BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

Sebagaimana yang diutarakan oleh Sarafino dan Smith (2012, h.29) bahwa stres memiliki dua komponen, yaitu fisik, yang berhubungan langsung dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOPING LANSIA TERHADAP MASA PENSIUN DI KELURAHAN YOSOMULYO METRO PUSAT TAHUN 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, Oktober 2014 ISSN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar. Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

A. PENGANTAR. pula disebabkan oleh stresor yang datang dari beban kerja, tempat kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan tersendiri, karena bisa memperoleh uang dan fasilitas-fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB V HASIL PENELITIAN

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata Kuliah MPK Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami tahap perkembangan dari masa bayi

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

WIJI LESTARI J

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik, psikologis, dan psikososial (Kuntjoro, 2002). Perubahan fisik yang sering muncul di antaranya merasa mudah lelah ketika melakukan pekerjaan, jantung berdebar-debar, kepala pusing, dan kadang-kadang mengalami gangguan tidur, sedangkan gejala psikologis yang sering muncul adalah rendah diri, tidak dapat memusatkan perhatian, timbulnya perasaan kecewa sehingga dapat mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Salah satu problematika psikososial yang dialami pada masa usia lanjut yaitu masa purna tugas atau pensiun. Masa pensiun adalah peristiwa ketika seseorang harus berhenti dari aktivitas bekerja secara formal yang disebabkan oleh bertambahnya usia (Hidayat, 2004). Masa pensiun dapat mempengaruhi konsep diri karena dapat membuat seseorang kehilangan peran (role) dan identitas dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi harga diri mereka (Turner, 1961). Seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan mampu mengembangkan sifat percaya diri dan mampu melihat dirinya secara realistik. Oleh karena itu, dengan adanya sifat tersebut para pensiunan mampu bersosialisasi dengan orang lain dan akan mengarah pada penyesuaian diri yang baik di lingkungan sosial. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai konsep diri negatif akan merasa rendah diri sehingga menyebabkan 1

2 pensiunan mengalami hambatan dalam proses penyesuaian dirinya di lingkungan baru (Hurlock, 1978). Dengan kata lain, pensiun dapat menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam masyarakat sehingga mempengaruhi statusnya dan dapat mempengaruhi konsep diri menjadi negatif. Menurut Utami (2000), saat seseorang menghadapi masa pensiun, maka ia juga menghadapi datangnya masa tua yaitu menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik. Seorang pensiunan dihadapkan pada situasi baru yang belum jelas dan belum pasti, sehingga membuat pensiunan merasa cemas dan membayangkan halhal yang akan terjadi setelah pensiun. Rasa cemas tersebut lambat laun dapat menimbulkan stres. Stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang dapat memicu terjadinya stresor, yang dapat mengancam dan mengganggu seseorang untuk mengendalikannya. Tipe kepribadian A cenderung mengalami stres dibandingkan dengan kepribadian dengan tipe B. beberapa ciri-ciri kepribadian tipe A adalah sering merasa terburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentrasi pada lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang sama, cenderung tidak puas dengan apa yang diraihnya, cenderung berkompetisi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau kondisi yang nonkompetitif, secara emosial tidak stabil dan dapat membangkitkan tingkat stress yang tinggi, begitu juga sebaliknya dengan kepribadian dengan tipe B (Friedman, 1998). Pada penelitian Friedman menyatakan dengan tipe kepribadian A sangat agresif dibandingkan dengan tipe kepribadian B. Selain itu, jumlah wanita dan laki-laki yang masuk kategori tipe A mencapai 60% dari total responden yang diteliti. Orang kota diyakini memiliki

