1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENYEARAH DAYA

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA

BAB II PENYEARAH DAYA

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

BAB IV PENYEARAH TERKENDALI (KONVERTER)

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR

Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

PMMC utk Arus Bolak-Balik

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

SOLUSI PR-08 (Thyristor dan UJT)

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P)

DISAIN REGULATOR TEGANGAN SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (Aplikasi pada Pengasutan Motor Induksi ) Aswardi 1, Sukardi 2

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta mampu menganalisis rangkaian listrik arus bolak balik I fasa dan 3 fasa.

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

Analisa Perencanaan Catu Daya Tegangan DC Pada Repeater Dengan Input AC/PLN Yang Menghasilkan Output Tegangan DC Stabil

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Analisa dan Desain Maximum Power Point Tracking Untuk Generator Induksi Pada Aplikasi Sepeda Listrik

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

PENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA

PENYEARAH TIGA FASA. 30 dan sudut pemadamannya

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

BAB II LANDASAN TEORI

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

PENGERTIAN THYRISTOR

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

Alternatif jawaban soal uraian

LAMPIRAN A. Perhitungan Impedansi dan Kapasitas Hubung Singkat. Berdasarkan data Tabel 4.1 dan dengan menentukan dasar daya 20MVA, dasar

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan

6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER

Politeknik Gunakarya Indonesia

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

TUJUAN ALAT DAN BAHAN

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A)

EL2005 Elektronika PR#03

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

TEKNIK LISTRIK INDUSTRI JILID 3 untuk SMK Siswoyo

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Transkripsi:

DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi:...

Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban (a) Gabar angkaian Keterangan : V S erupakan tegangan sekunder pada trafo I S erupakan arus yang engalir pada suber V d = V erupakan tegangan pada beban I erupakan arus yang engalir pada beban I T dan I T3 erupakan arus yang engalir dari thyristor T dan T3 I T dan I T4 erupakan arus yang engalir dari thyristor T dan T4 I G erupakan arus gate dari rangkaian kontrol atau pulse generator

v A B - V V I - V (b) Bentuk gelobang Gabar. angkaian penyearah gelobang penuh terkontrol beban

.. Cara Kerja angkaian Gabar a. enunjukkan ketika penyearah terkendali dibebani beban resistif. Pada saat potensial tegangan di titik a lebih tinggi daripada di titik b (dari 0 - rad), aka anoda SC lebih positif dari katoda, bersaaan dengan itu V AK positif. Ini kesepatan untuk entrigger SC T& T3 agar konduksi. Apabila arus trigger diberikan pada SC pada t =, aka SC T& T3 akan konduksi (dibias aju) selaa - rad dan arus engalir ke beban. Sesaat setelah rad, v ab ulai negatif, aka SC T& T3 akan OFF dan dibias undur secara bersaaan. Saat potensial titik b lebih tinggi dibanding potensial titik a ( dari rad), SC T dan T4 akan bias aju secara bersaaan, aka ini adalah kesepatan untuk entrigger SC agar konduksi. Jika pada ωt= + SC T & T4 ditrigger, aka SC T & T4 akan konduksi (ON) selaa ( + ) - rad dan arus akan engalir ke beban. Sesaat setelah rad, SC T & T4 akan dibias undur secara bersaaan. Setelah rad, anoda SC kebali lagi positif daripada katodanya sehingga SC T& T3 akan kebali konduksi, begitu seterusnya. Peran SC dala penyearah ini adalah untuk engubah tegangan suber asukan arus bolak-balik dala bentuk sinusoida enjadi tegangan keluaran dala bentuk tegangan searah yang dapat diatur sesuai keinginan, yaitu apabila sudut trigger dirubah-rubah, aka besar V DC dan I DC akan ikut berubah. Gabar b. enunjukkan bentuk gelobang tegangan suber, arus gate, tegangan keluaran, arus keluaran, dan tegangan pada SC. Berdasarkan gabar gelobang diatas dapat dilihat hubungan antara v AB pada 0 rad adalah gelobang sinus dan karena beban yang digunakan pada rangkaian erupakan beban resistif aka arus dan tegangannya sefasa. Ditinjau dari tegangan keluaran (V L ) yang dihasilkan, terdapat dua jenis koponen tegangan, yaitu tegangan searah rata-rata (V DC ) dan tegangan searah efektif (V rs ). Berdasarkan gabar gelobang di atas tegangan keluaran rata-rata ( V DC ) dapat diatur dengan cara enggeser sudut triger ( ) pada rangkaian, dan jika V adalah tegangan asukan puncak, aka tegangan keluaran rata-rata (V DC ) dapat diperoleh dari luas gelobang V DC, yaitu : 3

