KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
11/10/2017 KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN. Larutan ideal dan larutan nyata

Kelarutan & Gejala Distribusi

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8.

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

Farmasi fisika. Arif Budiman

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

KELARUTAN DAN LARUTAN. Ivan Isroni, S.Si., Apt.

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

Film adalah lapisan suatu zat yang menyebar melalui permukaan dengan ketebalan sangat kecil, dan pengaruh gravitasi dapat diabaikan.

HUKUM RAOULT. campuran

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

Sifat-sifat Fisis Larutan

MAKALAH KIMIA ORGANIK FISIK GEJALA SOLVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT

Larutan dan Konsentrasi

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

PENGARUH SUHU TERHADAP PERUBAHAN KOEFISIEN PARTISI TEOFILIN DALAM PELARUT n-oktanol-air

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

Soal dan Pembahasan. Soal dan Pembahasan Fraksi Mol. 1.Tentukan kemolalan larutan dari 0,01 mol NaOH dalam 200 gram air!

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

Universitas Gadjah Mada

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB II. KESEIMBANGAN

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Kegiatan Belajar 1: Sifat Koligatif Larutan. Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada kimia larutan.

Bilamana beberapa fase berada bersama-sama, maka batas di antara fase-fase ini dinamakan antarmuka (interface).

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

4 Hasil dan Pembahasan

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

Sifat Koligatif Larutan

STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA

Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. keefektifan. Bahan aktif dan inaktif harus aman bila digunakan seperti yang

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

Sulistyani M.Si

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

20 % w/w = 100% 26.67% x =

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

Halogenalkana. Pertemuan 2

Sifat koligatif larutan. Pak imam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

Titik Leleh dan Titik Didih

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

I Sifat Koligatif Larutan

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

c. Suhu atau Temperatur

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hydroxyphenyl)urea] merupakan suatu analgetik baru hasil modifikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

DAFTAR LAMPIRAN...xi

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

4 Hasil dan Pembahasan

L A R U T A N d a n s i f a t k o l i gat if l a r u t a n. Putri Anjarsari, S.S.i., M.Pd

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERSEMBAHAN... v. DEKLARASI... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

Sulistyani, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

Transkripsi:

1. Pada Larutan Ideal KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN Oleh : Lusia Oktora Ruma Kumala Sari, S.F., M.Sc., Apt Faktor-faktor yang berpengaruh : - suhu percobaan (T) - ΔHf - titik lebur solut (T 0 ) Hildebrand & Scott : Berapa kelarutan ideal naftalen pada suhu 20 C jika ΔHf = 4500 kal/mol, T 0 = 80 C? 2. Larutan non ideal Aktivitas zat dalam larutan dinyatakan dengan : konsentrasi x koefisien aktivitas Bila konsentrasi dinyatakan dalam fraksimol, maka :..(1) γ 2 = koefisien aktivitas rasional. Persamaan (1) dapat diubah dalam bentuk log menjadi : (2) Dalam larutan ideal a 2 = X 2i karena γ 2 =1 sehingga untuk larutan ideal berlaku : Penggabungan persamaan 2 dan 3 menjadi : (3)..(4) 1

Tahap II Bentuk log 2 dalam persamaan 4 diperoleh dari pertimbangan : - gaya antaraksi antar molekul yang harus diatasi - atau kerja yang harus dilakukan untuk memindahkan suatu molekul pada fase terlarut dan menyimpannya dalam pelarut - proses tersebut dapat dipandang dalam 3 tahap : Kerja yang dilakukan untuk tahap ini adalah W 11. Tahap III Tahap I Kerja pemecahan ikatan antara 2 molekul solut yang berdekatan = 2 W 22. Tapi apabila molekul melepaskan diri dari fase solut, lubang yang ditinggalkannya lalu tertutup setengah dari energi diterima kembali, sehingga kerja netto dalam proses ini adalah W 22 Molekul solut ditempatkan dalam lubang dalam pelarut dan pertambahan kerja atau penurunan energi potensial pada tahap ini adalah -W 12. Lubang dalam pelarut sekarang tertutup dan penurunan tahapan energi W 12. Kerja netto tahap III adalah -2W 12. Tahap I W 22 Scatchard serta Hildebrand & Wood, 1933 Telah memperlihatkan bahwa koefisien aktifitas dalam persamaan kelarutan sebanding dengan volume solut dan volume total yang ditempati solvent sehingga persamaannya adalah : Tahap II Tahap III W 11-2W 12 V 2 : volume molar solut (cm 3 mol -1 ) Ф : fraksi volume pelarut, dianggap satu V 1 (1-X 2 ) : V 1 (1-X 2 ) +V 2 X 2 R : tetapan gas : 1,987 kal / mol der T : temperatur absolut...(1) 2