3 peluang lebih besar berkepribadian tipe A, karena stress yang tinggi dan kesibukan yang terus meningkat. Pada kenyataannya, stres dapat benar-benar sangat mempengaruhi hidup seseorang apabila orang tersebut tidak memiliki koping. Usaha untuk mengatasi stres tersebut individu membutuhkan mekanisme pertahanan diri yang disebut koping (Hidayat, 2004). Koping adalah upaya pemecahan masalah yang digunakan seseorang untuk mengelola stres atau kejadian yang dialaminya. Kemampuan koping dengan adaptasi terhadap stres merupakan faktor penentu yang penting dalam kesejahteraan manusia, karena perilaku koping ini juga dapat digunakan sebagai stabiliser yang dapat menolong perilaku seseorang dalam mempertahankan penyesuaian dirinya terhadap perubahan psikososial selama periode stres (Hidayat, 2004). Selain itu, koping juga didefinisikan sebagai cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Koping dapat bersifat adaptif dan maladaptif. Koping yang adaptif dapat membantu seseorang secara efektif dalam menghadapi keadaan yang tertekan. Koping yang maladaptif dapat menghasilkan distres yang tak perlu untuk dirinya dan orang lain. Perilaku koping merupakan suatu tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah, mengontrol sesuatu yang datang dari luar atau dalam diri seseorang (Lazarus dan Folkman, 1984). Untuk itu diperlukan sebuah strategi koping yang baik agar koping yang dipilih dapat mengurangi bahkan menghilangkan stres yang dihadapi.

4 Strategi koping memiliki dua bentuk utama yaitu strategi koping yang berfokus pada masalah dan strategi koping yang berfokus pada emosi (Lazarus dan Folkman, 1986). Strategi koping yang berfokus pada masalah atau Problem Focused Coping merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres dengan cara menghadapi masalah yang menjadi penyebab timbulnya stres secara langsung, sedangkan strategi koping yang berfokus pada emosi atau Emotion Focused Coping merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang dirasakannya tidak dengan menghadapi secara langsung tetapi lebih pada usaha untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di kantor Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) kota Yogyakarta pada bulan Maret 2013, diperoleh data mengenai banyaknya jumlah pensiunan yang terdaftar menjadi anggota PWRI di Kota Yogyakarta. Salah satunya di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara yang mencapai 228 pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar di tiga kelurahan dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mendukung pendapat Abikusno (2005) bahwa Propinsi Yogyakarta memiliki usia harapan hidup tertinggi (usia 60 tahun keatas lebih dari 7%) dibandingkan dengan propinsi lain yaitu sebesar 12,48%. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pensiunan di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara didapatkan data bahwa sikap dari masing-masing individu dalam menghadapi masa pensiun berbeda-beda, ada yang masih belum dapat menerima masa pensiunnya dengan senang, tetapi ada juga yang merasa senang

5 karena sudah menerima masa pensiunnya. Hal ini mendukung pendapat Tuckman dan lorge dalam Tamher (2011) bahwa pada waktu menginjak usia pensiun (usia 60 tahun) hanya 20% diantara mereka yang senang dengan datangnya masa pensiun tersebut, sedangkan sisanya sebenarnya masih ingin bekerja. Pensiunan yang berpendapat bahwa dirinya sudah menerima masa pensiunnya dikarenakan dirinya sudah tidak memiliki tanggungan keluarga dan anak-anaknya sudah bekerja, sedangkan pensiunan yang berpendapat bahwa dirinya belum siap menerima masa pensiunnya karena mereka merasa setelah pensiun akan kehilangan peran dan identitas mereka. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa setelah pensiun mereka tidak memiliki pekerjaan lain dan mereka juga masih mempunyai tanggungan anak yang masih sekolah ataupun kuliah serta mereka merasa sudah tidak berguna lagi bagi keluarganya. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya masa pensiun adalah situasi yang merupakan stressor bagi pensiunan dan seringkali dianggap sebagai hal yang menakutkan. Pensiunan akan mengalami depresi apabila stressor tersebut tidak di atasi. Oleh karena itu, strategi koping diperlukan pensiunan untuk mengurangi stressor tersebut. Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang Gambaran Tipe Kepribadian dan Strategi Koping Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dapat dibuat yaitu: Bagaimana Gambaran Tipe Kepribadian dan Strategi Koping Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disusun diatas, didapatkan tujuan penelitian berupa: 1. Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Tipe Kepribadian dan Strategi Koping Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tipe kepribadian responden. b. Mengetahui strategi koping yang digunakan pada pensiunan PNS anggota PWRI di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk dapat memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh lansia pada masa pensiun, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal. 2. Bagi Penelitian Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data tambahan bagi penelitian keperawatan selanjutnya yang ingin melakukan penelitian keperawatan yang terkait dengan stress dan strategi koping pada lansia terhadap masa pensiun. 3. Bagi Pensiunan Sebagai bahan informasi bagi lansia agar dapat menghadapi masa pensiunnya dengan nyaman dan dapat mempersiapkan diri dari stres serta mengatasi dengan strategi koping yang kuat. 4. Bagi Keluarga Diharapkan keluarga dapat mengetahui masalah yang sedang dihadapi para pensiunan, sehingga dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan para pensiunan saat menghadapi perubahan yang terjadi setelah pensiun. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian mengenai gambaran tipe kepribadian dan strategi koping pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