V DC rata rata = V sin ωt d (ωt ) V ( cos ωt ) V ( cos +cos ) V (+cos ) Tegangan keluaran efektif dapat diperoleh dengan enggunakan ruus : V V rs = [ V sin ωt d (ωt )] ωt dωt d ωt cos V { V [ ωt sin sin V [ ( ) } ]} cos ωt d(ωt ) 4

sin V ( )+ + sin [ V ( )] V ( sin + ) Arus beban (I DC rata-rata ) dapat diperoleh dengan enggunakan ruus : I DC rata rata = V sin ωt d (ωt) [ V sin ωt d(ωt)] [ V [ V +cos V. V rata rata (cos ωt )] ] (cos cos ) Untuk enghitung arus beban efektif (I rs ) dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: 5

ωt V sin I rs = [ [. V [. V [ [. V sin ωt d (ωt)] ] (dωt cos ωt d ωt). V ( ωt [ ωt cos ωt (d ωt)] V ( ωt )] cos ωt(d ωt) )] cosωt d ( ωt ) V ( ) ( sin )] sin [ V ( + )] sin [ V ( sin + )] )] V. [( + sin I rs = V rs Arus efektif SC dapat diperoleh dengan encari luas daerah dari bentuk gelobang, yaitu: 6

=[ I Qrs ( V ) d (ωt)] sin ωt [ [ V ωt d(ωt) d(ωt) cos V 4 V ( ωt [ sin ωt d(ωt)] )] cosωt d ( ωt ) 4 V ( ) ( sin )] sin [ 4 V ( + )] sin [ V 4 ( sin + )] = I rs )] V [( + sin Arus rata-rata SC ( gelobang, yaitu: I Q rata rata ) dapat diperoleh dengan encari luas daerah dari bentuk I Q rata rata = V sin ωt d (ωt ) V sin ωt d (ωt ) V ( cos ωt ) 7

V (+cos ). I Q rata rata = I rata rata V ( cos +cos )... Siulasi Matlab Gabar angkaian Penyearah Terkontrol Gelobang Penuh Beban Penyearah gelobang penuh terkontrol pada gabar di atas enggunakan 4 SC dengan beban resistif dan sudut penyalaan = 90 0, dengan tegangan suber Vs = 50 sin 00t, = 0 Ω, f = 50 Hz. Kita dapat ebandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rs, arus beban, arus rs beban, arus rs SC, dan arus rata-rata pada SC dari hasil siulasi dengan berdasarkan ruus. Tegangan keluaran rata-rata pada beban: Perhitungan berdasarkan ruus: 8

V DC rata rata = V (+cos) V DC rata rata = 50 3,4 (+cos90 ) V DC rata rata =5,93(+0) V DC rata rata =5,93V Hasil siulasi: V DC rata rata =5,9V Arus pada beban: Perhitungan berdasarkan ruus: I DC rata rata = V (+cos ). I DC rata rata = V DC rata rata I DC rata rata = 5,93 V 0Ω I DC rata rata =,59 A Hasil siulasi: I DC rata rata =,59 A. Tegangan rs pada beban: Perhitungan berdasarkan ruus: V rs = V ( sin + ) V rs = 50 90 sin.90 ( + 80.3,4 ) 9

V rs =35,355 (0,5+0 ) V rs =35,355 x0,707 V V rs =5V Hasil siulasi: V rs =4,99 V Arus rs pada beban: Perhitungan berdasarkan ruus: I rs = V ( + sin ) I rs = V rs I rs = 5V 0Ω I rs =,5 A Hasil siulasi: I rs =,499 A Arus rs pada SC : = V ( + sin ) = 50 90 sin.90 0 ( + 80.3,4 ) 0

= 50 0 ( 0,5+0 ) =,5 (0,707 ) =,767 A Hasil siulasi: =,767 A Arus SC rata-rata : +cos I Qrata rata = V 90 +cos 50 I Qrata rata =.3,4. 0 I Qrata rata =0,796() I Qrata rata =0,796 V Hasil siulasi: I Qrata rata =0,7958 A Tabel Evaluasi: V DC I DC V rs I rs I Qrata-rata (V) (A) (V) (A) (A) (A) Dari Hasil Siulasi 5,93,59 5,5,767 0,796 Dari Hasil Perhitungan 5,9,59 4,99,499,767 0,7958

Sedikit ada perbedaan antara hasil dari siulasi atlab dengan hasil penggunaan ruus teorinya. Hal itu ungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil koponen yang digunakan pada siulasi dan adanya drop pada SC yang tidak dihitung pada ruus.

