BAB I. Tenggara dengan luas wilayah sebesar km 2 serta terletak di posisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for

BAB I PENDAHULUAN. sama-sama hidup dalam suatu ruang yaitu globus dan dunia. 1 Globalisasi yang terjadi

BAB I Pendahuluan. dapat bertahan hidup. UNHCR mencatat di awal tahun 2015, sekitar 59,5 juta orang.

BAB I PENDAHULUAN. menyejajarkan atau menyetarakan tingkat hidup dan masyarakat tiap-tiap bangsa

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dalam hal politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, para imigran yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negera besar dengan posisi strategis tepat

RechtsVinding Online Pengaturan Orang Asing Pencari Suaka dan Pengungsi di Indonesia serta Peraturan yang Diharapkan

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan dan Jawaban atas Wawancara yang Dilakukan Kepada Beberapa Narasumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Migrasi merupakan salah satu kekuatan sejarah yang telah membentuk dunia.

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

BAB III POTENSI ANCAMAN YANG DIAKIBATKAN OLEH HADIRNYA IMIGRAN ILEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

72. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

74. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

merupakan masalah klasik yang telah menjadi isu internasional sejak lama. Sudah berabad-abad negara menerima dan menyediakan perlindungan bagi warga

BAB I PENDAHULUAN. Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta diapit oleh dua benua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat internasional.permasalahan pengungsimenjadi perhatian khusus

Analisis Kebijakan Keimigrasian dalam Upaya Pencegahan Penyelundupan Orang dan Imigran Gelap di Indonesia

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR NASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. warga negaranya atau orang yang berada dalam wilayahnya. Pelanggaran atas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013

UPAYA PENANGANAN IMIGRAN ILEGAL DI INDONESIA (THE EFFORTS TO HANDLE ILLEGAL IMMIGRANTS IN INDONESIA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka

BAB II ISU IMIGRAN ILEGAL DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

BAB I PENDAHULUAN. Secara sekilas, judul tersebut cukup layak untuk disematkan dalam jajaran dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Rohang dan saat ini lebih dikenal dengan Rakhine. Itu sebabnya orangorang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

I.1 Latar Belakang. 1 Walhi, Menari di Republik Bencana: Indonesia Belum Juga Waspada. 30 Januari

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N. sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan terkait dengan kelangsungan berjalannya sebuah negara.

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum keimigrasian di Indonesia telah ada sejak pemerintahan Kolonial Belanda. Ketentuan

DAFTAR PUSTAKA. Ardhiwisastra, Yudha Bhakti, 2003, Hukum Internasional Bunga Rampai, Bandung: Alumni.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan dengan dunia internasional sebagai centre of gravity kawasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UPAYA PENANGANAN IMIGRAN ILEGAL DI INDONESIA (THE EFFORTS TO HANDLE ILLEGAL IMMIGRANTS IN INDONESIA)

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, kepulauan tidak hanya berarti sekumpulan pulau, tetapi juga lautan yang

BAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986

BAB V PENUTUP. memiliki beberapa kesimpulan terkait dengan fokus penelitian.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

MI STRATEGI

BAB I P E N D A H U L U A N

KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS PERAIRAN. Direktorat Jenderal Imigrasi 2017

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang ada di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km 2 serta terletak di posisi strategis yang diapit oleh benua Asia dan Australia dan dilalui oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara tercatat sebagai negara terpadat keempat di dunia dengan jumlah populasi 258.316.051 jiwa. Terletak di posisi yang strategis menjadikan posisi Indonesia cukup diperhitungkan dalam isu antar kawasan. Sebagai negara dengan wilayah kepulauan yang luas dan terbesar, menjadikan wilayah perairan Indonesia sebagai jalur lalu lintas perairan internasional. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk dalam daftar negara transit bagi para imigran yang bertujuan ke negara-negara besar, khususnya bagi negara anggota peratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 seperti Australia yang memiliki kewajiban untuk turut mengemban tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan imigran dengan bersedia menampung para imigran dari berbagai penjuru dunia. Menurut (The American Herritage, 2000), imigran adalah seseorang yang meninggalkan suatu negara untuk bertempat tinggal secara permanen atau menetap ke negara lain.

