BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Indeks Harga Saham

Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan (return) terhadap sekuritas yang dibelinya. Investor yang cakap harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN. waktu lebih dari 1 tahun) dan dapat diperjual belikan, baik ekuiti (saham), Surat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarat akan keunikan (memiliki tingkat resiko yang tinggi, namun return yang

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Guna memahami suatu proses investasi, seorang pemodal (investor) harus

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS ANOMALI PASAR PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. invetasi keuangan jangka panjang seperti, saham, obligasi, instrumen-instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan atau setiap awal bulan Februari dan Agustus (Farid & Siswanto, 1998 dalam Btari, 2013). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 menurut Tjiptono (2001: 95-96) adalah : a. Kriteria yang pertama adalah : 1) Berada di TOP 95 % dari total rata rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler. 2) Berada di TOP 90 % dari rata rata tahunan kapitalisasi pasar. b. Kriteria yang kedua adalah : 1) Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya. 2) Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut (Farid & Siswanto, 1998 dalam Btari, 2013) : a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. 1

Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau setiap periode. Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange). Faktor faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu: a. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia, b. Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan c. Saham saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah : a. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia, dan b. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zona positif. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar tradisional pasar modal juga merupakan sarana untuk menjembatani antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dari sisi perusahaan pasar modal berperan sebagai media untuk mencari alternatif sumber dana. Keberadaan Pasar modal di suatu negara memberikan alternatif pendanaan selain sistem perbankan dalam memobilisasi dana masyarakat. Melalui Pasar modal perusahaan dapat menerbitkan sekuritas yang berupa : surat tanda hutang (obligasi) maupun surat tanda kepemilikan 2

(saham) sesuai dengan jumlah modal yang dibutuhkan (Prasetyo, 2006). Menurut Desak Nyoman Sri Werastuti (2012), pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh investor dalam melakukan investasi. Di pasar modal terdapat berbagai macam perusahaan dengan kinerjanya masing-masing yang dapat dipilih investor untuk melakukan investasi dalam berbagai macam surat berharga. Perusahaan yang menawarkan surat berharga kepada masyarakat adalah perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Badan Pengawas Modal (Bapepam) perusahaan yang telah memenuhi syarat dan telah terdaftar di Bursa Efek untuk menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan go public. Melalui pasar modal perusahaan berharap dapat memenuhi kebutuhan akan modal yang selanjutnya digunakan untuk operasional perusahaan. Di lain pihak, tujuan pemberi modal (dalam hal ini investor) dalam aktivitasnya di pasar modal adalah untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kenaikan nilai investasi yang tercermin melalui kenaikan harga saham (capital gain) dalam jangka pendek dan penerimaan kas dalam bentuk laba hasil usaha yang dibagikan (deviden) dalam jangka panjang. Menurut Werastuti (2012), untuk memperoleh keuntungan investasi atau return, investor yang realistis akan membandingkan keuntungan yang dihasilkan dengan risiko yang akan ditanggung oleh investasi tersebut di masa yang akan datang. Investor harus terlebih dahulu membuat berbagai analisa dan evaluasi atas saham-saham yang ditawarkan di bursa efek. Pergerakan pasar saham internasional misalnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nasional dari hari ke hari. Oleh karena itu para investor dalam melakukan investasi perlu berpikir lebih jauh ke depan serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pengaruh internasional tersebut. Untuk melakukan analisa terhadap pengambilan keputusan demi mendapatkan return dari investasinya, para investor membutuhkan informasi-informasi dalam melakukan investasi, sehingga investor mengetahui risiko yang akan dihadapi dalam investasi tersebut, return yang akan diperoleh dari investasi tersebut, dan investor juga mengetahui kapan harus membeli atau menjual saham. Selain itu, menurut Prasetyo (2006) kebutuhan akan likuiditas atas suatu saham dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan bisa saja berubah-ubah. Hal ini akan mengakibatkan keputusan jual atau 3

