BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Indeks Harga Saham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Indeks Harga Saham"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Indeks Harga Saham Perkembangan harga di bursa efek untuk seluruh perusahaan terbuka dan terdaftar di bursa tercermin melalui Indeks Harga Saham. Indeks Harga Saham ditentukan dengan suatu formula tertentu yang meliputi perhitungan beberapa emiten tertentu dengan kriteria tertentu, sehingga mencerminkan tren tertentu dari sebuah pasar. Setiap bursa efek memiliki indeks harga saham masing-masing. Seperti di New York Stock Exchange (NYSE) memiliki indeks Dow Jones Industrial Average (DIJA), di London memiliki FTSE 100 (FTSE), Brazil memiliki indeks Bovespa Sao Paulo (BVSP), di Jerman memiliki indeks DAX (GDAX), di Jepang memiliki indeks Nikkei 225 (N225), di Hongkong memiliki indeks Hang Seng (HSI), di Singapur memiliki indeks Strait Times (STI), dan di Malaysia memiliki indeks Kuala Lumpur Composite Index (KLSE). Bursa Efek Indonesia memiliki 11 indeks sesuai dengan Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia yang diterbitkan tahun 2010, terdiri dari Indeks Harga Saham Gabunngan (), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indeks PEFINDO25, Indeks BISNIS- 27, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembang, dan Indeks Individual. Dalam penelitian kali ini, sampel yang dipilih adalah emiten yang termasuk ke dalam perhitungan indeks Kompas100 sebanyak minimal 10 kali pada periode Agustus 2007 sampai dengan Agustus 2015 sesuai dengan lampiran pengumuman Bursa Efek Indonesia nomor Peng /BEI.OPP/ Indeks Kompas100 diluncurkan oleh BEI pada tanggal 13 Juli Indeks Kompas100 adalah indeks dari 100 saham emiten pilihan yang mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar, dan 1

2 kinerja fundamental dari saham-saham terkait tersebut. Kriteria pemilihan saham adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Telah tercatat di BEI selama minimal 3 bulan. 2. Aktifitas di pasar regular yaitu nilai, volume, dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan di pasar regular. 4. Kapitalisasi pasar pada periode tertentu. 5. Hasil Evaluasi BEI pada faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan 6. Pertimbangan kepentingan investor dan stakeholders lainnya Latar Belakang Penelitian Pasar modal menjadi sarana yang menjembatani antara pihak yang memiliki kelebihan dana, yang disebut dengan investor, dengan pihak yang membutuhkan dana, yang disebut dengan emiten. Investor dapat menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya kedalam bentuk sekuritas yang diterbitkan oleh emiten, baik berupa surat hutang (obligasi), maupun surat kepemilikan (saham) yang dapat diperjual belikan. Di Indonesia, sekuritas tersebut diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia merupakan hasil merger dari dua bursa yang ada di Indonesia pada tanggal Oktober 2007 yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Indonesia memiliki 11 indeks perdagangan harga saham yang mencerminkan perkembangan harga saham, tren perkembangan, dan pola perdagangan yang terjadi di dalam bursa. (Bursa Efek Indonesia 2015: 2

3 Tabel 1.1 Highlight Statistik Perdagangan Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia Berdasarkan, LQ45, Dan Kompas100 Periode Tahun Indeks Trading Days High Low Close , , ,82 LQ ,13 358,31 358,31 Kompas ,84 433,12 700, , , ,41 LQ ,99 206,67 270,23 Kompas ,26 258,10 330, , , ,36 LQ ,24 242,47 498,29 Kompas ,80 299,93 612, , , ,51 LQ ,26 479,16 661,38 Kompas ,07 592,09 860, , , ,99 LQ ,50 569,46 673,51 Kompas ,73 735,72 865, , , ,69 LQ ,63 725,17 735,04 Kompas ,97 935,61 946, , , ,18 LQ ,67 680,98 711,14 Kompas ,46 876,23 910, , , ,95 LQ ,58 828,30 898,58 Kompas , , ,63 Sumber: Dokumen IDX Statistics 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 Perkembangan harga perdagangan saham secara menyeluruh di Bursa Efek Indonesia dicerminkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (). 3