.3. Hasil Siulasi 3

. Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L.. Cara Kerja angkaian (a) angkaian Gabar. Penyearah setengah gelobang terkontrol beban L Gabar a. enunjukkan ketika penyearah terkendali dibebani beban L. Pada saat potensial tegangan titik a lebih tinggi daripada titik b, aka anoda lebih positif dari katoda, bersaaan dengan itu V AK positif. Maka ini kesepatan untuk entrigger SC T& T3 agar konduksi. Jika diberikan arus gate diberikan pada t =, aka SC T& T3 akan konduksi selaa - rad dan arus engalir elalui induktor yang enyipan energi. Sesaat setelah rad, v ab ulai negatif, dan bersaaan dengan itu V AK ulai negatif. SC enstop arus yang engalir elalui induktor, akan tetapi energi yang tersipan dala induktor eaksa aliran arus tetap berjalan seperti sebelunya dengan cara elepas energinya. Sehingga SC tetap konduksi dan enibulkan tegangan negatif selaa - rad, diana adalah besar arus yang elewati dari V AK. Setelah energi induktor habis, SC T& T3 akan OFF. Pada saat potensial titik B lebih tinggi dari titik A aka anoda SC T dan T 4 lebih positif daripada katoda SC T dan T 4 selaa - radian dan apabila arus gate diberikan pada SC T dan T 4 pada ωt = (+), aka SC T dan T 4 akan konduksi dan arus akan engalir ke beban. 4

Setelah rad, anoda SC kebali lagi positif daripada katoda sehingga SC akan kebali lagi konduksi, begitu seterusnya. Pada beban L ada jenis etode kerja, yaitu etode kerja diskontinu dan etode kerja kontiniu. a. Metode kerja diskontiniu Yaitu kondisi diana ada arus yang encapai angka 0 pada interval tertentu, dengan peberian sudut trigger >. Tegangan dan arus beban diatur oleh sudut trigger yang diberikan pada SC. Besar sudut trigger adalah : ωl θ tan β adalah besarnya arus yang elewati dari V AK atau yang disebut dengan tegangan negatif. Dengan enggunakan Microsoft excel aka β dapat dicari dengan ruus: ( β) tan sin ( β )=sin ( ) e Ditinjau dari tegangan keluaran (V L ) yang dihasilkan, terdapat dua jenis koponen tegangan, yaitu tegangan searah rata-rata (V DC ) dan tegangan searah efektif (V rs ). Jika V adalah tegangan asukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (V DC ) dapat diperoleh dari : V DC rata rata = β V sin ωt d (ωt ) V ( cos ωt ) β V ( cos β +cos ) V (cos cos β) Tegangan keluaran rs dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: 5

V β V rs = [ β V sin ωt d (ωt )] [ V β sin ωt d(ωt)] cos ωt d (ωt ) V β ωt d(ωt ) d(ωt ) cos V β [ V ( ωt β β sin sin V ( β ) ( ] sin β sin { ( β ) ] V V rs = β )] cosωt d (ωt ) 6

Arus beban (I DC ) dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: V DC = I DC. I DC = V (cos cos β). I DC = V rata rata Arus beban rs (I rs ) dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: I rs = V [ sin ( β )cos(β++θ) Z {( β ) cosθ }] Nilai arus rs pada SC dengan enggunakan ruus: = I rs Nilai arus rata-rata pada SC dengan enggunakan ruus: I Q rata rata = I DC b. Metode kerja kontiniu Yaitu kondisi diana arus tidak pernah encapai angka 0 pada interval tertentu, dengan peberian sudut trigger <. Jika V adalah tegangan asukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (V DC ) dapat diperoleh dari : V DC rata rata = V (cos ) Arus beban (I DC ) dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: V DC = I DC. cos I DC = V. 7

Tegangan keluaran rs dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: V rs = V sin(+) [ + sin ] Nilai arus rs pada output ( I rs dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: I rs = V eff Z [ { + ( sin ( ) tan e ) tan ( e tan ) 4 ( sin ( ) e tan ) sin sin ( e tan ) }] Nilai arus rs pada SC dengan enggunakan ruus: = Irs Nilai arus rata-rata pada SC dengan enggunakan ruus: I Qrata rata = I Dcrata rata c. Penabahan dioda Free Wheel Adanya beban induktif (L) ebuat ada tegangan negatif pada tegangan keluaran yang dihasilkan. Agar enghilangkan tegangan negatif, diberi tabahan dioda free wheel. 8

