0,05% - 0,1%, dan waktu pengeringan yang dianjurkan pada kondisi udara panas 80 C; 3 5 jam, 90 C; 2 4 jam (Toray plastics malaysia, 2012). Temperatur leleh resin ABS ini antara 230 C - 250 C, temperatur leleh ini harus sering diperiksa dan dikontrol agar tidak melebihi suhu yang telah direkomendasikan. Pengontrolan temperatur leleh bertujuan untuk mencegah terjadinya cacat penampilan dan sifat mekanik pada sebuah produk plastik yang dihasilkan. Berikut ini adalah karakteristik resin acrylonitril butadiene styrene (ABS) toyolac tipe 700 341(Toray plastics malaysia, 2012). Tabel 2.1 Karakteristik acrylonitril butadiene styrene (ABS) (Toray plastics malaysia, 2012) Typical Properties Test Conditions SI Unit Typica l Value Physical Specific Gravity - 1.05 Water Absorption 23 C x 24 hours % 0.3 Mould Shrinkage % 0.4 ~ 0.6 Rheological Melt Flow Rate 220 C / 10 kg g/10 min 25 Mechanical Tensile stress at yield at 5 mm/min Mpa 49

8 Tensile strain at break at 5 mm/min % 35 Flexural Strength at 3 mm/min Mpa 76 Flexural Modulus at 3 mm/min MPa 2450 Rockwell Hardness R scale - 116 Impact Izod Impact Strength, 12.7 x 62.5 x 12.7tmm notched (23 C) J/m 196 12.7 x 62.5 x 12.7tmm (0 C) J/m 108 12.7 x 62.5 x 12.7tmm (30 C) J/m 80 Izod Impact Strength, 12.7 x 62.5 x 3.2tmm notched (23 C) J/m 212 12.7 x 62.5 x 3.2tmm (0 C) J/m 157 12.7 x 62.5 x 3.2tmm (30 C) J/m 118 Thermal HDT (Unannealed) 127 x 1.82 MPa Loading, 18.56 12.7 x 12.7tmm kg/cm2 c 92 HDT (Unannealed) 127 x 1.82 MPa Loading, 18.56 12.7 x 6.4tmm kg/cm2 c 87 Thermal Conductivity W/K.m 0.15 Coefficient of Linear Thermal Expansion mm/mm C 7.1 x 10-5 Tabel 2.2 Kondisi pemrosesan pada injection molding. (Toray plastics malaysia, 2012) Temperatur Pengeringan 80 90 C (176 195 F) selama 2-5 jam. Melt Temperature 200 280 C (392 536 F); Umum: 230 C (446 F) Mold Temperature 40 C - 80 C (104-176 F).

9 Tekanan Injeksi Kecepatan Injeksi 70-140 Mpa Sedang Tinggi 2.2.2 Injection Molding Produk dari bahan plastik biasanya digunakan dengan metode pemrosesan plastik seperti: injection molding, ekstrusi, thermoforming, dan blow molding. Injection molding adalah salah satu metode pembentukan suatu benda atau produk dari material plastik dengan ukuran dan bentuk tertentu menggunakan alat bantu berupa cetakan atau molding yang diberikan tekanan dan perlakuan panas. Injection molding merupakan salah satu metode yang banyak digunakan karena biaya yang dibutuhkan lebih murah dan dapat memproduksi komponen yang kecil dan rumit (Ajis, 2010). Metode dasar pembentukan plastik molding bertujuan untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan sifat sifat fisik yang diinginkan baik dari sisi luas penampang, ketebalan, desain produk, insert yang panjang, dan toleransi dari sebuah produk yang harus dipenuhi. Material plastik yang digunakan juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah produk plastik (Budiyantoro, 2016). Mesin injeksi molding ada dua sumber energi yang menjadi penggerak untuk menjalankan sebuah mesin injection ini yaitu : sumber udara bertekanan yang berfungsi untuk menekan piston atau plunyer, dan sumber listrik bolakbalik sebagai sumber tenaga untuk bagian pemanas atau heating elements (Firdaus et al., 2003). 2.2.3 Bagian Bagian Mesin Injection dan Fungsinya Mesin injection molding terdapat bagian- bagian yang berperan penting dalam proses pembuatan produk plastik. Adapun bagian bagian mesin injeksi dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Clamping Unit Ajis, (2010) clamping unit merupakan salah satu bagian dari mesin injeksi yang berfungsi untuk pencekam dua bagian mold, menjaga agar mold tetap

