BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Bursa Efek Indonesia adalah tempat bertemunya investor, emiten, broker, dan lembaga penjamin lainnya utuk melakukan transaksi pasar modal. BEI memiliki 11 indek samah diantaranya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks (JII), Indeks Kompas100, Indeks Bisnis-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. IHSG Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan asar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG (www.idx.co.id) diakses pada 9 September 2015. 1
1.2 Latar Belakang Penelitian Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktifa produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2013:5). Berinvestasi bisa dilakukan dengan cara riil atau dengan cara financial, secara riil bisa dilakukan dengan membeli emas, tanah atau rumah sedangkan secara finansial dapat dilakukan dengan meninvestasikan dana di deposit, saham atau obligasi. Salah satu tempat untuk menginvestasikan dana tersebut adalah pasar modal. Pasar modal secara umum adalah tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual di pasar modal disebut dengan emiten, sedangkan yang membelinya adalah investor.(kasmir, 2011:207). Setiap tahunnya investasi di pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan terutama pada instrumen saham. Saham adalah salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular, menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan untuk menambah pendanaan perusahaan, di sisi lain saham merupakan instrumen yang banyak dipilih investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. (Martalena & Malinda, 2011:12). 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 Frequency 20,000,000 10,000,000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 1.1 Jumlah Frekuensi BEI pada 2010 2014 Sumber : IDX STATISTICS 2014 (data diolah) 2
Semakin bertambahnya frekuensi setiap tahun terlihat pada gambar 1.1 menunjukan bahwa investasi pada saham semakin diminati. Banyaknya frekuensi pada trading saham maka akan berpengaruh pada pergerakan IHSG. Karena IHSG Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks, sehingga banyaknya permintaan dan penawaran dalam trading akan berpengaruh terhadap IHSG. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG (http://www.idx.co.id diakses 9 September 2015). Suatu pasar dikatakan efisien jika harga saham secara penuh menjelaskan informasi yang tersedia, dan memastikan bahwa investornya tidak akan menerima return yang tidak normal atau dapat dikatakan sebagai abnormal return. Pasar efisien dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu : strong form, semi strong form, dan weak form (Fama, 1970). Tetapi dalam pasar efisien tersebut juga terjadi penyimpangan yang dinamakan anomali pasar seperti yang di katakan Gumanti dan Utami (Indriasari 2014:4) peristiwa anomali dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh abnormal return. Bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien semi-kuat. Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies) (Indriasari,2014 :4) Efek Januari dan holiday effect termasuk kedalam anomali musiman (seasonal anomalies). Efek Januari adalah suatu kondisi yang terjadi di 3
pasar modal dimana pada bulan Januari cenderung rata-rata pengembalian return bulanannya lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya (Sari dan Sisdyani, 2014:239) 6000 5000 4000 3000 IHSG 2000 1000 0 1/3/2011 1/3/2012 1/3/2013 1/3/2014 1/3/2015 Gambar 1.2 Pergerakan IHSG Tahun 2011-2015 Sumber : www.finance.yahoo.com (data diolah) Seperti terlihat pada gambar 1.2 Hampir setiap tahun di bulan Januari pergerakan harga saham IHSG cenderung naik, hal ini menjadi fenomena January effect untuk mendapatkan return positif. Di Bursa Efek Indonesia terjadi January effect pada tahun 2105 dimana harga saham IHSG naik sebesar 1.06 % (http://market.bisnis.com diakses pada 10 September 2015). Bukan hanya tahun awal tahun 2015 saja tapi di akhir tahun pun sudah ada skenario pesimistisnya, IHSG dimungkinkan turun ke 3.900 di akhir tahun ini. (http://inet.detik.com diakses pada 13 September). Sedangkan holiday effect adalah salah satu bagian dari event study. Satu atau lebih liburan penting dalam kalender mengandung holiday effect dimana pendapatan saham di hari-hari menjelang libur jauh lebih tinggi dibanding hari - hari biasa. Hasil penelitian menunjukan kinerja bursa sebelum libur dapat terkena efek positif dan negatif. Terjadi efek positif apabila pasca libur diprediksikan perkembangan bursa akan membaik. 4
Dengan demikian pembelian saham akan banyak dilakukan sebelum hari libur. Gambar 1.3 5140 5120 5100 5080 5060 Harga Saham 5040 5020 H-3 H-2 H-1 H+1 H+2 H+3 IHSG Tiga Hari Sebelum dan sesudah Hari Lebaran 2014 Sumber : IDX STATISTICS 2014 (data diolah) Di Indonesia IHSG turun 9,8 poin atau 0,19 persen ke 5.008,80 dan Laju IHSG sempat naik 6 poin ke 5.104 pada awal pembukaan perdagangan saham. IHSG mencapai harga tertinggi di 5.110,17 dan harga terendah 5.059,99 (http://bisnis.liputan6.com diakses pada 10 september). Hal tersebut bertolak belakang dengan fenomena holiday effect yang menunjukan harga saham sebelum liburan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan setelah liburan. Menurut Sulfian dalam Salim (2013) terjadinya holiday effect di Amerika disebabkan oleh para investor yang menjelang masuk liburan sengaja melakukan pembelian saham agar harga saham naik. Namun hal tersebut berbeda di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.3 harga IHSG sebelum lebaran justru lebih rendah disbanding setelah lebaran, namun pada H+3 harga IHSG memang menunjukan dibawah H-3 lebaran. Di Indonesia contohnya pada menjelang hari keagamaan Natal IHSG ditutup naik 13,29 poin ke 5.139,06 pada perdagangan saham Selasa 23 Desember 2014. IHSG sempat sentuh harga tertinggi 5.151,37 dan terendah di 5.139,05 pada perdagangan saham (Liputan6.com diakses pada 10 September 2015). 5
