BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Di sini akan dikemukakan deskripsi data dari masing-masing variabel dalam penelitian ini. Data yang dimaksud adalah data kemampuan menulis teks negosiasi (Y), data penguasaan kosakata (X 1 ), dan data motivasi menulis (X 2 ). Deskripsi data masing-masing variabel meliputi data mean, modus, median, varians, dan simpangan baku. Demikian juga dijelaskan tentang data distribusi frekuensi dan histogram. Penjelasan untuk ketiga data variabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Data Kemampuan Menulis Teks Negosiasi (Y) Data kemampuan menulis teks negosiasi merupakan nilai yang diperoleh melalui tes kemampuan menulis teks negosiasi terhadap siswa/responden yang dijadikan objek penelitian. Data ini memiliki nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Mean (skor rata-rata) 74,04; varians 48,24; simpangan baku 6,95; modus (nilai yang paling sering muncul) 71,25; dan median (nilai tengah) 73,75. Hargaharga tersebut perhitungannya dilakukan menggunakan software Microsoft Excel (lihat lampiran halaman 159). Rincian distribusi frekuensi data ini dapat dilihat pada Tabel 4.1, serta histogram frekuensinya dapat dicermati pada Gambar 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Negosiasi (Y) Interval f absolut F relatif (%) 60 64 5 7,14 65 69 11 15,71 70 74 22 31,43 75 79 17 24,29 80 84 14,29 85 89 4 5,71 90 94 1 1,43 Jumlah 70 0,00 commit to user 72
73 25 20 22 Frekuensi Absolut 15 5 0 5 11 17 4 1 59,5 64,5 69,5 74,5 1 79,5 84,5 89,5 94,5 Y Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Negosiasi (Y) 2. Data Penguasaan Kosakata (X 1 ) Data penguasaan kosakata ini diperoleh melalui tes penguasaan kosakata terhadap siswa/responden yang dijadikan objek penelitian. Tes tersebut menghasilkan nilai tertinggi 28 dan nilai terendah 13. Mean (nilai rata-rata) 20,70; varians 14,04; simpangan baku 3,75; modus (nilai yang paling sering muncul) 21; dan median (nilai tengah) 25. Harga-harga tersebut penghitungannya dilakukan menggunakan software Microsoft Excel (lihat Lampiran halaman 159). Rincian distribusi frekuensi data ini dapat dilihat pada Tabel 4.2, serta histogram frekuensinya dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Kosakata (X 1 ) Interval f absolut f relatif (%) 13 15 16 18 19 21 22 24 25 27 6 14 23 13 11 8,57 20 32,86 18,57 15,71 28 30 3 4,29 Jumlah commit 70 to user 0,00
74 25 20 23 Frekuensi Absolut 15 14 13 11 5 6 0 3 12,5 15,5 18,5 21,5 24,5 27,5 30,5 X 1 Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Nilai Penguasaan Kosakata (X 1 ) 3. Data Motivasi Menulis (X 2 ) Data motivasi menulis ini diperoleh dengan angket motivasi menulis terhadap siswa/responden yang dijadikan objek penelitian. Data ini memiliki nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 78. Mean (nilai rata-rata) 90,70; varians 46,88; simpangan baku 6,85; modus (nilai yang paling sering muncul) 89; dan median (nilai tengah) 91. Harga-harga tersebut penghitungannya dilakukan menggunakan software Microsoft Excel (lihat Lampiran halaman 159). Rincian distribusi frekuensi data ini dapat dilihat pada Tabel 4.3, serta histogram frekuensinya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Menulis (X 2 ) Interval f absolut f relatif (%) 78 82 11 15,71 83 87 11 15,71 88 92 18 25,71 93 97 18 25,71 98 2 9 12,87 3 7 3 4,29 Jumlah commit 70 to user 0,00
75 20 18 16 18 18 Frekuensi Absolut 14 12 8 6 11 11 9 4 2 0 3 77,5 82,5 87,5 92,5 97,5 2,5 7,5 X 2 Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Nilai Motivasi Menulis (X 2 ) B. Pengujian Persyaratan Analisis Karakteristik data penelitian yang telah dikumpulkan sangat menentukan teknik analisis yang akan digunakan dalam pengolahan datanya. Maka dari itu, sebelum analisis data secara inferensial untuk kepentingan pengujian hipotesis dilakukan, data-data tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian yang dilakukan yaitu uji normalitas data. Berikut penjelasan hasil pengujian tersebut. Uji normalistas data dilakukan dengan mempergunakan teknik Lilliefors dengan bantuan software Microsoft Excel, Kriteria pengujian yang dilakukan adalah menolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L o yang diperoleh lebih besar dari L t (Sudjana, 1992a : 466-467). Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis teks negosiasi (Y) menghasilkan L o maksimum sebesar 0,0888. Perhitugan dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 70 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh L t = 0,59. Berdasarkan perbandingan di atas tampak bahwa L o lebih kecil daripada L t, sehingga hipotesis nol diterima dan dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis teks negosiasi (Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lihat Lampiran 8A, halaman 151). commit to user