10 dalam keadaan tertutup rapat dengan bantuan tekanan calmping yang cukup untuk menahan tekanan injeksi, serta dapat membuka dan menutup mold pada saat proses injeksi berlangsung. Pada clamping unit terdapat gaya yang dipergunakan untuk menahan tekanan injeksi pda saat proses atau siklus injeksi berlangsung. Besarnya mesin injeksi ditentukan oleh kekuatan clamping, dan besarnya tekanan injeksi akan berbanding lurus dengan kekuatan clamping. Pada umumnya ada empat macam clamping unit yang sering digunakan yaitu: 1. Mechanical (toggle clamp) yaitu clamping unit yang menggunakan sistem kerja mekanis dari linkage yang menghasilkan gaya untuk menahan mold selama proses injeksi, dan hidrolik clamp. 2. Hydraulical yaitu clamping unit yang menggunakan tenaga hidrolis untuk menghasilkan clamping force. 3. Hydro-mechanical yaitu clamping force yang dihasilkan berasal dari toggle system dan hydraulic system agar meningkatkan kecepatan kerja. 4. Hydro-electrical yaitu clamping force yang dihasilkan dari kombinasi hydraulic dan electrical system. Berikut ini adalah gambar clamping unit toggle clamp dan hidrolik clamp (Gb.2.2). Gambar 2.2 Clamping unit toggle clamp dan hidrolik clamp (Sinotech.com) 2. Injection unit Injection unit berfungsi untuk melelehkan dan memasukan material plastik ke rongga cetakan atau mold. (Gb.2.3)

11 Gambar 2.3 Injection unit (Sinotech.com) Injection unit terdiri dari beberapa bagaian antara lain: 1. Motor dan transmission gear unit Bagian ini berfungsi menghasilkan daya yang akan digunakan untuk memutar screw, sedangkan transmisi unit berfungsi suntuk memindahkan daya dari putaran motor ke putaran screw,dan mengatur tenaga yang di salurkan agar pembenan tidak terlalu besar (Oktaviandi, 2012). 2. Cylinder for screw ram Bagian ini berfungsi untuk menjaga putaran screw agar tetap konstan pada saat proses injeksi (Ajis, 2010). 3. Hopper Hopper berfungsi sebagai tempat material plastik sebelum masuk ke barrel sekaligus untuk menjaga kelembapan dari material plastik, sehingga saat produk produk yang dihasilkan akan optimal (Oktaviandi, 2012). 4. Barrel Barrel yang berfungsi sebagai tempat material plastik yang sudah mencair. Cylinder barrel memiliki elemen pemanas yang disebut heater. Temperatur panas pada barrel dapat disesuaikan dengan material yang akan digunakan pada proses injeksi (Oktaviandi, 2012). 5. Screw

12 Winanto, (2016 ) screw yang berfungsi untuk mencapur material polimer, dan berfungsi sebagai piston untuk mendorong material plastik cair ke dalam rongga cetakan. Screw pada barrel dibagi menjadi tiga zona yaitu zona pengisian (metering), zona kompresi, dan zona pengumpan (feeding). Zona kompresi merupakan tempat dimana material plastik meleleh. Energi yang terdapat pada zona kompresi berasal dari pergeseran material (friksi) dan kompresi yang berasal dari putaran screw. (Gb.2.4.) Gambar 2.4 Standar screw dengan 3 zona (Sumitomo-shi-demag.eu ) 6. Non return valve Valve ini berfungsi menghambat plastik cair agar tidak kembali ke barrel. Valve ini akan membuka pada saat proses pengisian material untuk proses injeksi berikutnya (Budiyantoro, 2016). 7. Nozzel Nozzel berfungsi sebagai penahan kebocoran / sealing, dan penghubung antara cetakan dengan injeksi unit. Ketika nozzel menyempit akan mempertinggi kecepatan yang dihasilkan (Wijaya, 2009). 3. Mold Unit Mold unit merupakan bagian yang terpenting pada mesin injeksi, mold memiliki fungsi utama yaitu untuk membentuk atau mencetak sebuah produk, bentuk dan ukuran dari suatu produk sangat bergantung pada cetakan yang digunkana pada proses injeksi (Ajis, 2010). (Gb.2.5)