4 Pada tabel 1.1, digambarkan perkembangan perdagangan saham di dalam Bursa Efek Jakarta dalam 3 indeks yang mencerminkan perkembangan harga selama periode 2007 sampai dengan Pada tahun 2007 level berfluktuasi tinggi sebesar 1.132,65 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 262,82, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 289,72. Pada tahun 2008 level berfluktuasi relatif tinggi sebesar 1.718,87 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 409,32, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 461,16. Pada tahun 2009 level berfluktuasi relatif tinggi sebesar 1.278,24 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 256,77, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 315,87. Pada tahun 2010 level berfluktuasi relatif tinggi sebesar 1.310,53 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 211,10, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 273,98. Pada tahun 2011 level berfluktuasi relatif tinggi sebesar 923,99 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 173,04, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 223,01. Pada tahun 2012 level berfluktuasi relatif rendah sebesar 138,88 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 30,46, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 36,36. Pada tahun 2013 level berfluktuasi relatif rendah sebesar 468,89 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 93,69, dan Kompas100 memiliki jangkuan sebesar 115,23. Pada tahun 2014 level berfluktuasi relatif rendah sebesar 313,90 dari level tertinggi terhadap level terendah yang dicapai nya, sedangkan LQ45 memiliki jangkuan sebesar 70,28, dan Kompas100 memiliki jangkuan 83,81. 4

5 Selama periode 2007 sampai dengan 2014, indeks yang relatif berfluktuasi tinggi setelah adalah Kompas100 yang dikuti dengan LQ45. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa indeks Kompas100 memiliki pergerakan yang lebih fluktuatif dari pada indeks LQ45. LQ45 High Low Close Expon. (Close) Grafik 1.1 Trend Indeks Harga LQ45 Sumber: Dokumen IDX Statistics 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 Grafik 1.1 menunjukan pergerakan indeks harga saham LQ45 setiap tahun dengan proyeksi tren pergerakan harga di pasar dari tahun ke tahun dimulai pada yahun 2007 sampai dengan tahun Pada tahun 2012 dan 2013 pergerakan indeks harga indeks LQ45 tidak sesuai dengan proyeksi tren pergerakan harga pasar yang diterbitkan pada dokumen IDX Statistics 2012, dan

6 Kompas100 High Low Close Expon. (Close) Grafik 1.2 Trend Indeks Harga Kompas100 Sumber: Dokumen IDX Statistics 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 Grafik 1.2 menunjukan pegerakan indeks harga saham Kompas100 setiap tahunya dengan proyeksi tren pergerakan harga di pasar dari tahun ke tahun dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun Pada tahun 2009, 2012, dan 2013 pergerakan harga indeks Kompas100 tidak sesuai dengan proyeksi tren pergerakan harga pasar yang diterbitkan pada dokumen IDX Statistics 2009, 2012, dan Dari grafik 1.1, dan grafik 1.2 dapat terlihat indeks harga Kompas100 memiliki 3 periode pergerakan harga yang tidak sesuai dengan proyeksi tren pasar, sedangkan indeks harga LQ45 memiliki dua periode pergerakan harga yang tidak sesuai dengan proyeksi tren pasar. Investor membutuhkan informasi-informasi salah satunya seperti data tersebut dalam melakukan investasi kedalam bentuk sekuritas, terutama saham. Sehingga investor dapat dengan efektif merencanakan strategi untuk membeli atau menjual dengan berdasarkan return yang diharapkan oleh investor karena telah menanggung suatu resiko dalam bentuk sekuritas. Secara tidak langsung, informasi-informasi tersebut akan mempengaruhi kebutuhan akan likuiditas suatu saham setiap harinya dalam periode tertentu. Seiring dengan perilaku investor terhadap keinginan likuiditasnya, maka pasar 6