beli atas suatu investasinya sebagai akibat dari demand for money. Seiring dengan keinginan dan kebutuhan investor atas likuiditasnya maka pasar juga akan berpengaruh, baik dari segi harga frekuensi maupun volume perdagangan. Sebagaimana hukum permintaan, di mana semakin tinggi permintaan suatu barang atau komoditi maka semakin tinggi pula harga barang atau komoditi tersebut. Dengan demikian harga akan mengalami kenaikan atau penurunan dalam hari yang berbeda dalam satu minggu perdagangan. Fenomena ini biasa disebut dengan Day of the week (Sias, 1995). Dengan kata lain, hari perdagangan saham memiliki kaitan yang erat dengan return saham. Dengan adanya anomali musiman seperti tersebut memungkinkan investor untuk menganalisis kapan waktu yang tepat untuk melakukan transaksi jual beli atau menjadi investor yang pasif untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam seminggu secara umum diterapkan lima hari kerja karena adanya libur akhir pekan. Demikian juga hari perdagangan yang berlaku pada Bursa Efek Jakarta, di mana untuk hari Sabtu dan Minggu tidak ada perdagangan (non trading day). Dengan adanya hari libur akhir pekan ini akan berpengaruh terhadap kinerja baik dari kinerja intern perusahaan yang diakibatkan faktor psikologis karyawan maupun pola perdagangan pada bursa sebagai akibat faktor psikologis investor (Gibbons dan Hess, 1981 dan Dubois dan Louvet, 1996 dalam Prasetyo, 2006). Bursa Efek Jakarta melakukan perdagangan lima hari kerja dalam satu minggu. Hari perdagangan dimulai Hari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan untuk Hari Sabtu dan Minggu tidak ada perdagangan (non trading day). Perdagangan dalam setiap harinya ada dua sesi perdagangan yaitu sesi pertama dibuka pada jam 09.00 WIB dan ditutup pada 12.00 WIB sedangkan untuk sesi kedua dibuka jam 13.30 WIB kemudian ditutup pada pukul 16.00 WIB. Penelitian Wibowo dan Wahyudi (2005) pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan variabel return rata-rata harian dan analisis multiple regression ditemukan bahwa rata-rata return sebelum hari libur biasa adalah lebih besar dibandingkan setelah hari libur biasa, hal ini konsisten dengan hipotesis yang berkembang di seluruh dunia. Dengan adanya hari perdagangan dan hari tidak ada perdagangan ini, investor maupun calon investor yang akan melakukan investasi harus mempunyai strategi untuk pengambilan keputusan (Tendellin dan Agifari, 1999 dalam Prasetyo, 2006). 4

Berbicara mengenai informasi investor dalam mempengaruhi harga saham tak dapat dilepaskan dari konsep efficient market hypothesis atau efesiensi pasar. Menurut Jogiyanto (2003 : 370), bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tesedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Perdebatan tentang pasar yang efisien masih sering terjadi sampai saat ini. Di satu sisi terdapat banyak penelitian memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun di sisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar, yang merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien (Iramani dan Mahdi, 2006). Berbagai penelitian dalam bidang pasar modal dan mengenai perilaku keuangan (behavioral finance) menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi yang dapat mempengaruhi harga saham. Penyimpangan tersebut diantaranya adalah fenomena-fenomena The Day of Week Effect, Week Four Effect, Rogalsky Effect, dan January Effect (Pandiangan, 2009). Berlawanan dengan konsep hipotesis efisiensi pasar (Efficiency Market Hypothesis), banyak penelitian pada beberapa pasar saham yang menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien, sehingga terjadi adanya abnormal return karena peristiwa tertentu. Return saham juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwa-peristiwa tertentu di luar pasar saham. Fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh peristiwa di luar pasar saham menarik untuk diteliti. Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian berkaitan dengan return yang tidak wajar karena adanya pengaruh istimewa terhadap pasar modal. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Dari banyak penelitian di luar negeri maupun di dalam negeri menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return saham karena pengaruh hari perdagangan (Prasetyo, 2006). Menurut Maberly (1995) dalam Rita (2009), peneliti yang pertama kali mendokumentasikan tentang adanya Monday effect adalah Kelly pada tahun 1931. French (1980) dan Rogalski (1984) menyampaikan temuannya tentang fenomena Monday effect di pasar modal AS. Mills dan Coutts (1995) melakukan penelitian di luar 5

