BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. maksimal. Salah satu aspek sangat vital dalam pengoperasian perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

Tabel I.1. Kapasitas produksi pabrik PT. Pupuk Kaltim dalam ton per tahun [PT.Pupuk Kalimantan Timur, 2006]

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi/perusahaan. Oleh

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya dalam pencapaian target pendapatan. Deskripsi pekerjaan yang. mencapai tujuan kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Sedangkan menurut

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA KE BONTANG, KALIMANTAN TIMUR 12 JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

Pengaruh lingkungan komputerisasi, praktek organisasi dan karakteristik pekerjaan pada kepuasan kerja dengan gender

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan operasional guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Data Gaji Pokok di Bagian SDM PT. Pikiran Rakyat. Sumber: Data Perusahaan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

PENDAHULUAN. Jumlah produk yang memperoleh sertifikat halal di Indonesia dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan. Beberapa upaya yang dilakukan suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jaman khususnya teknologi membuat persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi perusahaan baik di bidang jasa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu aspek perilaku. manusia dalam penilaian kinerja menjadi dominan.

BAB I PENDAHULUAN. dan sering diteliti dalam literatur akuntansi dan bisnis. Dalam akuntansi,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki kinerja yang optimal. Tugas dari manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada mulanya hanya dunia usaha yang benar-benar memahami pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak pada bidang jasa penyedia paket perjalanan wisata

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada BAPPEDA Pemkot Tegal)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun industri manufaktur, maka perusahaan harus mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. efisien dan efektif. Startegi management perusahaan dalam hal ini haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan inspirasi kepada orang-orang dalam suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di lingkungannya. Manajemen sumber daya manusia merupakan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. keluaran (output) yang tinggi. Faktor penilaian prestasi kerja dan loyalitas para

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang dimiliki. Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini bersaing berdasarkan kompetensi dan proses. Dimana persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

BAB I PENDAHULUAN. karyawan-karyawan yang mempunyai kinerja yang tinggi (Sutrisno, 2012:149).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan pilihan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis semakin bergejolak seakan tiada hentinya. Manajemen selalu berbenah diri untuk tetap berada dalam jalur dan mengusahakan untuk menjadi yang terbaik. Pembenahan diri ini terjadi disegala bidang. Salah satu bidang krusial yang perlu untuk terus dibenahi adalah kinerja. Kinerja dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan yang pengukuranya dilakukan dalam kurun waktu tertentu (Bernadin dan Russel, 1998). Kinerja atau yang disebutkan oleh Soeprihanto (2001) sebagai prestasi kerja pada dasarnya merupakan hasil kerja individu dalam tenggat waktu tertentu dan dibandingkan dengan target yang telah diberikan. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian individu dalam medukung terealisaisnya tujuan (Bastian, 2001). Kinerja sering menjadi topik utama permasalahan dalam suatu perusahaan. Topik ini menjadi sangat penting karena kinerja berhubungan erat dengan prestasi dan capaian seorang karyawan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Berbicara mengenai kinerja, tentu tidak akan lepas dari mekanisme penilaiannya. Menurut Gibson (1987, dalam Ilyas (1999)) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)Faktor individu 2)Faktor psikologis dan 3)Faktor organisasi. Sistem penghargaan (reward system) masuk ke dalam faktor yang ketiga. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Donnely, Gibson and Ivancevich, 1

(1994, dalam Rivai, dkk., 2011)) yang menyatakan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh 6 faktor, dan 3 faktor diantaranya yaitu harapan mengenai imbalan, imbalan internal dan eksternal, serta persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Sistem penilaian kinerja dalam suatu perusahaan merupakan salah satu aspek vital dalam pengelolaan SDM. Sistem penilaian kinerja merupakan salah satu aspek dari serangkaian sistem pengendalian manajemen sebagai usaha untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan dibandingkan dengan tolak ukur atau target yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Anthony & Govindaradjan, 2007). Suadi (1995) menyatakan bahwa pengendalian merupakan sebuah proses bagi perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan. Fungsi pengendalian adalah untuk menjamin bahwa sumber daya yang ada digunakan demi terwujudnya tujuan bersama. Sistem pengendalian manajemen dibutuhkan untuk mendukung terciptanya goal congruence (Anthony & Govindaradjan, 2007). Goal congruence merupakan keselarasan tujuan yang dimiliki oleh karyawan selaku individu dan manajemen selaku organisasi. Masih menurut Govindaradjan, perlu adanya suatu sistem penilaian kinerja yang dapat memastikan bahwa segala aktivitas berjalan di jalurnya. Anthony & Govindaradjan (2007) menyebutkan bahwa data keuangan saja tidak cukup efektif untuk menilai kinerja manajemen. Dewasa ini, banyak peneliti yang menemukan masalah pengukuran yang berhubungan dengan penilaian kinerja. Masalah ini dapat terjadi karena ketidaktepatan dalam hal penentuan atau perumusan sistem penilaian kinerja (Rivai, Basri, Sagala, Murni, 2011). 2

