PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PT Sari Incofood Corporation

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-01/BAPEDAL/09/1995

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

Ketentuan gudang komoditi pertanian

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

Penyimpanan dan. Transportasi Pestisida,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Kontainer Laut yang Bersih dan Bebas Kontaminasi Petunjuk untuk pengepak dan eksportir ke Selandia Baru Selandia Baru adalah

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : 14 TAHUN 2007 KM. 74 Tahun 1990 TENTANG KENDARAAN PENGANGKUT PETI KEMAS DI JALAN

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan menghasilkan limbah B3 yang. berasal dari sumber spesifik dan sumber non spesifik.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

PETUNJUK PENGOPERASIAN

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

A. Prosedur Pemesanan dan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan teknologi dalam mendukung aktivitas perusahaan bukanlah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

PEDOMAN PENERBITAN IJIN GUDANG BAHAN PELEDAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

GOOD DISTRIBUTION PRACTICES

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

From Farm to Fork...

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN A. Cara Penyampaian Dokumen Permohonan 1. Pemohon izin harus menyampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PEMAKAIAN FASILITAS TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK

2. PENGEPAKAN, KEMASAN,

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PEMAKAIAN FASILITAS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

DOKUMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

PROSEDUR KERJA SPPD REKTORAT. 1.0 Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa SPPD Rektorat sesuai ketentuan.

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI PROSEDUR PENERIMAAN, PENYIMPANAN, PEMINJAMAN/PEMAKAIAN BARANG NO. PSM/JKO-LOG/03

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

1.1 Latar Belakang Masalah

MERAH KUNING KUNING UNGU COKLAT

Transkripsi:

STANDARD OPERATION PROSEDURE PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN Surabaya, 8 Februari 2003 Disyahkan SOEKARMANDAPA OENTOENG, BSc. Plant Manager Peringatan : Dilarang memperbanyak dan/atau menyalin sebagian atau keseluruhan dari dokumen dalam bentuk media apapun tanpa seijin manajemen PT Saos Rasasayang. Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 1 dari 7

LEMBAR PERUBAHAN NO. BAGIAN KETERANGAN PERBAIKAN NO. TERBIT NO. PERBAIKAN TANGGAL PERBAIKAN PARAF Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 2 dari 7

1.0. TUJUAN Memberikan panduan operasional pada proses penggudangan produk jadi dan penyerahan barang ke luar pabrik. Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa produk jadi aman dan terkendali dari kemungkinan peluang kontaminasi ataupun kerusakan fisiknya. 2.0. TANGGUNG JAWAB Plant Manager Production Manager Warehousing Supervissor : bertanggung-jawab terhadap pengawasan prosedur ini : bertanggung-jawab terhadap evaluasi dan pengendalian prosedur ini : bertanggung-jawab terhadap pelaksanaan prosedur ini. 3.0. RUANG LINGKUP Prosedur ini diterapkan pada operasi penggudangan sejak penerimaan barang jadi dari unit pengepakan, penataan produk di dalam gudang, pengelolaan prasarana gudang, aktifitas stuffing, hingga pelepasan produk di pintu pabrik. 4.0. DEFINISI Tidak ada 5.0. RUJUKAN 5.1. IKE-MAN-01 : 2001, Manual sistem HACCP 6.0. PROSEDUR 6.1. Penerimaan Produk Jadi 6.1.1. Produk jadi yang diterima dari unit pengepakan bagian produksi diletakkan terlebih dahulu di areal penerimaan; 6.1.2. Petugas gudang akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen penyerahan barang dari bagian produksi, melakukan penghitungan ulang jumlah produk yang dikirim, Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 3 dari 7