76 Selanjutnya, pengujian normalitas terhadap data penguasaan kosakata (X 1 ) menghasilkan L o maksimum sebesar 0,0824. Perhitungan dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 70 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh L t = 0,59. Berdasarkan perbandingan di atas tampak bahwa L o lebih kecil daripada L t, sehingga hipotesis nol diterima dan dapat disimpulkan bahwa data penguasaan kosakata (X 1 ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lihat Lampiran 8B, halaman 153). Sementara itu, pengujian normalitas terhadap data motivasi menulis (X 2 ) menghasilkan L o maksimum sebesar 0,0829. Perhitungan dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 70 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh L t = 0,59. Berdasarkan perbandingan di atas tampak bahwa L o lebih kecil daripada L t, sehingga hipotesis nol diterima dan dapat disimpulkan bahwa data motivasi menulis (X 2 ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lihat Lampiran 8C, halaman 155). C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H o ) yang diajukan ditolak atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis alternatif (H 1 ) yang diajukan diterima. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka hasil pengujian tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. 1. Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi. Sementara itu, sebelum uji hipotesis I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji signifikansi dan linearitas regresi sederhana Y atas X 1. Hasil analisis regresi linear sederhana antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi, diperoleh arah regresi sebesar 0,86 pada konstanta sebesar 56,22 (lihat Lampiran 11A halaman 160). Hal tersebut menghasilkan bentuk persamaan garis regresi antara penguasaan kosakata dan commit to user
kemampuan menulis teks negosiasi sebagai berikut: Ŷ = 56,22 + 0,86X 1. Gambar regresi sederhana Y atas X 1 dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini. 77 Y 0 90 80 70 60 50 40 30 20 0 Ŷ = 56,22 + 0,86X 1 0 5 15 20 25 30 X 1 Gambar 4.4 Diagram Pencar dan Garis Regresi Linear Y atas X 1 Selanjutnya, untuk mengetahui keberartian (signifikansi) dan linearitas persamaan regresi sederhana antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi, maka dilakukan uji F, berikut adalah pemaparannya. Tabel Anava untuk uji signifikansi dan linearitas regresi Ŷ = 56,22 + 0,86X 1 masing-masing menghasilkan F o sebesar 18,66 dan 0,33 (lihat Tabel Anava Lampiran 12A halaman 162). Perhitungan dari daftar distribusi F pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 68 untuk hipotesis nol (1) bahwa regresi tidak signifikan/tidak berarti, menghasilkan F t = 3,99; dan dengan dk pembilang 14 dan dk penyebut 54 untuk hipotesis nol (2) bahwa regresi bersifat linear, diperoleh F t sebesar 1,90. Tampak bahwa hipotesis nol (1) ditolak karena F o lebih besar daripada F t. Kesimpulannya koefisien arah regresi nyata sifatnya sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh signifikan (berarti). Sebaliknya, hipotesis nol (2) diterima karena F o lebih kecil daripada F t. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa regresi Y atas X 1 linear dapat diterima. commit to user
78 Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa analisis regresi linear sederhana Y atas X 1 signifikan dan linear, maka tahap selanjutnya adalah analisis korelasi sederhana guna menguji hipotesis I. Analisis korelasi sederhana antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi diperoleh koefisien korelasi (r y1 ) sebesar 0,46 (lihat Lampiran 13A, halaman 171). Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 4,27 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,67 (lihat Lampiran 14A, halaman 173). Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks negosiasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H o ) yang berbunyi tidak ada hubungan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H 1 ) yang berbunyi ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi diterima. Koefisien determinan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 0,2116. Hal itu berarti sekitar 21,16% variansi kemampuan menulis teks negosiasi dapat dijelaskan oleh penguasaan kosakata. Jadi, dapat dikatakan bahwa penguasaan kosakata memberi kontribusi (sumbangan) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 21,16% (lihat Lampiran 19A, halaman 180). 2. Hubungan antara Motivasi Menulis dan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi. Sementara itu, sebelum uji hipotesis II dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji signifikansi dan linearitas regresi sederhana Y atas X 2. Analisis regresi linear sederhana antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi, diperoleh arah regresi sebesar 0,44 pada konstanta sebesar 33,7 (lihat commit Lampiran to user 11B halaman 161). Hal tersebut