W adalah simbol energi potensial yang menyatakan gaya tarik-menarik. Gaya tarik-menarik van der Waals adalah mengikuti aturan geometri ratarata solvent dan solut. Sehingga interaksi antara molekul yang berbeda = akar hasil kali gaya tarik-menarik antara molekul sejenis atau.(2) Simbol W pada persamaan (4) kira-kira sama dengan bentuk a/v 2 dalam persamaan van der waals untuk gas dan cairan non ideal dan berlaku sebagai ukuran Pi solvent dan solut ditunjukkan dengan simbol δ 1 dan δ 2. Jadi, Jika disubstitusikan pada persamaan (1) diperoleh : (3) Parameter kelarutan dapat dinyatakan dengan : (4) ΔHv : panas penguapan V L : volume molar zat cair pada suhu yang diinginkan Hildebrand & Scatchard Contoh Soal Suatu zat X dilarutkan dalam suatu solvent, diketahui bahwa ΔHv solut (X) pada 25 C = 11493 kal / mol. ΔHf 25 C = 3600 kal/mol. Suhu lebur solut 113 C, volume molar solut pada 25 C = 59 cm 3 mol -1. Parameter kelarutan solvent = 10. Hitung kelarutan zat X! Ingat!! Ф dianggap = 1 3

Ф dianggap = 1 Pendekatan Kelarutan Hildebrand Yang Diperluas (Extended Hildebrand Solubility Approach) Persamaan yang digunakan : A = V 2 Ф 1 2 2,303 RT W=W 12 Menurut EHS, bentuk yang menyangkut logaritma koefisien keaktifan 2 terbagi dalam 2 bentuk : - gaya fisik atau gaya van der Waals v - gaya sisa R Catatan! - Log 2 dapat ditentukan dari : - hasil perhitungan untuk larutan ideal X 2 i - hasil percobaan kelarutan zat dalam fraksi molnya X 2 - EHS dapat untuk memperkirakan kelarutan zat dalam pelarut campur dengan menggunakan ketentuan : dimana δ 1 = Φ a δ a + Φ b δ b Φ a dan Φ b berturut-turut adalah fraksi volume pelarut a dan fraksi volume pelarut b. δ a dan δ b berturut-turut adalah parameter kelarutan pelarut a dan b. 4

Parameter Kelarutan Parsial Menurut Hansen : a. Energi kohesi dibagi atas - bentuk nonpolar atau interaksi dispersi (ΔE D ) - interaksi dipol-dipol permanen, ΔEp - ikatan hidrogen, ΔE H yang mewakili segala jenis interaksi donoraseptor kuat antara solvent dan solute, tidak terbatas pada ikatan hidrogen dalam arti sempit. b. Jumlah bentuk energi dibagi volume molar = kerapatan energi kohesi total V δ D δp δ H δ T Menurut Fedors : Kontribusi gugus : Contoh : Etil alkohol, gugus : -CH 3, -CH 2, -OH δ D2 = ΔE D /ΔV 5

Kelarutan intrinsik adalah kelarutan zat yang tidak dipengaruhi oleh faktorfaktor luar (hanya dipengaruhi faktor internal molekul) Faktor ph sangat berperanan karena : KELARUTAN INTRINSIK - sebagian besar zat mempunyai kelarutan yang sangat terbatas dalam air - ph sangat berpengaruh dalam pembentukan ion ion ini sangat polar sehingga mudah larut dalam air ph = pka + log [A - ]/[HA] Kelarutan (S 0 ) adalah kelarutan zat dalam bentuk molekul. HA (aq) H 2 O H 3 O + + A - (S 0) HA (S) Pada spektro yang dapat terukur adalah kelarutan S 0 dan [A - ] S = [HA] aq + [A-] aq S = apparent solubility (kelarutan semu / total) S 0 = [HA] [A-]= S-S 0 Penambahan cosolvent Akan mengubah S 0 Misal : Luminal δ = 23,45 Etanol δ = 13,1 Keduanya dicampur polaritas turun kelarutan intrinsik naik Polaritas turun kemampuan mengion turun Ka mengecil pka naik 6

DISTRIBUSI ZAT TERLARUT DI ANTARA PALARUT YANG TIDAK BERCAMPUR Jika solut dalam jumlah berlebih dilarutkan dalam campuran 2 pelarut yang tidak saling campur maka solut akan terdistribusi diantara kedua fase sehingga masing-masing menjadi jenuh. Jika solut tersebut tidak mencukupi untuk membuat larutan jenuh maka solut tersebut akan tetap terdistribusi diantara kedua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu. C 1 = K C 2 C 1 dan C 2 adalah konsentrasi solut dalam pelarut 1 dan pelarut 2 K adalah perbandingan distribusi atau koefisien distribusi atau Koefisien Partisi Konsensus! C1 adalah konsentrasi obat dalam pelarut lipoid (nonpolar) dan C2 adalah konsentrasi obat dalam pelarut air (polar). 7