Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Pengembangan modul IPA fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Puhpelem

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

Pengembangan tahap awal instrumen tes berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill - hots) mata pelajaran fisika

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Tahap Awal Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSIS KONSEP IPA FISIKA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

Profil kesulitan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal fisika materi cahaya ditinjau dari gaya belajar di SMPN 2 Wungu

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA POKOK BAHASAN ANALISIS VEKTOR MELALUI INKUIRI TERBIMBING

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILL (HOTS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP/MTs

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

ABSTRAK. Key Words: Pengembangan, Lembar Kegiatan Siswa, Kontekstual.

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Peningkatan ketrampilan berfikir kreatif siswa melalui penerapan inkuiri terbimbing berbasis STEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

Pengembangan Modul Kemagnetan Berbasis Guided Inquiry Untukmeningkatkan Kemampuan Representasi Mahasiswa Semester 2. Tahun Akademik 2015/2016

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PROFIL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMPN1 WERU MELALUI IMPLEMENTASI MODUL IPA MENGGUNAKAN MODEL SAINTIFIK

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA/MA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

Penerapan STAD pada materi pembiasan dan lensa terhadap prestasi belajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

PENGEMBANGAN MATERI SEGI EMPAT BERBASIS KONTEKSTUAL KELAS VII SMPN 2 BAKUNG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 102 Makalah Pendamping Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa ISSN : 2527-6670 Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Masrurotul Wafiroh 1, Jeffry Handhika 2, Erawan Kurniadi 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidika Fisika, Universitas PGRI Madiun 2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas PGRI Madiun e-mail: 1) masrurotulwaff22@gmail.com; 2) jhandhika@unipma.ac.id; 3) erawan.kurniadi@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan media pembelajaran berupa modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing materi Fisika kelas VIII semester 2 di SMP; 2) memperoleh modul pembelajaran yang berbasis Inkuiri Terbimbing yang telah memenuhi kriteria layak; 3) meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP setelah menggunakan modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing. Pengembangan modul pembelajaran ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap Define (pendefinisian), Dersign (perancanngan), Develope (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Desain uji coba produk pengembangan dalam penelitian ini yaitu validasi ahli, uji kelas kecil, dan uji kelas terbatas. Keefektifan modul terhadap kemampuan berpikir siswa dianalisis menggunakan N-Gain. Hasil penelitian ini adalah: 1) Pengembangan modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing meliputi analisis ujung depan, analisis siswa, analisis materi, pembuatan instrumen, penentuan format, perancangan modul, validasi ahli, uji kelas kecil dan uji kelas terbatas; 2) Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap produk pengembangan menunjukkan persentase kelayakan modul sebesar 67,79% dengan interpretasi layak. Hal ini menunjukkan bahwa produk pengembangan mempunyai kualitas baik ; 3) Modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil kemampuan berpikir siswa ketika dilakukan uji kelas terbatas diperoleh N-Gain sebesar 0,64 dengan kriteria sedang. Kata kunci: modul pembelajaran, inkuiri terbimbing, kemampuan berpikir tingkat tinggi Pendahuluan Pendidikan menjadi salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, mutu pendidikan saat ini masih perlu peningkatan yang lebih baik lagi. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan, pendidikan atau Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/snpf