Imigran ini dikelompokkan menjadi dua yaitu, imigran legal dan imigran illegal. Imigran legal adalah sebutan bagi mereka yang melakukan aktifitas imigrasi dengan membawa dokumen perjalanan yang sah, sementara imigran ilegal adalah sebutan bagi mereka yang melakukan aktifitas imigrasi namun tidak membawa dokumen perjalanan yang sah ataupun dengan dokumen perjalanan yang sah tetapi dokumen ijin tinggal di negara yang dimasuki telah melampaui batas. Imigran Ilegal diartikan sebagai usaha seseorang atau sekelompok individu untuk memasuki suatu wilayah tanpa izin. Imigran illegal atau imigran ilegal dapat pula diartikan sebagai usaha seseorang atau sekelompok individu untuk menetap di suatu wilayah namun melebihi batas waktu berlakunya izin tinggal yang sah atau melanggar persyaratan untuk masuk ke suatu wilayah secara sah (Hanson, 2007). 5000 4000 3000 2000 1000 0 Imigran Ilegal 3905 3230 389 2008 2009 2010 Imigran Ilegal Sumber : UNHCR Indonesia Gambar 1.1 Data Imigran Ilegal di Indonesia Tahun 2008-2010

Berdasarkan gambar 1.1, dapat dilihat bahwa menurut data UNHCR, pada tahun 2008 hingga tahun 2010, tercatat jumlah imigran illegal yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan jumlah yang sangat besar. Jumlah imigran illegal di Indonesia ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sebagai akibat dari terus berlangsungnya konflik di negara bagian Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Dalam persoalan imigran illegal di Indonesia banyak dijumpai bahwa para imigran ini ditinjau dari segi kejadiannya termasuk dalam dua kategori imigran illegal yaitu, illegal entry dan illegal stay. Mayoritas imigran illegal entry yang masuk ke Indonesia, berasal dari negara-negara konflik seperti Myanmar, Afghanistan, dan Sri Lanka yang berusaha masuk ke Indonesia dengan tanpa membawa dokumen perjalanan dikarenakan keinginan untuk mendapatkan perlindungan di negara lain sebab kondisi negara yang tengah berkonflik sehingga mereka berkeinginan untuk melakukan kegiatan imigrasi. Namun ditengah kondisi darurat konflik, proses untuk mendapatkan dokumen perjalanan yang legal pun sulit didapatkan, sehingga demi menyelamatkan dirinya, para imigran ini lantas bertekad untuk tetap melangsungkan kegiatan imigrasi meski tanpa adanya dokumen perjalanan yang resmi. Sementara, bagi para imigran ilegal yang masuk ke Indonesia dari negaranegara dengan negara-negara dengan perekonomian rendah, seperti Bangladesh, ataupun bagi para imigran ilegal yang masuk ke Indonesia dikarenakan faktor

ekonomi, mayoritas imigran ilegal ini masuk kedalam kategori imigran illegal entry dan illegal stay. Para imigran ilegal ini masuk ke Indonesia untuk mencari penghidupan ekonomi yang lebih baik. Banyak ditemukannya imigran melakukan pemalsuan dokumen perjalanan dan dokumen izin tinggal. Meskipun ditemukan ada imigran ilegal yang membawa dokumen perjalanan yang sah, namun dokumen ijin tinggal para imigran ini sudah melampaui batas ijin tinggal di Indonesia. Kehadiran imigran illegal yang ada di Indonesia mulai memberikan dampak yang signifikan bagi keamanan Indonesia dimulai pada tahun 2009, dimana terjadi peningkatan jumlah imigran illegal yang ada di Indonesia, serta diikuti dengan maraknya sejumlah kasus terkait imigran ilegal di Indonesia. Hal tersebut di tandai oleh adanya peristiwa Oceanic Viking pada Oktober tahun 2009. Peristiwa ini bermula ketika 78 pencari suaka asal Sri Lanka ditemukan oleh Angkatan Laut Australia di perairan internasional. Dikarenakan kondisi perahu yang tidak layak, para pencari suaka asal Sri Lanka ini kemudian dialihhkan ke kapal patrol Bea Cukai dan Perikanan Australia, Oceanic Viking. Nahkoda kapal Oceanic Viking kemudian memutar arah kapal, dan meminta izin untuk memasuki wilayah perairan Indonesia demi mencukupi kebutuhan makanan dan air bersih bagi para imigran illegal asal Sri Lanka dan awak kapal Oceanic Viking. (Kompas, 2009) Dalam upaya penyelesaian permasalahan Oceanic Viking, pemerintah Australia kemudian melakukan upaya negosiasi terhadap pemerintah Indonesia, dengan menahan para pencari suaka asal Sri Lanka di wilayah Indonesia untuk tidak menuju ke Australia. Beberapa waktu sebelumnya, telah dilakukan negosiasi antara

Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd dan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dimana Indonesia diminta untuk menahan ke-255 pencari suaka asal Sri Lanka dalam kapal KM Jaya Lestari oleh pemerintah Australia. (Phillips, 2009) Jumlah imigran illegal yang masuk ke wilayah kedaulatan Indonesia yang terus meningkat mulai menimbulkan berbagai persoalan di dalam negeri Indonesia. Hal ini dikarenakan, jumlah imigran illegal yang masuk ke Indonesia tidak berbanding lurus dengan jumlah penyelesaian para imigran ke negara-negara ketiga, termasuk para imigran yang dideportasi dari wilayah Indonesia atau dipulangkan ke negara asalnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di latar belakang sebelumnya dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menangani persoalan imigran illegal pada tahun 2008-2012? C. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan satu teori untuk menganalisa persoalan. Teori tersebut adalah teori sekuritisasi, menurut (Barry Buzan, 1998) sekuritisasi adalah

is the move that take politics beyond established rules of the game and frames the issue either as a special kind of politics or as above politics. Securitization can thus be seen as amore extreme version of politicization Barry Buzan melihat sekuritisasi merupakan langkah yang diambil oleh kalangan elit politik akan suatu permaslahan dengan melakukan politisasi terhadap suatu isu. Sekuritisasi dianggap sebagai cara extreme dalam mengkonstruksikan sebuah isu sebagai sebuah permasalahan. Sebuah isu akan dianggap sebagai suatu permasalahan ketika terdapat discourse content (pewacanaan) yang memberikan pengaruh, ditambah dengan adanya aktor-aktor yang mewacanakan dengan ditandai oleh adanya pernyataan dari aktor bahwa isu tersebut adalah suatu ancaman yang dapat menganggu suatu kelompok lain. Sementara menurut (T.H. Tan dan Boutin, 2001) berpendapat, bahwa sekuritisasi adalah, Securitisation is concerned with how idea of security is conceived and how it is politicized or assigned within a specific objectives framework. Pendapat diatas dapat diartikan sebagai adanya konstruksi yang memandang sebuah isu sebagai masalah keamanan yang pada awalnya bukan suatu permasalahan lalu disekuritisasi menjadi masalah keamanan yang dianggap mampu menimbulkan ancaman bagi beberapa obyek, seperti warga negara.

Berakhirnya perang dingin telah menyebabkan terjadinya pergeseran konsep keamanan itu sendiri (security) dari keamanan tradisional menjadi keamanan nontradisional. Keamanan non-tradisional lebih banyak berbicara mengenai aspek keamanan dalam kategori kolektivitas manusia selain negara seperti bangsa yang tidak memiliki negara (stateless nation) dan kelompok etnis atau agama. Kategori keamanan dalam pengertian ini biasanya lebih dikenal dengan istilah keamanan manusia (human security). (Praditya, 2016) mengatakan bahwa di era globalisasi, aspek keamanan tidak hanya sebatas militer, tetapi sudah mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada intinya, pandangan non-tradisional sudah tidak lagi berbicara interstate relations, namun sudah melihat keamanan pada tingkat individu. Dalam teori sekuritisasi, negara memiliki kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dianggap mampu memberikan dampak negatif terhadap kedaulatan dan integritas suatu negara. Meskipun konseptualisasi keamanan mengharuskan terjaminnya keamanan orang per orang, keamanan negara akan lebih diprioritaskan. Para elit penguasa akan mendapatkan legitimasi jika pernyataannya (speech act) mendapatkan pengakuan dari masyarakat sehingga dapat merespon ancaman tersebut. Dengan demikian para elit penguasa mempunyai pertimbangan tertentu dalam menentukan mana yang termasuk dalam masalah keamanan nasional. Di samping