7 pun akan terpengaruh dalam segi harga, frekuensi, dan volume perdagangan. Fenomena tersebut mencerminkan adanya perwujudan pasar yang efisien. Tetapi return saham juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu diluar pasar saham. Bertentangan dengan konsep efisiensi pasar (Efficiency Market Hypothesis), beberapa penelitian pada beberapa pasar saham menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai dengan konsep hipotesis pasar efisien, sehingga terjadi adanya abnormal return pada hari hari tertentu. Hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia beroprasi pada hari kerja secara umum yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum at. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu tidak terdapat perdagangan. Dengan adanya hari dimana tidak ada perdagangan maka akan mempengaruhi pola perdagangan pada bursa sebagai akibat dari psikologis investor. Luhgiatno (2011) dalam penelitianya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, dan LQ45 menyatakan tidak adanya pengaruh weekday effect terhadap return saham Indeks Harga Saham Gabungan, dan LQ45 pada periode Januari 2009 sampai dengan Desember Saham individual cenderung bergerak secara acak (random). Derbali, dan Khadraoui (2011) dalam penelitianya terhadap 74 perusahaan sampel yang terdapat pada Casablanca Stock Exchange dengan menguji pengaruh hari perdagangan Weekday Effect terhadap return periode tahun juga mengungkapkan adanya anomali pasar berupa Weekday effect. Patel, et al (2012) dalam penelitiannya terhadap empat indeks saham di pasar Asia, yaitu Bombay Stock Exchange, Hongkong Stock Exchange, Tokyo Stock Exchange, dan Shanghai Stock Exchange, mengungkapkan adanya anomali pasar berupa weekday effect selama periode 5 Januari 2000 sampai dengan 20 Oktober 2003, 21 Oktober 2003 sampai dengan 29 Juni 2007, dan 3 Juli 2007 sampai dengan 31 Maret Çiçek (2013) menyatakan tidak adanya anomali pasar berupa week day effect pada Turkish Stock Market pada penelitianya. Penelitian dilakukan pada data harian indkes Turkish Stock Market pada periode 2007 sampai dengan 7

8 2008. Guler (2013) dalam penelitianya terhadap indeks Bovespa, Shanghai Stock Exchange Composite Index, Sensex, Merval, dan BIST100 menyatakan bahwa tidak ditemukan bukti adanya January effect pada bursa di Brazil dan India, tetapi terlihat di bursa China, Argentina, dan Turki pada periode dimulai dari hari perdagangan pertama diselenggarakan sampai pada setiap bursa sampai dengan 31 Desember Haroon, dan Nida (2013) dalam penelitianya terhadap indeks KSE-100 menyatakan bahwa tidak ada bukti terjadinya weekday effect pada periode 2004 sampai dengan 2007, tetapi ada bukti terjadi nya Friday effect pada periode 2008 sampai dengan Atmaja (2013) dalam tulisannya yang dimuat di harian Kontan Edisi 2 Desember 2013 E-paper menyatakan bahwa Desember dapat dinobatkan sebagai bulan terbaik karena memiliki daily return terbesar (0,27%) dengan volatilitas relatif rendah (1,34% per hari). Oktober terpilih sebagai bulan terburuk (daily return 0,18% dengan volatilitas tertinggi, yaitu 2,23%). Penghargaan bulan ragu-ragu jatuh pada Juli dengan volatilitas terendah (1,19% per hari) dengan daily return 0,12%. Azhar (2013) dalam tulisannya yang dimuat di pada harian Tempo Edisi 24 Desember 2013 E- paper menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan () di Bursa Efek Indonesia pada hari Senin 23 Desember 2013 kembali bergerak anomali melawan pergerakan bursa regional yang hamper semua positif. Hingga pukul WIB, turun 12 poin (0,23 persen) ke level 4.178,66. Osazee, dan Eseoghene (2014) dalam penelitianya terhadap indeks harga saham di Nigerian Stock Exchange mengungkapkan bahwa hari Senin, Kamis dan Jumat memberikan return rata-rata negatif, sedangkan hari Selasa dan Rabu memberikan hasil return rata-rata positif pada periode 19 April 2005 sampai dengan 30 September Allens (2014) dalam tulisannya yang dimuat di harian Vibiz News Edisi 11 Agustus 2014 E-paper menyatakan bahwa terjadi anomali pada saham PT. Pratama Gapuraprima Tbk. yang dapat dilacak dari tanggal 8 Agustus 2014, dimana mengalami peningkatan harga kumulatif secara signifikan yakni sebesar Rp. 188 per lembar saham atau % dari tanggal penutupan 7 Juli 2014 sebesar Rp. 186 per lembar saham. 8

