JURNAL. Oleh: EKO SATRIADI PUTRA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

ANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. untuk membantu proses penyususnan penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 tahun 1999 diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber - sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DAERAH SEKTOR PARIWISATA KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

PENGARUH JUMLAH DESTINASI WISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH TAMU HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG TAHUN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

ABSTRACT. By: EKI GUMILAR Supervisors: H. Maman Suherman, SE., MM., Ak. Iwan Hermansyah, SE., M.Si., Ak.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

JURNAL. Oleh: Yunita Mairani

ABSTRACT

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL

PENGARUH CUSTOMER VALUE, KUALITAS PELAYANAN, KEPERCAYAAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG OBJEK WISATA WATERBOOM KOTA SAWAHLUNTO ABSTRACT

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

JURNAL. Fil Kumara Ayuza

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

Tabel 7. Hasil Uji Validitas. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel R alpha Nilai kritis

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, PENDAPATAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP N 3 PARIAMAN JURNAL

BERITA RESMI STATISTIK

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA LANGSUNG

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN DAN TINGKAT HUNIAN HOTEL TERHADAP PENDAPATAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN BULELENG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dicapai biasanya bersifat kualitatif, bukan laba yang diukur dalam rupiah. Baldric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I LATAR BELAKANG

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, JUMLAH HOTEL, DAN TINGKAT HUNIAN HOTEL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

DAMPAK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA DAN JUMLAH WISATAWAN TERHADAP PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KOTA SAMARINDA

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

JURNAL KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATANN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEDIRI

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP PENINGKARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya Negara Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

E-Jurnal EP Unud, 5 [2] : ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK, CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA SPORT DI CV

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

Transkripsi:

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL, JUMLAH OBJEK WISATA DAN RETRIBUSI OBJEK WISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: EKO SATRIADI PUTRA 12090026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017 1

PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL, JUMLAH OBJEK WISATA DAN RETRIBUSI OBJEK WISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh Eko Satriadi Putra 1, Jolianis, S.Pd, ME 2, Citra Ramayani, S. Pd, ME 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat Email : Ekosatriadiputra2017@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh tingkat hunian hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, Pengaruh jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,41 > t tabel 0,05 (2,26), 2) terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat hunian hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,64 > t tabel 0,05 (2,26), 3) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,68 > t tabel 0,05 (2,26), 4) terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir diperoleh nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,52 > t tabel 0,05 (2,26), 5) terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. dengan diperoleh nilai sebesar 151,98 > F tabel 0,05 (3,41). Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. ABSTRACT This study aims to determine the effect of the number of tourists to the original income (PAD) South Coastal District, Influence of the hotel occupancy rate to revenue (PAD) South Coastal District, The influence of the number of attractions to revenue (PAD) South Coastal District, Influence Attraction amount of retribution against the original income (PAD) South Coastal District, Effect of number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions retribution against revenue (PAD) South Coastal District. The results of data analysis show that: 1) a significant difference between the number of travelers to the original income (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 0.20. This figure is significant because tcount by 2.41> t table 0.05 (2.26), 2) a significant difference between the hotel occupancy rate to revenue (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 0.57. This figure is significant because the value t hitung 2.64> t table 0.05 (2.26), 3) a significant difference between the number of attractions to revenue (PAD) South Coastal District, the value of the coefficient of 2.75. This figure is significant because the value t hitung 2.68> t table 0.05 (2.26), 4) a significant difference between the levy attractions to revenue (PAD) Coastal District obtained coefficient value of 0.37. This figure is significant because the value t hitung 2.52> t table 0.05 (2.26), 5) a significant difference between the number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions retribution against revenue (PAD) South Coastal District. with values obtained F hitung at 151.98> F table 0.05 (3.41). While the coefficient obtained by testing the R square value of 0.98, which means that 98.00% of the change in the dependent variable (income) can be explained by the independent variables (the number of tourists, hotel occupancy rates, the number of tours and attractions levy) while the rest at 2.00% is influenced by other variables not included in this study. 2