79 menghasilkan bentuk persamaan garis regresi antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi sebagai berikut: Ŷ = 33,7 + 0,44X 2. Gambar regresi sederhana Y atas X 2 dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini. Y 0 90 80 70 60 50 40 30 20 0 Ŷ = 33,7 + 0,44X 2 0 20 40 60 80 0 120 X 2 Gambar 4.5 Diagram Pencar dan Garis Regresi Linear Y atas X 2 Selanjutnya, untuk mengetahui keberartian (signifikansi) dan kelinearan persamaan regresi sederhana antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi, maka dilakukan uji F, berikut adalah pemaparannya. Tabel Anava untuk uji signifikansi dan linearitas regresi Ŷ = 33,7 + 0,44X 2 masing-masing menghasilkan F o sebesar 15,97 dan 0,35 (lihat Tabel Anava Lampiran 12B halaman 167). Berdasarkan perhitungan dari daftar distribusi F pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 68 untuk hipotesis nol (1) bahwa regresi tidak signifikan/tidak berarti, menghasilkan F t = 3,99; dan dengan dk pembilang 23 dan dk penyebut 45 untuk hipotesis nol (2) bahwa regresi bersifat linear, diperoleh F t sebesar 1,81. Tampak bahwa hipotesis nol (1) ditolak karena F o lebih besar daripada F t. Kesimpulannya, koefisien arah regresi nyata sifatnya sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh signifikan (berarti). Sebaliknya, hipotesis nol (2) diterima karena F o lebih kecil daripada F t. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa regresi Y atas X 2 linear dapat commit to user diterima.
80 Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa analisis regresi linear sederhana Y atas X 2 signifikan dan linear, maka tahap selanjutnya adalah analisis korelasi sederhana guna menguji hipotesis II. Analisis korelasi sederhana antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi diperoleh koefisien korelasi (r y2 ) sebesar 0,44 (lihat Lampiran 13B, halaman 172). Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 4,04 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,67 (lihat Lampiran 14B, halaman 174). Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi menulis dengan kemampuan menulis teks negosiasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa, hipotesis nol (H o ) yang berbunyi tidak ada hubungan antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H 1 ) yang berbunyi ada hubungan positif antara motivasi menulis dan kemampuan menulis teks negosiasi diterima. Koefisien determinan motivasi menulis dengan kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 0,1936. Hal itu berarti sekitar 19,36% variansi kemampuan menulis teks negosiasi dapat dijelaskan oleh motivasi menulis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi menulis memberi kontribusi (sumbangan) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 19,36% (lihat Lampiran 19B, halaman 181). 3. Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Motivasi Menulis Secara Bersama-sama dengan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara penguasaan penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi. Sebelum uji hipotesis III dilakukan, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah uji signifikansi dan linearitas regresi ganda. Analisis regresi linear ganda antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama commit dengan to kemampuan user menulis teks negosiasi
81 menghasilkan arah koefisien regresi b 1 sebesar 0,64; b 2 sebesar 0,31; dan konstanta b 0 sebesar 32,67 (lihat Lampiran 15, halaman 175). Hal tersebut menghasilkan bentuk persamaan garis regresi antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi sebagai berikut: Ŷ = 32,67 + 0,64X 1 + 0,31X 2. Untuk mengetahui derajat signifikansi persamaan regresi linear ganda antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi perlu dilakukan uji F. Pengujian derajat signifikansi (keberartian) dapat diperhatikan pada Lampiran 16 halaman 177. Berdasarkan lampiran 16 diketahui hasil pengujian F o sebesar 13,97 yang lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 67 pada α = 0,05 sebesar 3,14 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linear antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi adalah signifikan (berarti). Selanjutnya, dari hasil analisis korelasi ganda antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-bersama dengan kemampuan menulis teks negosiasi diperoleh korelasi (R y. 12 ) sebesar 0,54 (lihat Lampiran 17, halaman 178). Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi ganda perlu dilakukan uji F. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh F o sebesar 13,68 yang lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 67 pada taraf nyata α = 0,05 sebesar 3,14 (lihat Lampiran 18, halaman 179). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi (H o diterima). Koefisien determinan penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 0,2916. Hal itu berarti sekitar 29,16% variansi kemampuan menulis teks negosiasi dapat dijelaskan oleh penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa penguasaan kosakata dan motivasi menulis secara bersama-sama memberi kontribusi (sumbangan) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi sebesar 29,16% (lihat commit Lampiran to user 19C, halaman 182).