9 Nurbaiti (2014) dalam tulisannya yang dimuat di harian Bisnis Edisi 29 Desember 2014 E-Paper menyatakan bahwa sejumlah sektor akan memiliki pergerakan positif di awal tahun 2015 untuk selanjutnya dapat memberikan keuntungan. Ardinan (2014) dalam penelitianya terhadap indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia dan Straits Times Index (STI) di Bursa Efek Singapura menyatakan bahwa tidak terjadi week day effect dan week-four effect di kedua bursa tersebut selama periode 2010 sampai dengan Saputro (2014) dalam penelitianya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan () menyatakan bahwa fenomena weekday effect dan month of the year effect terjadi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai dengan 2012, dan return hari senin dipengaruhi oleh nontrading return pada hari Jum at di minggu sebelumnya. Silitonga (2015) dalam tulisannya yang dimuat di harian Bisnis Edisi Rabu 14 Januari 2015 E-paper menyatakan bahwa terjadi sedikit anomali di pasar Indonesia pada hari Selasa, 13 Januari Pelemahan indeks Dow Jones (DIJA) tidak mempengaruhi pergerakan. Sejak awal sesi hingga penutupan tidak mengalami koreksi. Berdasarkan uraian berupa penelitian-penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara dan tulisan-tulisan yang dimuat di surat kabar harian, serta dengan keragaman hasil penelitian penelitian tersebut mengenai keberadaan fenomena anomali pasar, dan lebih tinggi nya volatilitas rata-rata pergerakan indeks Kompas100 dari pada indeks LQ45 selama periode 2007 sampai dengan 2014, menjadikan fenomena yang menarik untuk diteliti. Maka untuk membahas lebih lanjut mengenai anomali pasar efisien, dalam hal ini week day effect dan week-four effect, terhadap return saham, penulis menetapkan Pengaruh Weekday Effect Dan Week-four Effect Terhadap Return Saham Indeks Kompas100 Di Bursa Efek Indonesia Periode sebagai judul penelitian ini. 9

10 1.3. Perumusan Masalah Sembilan dari tiga belas penelitian terdahulu menyatakan adanya anomali pasar efisien dan lima artikel pada harian surat kabar menyatakan adanya anomali pasar efisien di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan empat dari tiga belas penelitian menyatakan tidak adanya anomali pasar efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh hari perdagangan (weekday effect) dan hari perdagangan pada minggu keempat atau kelima setiap bulanya (week-four effect) terhadap return saham yang tergolong dalam indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada hari apakah terdapat weekday effect dengan return paling rendah pada emiten yang termasuk dalam perhitungan indeks Kompas100 di Bursa Efek Inondesia? 2. Apakah terjadi week-four effect pada hari dengan return paling rendah dari emiten yang tergolong dalam perhitungan indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah hari dengan return paling rendah dipengaruhi oleh return pada hari perdagangan di minggu sebelumnya? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan pertanyaan penelitian tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan dan menganalisis: 1. Pengaruh weekday effect terhadap return saham pada emiten yang tergolong dalam perhitungan indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh week-four effect terhadap return saham emiten yang tergolong dalam perhitungan indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia. 10