pasar modal AS. Hasilnya menunjukkan adanya day of the week effect, di mana return saham pada hari perdagangan Senin lebih rendah daripada return saham pada hari perdagangan 1ainnya. Salah satu penelitian untuk mengungkapkan fenomena hari-hari perdagangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Condoyani et al. (1987) yang menemukan bahwa terjadi Monday effect dan weekend effect pada beberapa negara diantaranya negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Kanada. (Wang,Li dan Erickson 1997, dalam Iramani dan Mahdi, 2006). Berbeda beberapa negara yang menangkap fenomena Monday effect, Kato (1990) dalam jurnalnya yang berjudul Weekly Patterns in Japanese Stock Return menemukan return terendah terjadi pada hari Selasa di Bursa Efek Jepang (Tuesday effect) dan meningkat naik pada hari rabu. Aly, et. al (2004) dalam Rita (2009) menguji tingkat efisiensi pasar di pasar modal yang sedang berkembang, yaitu di Mesir yang menggunakan 4 hari bursa dalam seminggu. Hasilnya mengindikasikan bahwa rata-rata return pada hari Senin adalah positif dan signifikan, namun tidak ada perbedaan return yang signifikan dengan ketiga hari lainnya. Artinya tidak ada indikasi adanya pola return harian di pasar modal Mesir, sehingga return pasar konsisten dengan efisiensi pasar bentuk lemah. Day of the week effect seringkali dikaitkan dengan week-four effect atau suatu fenomena yang mengungkapkan bahwa Monday Effect hanya terjadi pada minggu keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return Hari Senin pada minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau sama dengan nol. Fenomena Week-four Effect ini berhasil diungkap oleh Wang, Li dan Erickson. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa Monday Effect signifikan terjadi pada minggu keempat dalam setiap bulan, sedangkan return Senin minggu pertama sampai ketiga secara statistik tidak berbeda dengan nol. Hal ini berarti bahwa return Hari Senin negatif yang terbesar terjadi pada minggu keempat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap indeks return saham (NYSE-AMEX, S&P composite index, serta Nasdaq dengan periode penelitian 1962-1993 (Wang,Li dan Erickson, 1997 dalam Iramani dan Mahdi, 2006). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sun dan Tong menguatkan hasil penelitian Wang, Li dan Erickson. Pada penelitian ini digunakan CRSP value weigted return dan ditemukan bahwa return Hari Senin negatif terkonsentrasi pada minggu keempat yaitu antara tanggal 18 s/d 26 setiap bulannya. Hal ini berkaitan dengan 6

tuntutan likuiditas investor individu. Hal ini disebut dengan fenomena weekfour effect (Sun dan Tong 2002 dalam Iramani dan Mahdi, 2006). Di Indonesia (BEl), penelitian day of the week effect juga menunjukkan hasil yang beragam. Wihandaru (2004) dalam Rita (2009) menunjukkan tidak adanya day of the week effect pada return pasar IHSG, tetapi pada indeks LQ-45 ditemukan adanya fenomena tersebut. Sementara Suwarni (2002) dan Primawurti (2003) dalam Rita (2006) menunjukkan pada return pasar IHSG tidak ditemukan adanya day of the week effect. Prasetyo (2009) juga tidak menemukan pengaruh antara hari perdagangan dengan return saham indeks LQ45. Hasil tersebut sangat bertolak belakang dengan hasil penelitian Maria dan Syahyunan (2013) yang melakukan penelitian pada indeks saham yang sama yaitu LQ45 dan mendapati hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum at) berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, namun tidak menemukan pengaruh week-four effect. Hasil yang sama juga didapati oleh Rita (2009) yang menemukan adanya Monday effect namun tidak menemukan weekfour effect karena Monday effect tidak hanya terjadi di minggu keempat dan kelima saja tetapi juga di minggu ketiga di saham BEI. Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh Iramani dan Mahdi (2006) yang menemukan day of the week effect dan week-four effect di saham BEJ. Sementara Wong dan Yuanto (1999) dalam Rita (2009) menemukan adanya day of the week effect, yaitu berhasil mengidentifikasikan adanya Tuesday effect dan weekend effect. Masih banyak lagi penelitian yang menangkap adanya day of the week effect di bursa saham Indonesia dan menemukan bahwa return hari Senin cenderung lebih rendah dan negatif dibanding hari-hari lainnya, return menjelang akhir pekan cenderung naik dan hari Jumat cenderung lebih tinggi dibanding hari lainnya. Purwanto Widodo (2010) melakukan penelitian mengenai anomali hari perdagangan saham pada saham sektor pertanian (yang sangat dipengaruhi bulan karena pergantian musim) namun penelitian tersebut menuju pada kesimpulan bahwa tidak nampak adanya pengaruh hari perdagangan pada return saham individual di sektor pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola investor dalam membeli saham individual lebih mengandalkan faktor-faktor fundamental daripada faktor lain, misalnya ekonomi makro. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan Indeks LQ-45 untuk diteliti karena perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 memiliki likuiditas saham 7