serta memeriksa kondisi fisik susunan. Hasil pemeriksaan tersebut dicatat dalam formulir FSOP-MK01; 6.1.3. Kemasan cacat dari hasil pemeriksaan di pisahkan ke areal barang tunggu dan diberi label FSOP-MK02; 6.1.4. Produk yang dinyatakan baik lalu diangkat dengan forklift untuk disusun di baris penyusunan sesuai dengan urutan batch produksi, di belakang batch produksi sebelumnya. 6.2. Penyusunan Produk Jadi 6.2.1. Produk Kemasan Kardus 6.2.1.1. Produk dalam kemasan kardus ukuran 25x25x30 dengan berat maksimum 15 kg disusun keatas dengan tinggi tumpukan maksimum 5 kotak, untuk tumpukan berikutnya diberi pembatas palet. Jumlah susunan dalam palet maksimum 75 unit. 6.2.1.2. Jumlah susunan palet dalam gudang maksimum 5. Tumpukan tersebut harus tegak lurus 90 o tidak boleh miring. 6.2.1.3. Dalam setiap tumpukan diupayakan hanya terdiri dari satu jenis produk dalam satu batch produksi yang sama. Demikian pula palet dalam baris yang sama. 6.2.1.4. Setiap baris diberi label sesuai dengan Formulir FSOP-MK03. 6.2.2. Produk Kemasan Botol 6.2.2.1. Crate berisi botol disusun dalam palet dengan jumlah maksimum 3 susun keatas dan 15 crate setiap susunnya. 6.2.2.2. Palet disusun keatas dengan jumlah susunan maksimum 5. Palet disususun berbaris ke belakang di mana dalam barisan tersebut terdiri dari batch yang sama. 6.2.2.3. Setiap baris palet diberi label sesuai dengan formulir FSOP-MK03. 6.2.3. Produk Kemasan Ball Plastik 6.2.3.1. Ukurang ball plastik 75 x 50 x 50 cm dengan berat maksimum 15 kg disusun ke atas dengan tinggi tumpukan maksimum 3 ball, untuk tumpukan berikutnya diberi pembatas palet. Jumlah susunan dalam palet ada 12 ball. 6.2.3.2. Jumlah susunan palet dalam gudang maksimum 5. Tumpukan tersebut harus tegak lurus tidak boleh miring. 6.2.3.3. Dalam setiap tumpukan diupayakan hanya terdiri dari satu jenis produk dalam satu batch produksi yang sama. Demikian pula palet dalam baris yang sama. Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 4 dari 7

6.2.3.4. Setiap baris diberi label sesuai dengan Formulir FSOP-MK03. 6.3. Penataan Jalur Transportasi 6.3.1. Palet disusun dalam lima baris, di mana setiap baris diberi jarak antara sekurangkurangnya 50 cm. Setiap pergantian lima baris diberi jarak sekurang-kurangnya 2.5 meter untuk laluan forklift. 6.3.2. Sisi susunan ujung masuk dan sisi susunan ujung keluar sekurang-kurangnya memiliki jarak areal 5 meter untuk memudahkan manuver penyusunan barang masuk dan penyerahan produk jadi. 6.4. Penataan Prasarana Gudang 6.4.1. Gudang memiliki ventilasi pada bagian atas untuk sirkulasi udara, guna mengurangi kelembaban ruangan. Ventilasi tersebut dibersihkan secara berkala sesuai dengan prosedur sanitasi SSOP-XX. 6.4.2. Gudang produk dilengkapi dengan penerangan 20 titik lampu, masing-masing dengan daya 100 watt. 6.4.3. Atap gudang bebas dari kebocoran dan sarang burung, di mana secara berkala dipelihara dengan prosedur sanitasi SSOP-XX. 6.4.4. Dinding gudang tertutup baik dan terbebas dari jalur masuk hama dan hewan piaraan. Lantai gudang dipelihara agar terbebas dari cairan baik air maupun tumpahan pelumas kendaraan. Dinding dan lantai dipelihara secara berkala melalui prosedur sanitasi SSOP-XX. 6.4.5. Jalur susunan produk dibatas dengan garis putih pada lantai, jalur pejalan kaki di luarnya dengan garis kuning, dan jalur alat angkut berada di luarnya. 6.4.6. Dipasang tanda-tanda di dinding gudang untuk membagi kavling jenis produk, menggunakan papan permanen namun dapat ditukar-tukar. 6.4.7. Pintu terdiri dari dua, satu pintu untuk pemasukan barang dan satu pintu untuk pemasukan barang. Pintu pemasukan barang akan dibuka selama shift produksi berjalan dan diawasi oleh seorang staff gudang. Pintu pengiriman barang hanya dibuka saat pengiriman. 6.5. Penyerahan Produk 6.5.1. Pemeriksaan Kontainer 6.5.1.1. Petugas gudang memperoleh rekaman penggunaan kontainer paling akhir dari perusahaan ekspedisi. Rekaman tersebut diperoleh dari bagian pemasaran melalui disposisi Form FSOP-MK05; Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 5 dari 7