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar memanjang dari ujung barat Sabang sampai ujung timur Merauke sehingga sangat banyak tempat yang indah pemandangannya dan banyak mengandung nilai sejarah. Hal ini menyebabkan banyak mengundang wisatawan untuk berkunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Industri Pariwisata saat ini sudah menjadi tumpuan harapan pemasukkan bagi negara maupun daerah itu sendiri. Dengan berlakunya Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, maka setiap daerah semakin dituntut untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah melalui upaya peningkatan pendapatan asli daerah dengan memanfaatkan sumbersumber penerimaan daerah dengan sebaikbaiknya. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Namun, jika perkembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya pendukungnya. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya manusia Wardiyanto dalam (Fitri, 2014) Kabupaten Pesisir Selatan sebagai daerah otonomi terus berlangsung melakukan pembangunannya, seiring dengan perputaran waktu. Salah satu sektor yang saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah sektor pariwisata. Hal ini disebabkan karena peran sektor pariwisata dianggap mampu memberikan sumbangan di bidang ekonomi dan sosial yang cukup berarti bagi kelangsungan dan kelancaran pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan. Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sumber devisa bagi negara. Sektor ini juga membuka kesempatan kerja atau kesempatan berusaha bagi masyarakat. Kegiatan kepariwisataan diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan, dengan pemasukkan devisa yang memadai. Sehingga pendapatan masyarakat yang berada disekitar kawasan wisata dapat meningkat atau membaik. Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta, peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Pengelolaan sektor kepariwisataan hendaknya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan maupun dari masyarakatnya sendiri agar tidak merusak alam sehingga bencana alam yang dapat merusak keindahan dari objek wisata itu dapat berkurang. Keragaman produk dan potensi pariwisata yang ada ditambah dengan tersedianya fasilitas penunjang pariwisata yang memadai seperti penginapan, fasilitas rekreasi, tempat dan atraksi wisata, 3

merupakan aset pariwisata yang besar dan dapat menjadi faktor penunjang dalam pengembangan industri pariwisata bagi kabupaten pesisir selatan. Tabel 1: Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 2002 2015 (Rp.000) No Tahun PAD keseluruhan Penerimaan Kontribusi (Rupiah) Pariwisata (Rupiah) (%) 1 2002 8.197.061,60 237.198,82-2 2003 9.851.406,96 247.178,82 4,20 3 2004 14.410.500,70 259.082,40 4,28 4 2005 11.764.098,04 268.431,15 3,61 5 2006 12.156.109,82 398.567,67 48,48 6 2007 9.374.481.23 238.196,34-40,24 7 2008 16.377.994.16 447.471,12 87,86 8 2009 21.514.418,32 659.794,87 47,45 9 2010 25.621.920,41 775.735,06 17,57 10 2011 28.280.287.06 852.263,85 9,87 11 2012 40.254.534.89 876.212,87 2,81 12 2013 41.626.528.00 886.351,12 1,16 13 2014 39.699.821.74 1.112.237,01 25,48 14 2015 70.345.287.23 1.789.500,00 60,89 Sumber:(Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan, 2015) Objek wisata harus dikelola secara baik dan profesional, yang akhirnya akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jumlah tamu wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan terus bertambah selama kurun waktu lima tahun terakhir. Meningkatnya jumlah wisatawan macanegara pada tahun 2013 salah satunya dipengaruhi oleh adanya kegiatan tour de singkarak dimana Kabupaten Pesisir Selatan menjadi salah satu destinasi pertandingan balap sepeda antar negara ini. Hotel dan akomodasi memegang peranan penting untuk meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) ke lokasi pariwisata. Semakin banyak tempat peristirahatan, mempunyai kelengkapan dan nyaman untuk ditinggali oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata maka akan memungkinkan wisatawan untuk menginap maka akan meningkatkan kontribusi dari PAD sektor pariwisata. Wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Wisata Alam, Wisata Bahari, dan Wisata Sejarah. Sektor pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan perlu ditingkatkan lagi, karena sektor ini pada dasarnya dapat menghasilkan devisa terbesar jika dapat dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang penting guna untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan 4