Dessler (2010) menyatakan penilaian kinerja adalah suatu proses evaluasi performansi karyawan saat ini ataupun lampau yang nantinya akan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Dessler, 2010). Salah satu kegunaan dari penilaian kinerja adalah peningkatan kinerja (Rivai, dkk., 2011). Setiap perusahaan berusaha mencari sistem penilaian kerja yang tepat bagi karyawan demi meningkatakan kinerja karyawan. Hasil dari sistem penilaian kinerja bukan hanya akan menjadi hasil akhir, namun juga menjadi bahan pertimbangan manajemen dan perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan stratejik selanjutnya yang hubungannya dengan karyawan maupun perusahaan (Rivai, dkk., 2011). Sistem penilaian kinerja dianggap penting karena sistem ini akan mempengaruhi prestasi kerja. Prestasi kerja perlu dievaluasi secara rutin untuk memastikan bahwa para karyawan berperan aktif dalam mendukung tujuan perusahaan. Menurut Soeprihanto (2001), produktivitas karyawan dan perusahaan akan saling mendukung. Metode penilaian kinerja berhubungan erat dengan kompensasi yang diterima karyawan atas hasil kerjanya. Sistem penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi karena dapat digunakan untuk menetapkan kompensasi (Anthony & Govindaradjan, 2007). Hasil dari penilaian kinerja dapat digunakan sebagai acuan perusahaan untuk memberikan feedback kepada karyawan dalam rangka memperbaiki hasil kerja. Feedback dapat berupa kompensasi seperti promosi, bonus, pendidikan, latihan dan lain-lain (Anthony & Govindaradjan, 2007). 3

Dari hasil pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem penilaian merupakan hal yang penting untuk menilai kinerja karyawan. Manajemen dapat mengukur dan menilai pencapaian hasil kerja karyawannya. Hal itu akan menjadi acuan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan selanjutnya, terutama untuk konsekuensi yang akan didapatkan. Dengan sistem penilaian yang tepat, maka tingkat kinerja yang dapatkan akan lebih baik yang nantinya akan berimbas kepada pemberian reward yang sesuai. Sistem penilaian kinerja yang sesuai akan mendukung proses operasional suatu perusahaan, karena masing-masing karyawan akan bekerja keras untuk menghasilkan yang terbaik. PT. Pupuk Kaltim adalah perusahaan pupuk terbesar di Indonesia. PT. Pupuk Kaltim merupakan salah satu tumpuan pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional. PT. Pupuk Kaltim terletak di Provonsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Bontang. Sejak berdiri tahun1977, PT. Pupuk Kaltim terus berkembang dan saat ini telah memiliki empat pabrik amonia dan lima pabrik urea yang mampu menghasilkan produk dengan kapasitas total 2,98 juta ton urea dan 1,85 juta ton amoniak dalam setahun. Wilayah pemasarannya meliputi wilayah Indonesia Timur dan sebagian Pulau Jawa. Perusahaan selalu menjaga mutu produknya dengan memperhatikan proses produksi. Disamping itu, untuk menghasilkan produk yang bermutu, PT. Pupuk Kaltim senantiasa membenahi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada guna menopang proses bisnis. SDM yang merupakan aset utama, dikelola perusahaan melalui penerapan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi, sistem manajemen pengetahuan, dan sistem manajemen kinerja. Sejalan dengan 4