itu, sekuritisasi sebuah masalah juga sangat tergantung pada bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan ancaman keamanan tersebut. Dalam penelitian ini, teori sekuritisasi digunakan untuk menunjukkan bagaimana sekuritisasi dilakukan oleh elit penguasa terhadap persoalan imigran illegal sebagai salah satu masalah yang berpotensi menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional negara. Dalam proses sekuritisasi terdapat tiga komponen yaitu (1) Referent Object, sesuatu yang dianggap tercancam dan berhak untuk dipertahankan; (2) Securitizing Actor, aktor atau entitas yang melakukan sekuritisasi akan isu yang menyatakan bahwa referent object sedang terancam; (3) Functional Actor, yaitu aktor yang berpengaruh dalam dinamika sector tertentu yang memiliki pengaruh signifikan dalam pembuatan keputusan terkait keamanan. (Buzan, Waever, & Wilde, 1998) Persoalan imigran ilegal di Indonesia, yang semakin meningkat jumlahnya, serta adanya dampak-dampak yang dibawa oleh para imigran ilegal, kemudian mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil keputusan politik atau kebijakan politik untuk menjamin national security Indonesia. Bagi pemerintah Indonesia, imigran ilegal merupakan masalah yang sangat serius dan dianggap mampu menimbulkan ancaman bagi Indonesia. Semakin meningkatnya keberadaan orang asing secara ilegal di Indonesia memberikan kerugian bagi Indonesia, baik secara financial dan material.

D. Hipotesa Hipotesa yang dapat dirumuskan dari dasar pemikiran yang telah diterapkan, dalam penelitian tentang kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan imigran illegal pada tahun 2008-2012, maka penulis sampai pada hipotesa yaitu: Dalam mengatasi permasalahan imigran ilegal pada tahun 2008-2012, pemerintah Indonesia melakukan kebijakan sekuritisasi isu imigran ilegal. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulisan dalam penulisan ini adalah dengan metode kualitatif dengan data data sekunder yang diperoleh dari beberapa literatur seperti buku, jurnal, laporan, dan data statistik serta beberapa media cetak dan media elektronik (online) yang memiliki relevansi dan mendukung untuk dijadikan sumber dalam penelitian ini. F. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk memberikan manfaat kepada penulis dalam pemahaman dan pengaplikasian teori-teori hubungan internasional yang didapatkan selama perkuliahan. Memberikan informasi mengenai dampak dari kehadiran

imigran illegal yang mampu mengancam keamanan negara. Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, khususnya di tahun 2008-2012 terhadap permasalahan imigran ilegal. Dan terakhir, kepenulisan skripsi ini ditulis guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. G. Jangkauan Penelitian Jangkauan penelitian pada penulisan ini menggunakan rentan waktu dari tahun 2008-2012. Jangkauan penelitian digunakan penulis ingin menganalisis kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam menangani kasus imigran illegal pada era tahun 2008 hingga tahun 2012. Tahun 2008 digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, dikarenakan pada tahun ini jumlah imigran illegal masih menunjukkan jumlah yang sedikit. Sementara pada tahun 2009 dan 2010, penulis gunakan sebagai jangkauan penilitian dikarenakan pada tahun ini menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah imigran secara siginifikan. Tahun 2011 dan 2012 penulis gunakan sebagai batasan penelitian, disebabkan pada tahun ini pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan-kebijakan guna menangani permasalahan imigran illegal di Indonesia. Jangkauan penelitian ini penulis gunakan untuk memberikan batasan bagi penulis dalam melakukan penelitian.

H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pelaksanaan penilitian, penulis membuat susunan secara sistematis yang terbagi kedalam beberapa bab, yaitu: Bab I: bab ini adalah bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah yang akan dibahas, serta merumuskan beberapa hal pokok yaitu kerangka teori, hipotesa, metode penilitian, tujuan penelitian, jangkauan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: bab II penulis akan menjelaskan tentang kondisi geografis Indonesia, pengertian imigran, sejarah awal kehadiran imigran di Indonesia, faktor pendorong atau penyebab imigran ilegal dari berbagai negara masuk ke Indonesia. Bab III: bab III penulis akan menjabarkan penjelasan mengenai potensi ancaman serta dampak yang diakibatkan oleh hadirnya imigran ilegal di Indonesia, perkembangan kebijakan keimigrasian Indonesia di era kolonial hingga era reformasi dalam menanggapi isu imigran ilegal, aturan internasional mengenai imigran, respon internasional serta dampak dari kehadiran imigran illegal di Indonesia. Bab IV: pada bab ini penulis akan menganalisis upaya sekuritisasi yang dilakukab oleh Pemerintah Indonesia dalam menangani isu imigran ilegal di

Indonesia pada tahun 2008 hingga tahun 2012 sebagai implikasi dari teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Bab V: bab ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan bab yang diangkat pada penulisan skripsi ini.