daerah. Pendapatan objek Pariwisata adalah merupakan sumber penerimaan objek pariwisata yang berasal dari retribusi karcis masuk, retribusi parkir dan pendapatan lain-lain yang sah dari objek pariwisata tersebut. KAJIAN TEORI Menurut (Mardiasmo, 2002), pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Ahmad dalam (Antari, 2013), Juga menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Menurut (Yani, 2002) Pendapatan Asli Dearah Merupakan Penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Menurut (Manurung, 2013) Pendapatan Asli Daerah Merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil purusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah seluruh pendapatan pajak maupun retribusi daerah yang termasuk sektor pariwisata (pajak meningkatkan pendapatan asli daerah dan pendapatan masyarakat pengelola obyek wisata (Rantetadung, 2012). (Khairunnisa, 2011) menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah yang selanjutnya disingkat PAD merupakan pendapatan daerah yang dapat digunakan oleh nasing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kepentingannya. Untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berupaya meningkatkan PAD yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah. Wisatawan adalah perjalanan ketempat lain yang sifatnya sementara dan tidak untuk mencari nafkah (Bakaruddin, 2009). Jadi menurut pengertian ini, semua orang melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting, perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Menurut Soekadijo dalam (Udayantini et al., 2015) jumlah wisatawan adalah sejumlah orang yang mengadakan perjalanan dan pergi kesuatu tempat yang akan di datanginya tanpa menetap ditempat yang didatanginya. Sedangkan mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya. Tingkat penghuni kamar hotel adalah banyaknya malam kamar yang terjual dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%. Sedangkan tingkat penghuni tempat tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan 100%(Udayantini et al, 2015). Tingkat hunian kamar adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kasmar-kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Pengertian rasio occupancy merupakan tolak ukur keberhasilan hotel dalam menjual produk utamanya, salah satunya yaitu kamar (Vicky,Hanggra) dalam (Windriyaningrum, 2013). Pada jurnal yang berjudul Menggali Sumber PAD Melalui Pengembangan Industri Pariwisata dalam (Windriyaningrum, 2013) yang ditulis oleh Barudin menyatakan bahwa ketika jumlah kamar hotel yang tersedia memadai, maka jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat dan semakin banyak pula permintaan terhadap kamar hotel. Saat hotel tersebut terasa nyaman untuk disinggahi, mereka akan semakin nyaman untuk tinggal lebih lama lagi. 5

Menurut Mursid dalam (Windriyaningrum, 2013), Objek Wisata merupakan Potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka objek wisata harus dirancang dan bangunan atau dikelola secara Profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Pendapatan objek pariwisata adalah merupakan sumber penerimaan obyek pariwisata yang berasal dari retribusi karcis masuk, retribusi parkir, dan pendapatan lainnya yang sah berasal dari objek pariwisata tersebut. Menurut (UU No.34, 2000) tentang perubahan UU. No. 18 tahun 1997 bahwa pajak daerah dan retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah da Pembangunan Daerah. Retribusi dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang atau badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah daerah memberikan jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi. Perbedaan mendasar antara pajak dan retribusi adalah letak pada timbal balik langsung. Pada pajak tidak ada timbal balik langsung kepada para pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung kepada para pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung dari penerima retribusi kepada penerima retribusi. Menurut kamus ekonomi dalam (Adelina, 2012) Kotribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: 1. Jumlah Wisatawan diduga Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Tingkat Hunian Hotel diduga berpegaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Jumlah Objek Wisata diduga Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. 4. Retribusi Objek Wisata diduga Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Pesisir Selatan. 5. Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Objek Wisata dan Retribusi Objek Wisata diduga berpengaruh secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2014:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata dan retribusi objek wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Selatan. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono, (2013:207) analisis deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang akan dilakukan diteliti dalam penelitian tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengambarkan apa yang ditemukan pada hasil penelitian dan memberikan informasi 6

sesuai dengan yang diperoleh di lapangan, dengan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase terdensi sentral dan dispersi serta memberikan interpretasi terhadap analisis tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan asli daerah (PAD)) dapat dijelaskan oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Uji Hipotesis Hasil Uji t Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka hal tersebut dapat dijelaskan hipotesisnya sebagai berikut : a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan (X 1 ) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) (Y) Untuk variabel jumlah wisatawan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,41 > t tabel 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah wisatawan naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,20 untuk setiap satuannya. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian hotel (X 2 ) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) (Y) Untuk variabel tingkat hunian hotel diperoleh nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,64 > t tabel 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian hotel terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika tingkat hunian hotel naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,57 untuk setiap satuannya. c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata (X 3 ) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) (Y) Untuk variabel jumlah objek wisata diperoleh nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,68 > t tabel 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,75 untuk setiap satuannya. d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata (X 4 ) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) (Y) Untuk variabel retribusi objek wisata diperoleh nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,52 > t tabel 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata terhadap 7

pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika retribusi objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,37 untuk setiap satuannya. Hasil Uji F Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel 19 diatas, diperoleh nilai sebesar 151,98 > F tabel 0,05 (3,41). Artinya terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel jumlah wisatawan pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,20. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,41 > t tabel α 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika jumlah wisatawan naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,20 persen. 2. Variabel tingkat hunian hotel pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,57. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,64 > t tabel α 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat hunian hotel terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Artinya jika tingkat hunian hotel naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 0,57 persen. 3. Variabel jumlah objek wisata pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 2,75. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,68 > t tabel α 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jumlah objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. artinya jika jumlah objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,75 persen. 4. Variabel retribusi objek wisata pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,37. Angka ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,53 > t tabel α 0,05 (2,26) dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Pesisir Selatan. artinya jika retribusi objek wisata naik sebesar 1 Persen, maka pendapatan asli daerah (PAD) akan naik sebesar 2,37 persen. 5. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata memperoleh nilai sebesar 151,98 > F tabel 0,05 (3,41). Artinya terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di 8