6.5.1.2. Petugas gudang bersama petugas QC melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kontainer, dengan memeriksa bercak dan bau sesuai dengan prosedur SOP-QA08; 6.5.1.3. Setelah memperoleh rekomendasi dari QC melalui Formulir-FSOP-QA02, kontainer dinyatakan siap untuk dimuat; 6.5.1.4. Produk yang akan dimuat ditempatkan terlebih dahulu di area muat untuk diperiksa ulang susuai dengan rencana muat FSOP-MK06. 6.5.1.5. Setelah pemeriksaan ulang, petugas gudang membuat surat Bukti Pengiriman Barang (BPB) FSOP-MK04; 6.5.1.6. FSOP-MK04 dikirimkan ke bagian pemasaran untuk menjadi dasar penerbitan Delivery Order (FSOP-MK07). Formulir FSOP-MK07 dikirim salinannya kepada penanggung-jawab ekspedisi, pembeli, bagian keamanan, bagian keuangan, dan arsip. 6.5.1.7. Penanggung jawab ekspedisi akan menggunakan FSOP-MK07 untuk penerbitan bukti pengeluaran barang dari FSOP-MK08. 6.6. Penanganan Produk Masuk Yang Tidak Sesuai 6.6.1. Produk jadi yang masuk ke dalam gudang, apabila ditemukan tidak sesuai dengan spesifikasi akan dipisahkan, diletakkan ke areal yang terpisah. Demikian pula produk yang mengalami cacat pada kemasan; 6.6.2. Produk yang tidak sesuai dipisahkan dan diberi label FSOP-MK02; 6.7. Penanganan Susunan Yang Tidak Sesuai 6.7.1. Susunan yang mengalami kerusakan harus segera diturunkan dan dipisahkan dari tumpukan barang; 6.7.2. Susunan miring segera harus diperbaiki untuk menghindari kemungkinan rubuh; 6.7.3. Tumpukan yang terlalu tinggi harus diturunkan sesuai dengan batasan yang ditentukan; 6.7.4. Penempatan barang yang tidak sesuai dalam batch-nya atau kelompoknya segera diberi tanda dan apabila memungkinkan harus segera dijadwalkan untuk dipindahkan. 6.8. Penanganan Pranata Dasar Yang Tidak Sesuai 6.8.1. Ventilasi yang tidak tertutup segera diperbaiki, demikian pula apabila terlalu terbuka 6.8.2. Lampu-lampu gudang yang tidak berfungsi atau padam segera dilaporkan ke bagian Teknik untuk diganti. 6.8.3. Atap gudang bocor dan kotor dilaporkan ke bagian GHRD untuk dibersihkan, 6.8.4. Petugas gudang harus segera membersihkan air dan ceceran oli agar tidak membahayakan pengangkutan. Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 6 dari 7

6.9. Penanganan Fasilitas dan Produk Penyerahan Yang Tidak Sesuai 6.9.1. Kontainer yang tidak sesuai antara dokumen dan hasil pemeriksaannya ditunda pemuatannya sampai dinyatakan lolos pemeriksaan laboratorium; 6.9.2. Apabila keadaan mendesak untuk dilakukan pengiriman, maka kontainer harus dibersihkan terlebih dahulu dengan meminta bantuan bagian GHRD; 6.9.3. Barang yang dalam pemeriksaan terakhir mengalami kerusakan kemasan, harus dipisahkan dan tidak akan dimuat; 6.9.4. Barang yang rusak karena pemuatan harus dipisahkan dan tidak akan dimuat. 7.0. DOKUMENTASI Prosedur ini didokumentasikan dalam bentuk berkas dan disket, dapat berbahasa Indonesia atau bahasa lainnya yang kesemuanya mempunyai status dan legalitas yang sama. 8.0. LAMPIRAN 1. FSOP-MK01, Pemeriksaan Produk Masuk Gudang 2. FSOP-MK02, Label Produk Tidak Sesuai 3. FSOP-MK03, Kartu Gudang Produk 4. FSOP-MK04, Laporan Stuffing 5. FSOP-MK05, Rekomendasi Penggunaan Kontainer 6. FSOP-MK06, Rencana Pemenuhan Order 7. FSOP-MK07, Delivery Order 8. FSOP-MK08, Surat Jalan Initial-SOP-16.1.0/02092003 Halaman 7 dari 7