Ketika - rad, T& T3 dibias aju sehingga ON dan arus engalir ke beban. Pada - ( + ) rad, T&T3 off, tetapi D bekerja dan ON sehingga arus tetap engalir. Dari ( + ) - rad, D off tetapi T & T4 akan konduksi sehingga arus engalir. Dari - ( + ) rad D kebali ON dan arus tetap engalir, begitu seterusnya sehingga tidak ada tegangan negatif. 9

.. Siulasi Matlab a. Metode kerja diskontiniu Yaitu ada arus yang encapai angka 0 pada interval tertentu. Dengan peberian sudut trigger >. Gabar angkaian Penyearah Terkontrol Gelobang Penuh Beban -L Penyearah terkontrol pada gabar eiliki beban -L seri dengan etode diskontiniu. Diberikan tegangan suber Vs = 50 sin 00t, = 7Ω, L = 0 H, f = 50 Hz. Kita dapat ebandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rs, arus beban, arus rs beban, arus rs SC, dan arus rata-rata pada SC dari hasil siulasi dengan berdasarkan ruus. Tegangan keluaran rata-rata pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: tan = ωl = 3,4 50 0,0 7 = 0,897 = arc tan 0,897 = 4,896 Oleh karna = 4,896, aka SC ditrigger pada = 76. 0

( β ) tan Nilai dapat dicari dengan excel, enggunakan ruus sin ( β )=sin ( ) e Maka = 9 V DC rata rata = V (cos cos ) V DC rata rata = 50 (cos76 cos9) 3,4 V DC rata rata =5,93(0,4 ( 0,777)) V DC rata rata =5,93 (,08 ) V DC rata rata =6, V Hasil siulasi:

V DC rata rata =6V Arus pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: β cos cos I Dc rata rata = V. I Dc rata rata = V DC rata rata I Dc rata rata = 6,V 7Ω I Dc rata rata =,34 A Hasil siulasi: I Dc rata rata =,85 A Tegangan rs pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: sin β sin { ( β ) ] V V rs = 5 sin 438 sin 80 { (9 76) ] 50 V rs =

V rs =35,355[ 80 { 43 }] (0,508) V rs =35,355[ 80 ] (4,745) V rs =35,355 x0,86 V V rs =30,476 V Berdasarkan hasil siulasi: V rs =30,03 V Arus rs pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: Z = + Xl = 7 +( 3,4 50 0,0) = 9,404 Ω I rs = V [ sin ( β )cos(β++θ) Z {( β ) cosθ }] I rs = 35,355 [ sin (9 76 )cos (9+76+4,896 ) 9,404 80 {(9 76 ) cos 4,896 }] [ sin (43 ) cos (336,896 ) I rs =3,759 80 {(43 ) cos 4,896 }] I rs =3,759[ 80 ] (43 0,743) I rs =3,759 0,803 I rs =3,08 A Berdasarkan hasil siulasi: 3

I rs =,85 A Arus rs pada SC : = Irs = 3,08 =,3 A Hasil siulasi: =,997 A Arus SC rata-rata : I Qrata rata = I Dcrata rata I Qrata rata =,34 I Qrata rata =,57 V Hasil siulasi: I Qrata rata =,43 A Tabel Evaluasi: V DC I DC V rs I rs I Qrata-rata (V) (A) (V) (A) (A) (A) 4

Dari Hasil Siulasi 6,85 30,03,85,997,43 Dari Hasil Perhitungan 6,,34 30,476 3,08,3,57 Sedikit ada perbedaan antara hasil dari siulasi atlab dengan hasil penggunaan ruus teorinya. Hal itu ungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil koponen yang digunakan pada siulasi dan adanya drop pada scr yang tidak dihitung pada ruus. 5

.3. Hasil Siulasi: 6

b. Metode kerja kontiniu Yaitu keadaan diana arus tidak pernah encapai angka 0 pada interval tertentu. Dan diberikan sudut trigger < Penyearah terkontrol pada gabar eiliki beban -L seri dengan etode kontiniu. Diberikan tegangan suber Vs = 50 sin 00t, = 7Ω, L = 0 H, f = 50 Hz. Kita dapat ebandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rs, arus beban, arus rs beban, arus rs SC, dan arus rata-rata pada SC dari hasil siulasi dengan berdasarkan ruus. Tegangan keluaran rata-rata beban Perhitungan berdasarkan ruus: tan = ωl = 3,4 50 0,0 7 = 0,897 7