yang tinggi dan juga dipertimbangkan sebagai kapitalisasi pasar saham (Maria dan Syahyunan, 2013). Dalam pasar yang efisien, harga saham yang ada mencerminkan hal-hal berikut: pertama, harga saham mencerminkan segala informasi yang telah diketahui baik informasi masa lampau, informasi sekarang dan kejadian yang sudah diumumkan. Kedua, harga mencakup informasi lainnya yang dianggap beralasan untuk disimpulkan. Para investor yang melakukan investasi melalui pasar modal sudah pasti mengharapkan tingkat keuntungan (return) dengan besaran yang sesuai dengan tingkat risiko yang ditanggungnya. Sebagai investor, tentu mengharapkan tingkat keuntungan yang optimal dan salah satu cara untuk mengoptimalkan return yang diharapkan, investor dapat mengamati perilaku saham harian (Alteza, 2007). Penelitian ini mengangkat anomali pasar sebagai fenomena karena hal tersebut, jika memang ada, dapat dimanfaatkan para investor untuk memperoleh keuntungan investasi. Artinya, di sini suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh abnormal return. Hari perdagangan saham berjalan setiap hari dari mulai Senin sampai Jumat. Dalam teori pasar efisien, dikatakan harga sekuritas memilik pola random walk atau acak setiap harinya. Kabar baik cenderung datang di akhir minggu yang menyebabkan para investor menunjukan sikap berharap untuk melakukan investasi dengan membeli saham di akhir minggu. Sebaliknya, kabar buruk cenderung datang di awal minggu yang menyebabkan para investor menjual sahamnya. Hal-hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti pola return saham setiap harinya atau yang disebut The Day of the Week Effect. Adanya tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan utama yang harus dilakukan pada awal bulan berikutnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Week-four Effect. Sesuai dengan teori penawaran, jika terdapat banyak barang yang ditawarkan maka akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga inilah yang menyebabkan return pada minggu keempat dan minggu kelima menjadi negatif. Hasil ini memberikan implikasi bagi para investor agar melakukan pembelian saham pada hari Senin di minggu keempat dan minggu kelima untuk setiap bulannya. Menurut Pettengill et al. (2005); pertama, investor individual menggunakan akhir pekan sebagai waktu pengambilan keputusan dan melakukan aksi jual pada Hari Senin. Kedua, investor cenderung pesimis pada Hari Senin, yang membuat mereka lebih 8

menyukai aksi jual dan mengurangi aksi beli. Ketiga, institusi menarik likuiditas pada Hari Senin, yang memperkenankan aksi jual. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti pola return di hari setelah hari libur reguler atau Hari Sabtu dan Minggu yakni pada Hari Senin. Berdasarkan uraian argumentasi mengenai anomali hari perdagangan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan pada Return Saham: Pengujian DoW Effect dan Week-four Effect di BEI (Studi pada Indeks Saham LQ45 Tahun 2011 2016). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terjadi efek hari perdagangan (the day of the week effect) return saham perusahaan yang terdaftar pada LQ 45? 2. Apakah terjadi efek minggu keempat (week four effect) return saham perusahaan yang terdaftar pada saham LQ 45? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis terjadi atau tidaknya efek hari perdagangan (the day of the week effect) return saham perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 pada periode penelitian. 2. Untuk menganalisis terjadi atau tidaknya efek minggu keempat (week four effect) return saham perusahaan yang terdaftar pada saham LQ 45 pada periode penelitian. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pengembangan pengetahuan khususnya di bidang pasar modal. 9

2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi oleh penelitian sejenis untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai anomali hari perdagangan khususnya day of the week effect dan week-four effect. 1.5.2 Aspek Praktis Kegunaan praktis yang ingin dicapai dari penerapan pengetahuan sebagai hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mempertimbangkan penetapan keputusan yang berkaitan dengan harga saham pada pasar modal di Indonesia khususnya Bursa Edek Indonesia (BEI). 2. Bagi Investor dan analis keuangan, dapat berguna sebagai bahan dalam mempertimbangkan strategi investasi yang efektif untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan keputusan investasi pada sekuritas saham. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang menyangkut fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumentasi teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan penelitianini secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan secara umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengungkapkan dengan jelas, ringkas, dan padat mengenai landasan teori tentang kebijakan deviden dan variabel penelitian yaitu struktur kepemilikan dan struktur modal dalam kaitannya dengan fenomena kebijakan deviden. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk 10

pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel), serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan keadaan responden yang diteliti, deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi, analisis model dan hipotesis, dan pembahasan mengenai uji beda. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis temuan penelitian dan saran yang akan diberikan. 11