11 3. Pengaruh return hari perdagangan terhadap return hari paling rendah di minggu berikutnya Manfaat Penelitian Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan manajer investasi dalam memperoleh gambaran mengenai penentuan strategi dalam berinvestasi saham terkait dengan waktu pengambilan posisi beli atau jual dan imbal hasil yang diinginkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan investasi dalam memperoleh gambaran mengenai penentuan strategi dalam mendapatkan dana yang diharapkan dari pasar modal Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitianpenelitian sebelumnya berkaitan dengan anomali pasar berupa week day effect dan week-four effect. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya mengenai pasar modal sebagai sumber informasi Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengungkap keberadaan anomali pasar efisien di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 sampai dengan 2015 dengan sampel emiten yang tergolong dalam perhitungan indeks Kompas100. Penelitian ini berfokus pada pemaparan keberadaan salah satu bentuk anomali pasar efisien yaitu anomali musiman. Anomali musiman yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah bentuk anomali berupa weekday effect dan week-four effect di Bursa Efek 11

12 Indonesia pada periode 2007 sampai dengan Hal yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah keberadaan weekday effect dan week-four effect serta pengaruhnya terhadap return saham Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, sesuai dengan Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Telkom tahun Secara garis besar materi penjelasan masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Penelitian ini diawali dengan uraian permasalahan secara umum yang diangkat dalam penelitian ini. Terdapat penjelasan latar belakang masalah yang memicu munculnya masalah, dan perumusan masalah secara rinci untuk menentukan hipotesis pada bab selanjujtnya. Pada bab ini juga dijelaskan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan landasan teori yang mendasari pemikiran dalam merumuskan hipotesis yang akan diajukan. Sebagai bahan acuan untuk melengkapi teori yang sudah dijelaskan, akan diuraikan pula penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, perumusan hipotesis, dan ruang lingkup penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Penjelasan dalam bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang digunakan. Dijelaskan juga tentang populasi dan sampel yang digunakan, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penjelasan dalam bab ini berisi tentang analisis data yang didapat dari sampel penelitian disertai dengan penjelasan yang diperlukan. 12

13 Dijelaskan secara rinci tentang deskrpsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Penjelasan dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis yang sudah dijelaskan pada bab IV, yang merupakan pembuktian dari hipotesis yang sudah diuraikan pad BAB II. Terdapat saran yang diberikan berkaitan dengan penelitian kepada pihak-pihak yang berkempentingan terhadap hasil penelitian ini. 13

14 14 HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Hampir seluruh negara di dunia memiliki pasar modal (capital market), kecuali di negara-negara yang masih berbenah. Pasar modal adalah pertemuan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Pinjaman dari luar negeri tidak selamanya bisa diandalkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang sudah terjadi sebelumnya, merupakan hal penting bagi para investor dalam melakukan kegiatan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara, karena hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia Visi Bursa Efek Indonesia yaitu Menjadi bursa Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang diperjual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh swasta maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial belanda

Lebih terperinci

PASAR KEUANGAN (FINANCIAL MARKET) PASAR UANG (MONEY MARKET) Bagan 2.1 Struktur Pasar Modal

PASAR KEUANGAN (FINANCIAL MARKET) PASAR UANG (MONEY MARKET) Bagan 2.1 Struktur Pasar Modal 8 PASAR KEUANGAN (FINANCIAL MARKET) PASAR UANG (MONEY MARKET) PASAR MODAL (CAPITAL MARKET) Bagan 2.1 Struktur Pasar Modal II.2 Manfaat Pasar Modal Pasar Modal menurut Tjiptono (20006) banyak memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang terjadi pada pasar modal yang efisien yaitu terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang terjadi pada pasar modal yang efisien yaitu terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi pada pasar modal yang efisien yaitu terjadinya penyimpangan atau ketidaknormalan dengan hasil yang diharapkan, yang sering disebut dengan anomali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua kelompok besar, yakni investor lokal dan investor asing. Aktifitas investor asing cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan global yang terjadi sejak awal tahun 2007, bermula dari krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor pasar modal Indonesia seringkali menggunakan pertimbangan berupa data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode Januari 2010 Desember 2012. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dalam bentuk saham tahun 2015 diperkirakan akan semakin menarik investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite merupakan salah satu indeks pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 2.1. Sejarah Indeks LQ45 Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tangal 24 Februari 1997. Hari dasar perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Indeks ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang akan diberikan berdasarkan hasil dan solusi yang telah diperoleh melalui setiap tahap pengujian yang telah dilakukan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu lebih dari 1 tahun) dan dapat diperjual belikan, baik ekuiti (saham), Surat