ISSN: 2557-8944 103 sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional (Cucu Suhana, 2014:83). Saat sekarang ini pemerintah sudah mengadakan peningkatan kurikulum dengan di terbitkannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Namun, kurikulum tersebut tidak akan maksimal apabila pembelajaran yang diterapkan pun kurang baik. Keterbatasan bahan ajar IPA terutama sub mata pelajaran Fisika menjadi salah satu penghambat pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana baik dari segi penyampaian materi maupun penggunaan bahasa serta dapat dirancang dengan tampilan menarik adalah modul. Pada pengembangan ini akan menggunakan model pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dilaksanakan dengan melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Cucu Suhana, 2014:44). Modul yang dikembangkan dengan model inkuiri tidak hanya mampu menarik minat baca dalam pelajaran IPA, melainkan juga memuat kegiatan yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran IPA yang ada dalam standar isi SMP yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi (BSNP, 2006:149). Namun tujuan ini belum tercapai sepenuhnya karena kemampuan berfikir siswa pada tahap penerapan dan penalaran masih di skala rendah. Rendahnya kemampuan penalaran mengindikasikan rendahnya. Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill HOTS). Ini karena aspek pemahaman dan penerapan termasuk dalam keterampilan berpikir dasar. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik adalah dengan pengadaan bahan ajar yang berupa modul fisika yang didesain untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) tidak dapat diperoleh secara langsung sehingga perlu dilatih melalui kegiatan pembelajaran. Menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung serta dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya penelitian pengembangan media pembelajaran berupa modul yang selain memberikan materi fisika, juga disertai gambar dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendukung peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing merupakan modul yang dikembangkan dengan sintaks Inkuiri Terbimbing, yang menekankan pada kegiatan percobaan dan analisis fenomena sehari-hari. Dengan adanya Modul Pembelajaran berbasis Inkuiri Termbimbing ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mempelajari fisika dan dapat digunakan sebagai media belajar di dalam sekolah maupun di luar sekolah secara mandiri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan.. (Masrurotul Wafiroh)

104 ISSN: 2527-6670 1. Bagaimana pengembangan modul berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk siswa SMP/MTs? 2. Bagaimana kelayakan modul berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill HOTS)? 3. Bagaimana efektifitas modul berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dalam meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill - HOTS) siswa kelas VIII SMP/MTs? Metode penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research & Development) menggunakan model prosedural deskriptif yang menjelaskan langkah-langkah untuk menghasilkan suatu produk. Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah produk perangkat pembelajaran yaitu Modul Pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing. Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari model pengembangan Sugiyono dan model pengembangan 4-D menurut Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Geger. Pada uji kelas kecil sejumlah 6 siswa dan kelas terbatas sejumlah 20 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu angket kebutuhan awal, angket respon siswa, lembar validasi dan lembar soal tes pemahaman konsep. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisi deskriptif kuantitatif, meliputi analisis kelayakan dan analisis data hasil tes belajar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik angket untuk mengetahui kelayakan modul dari ahli modul dan respon siswa, teknik tes untuk penilaian sejauh mana pemahaman konsep siswa. Hasil dan pembahasan 1. Tahap eksplorasi a. Tahap pendefinisian (Define) Pada tahap ini peneliti mengetahui permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa mengenai pembelajaran fisika di kelas. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa masih banyak kesulitan belajar siswa yang meliputi siswa kurang memahami materi, siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung, media yang digunakan kurang, dan motivasi siswa masih kurang. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa 18 siswa dari 26 siswa menganggap bahwa fisika sulit karena banyak rumus yang dihafal, kurang bisa memahami materi, sulit dalam pengerjaannya sehingga kurang bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan sumber materi dari buku IPA Fisika yang digunakan sebagai sumber, materi pembelajaran yang di muat dalam modul adalah: a) getaran dan gelombang, b) bunyi, c) cahaya, d) alat optik. b. Tahap Perancangan (Design) Pada tahap design menghasilkan beberapa hal pendukung berupa 1) instrumen, yaitu RPP, angket validasi ahli, angket respon siswa, dan soal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika III Juli 2017: 102 109

ISSN: 2557-8944 105 pretest dan postest. 2) format pengembangan modul yang berisi pembelajaran berupa percobaan atau analisis fenomena, model pembelajaran menggunakan Inkuirir Terbimbing, 3) perancangan modul mulai dari pembuatan cover, pembuatan design isi modul dan penjilidan modul. Desain modul pembelajaran adalah sebagai berikut: Gambar 1. Hasil design cover Gambar 2. Hasil design isi modul Modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing memiliki karakteristik sebagai berikut: Ukuran modul yaitu 21 x 29,7 cm menggunakan kertas A4 80 gram, Cover modul berwarna, Isi dari modul mengacu pada sintak Inkuiri Terbimbing dan Modul pembelajaran dilengkapi dengan gambar penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tahap pengembangan model a. Tahap Pengembangan (Develope) Setelah pembuatan modul draft I selesai kemudian divalidasi oleh validator ahli pengembangan modul. Validator ahli pengembangan modul terdiri dari 2 dosen yaitu Dr. Tantri Mayasari, M.Pd, Farida Huriawati, M.Si dan 1 orang guru yaitu Yeni Sulistyowati, S.Pd. Hasil validasi dari ahli Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan.. (Masrurotul Wafiroh)