8 Adapun beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ariasti (2005) dengan judul Strategi Koping dalam Menghadapi Perubahan Peran dan Fungsi Ekonomi Setelah Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil di Wilayah Kerja Puskesmas Clolo Kelurahan Kadipiro Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah semua pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Wilayah Kerja Puskesmas Clolo, Kelurahan Kadipiro, Surakarta. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian ini adalah responden menerapkan mekanisme koping yang berfokus emosi dan mekanisme koping berfokus pada masalah. Responden yang menerapkan mekanisme koping berfokus pada emosi, yaitu dengan penerimaan; kembali keajaran agama; dan pengalihan; sedangkan responden yang menerapkan mekanisme koping yang berfokus pada masalah mempunyai ciri kehati-hatian; tindakan instrumental; dan negosiasi dalam menghadapi perubahan peran dan ekonomi setelah pensiun. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tempat penelitian, pada penelitian Ariasti (2005) di Wilayah Kerja Puskesmas Clolo Kelurahan Kadipiro Surakarta, sedangkan peneliti di Wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta. Selain itu, perbedaan juga terdapat pada metode penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Ariasti menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan peneliti

9 menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan oleh Ariasti adalah probability sampling atau purposive sampling, sedangkan peneliti menggunakan teknik proporsi dan random. Instrumen penelitian yang digunakan oleh Ariasti adalah dengan diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara mendalam, sedangkan peneliti menggunakan kuesioner strategi koping yaitu Ways of Coping dari Folkman dan Lazarus yang telah dimodifikasi. Persamaanya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah subjek penelitian, yaitu pensiunan PNS. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tesiria (2010) dengan judul Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil di Wilayah Kerja Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah semua PNS di wilayah kerja pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Data penelitian ini diperoleh dengan pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan test coeficient contingensi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan PNS dalam menghadapi pensiun di wilayah kerja pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada jenis penelitian. Jenis penelitian pada penelitian Tesiria adalah analisis korelatif, sedangkan jenis penelitian ini adalah deskriptif. Analisis data yang digunakan oleh Tesiria menggunakan cara test coeficient contingensi, sedangkan peneliti menggunakan analisis isi (content analysis). Persamaannya dengan penelitian

10 yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada subjek penelitian, yaitu pensiunan PNS. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2008) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Koping pada Penderita Hipertensi di Dusun Bakalan dan Jumeneng Kidul Desa Sumberadi Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah semua warga Dusun Bakalan dan Jumeneng Kidul, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman yang menderita penyakit hipertensi. Data penelitian ini diperoleh dengan pengisian kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tingkat pengetahuan hipertensi dan instrumen Ways of Coping Lazarus yang dikembangkan Aldwin and Revenson (1987) untuk menilai strategi koping. Analisis data menggunakan uji beda mean, uji korelasi, dan regresi. Hasil penelitian ini adalah faktor tingkat pengetahuan mempengaruhi strategi koping PFC dan EFC, sedangkan tingkat penghasilan mempengaruhi strategi koping PFC. Faktor yang dominan adalah tingkat pengetahuan. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada subjek penelitian. Subjek penelitian pada penelitian Efendi adalah penderita hipertensi di Dusun Bakalan dan Jumeneng Kidul, Sumberadi, Mlati, Sleman, sedangkan subjek penelitian ini adalah pensiunan PNS anggota PWRI di wilayah Kecamatan Gondokusuman Utara, Yogyakarta. Kemudian teknik sampling, pada penelitian Efendi menggunakan purposive sampling, sedangkan peneliti menggunakan teknik proporsi dan random. Analisis data yang digunakan

11 oleh Efendi adalah menggunakan cara uji beda mean, uji korelasi, dan regresi, sedangkan peneliti menggunakan analisis isi (content analysis). Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada instrumen penelitian, instrumen penelitian pada Efendi adalah Ways of Coping Lazarus yang dikembangkan Aldwin and Revenson (1987) untuk menilai strategi koping. 4. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Abikusno N. ( 2005 ) dengan judul Model Pendekatan Bio- Psiko- Sosial Pada Masa Pensiun.