13 Gambar 2.5 Mold unit (Sinotech.com) Mold unit terdiri dar 4 bagian utama yaitu : Sprue dan Runner System merupakan saluran yang digunakan untuk memasukan material plastik cair ke rongga cetakan, Cavity Side yaitu bagian mold yang membentuk produk plastik yang terletak distationary plate, core side merupakan bagian yang memberikan bentuk pada produk plastik yang terletak dimoving plate, dan ejector system bagian ini berfungsi untuk melepas atau mengeluarkan produk dari cavity mold (Oktaviandi, 2012). 2.2.4 Prinsip Kerja Injection Molding Wijaya, (2009) prinsip kerja dari mesin injection molding baik dengan tonese yang kecil maupun tonase besar adalah sama. Berikut ini adalah prinsip kerja mesin injection molding: (Gb.2.6) 1. Start dengan posisi awal mold terbuka 2. Proses close clamping mold dengan bagian sisi core mendekati sisi cavity dari keadaan terbukan. 3. Setelah posisi mold tertutup rapat dengan tekanan tinggi maka unit injeksi bergerak maju mendekati mold hingga nozzel bersentuhan dengan sprue bursh. 4. Proses injeksi pengisian dengan menyuntikan plastik cair ke dalam mold. Pada proses ini silinder injeksi bekerja hingga mendorong screw.

14 5. Proses holding injeksi untuk menyempurnakan hasil produk dan menahan tekanan balik. 6. Proses charging dilakukan untuk mengisi ulang material plastik untuk siklus injeksi berikutnya sekaligus mendinginkan material yang telah diinjeksi. 7. Cetakan membuka, pada proses ini cetakan bergerak membuka dan mengembalikan ke tekanan normal pada sistem hidrolik, kemudian dilanjutkan dengan gerakan pin ejector untuk mengeluarkan produk plastik. Gamabar 2.6 Prinsip kerja injection molding satu siklus (Technologystudent.com)

15 2.2.5 Parameter Proses Injection Molding Untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang optimal, maka diperlukan beberapa pengaturan parameter yang mempengaruhi jalannya proses produksi plastik melalui metode injection molding. Adapun parameterparameter yang berpengaruh untuk mengurangi peresentase shrinkage adalah : a. Temperatur leleh (melt temperature) Adalah batas temperatur panas dimana material plastik mulai meleleh (Wijaya, 2009). b. Holding pressure Adalah tekanan yang diperlukan untuk menahan saat proses injeksi. Holding pressure bertujuan untuk pemampatan produk sehingga produk bisa rata dan padat terutama produk produk yang tebal dan mempunyai rib yang tebal (Wijaya, 2009). c. Injection pressure Adalah tekana yang diperlukan untuk menginjeksi material plastik ke dalam cetakan (Firdaus, 2002). d. Cooling time Adalah waktu pendinginan setelah material di injeksikan ke cetakan, yang bertujuan untuk mendinginkan material atau produk plastik pada cetakan (Wijaya, 2009). e. Back pressure Adalah tekanan yang dilakukan untuk menahan mundurnya screw dalam keadaan berputar saat pengambilan material atau proses plastizing. Yang berfungsi untuk mixing material dan menghilangkan udara yang ikut ketika proses charging (Wahyudi, 2016). 2.2.6 Shrinkage Shrinkage merupakan salah satu cacat yang sering kali kita dapatkan pada produk plastik. Shrinkage akan timbul apabila terjadi perubahan densitas dari temperatur proses ke temperatur ruangan, cacat shrinkage tidak bisa kita hilangkan tetapi dapat dieliminir atau dikurangi prosentasenya dalam sebuah