106 ISSN: 2527-6670 pengembangan modul mendapatkan kriteria penilaian sebesar 69,79% dengan kategori layak. Dengan beberapa kriteria yang akan memberikan dampak bagi siswa dan guru. Hal ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran fisika yang dikembangkan telah sesuai. Modul draft I yang telah di validasi dan di perbaiki sesuai saran serta dikatakan layak dari validator kemudian di uji coba pada kelas kecil. Tabel 1. Hasil Validasi Ahli Pengembangan Modul NO ASPEK PENILAIAN X1 X2 X3 X X per Aspek Persent ase dari skor 1 Materi 12 13 12 37 12,33 77,08 2 Bahasa 12 14 12 38 12,67 79,17 3 Penyajian 4 Menunjang inovasi dan mutu belajar 10 13 13 36 12 60 5 6 6 17 5,667 70,83 5 Tahapan guided inquiry 16 18 18 52 17,33 72,22 6 Keterkaitan berpikir tingkat tinggi 3 3 9 21 7 58,33 Rata-rata 61 70 70 201 67 69,79 Kriteria Layak Subjek yang dijadikan uji kelas kecil adalah 6 siswa kelas VIII B SMPN 2 Geger yang memiliki kemampuan awal berbeda. Respon uji kelas kecil menunjukkan bahwa 3 siswa memberikan respon sangat baik dan 3 respon baik terhadap modul pembelajaran yang digunakandengan rata-rata yang diperoleh sebesar 82,44%. Data hasil uji kemampuan berpikir siswa diambil menggunakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi sebanyak 20 butir soal. Pengambilan data hasil uji dilakukan dua kali, yaitu berupa pretest dan postest. Hasil dari uji kelas kecil memperlihatkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul memiliki nilai N-Gain sebesar 0,67. Peningkatan kemampuan berpikir dengan nilai 0,67 mengindikasikan bahwa pembelajaran berkategori sedang. Modul yang telah diujikan pada uji kelas kecil sudah menjadi draft final modul pembelajaran. Modul tersebut kemudian diujikan pada kelas terbatas dengan subjek 20 siswa kelas VIII A SMPN 2 Geger. Hasil respon uji kelas terbatas menunjukkan bahwa 7 siswa memberikan respon baik dan 18 siswa menunjukkan respon sangat baik dengan rata-rata yang diperoleh 82,07% yang berkategori sangat baik. Data hasil uji kemampuan berpikir siswa diambil menggunakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi sebanyak 20 butir soal. Pengambilan data hasil uji dilakukan dua kali, yaitu berupa pretest dan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika III Juli 2017: 102 109

ISSN: 2557-8944 107 postest. Hasil dari uji kelas besar memperlihatkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul memiliki nilai N-Gain sebesar 0,64. Peningkatan kemampuan berpikir dengan nilai 0,67 mengindikasikan bahwa pembelajaran berkategori sedang. b. Tahap Penyebaran (Disseminate) Pembuatan produk, validasi produk kepada ahli. perevisian modul, uji kelas kecil dan uji kelas terbatas sudah selesai dilakukan. Draft final dari modul pembelajaran juga sudah ada, langkah selanjutnya adalah tahap penyebaran produk pengembangan. Penyebaran produk yang dihasilkan adalah sebuah media pembelajaran berupa Modul Pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada tingkat SMP/MTs. Tahap penyebaran dilakukan dengan cara membagikan produk ke guru dan juga pada kelas yang lain. Pembahasan Pengembangan berupa Modul Pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan serangkaian kegiatan proses untuk menghasilkan media pembelajaran yang menarik dan melatih kemampuan berpikir siswa. Produk yang dihasilkan telah mengalami beberapa perbaikan sesuai saran dari para ahli. Tahaptahap pengembangan yang digunakan dalam penyusunan modul pembelajaran yaitu, tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan dan tahap penyebaran. Modul Pembelajaran yang dikembangkan berupa media cetak dengan ukuran 21 x 29,7 cm. Cover serta isi dalam modul pembelajaran berupa gambar berwarna sehingga modul pembelajaran terlihat lebih menarik. Modul pembelajaran ini juga dilengkapi dengan lembar kegiatan ilmiah dan analisis fenomena menggunakan sintak dari Inkuiri Terbimbing, dimana siswa diajarkan untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah sebelum guru menyampaikan materi sehingga siswa dapat membangun pemikiran yang kritis dan pemecahan masalah dengan sendirinya. Modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ini berbeda dengan modul atau buku pendamping belajar umumnya, karena modul pembelajaran ini menyajikan materi yang sebagian besar dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Modul ini dilengkapi dengan kegiatan ilmiah siswa dengan sintak Inkuiri Terbimbing yang mengajarkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi dan juga meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dengan mandiri. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (BSNP, 2006:149). Yusro (2016) pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan modul ilutratrif mampu meningkatkan hasil belajar dan kemandirian siswa. Menurut handhika (2016) model inkuiri terbimbing yang berorientasipada kegiatan sintifik (Observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan.. (Masrurotul Wafiroh)