82 D. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini telah diupayakan penyusunannya secara maksimal dengan menggunakan metode ilmiah dan mengacu pada prosedur penelitian yang baku. Akan tetapi, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti (baik teori maupun penggunaan metode), tidak tertutup kemungkinan adanya kesalahan atau kekeliruan yang terdapat dalam hasil penelitian ini, sehingga mengakibatkan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang berkaitan dengan hal-hal yang dipaparkan sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini hanya mengungkapkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa yang berkaitan dengan variabel penguasaan kosakata dan motivasi menulis dengan populasi terbatas pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Hal tersebut menyebabkan generalisasi kesimpulan penelitian hanya dapat digunakan terhadap populasi yang memiliki kriteria dan karakteristik yang sama dengan populasi penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif, ukuran sampel dan wilayah populasi perlu diperluas, sehingga diharapkan akan diperoleh informasi yang lebih banyak mengenai kemampuan menulis teks negosiasi siswa. 2. Ada tiga instrumen yang digunakan utuk mendapatkan data dalam penelitian ini. Ketiga instrumen tersebut merupakan instrumen buatan sendiri, meskipun dalam pembuatannya sudah disesuaikan dengan indikator masing-masing variabel, tidak menutup kemungkinan ketiga instrumen tersebut masih memiliki kekurangan didalamnya. Hal ini dapat terjadi karena instrumeninstrumen tersebut hanya diujicobakan sekali, selain itu dengan keterbatasan pengetahuan peneliti dapat berimbas pada belum terukurnya semua indikator variabel secara merata, sehingga jika dibandingkan dengan instrumen yang sudah dibakukan instrumen dalam penelitian masih jauh dari sempurna. 3. Penellitian yang dilakukan peneliti termasuk dalam kategori penelitian survei, dalam penelitian ini proses pengambilan datanya menggunakan instrumen tes dan angket. Instrumen tes commit digunakan to user untuk mengambil data penguasaan
83 kosakata dan kemampuan menulis teks negosiasi, sedangkan instrumen angket digunakan untuk pengambilan data motivasi menulis. Ketiga instrumen tersebut diberikan kepada responden dengan tanpa ketentuan syarat ataupun sanksi, sehingga ada kemungkinan responden tidak jujur dalam pengerjaannya. Hal yang mungkin terjadi adalah responden melihat pekerjaan responden lain ataupun melihat buku catatan, ini bisa dilakukan pada saat pengerjaan instrumen penguasaan kosakata ataupun kemampuan menulis teks negosiasi. Lain halnya kecurangan yang terjadi pada saat pengerjaan instrumen motivasi menulis, responden akan cenderung memilih alternatif jawaban yang baik-baik saja atas butir-butir pernyataan yang disediakan, karena bisa saja responden merasa malu jika menjawab sesuai dengan kapasitas keadaan pribadi responden yang sebenarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya sudah diupayakan dengan jalan menghimbau para responden agar tidak berlaku curang dan memberikan jawaban yang sejujurnya terhadap setiap butir pertanyaan ataupun pernyataan yang disediakan. commit to user