= arc tan 0,897 = 4,896 Oleh karna = 4,896, aka SC ditrigger pada = 30. V DC rata rata = V (cos ) V DC rata rata =.50 3,4 (cos30 ) V DC rata rata =3,847(0,866) V DC rata rata =7,579V Hasil siulasi: V DC rata rata =7,5V Arus pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: cos I Dc rata rata = V. I Dc rata rata = V DC rata rata I Dc rata rata = 7,579 V 7Ω I Dc rata rata =3,939 A Hasil siulasi: I Dc rata rata =3,93 A Tegangan rs pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: 8

V rs = V [ (sin (+ ) sin ) ].30 sin (80+30 ) sin 3,4 50 V rs = V rs =35,355 [ 0,59 (0) ] V rs =35,355 xv V rs =35,355 V Berdasarkan hasil siulasi: V rs =35,37V Arus rs pada beban Perhitungan berdasarkan ruus: Z = + Xl = 7 +( 3,4 50 0,0) = 9,404 Ω I rs = V eff Z [ { + ( sin ( ) tan e ) tan ( e tan ) 4 ( I rs = 35,355 [ { 9,404 3,4 3,4+ ( sin(,896) 3,4 0,897 e sin ( ) e tan 0,897( ) 6,8 e 0,897 ) 4 ( ) sin sin ( e tan ) }] sin (,896) ) 3,4 0,897 e ( sin 30sin 4,896 e 0 9

I rs =3,759 [ 3,4 {3,4+0,69 x 0,897 x0,997 4 (0,58 ) 0,5 x 0,667 x0,95 } ] I rs =3,759[ 3,4 ] (3,4+0,405+0,657) I rs =3,759 [,85 ] I rs =3,759,33 I rs =4,58 A Berdasarkan hasil siulasi: I rs =4,79 A Arus rs pada SC : = Irs = 4,58 =3,0 A Berdasarkan hasil siulasi: =,954 A Arus SC rata-rata : I Qrata rata = I Dcrata rata I Qrata rata = 3,939 I Qrata rata =,969 V 30

Hasil siulasi: I Qrata rata =,965 A Tabel Evaluasi: V DC I DC V rs I rs I Qrata-rata (V) (A) (V) (A) (A) (A) Dari Hasil Siulasi 7,5 3,93 35,37 4,79,954,965 Dari Hasil Perhitungan 7,579 3,939 38,69 4,58 3,0,969 Sedikit ada perbedaan antara hasil dari siulasi atlab dengan hasil penggunaan ruus teorinya. Hal itu ungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil koponen yang digunakan pada siulasi dan adanya drop pada SC yang tidak dihitung pada ruus. Hasil Siulasi : 3

3

c. Dengan diode FreeWheel Keterangan : Vs = 00 sin 00t (V) pada pulse generator = 90 0 pada pulse generator = 70 0 = 0 Ω L = 0H Pertaa-taa encari nilai ø : tan = fl.3,4.50.0.0 3 tan = 0 tan =0,34 =arc tan 0,34 33

=7,43 Mencari β : Dengan enggunakan Microsoft excel aka β dapat dicari dengan cepat dari ruus ( β) tan sin ( β )=sin ( ) e : Maka β = 97 0. Untuk encari nilai V d rata-rata dengan enggunakan ruus: V d rata rata = V (+cos) V d rata rata = 00 3.4 (+cos90 ) V d rata rata =3,84 V Untuk encari nilai I d rata-rata dengan enggunakan ruus: I d rata rata = V d rata rata I drata rata = 3,84V 0Ω I d rata rata =,593 A 34

Nilai tegangan rs pada output ( V d rs dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: V d rs = V ( +sin ) V d rs = 00 90 sin.90 ( + 80.3,4 ) V d rs =50V Nilai arus keluaran rs pada output ( I drs dapat diperoleh dengan enggunakan ruus: I d rs = V d rs I d rs = 50V 0Ω I d rs =,5 A Nilai arus rs pada thyristor dengan enggunakan ruus sebagai berikut: = I drs =,5 A =,7677 A Nilai arus rata-rata pada thyristor dengan enggunakan ruus sebagai berikut: I Q rata rata = I drata rata I Q rata rata =,593 A I Q rata rata =0,796 A 35