5240 5220 5200 5180 5160 5140 5120 5100 5080 5060 H-3 H-2 H-1 H+1 H+2 Harga Saham Gambar 1.4 IHSG Tiga Hari Sebelum dan Dua Hari Sesudah Hari Raya Natal 25 Desember 2014 Sumber : IDX STATISTICS 2014 (data diolah) Berbeda dengan hari lebaran, harga IHSG dari sebelum Natal sampai sesudah Natal terus mengalami peningkatan dan peningkatan paling signifikan terjadi pada H+2 naik sekitar 48 poin. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bashir and Zeb (2015) yang meneliti holiday effect di East Asian Markets dan hasilnya adalah terdapat holiday effect di pasar tersebut, namun penelitian yang dilakukan oleh salim (2013) yang meneliti Pengaruh Holiday Effect Terhadap Return Indonesia Composite Index (Periode 1997-1999 dan 2003-2005) hasilnya adalah tidak terdapat pengaruh Holiday Effect pada Indonesia Composite Index (Periode 1997-1999 dan 2003-2005). Sedangkan untuk Efek Januari beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Sari dan Eka (2014) yang meneliti tentang Analisis January Effect Di Pasar Modal Indonesia hasilnya tidak terdapat efek Januari pada pasar modal Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Guler(2014) yang meneliti tentang January Effect In Stock Returns: Evidence From Emerging Markets on China,Brazil, Shanghai, Argentina dan Turki dan hasilnya adalah terdapat efek Januari di China, Argentina dan Turki. 6
Dengan adanya perbedaan penelitian tersebut, maka harus diadakan penelitian lebih lanjut tentang January effect dan holiday effect. Dan dengan adanya fenomena yang di temukan di Indonesia pada IHSG, maka penelitian ini membahas mengenai Analisis ANALISIS JANUARY EFFECT DAN HOLIDAY EFFECT PADA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN INDONESIA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2014. 1.3 Perumusan Masalah Penelitian tentang efek Januari menyebutkan bahwa terdapat kecenderungan rata-rata return saham pada bulan Januari lebih besar dibandingkan bulan yang lain. Sedangkan holiday effect terjadi bila harga saham di hari sebelum libur lebih tinggi dibandingkan sesudah libur. Beberapa peneliti terdahulu dalam January effect di Indonesia tidak ditemukan sedangkan untuk holiday effect justru berbanding terbalik dengan teori yang ada. Dalam Penelitian ini objek yang digunakan adalah saham pada Bursa Efek Indonesia di Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2005-2014. Terjadi atau tidaknya efek janauari dan efek liburan belum dapat dipastikan dalam objek ini. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah terdapat January effect pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014? 2. Apakah terdapat holiday Effect pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014? 7
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah terdapat January effect pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014 2. Mengetahui apakah terdapat Holiday Effect pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014 1.6 Manfaat Penelitian Kurangnya sosialisasi pasar modal di Indonesia sekarang ini dapat menyebabkan terganggunya perkembangan pasar modal di masa sekarang dan di masa yang akan dating. Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat berguna bagi perkembangan pasar modal di Indonesia, karena dapat melihat fenomena yang terjadi pada bursa efek Indonesia khususnya di indeks harga saham Indonesia 1.6.1 Aspek Teoritis (Akademisi) Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salau satu referensi untuk bahan penulisan, bahan sosialisasi pasar modal di Indonesia atau bahan pengajaran. 1.6.2 Aspek Praktis (Pelaku Pasar Modal) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam pengambilan keputusan dalam pembelian saham di pasar modal bagi pihak-pihak yang terkait antara lain investor/pemodal, broker saham, analis saham dan manajer investasi 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif, dengan pengambilan data sekunder yang tersedia di website Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian Karena penelitian mengambil data sekunder, maka lokasi pengambilan data seperti annual report, harga saham, dan return diambil dari website Bursa Efek Indonesia dan yahoo finance. Objek Indeks Harga Saham Gabungan 8
1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian Waktu penelitian dan pembuatan laporan dilakukan pada semester ganjil dengan Bab I, II, III 4 september 2 Oktober. 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlan suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang akan dibahas dalam tiap- tiap bab. Adapun sistematka penulisan penelitian ini adlah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek studi penelitian, latar belakang,perumusan masalah, tujuan dan kegunaan diadakannya penelitianserta sistematika penelitian BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian tentang landasaan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisi penelitian, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran serta ruang lingkup penelitian. BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini menguraikan tentang pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisi data sehingga dapat menjawab atau menjelasakan masalah penelitian. BAB IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini menjelasakan mengenai hasil analisis dan pengolahan data beserta pembahasaannya, yang disajikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan lingkup penelitian serta konsisten dengan tujuan penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran maupun rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pihak lain yang membutuhkan. 9
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 10