SARAN Pesisir Selatan. Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,98, artinya sebesar 98,00% perubahan pada variabel dependen (pendapatan asli daerah (PAD)) dapat dijelaskan oleh variabel independen (jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata) sedangkan sisanya sebesar 2,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang ditujukan kepada : 1. Pemerintah Pesisir Selatan agar mampu meningkatkan jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, jumlah objek wisata, dan retribusi objek wisata yaitu dengan cara meningkatkan fasilitas yang ada di tempat objek wisata mulai dari kebersihan, kenyamanan, dan kebersihan agar para wisatawan merasa nyaman saat berasa ditempat tersebut, selanjutnya pemerintah harus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan dan juga diharapkan kepda masyarakat tersebut agar melayani wisatawan dengan ramah dan meningkatkan rasa kekeluargaan agar para wisatawan akan merasa nyaman untuk bertahan lama di tempat tersebut, dan juga para wisatawan akan tertarik untuk datang kembali ketempat tersebut pada suatu waktu nanti. 2. Dengan Banyaknya Jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang berada di Pesisir Selatan, maka pemerintah kabupaten pesisir selatan harus bisa meningkatkan daya tarik objek wisata, dengan adanya penelitian ini maka bisa sebagai pedoman dan acuan bagi pemerintah sehingga dapat menaikkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Untuk menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat bahwa apabila semakin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan maka akan memungkinkan mereka untuk menginap di Hotel atau penginapan, sehingga penelitian ini dapat memberikan pemerintah dan masyarakat inspirasi bagaimana cara mengelola dan membangun penginapan yang ramah lingkungan, lengkap, tenang, dan murah. Sehingga wisatawan betah untuk menginap berlamalama yang pada akhirnya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 4. Peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang akan meneliti tentang pendapatan asli daerah (PAD) pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel yang lain dari jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, dan jumlah objek 9

DAFTAR PUSTAKA Adelina, R. (2012). Analisis Efektif dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Gresik. Universitas Negeri Surabaya. Antari, N. L. S. (2013). Peran Industri pariwisata Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar. Jurnal Perhotelan Dan Pariwisata, 3(1), 35 45. http://doi.org/10.1017/cbo97811074 15324.004 Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (p. 32). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bakaruddin. (2009). perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan (p. 13). padang: UNP Press. Cahyadi,2013. Pengaruh Pajak Industri Pariwisata dan Retribusi Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 12 Provinsi riau tahun 2009-2013. Fitri, D. (2014). Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Pesisir Selatan. Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 20 (p. 160). Semarang: Universitas Diponogoro. Irianto, A. (2004).Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta: Prenada Media Group. Khairunnisa. (2011). PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) ( STUDI KASUS : KOTA BANDUNG ). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 22(3), 227 244. Manurung, E. T. (2013). Perbandingan Kontribusi Industri Pariwisata dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Bandung dan Jember, 11. Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen keuangan Daerah. Nengdi, Depitri Silvia. Analisis Dampak Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pesisir Selatan Periode 2000-2012. Pertiwi, N. L. G. A. (2014). Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Retribusi Obyek Wisata dan PHR Terhadap PAD Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 3(3), 115 123. Pleanggra, F. (2012). Analisis Pengaruh Jumlah Obyek Wisata, Jumlah Wisatawan dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Retribusi Obyek Pariwisata 35 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah, 22. Rantetadung, M. (2012). Analisis Pengaruh Dukungan Pemerintah dan Kunjungan Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Nabire. Jurnal Agroforestri, VII(1), 25 32. Sari, R. Y. (2014). Pengaruh Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Wisatawan, dan jumlah Objek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Padang tahun 2003-2012. STKIP PGRI SUMBAR. Suandy, E. (2011). Hukum Pajak (pp. 236 237). Yogyakarta: Salemba Empat. Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS (p. 75). Yogyakarta. Susanti, D. (2014). Analisis Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Solok Tahun 2000-2014. STKIP PGRI SUMBAR. Udayantini, K. D., Bagia, I. W., & Suwendra, I. W. (2015). Pengaruh Jumlah Wisatawan Dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten 10

Buleleng Periode 2010-2013. E- Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Manajemen, 3(1). Windriyaningrum, L. A. (2013). Pengaruh Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Wisatawan, Dan Jumlah Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Kudus Tahun 1981-2011. Semarang. Yani, A. (2002). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia (p. 39). Jakarta: PT. Ratu Grafindo Persada. 11