16 produk. Material plastik dari bahan semi kristal akan lebih besar nilai shrinkagenya dibandingkan dengan bahan amorphous (Firdaus et al., 2003). Penyusutan yang terjadi pada proses injection molding terbagi menjadi dua macam yaitu molding shrinkage adalah perbedaan ukuran antara produk yang dihasilkan dengan ukuran cetakan, dan post shrinkage adalah penyusutan ukuran produk setelah di bentuk, dalam kurun waktu penyimpanan, atau kurun waktu pemakaian (Budiyantoro, 2016). Nilai shrinkage biasanya ditunjukan dalam satuan %, rumus yang dapat digunakan untuk mengukur nilai shrinkage adalah : ( ) S : Nilai Shrinkage Lm : Panjang Ukuran Cetakan Lp : Panjang Ukuran Produk Oktaviani, (2013) pada saat proses pembentukan plastik dengan menggunakan injection molding ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu temperatur mold, temperatur leleh, tekanan injeksi, dan tekanan holding. (Gb.2.7) Gambar 2.7 Faktor yang mempengaruhi shrinkage (Cnmould.com) Penyebab shrinkage pada produk plastik: a) Tekanan holding yang terlalu rendah mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak padat dan terdapat cekungan atau lekukan pada baian permukaan produk sehingga meyebabkan penyusutan berlebih.

17 b) Cepatnya waktu tahanan mengakibatkan produk plastik tidak terbentuk secara sempurna. c) Perbedaan ketebalan dingding cekatan mengakibatkan terjadinya penyusutan. d) Pembukaan cetakan terlalu cepat sehingga waktu pendinginan menjadi kurang. Cara untuk mengatasi shrinkage pada produk plastik yaitu dengan mengatur parameter proses secara optimal seperti menaikan tekanan holding, penambahan holding time, penambahan cooling time, dan mendisain mold secara khusus dengan memperhitungakan nilai shrinkage yang terdapat pada material plastik. Dibawah ini merupakan tabel besarnya shrinkage untuk beberapa jenis material plastik. Tabel 2.3. Persentase shrinkage pada material plastik (Firdaus et al., 2003). No Jenis Material Shrinkage (%) 1 ABS 0,4-0,9 2 PS 0,4-0,7 3 AS 0,2-0,7 4 EVA 0,7-2,0 5 PP 1-2,5 6 HDPE 2 6 7 PMMA 0,1-0,4 8 PET 0,2-0,4 9 PC 0,5-0,7 10 POM 2-2,5 2.2.7 Metode Design of Experiment (DoE) Taguchi Metode Taguchi merupakan suatu metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk merekayasa atau memperbaiki kualitas produk dan proses secara bersamaan agar menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan cepat dan biaya rendah. Taguchi mengembangkan sebuah metode desain

18 eksperimen agar dapat mengevaluasi secara serentak fakor-faktor yang berpengaruh terhadap proses dan karakteristik produk dengan level yang divariasi, hasil dari kombinasi tersebut dianalisa untuk menentukan seberapa besar peningkatan atau penurunan kualitas dari parameter yang digunakan (Soejanto, 2009). Metode DoE Taguchi menggunakan seperangkat matriks khusus yang disebut matriks ortogonal. Matriks ini merupaka langkah untuk mengelompokan faktor-faktor yang berpengaruh pada proses dan level-level yang divariasi sehingga diharapkan dapat memperoleh kualitas yang baik, serta menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberikan informasi sebanyak mungkin dari semua faktor yang mempengaruhi parameter. Pengolahan data yang terdapat pada metode DoE Taguchi meliputi pengumpulan data (Soejanto, 2009). Pada metode DoE tiap langkah dalam percobaan atau tindakan dapat teridentifikasi sedemikian rupa sehingga infomasi yang diperlukan dalam persoalan yang sedang diteliti dapat terkumpul. Data data yang diperoleh dari metode DoE merupakan data yang semestinya diperlukan dalam sebuah penelitian sehingga akan memberikan analisa dan kesimpulan yang objektif. Metode DoE ini menetapkan aturan perlakuan pada setiap unit percobaan sehingga membuat perbandingan antar kelompok validsitas tinggi, dan dapat mengontrol variasi percobaan. Untuk mengkombinasikan suatu variasi terhadap level yang sudah ditentukan, metode ini menggunakan bantuan software minitab (Oktaviandi, 2012).