keinginan PT. Pupuk Kaltim yang selalu berbenah diri, kali ini PT. Pupuk Kaltim melakukan pembenahan terhadap sistem penilaian kinerja. Pada kasus ini, PT. Pupuk Kalimantan Timur mulanya menerapkan sistem penilaian kinerja bergaya tradisional yang disebut sebagai UP 13. UP 13 adalah model penilaian kinerja tahunan karyawan di mana penilaiannya hanya dilakukan oleh atasan dari karyawan yang bersangkutan. Indikator kinerja dalam penilaiannya ini dirasa sangat subjektif dan kurang riil, karena hanya menyangkut seputar moralitas dan data kualitatif. Sebagai solusi atas permasalahan penilaian tersebut, PT. Pupuk Kalimantan Timur pada tahun 2010, mengganti sistem penilaian UP 13 dengan sistem yang baru yaitu 360 dan KPI (Key Performance Indicator). Seluruh karyawan diwajibkan menyusun KPI individu untuk tahun 2010. Dalam implementasi awal penggunaan sistem penilaian baru tentu banyak ditemukan kesalahan. Namun kesalahan ini dianggap wajar karena masih dalam proses adaptasi pergantian. Karyawan yang sebelumnya belum pernah membuat indikator kerja, diharuskan untuk menyusun indikator kerja bersama dengan atasannya. Seiring berjalannya waktu, karyawan sudah mulai mengenal dan terbiasa untuk menggunakan Sistem Penilaian KPI. Sistem penilaian KPI terbagi menjadi 2 bagian, yaitu penilaian tehadap hard competencies dan soft competencies. Penilaian 360 digunakan untuk mengukur soft competencies dan KPI sebagai hard competencies digunakan untuk mengukur hasil kerja karyawan dalam satu tahun. KPI diukur dengan penetapan target indikator kinerja setiap karyawan yang merupakan penurunan dari target perusahaan. Target kerja setiap karyawan akan disesuaikan dengan uraian jabatan 5

dan kompetensinya masing-masing. Penyusunan target kerja tahunan ini dilakukan secara tansparan antara atasan dan karyawan bersangkutan. Metode ini dianggap lebih adil dan efektif karena setiap karyawan paham akan tuntutan perusahaan yang diharapkan dari diri mereka masing-masing. Dalam pelaksanaannya, pencapaian kinerja akan dimonitor secara periodik sehingga apabila kesulitan dalam pencapaianya dapat diidentifikasi serta dicari solusinya. Pada akhir masa penilaian, karyawan akan mencantumkan persentase pencapaian untuk masing-masing target disertai dengan data-data pendukung, kemudian atasannya akan mengevaluasi dan memberikan persetujuan sehingga nilai kinerja yang didapat oleh karyawan merupakan hasil riil yang objektif. Hasil dari penilaian ini akan menjadi dasar bagi manajemen dalam menetapkan pemberian imbalan dalam berbagai macam bentuk, selain untuk mengevaluasi prestasi atas kinerja karyawan. Sistem Penilaian KPI baru dijalankan selama 3 tahun terhitung mulai dari tahun 2010. Dari beberapa penelitian yang menjadi referensi peneliti, KPI selalu dihubungkan dengan balanced scorecard dan instrumen lainnya. Namun pada kasus ini, khususnya pada PT. Pupuk Kaltim, KPI baru digunakan untuk menggantikan sistem yang sebelumnya dipakai, yaitu sistem penilaian kinerja berbasis UP 13. Sehingga penelitian ini akan bertujuan untuk mengevaluasi sistem baru yaitu sistem penilaian berbasis KPI dan 360-Derajat yang dilakukan dengan metode kualitatif yaitu studi kasus dan didukung oleh data-data kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan, apakah sistem penilaian KPI 6

yang diimplementasikan saat ini telah berhasil dan lebih baik dari sistem penilaian sebelumnya yaitu UP 13. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan pemaparan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah difokuskan kepada : - Mengapa PT. Pupuk Kaltim memilih untuk menerapkan Sistem Penilaian KPI dan 360-Derajat? - Bagaimana PT. Pupuk Kaltim mengimplementasikan sistem penilaian tersebut? - Apa dampak dari pengimplementasian sistem di atas? - Apakah terdapat perbedaan tingkat kinerja sebelum dan sesudah implementasi sistem penilaian kinerja berbasis KPI? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem penilaian kinerja dengan KPI dan 360-Derajat yang baru diimplementasikan selama jangka waktu 3 tahun terakhir. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi PT. Pupuk Kaltim dengan penerapan sistem penilaian kinerja yang baru, yaitu KPI dan 360- Derajat. 7

Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang sejauh mana perubahan dan penggunaan suatu sistem penilaian kinerja dapat mempengaruhi tingkat kinerja individu, serta mengetahui secara mendalam proses pengimplementasian sistem baru. 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian dan sistematika pembahasan penelitian. BAB 2 Bab kedua merupakan tinjauan literatur yang berisi tinjauan teoritis mengenai kinerja, sistem penilaian kinerja, KPI dan 360-Derajat. BAB 3 Bab ketiga berisikan tentang metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian, metode penelitan, subjek penelitian, dan analisis penelitian. BAB 4 Bab keempat berisikan tentang hasil yang didapatkan dari penelitian dan pembahasan tentang hasil tersebut. BAB 5 Bab ini merupakan bagian terakhir dari penelitan yang berisikan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan dilanjutkan oleh saran dari peneliti. 8