108 ISSN: 2527-6670 dan evaluasi). Proses yang dilakukan tentunya dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya melakukan aktivitas mendengar saja, verbal activity dan hand on activity juga dapat dilakukan dengan menggunakan model ini. Hasil uji kelayakan dari ahli pengembangan modul memperoleh presentase sebesar 69,79%. Hasil angket respon siswa pada uji kelas kecil 82,44%, sedangkan peningkatan kemampuan berpikir siswa pada uji kelas kecil memperoleh persentase N- Gain sebesar 0,67%. Hasil dari angket respon siswa uji coba kelas terbatas memperoleh persentase sebesar 82,07%, sedangkan peningkatan kemampuan berpikir siswa pada uji kelas terbatas memperoleh persentase N-Gain sebesar 0,64%. Kesimpulan Hasil penelitian pengembangan Modul Pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menggunakan model pengembangan 4-D diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing ini menggunakan 4 langkah yaitu pendefinisian yang meliputi analisis ujung depan, analisis siswa dan analisis materi; perancangan yang meliputi pembuatan instrumen, penentuan format, perancangan modul, pencetakan dan penjilidan; pengembangan yang meliputi validasi ahli, uji kelas kecil dan uji kelas terbatas; penyebaran yang meliputi penyebaran terhadap guru IPA dan siswa kelas lain. 2. Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap produk pengembangan menunjukkan persentase kelayakan modul sebesar 67,79% dengan interpretasi layak, hasil respon siswa pada kelas kecil diperoleh persentase sebesar 82,44% dengan interpretasi sangat baik dan pada uji kelas terbatas diperoleh persentase sebesar 82,07% dengan interpretasi sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa produk pengembangan mempunyai kualitas baik, dilihat dari respon siswa pada uji kelas kecil dan uji kelas terbatas. 3. Modul pembelajaran berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil kemampuan berpikir siswa ketika dilakukan uji kelas kecil memperlihatkan peningkatan sedang, terlihat dari rata-rata N-Gain yang didapat yaitu sebesar 0,67, sedangkan pada uji kelas terbatas diperoleh N-Gain kemampuan berpikir siswa sebesar 0,64 dengan kriteria sedang. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan Firmansyah, A. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Memperbaiki Sistem Rem Pada Siswa Kelas XI TKR 3 di SMKN 3 Surabaya. JPTM (Online), Vol. (3:2). Handhika, J., Kurniadi, E., & Ahwan, A. (2016). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA POKOK BAHASAN ANALISIS VEKTOR MELALUI INKUIRI TERBIMBING. JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK), 2(1), 12-15. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika III Juli 2017: 102 109

ISSN: 2557-8944 109 Riduwan, (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhana, Cucu. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. Refika Aditama. Yusro, A.C., & Sasono, M. (2016). Penggunaan Modul Ilustratif Berbasis Inkuiri Terbimbing Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemandirian SIswa Kelas VII SMPN 14 Madiun. JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK), 2 (1), 29-35. doi:http://dx.doi.org/10.25273/jpfk.v2i1.22 Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan.. (Masrurotul Wafiroh)