BAB I PENDAHULUAN. waktu lebih dari 1 tahun) dan dapat diperjual belikan, baik ekuiti (saham), Surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar yang di dalamnya mengandung instrumen keuangan yang mempunyai nilai jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, aktifitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, aktifitas perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977, pasar modal Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun 1989 hingga sekarang. Hal ini tercermin dari jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa saham suatu negara dapat dianggap menjadi cerminan keadaan ekonomi dari negara tersebut. Semua faktor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya hipotesis mengenai pasar sempurna masih menjadi perbincangan yang sering diuji pada penelitian-penelitian terdahulu. Menurut Frank K. Reilly dan Keith C. Brown,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling diminati oleh investor adalah return asset yaitu pengembalian atas

BAB I PENDAHULUAN. paling diminati oleh investor adalah return asset yaitu pengembalian atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam memilih instrumen investasi apapun, hal yang paling diminati oleh investor adalah return asset yaitu pengembalian atas investasi. Menghitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi kunci indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 37 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Refrensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia. Pemilihan objek penelitian yang dilakukan penulis dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan banyak Negara-negara yang sedang berkembang yang juga memiliki pasar modal. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari masalah aktivitas serta pertumbuhan investasi. Semakin tinggi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya bagi sebuah perusahaan yang go publik harga saham perusahaan menjadi patokan dari keberhasilan kinerja keuangan perusahaan. Harga saham yang tinggi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian yang berkembang pesat diikuti oleh persaingan bisnis yang ketat dapat terlihat dari semakin banyaknya bisnis yang bermunculan dengan menawarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak memasuki memasuki era globalisasi, satu persatu negara di dunia mulai ikut dalam proses globalisasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontroversi mengenai pasar yang efisien masih mewarnai dunia investasi di pasar modal. Dibuktikan dengan beragamnya hasil penelitian mengenai konsep EMH (Efficient Market

Lebih terperinci

PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA

PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA Journal of Business and Banking Volume 4, No. 1, May 2014, pages 81 90 PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA Haikel Ardinan STIE Perbanas Surabaya E-mail : haikelardinan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas ekonomi serta pertumbuhan investasi. Pertumbuhan investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pasar Saham Indonesia Pasar saham di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) yang merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan transaksi sekuritas atau tempat dimana pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Salah satu saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek

Lebih terperinci

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA 2.1. SISTEM PERDAGANGAN EFEK Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya, sehingga nilai perusahaan lebih mudah untuk diukur. Laporan. investor dalam membuat keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya, sehingga nilai perusahaan lebih mudah untuk diukur. Laporan. investor dalam membuat keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan besar maupun perusahaan kecil tentu membutuhkan dana untuk kegiatan operasionalnya. Dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari dana sendiri, pinjaman maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di pertengahan tahun 2007 hingga 2009 lalu perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat mengalami gejolak keuangan yang cukup serius. Banyak analis yang memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada pekan awal bulan Januari. Melonjaknya harga saham ini disebabkan pada akhir tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks pasar modal Indonesia merupakan sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham. Hingga saat ini BEI mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di pasar modal kini menjadi alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat karena pasar modal memiliki beragam instrumen investasi dengan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi semakin kabur (borderless world), aktivitas ekonomi tidak hanya terbatas pada lingkungan domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen lainnya. Saham merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci