Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains (JEPS) Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains, 1(1), 2017,69-76 Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang 1 MAHLIATI, 2 AYU RAIHANI 1 Guru PAI Pada SD Negeri 23 Sabang 2 Lembaga KITA Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi ketika peneliti yang juga sebagai guru melakukan pengamatan pada saat pembelajaran, yaitu masih rendahnya motivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan, meningkatkan motivasi belajar dan mengetahui respon (tanggapan) siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV dengan materi pokok Kisah Nabi Ibrahim as dan Kisah Nabi Ismail as melalui pemberian tugas. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas IV SD Negeri 23 Kota Sabang tahun ajaran 2015 / 2016 dengan jumlah 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes dan angket. Data yanag diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran materi pokok pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%). Serta penerapan metode metode pemberian tugas belajar mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Kata kunci: Motivasi belajar, pemberian tugas. Received: 01 September 2016, Revision: 04 Oktober 2016, Accepted: 11 Desember 2016 Print ISSN: 2549-7189 Copyright@2017. Published by Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Lestari Jaya. 69 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
Pendahuluan Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Dalam pembelajaran di sekolah dasar, guru sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi, pemahaman materi dan latihan yang berkesinambungan. Motivasi merupakan dorongan atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar tercapai tujuan yang diharapkan, sehingga fungsi motivasi adalah sebagai pendorong, penggerak dan pengarah kegiatan siswa dalam belajar. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (untuk orang dewasa). 4. Lebih senang bekerja mandiri. 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. (Sardiman, 2003). Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24). Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SD Negeri 23 Kota Sabang, peneliti juga guru Pendidikan Agama Islam menyadari masih banyak kekurangan terhadap proses pembelajaran yang sering atau biasa dilaksanakan. Hal ini berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan catatan peneliti, hasil tes formatif (ulangan harian ) Pendidikan Agama islam kelas IV pada tahun ajaran 2015/2016 di SD Negeri 23 Kota Sabang menunjukkan nilai rata-rata ulangan siswa adalah 6,5. Sebagai tindak lanjut, peneliti yang juga sebagai guru meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangankekurangan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil pengamatan selama mengajar dan informasi yang didapat dari teman sejawat diketahui bahwa suasana kondusif perlu diciptakan oleh guru sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dari awal hinga akhir. Guru harus bias merubah kebiasan lama siswa yang pasif menjadi kebiasaan baru yang aktif dalam pembelajaran. Melalui pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dapat diperoleh data tentang motivasi belajar yang dimiliki oleh para siswa pada setiap kelas. Pelajaran Pendidikan Agama Islam termasuk pelajaran penting, harapan orang tua siswa adalah supaya anak-anaknya dibina dan dibekali mengenai agama Islam agar kelak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Usaha peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi pujian, hadiah, ulangan, praktik langsung atau pemberian tugas pekerjaan rumah. Dengan adanya tugas tersebut, akan melibatkan siswa secara langsung dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat mendorong motivasi belajar. Di samping itu dengan adanya pemberian tugas tentunya mengulang apa yang diterima di sekolah dan memberikan latihan-latihan yang lebih mendalam sehingga lebih menguasai materi pelajaran yang telah diterimanya. 70 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
Tanpa adanya latihan-latihan tertentu, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan kurang, seperti yang dikatakan oleh Thoha (1987) hukum latihan atau hukum guna tidak guna, menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon dapat juga ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang kali. Dari kenyataan dapat pula ditarik kesimpulan bahwa hubungan stimulus dan respon dapat melemah seandainya tidak dilatih atau dilakukan berulang kali.4 Dalam hal ini stimulus adalah proses belajar di sekolah dan respon adalah pekerjaan atau tugas-tugas. Pemberian tugas tersebut dapat mendorong siswa untuk giat latihan. Kendala-kendala yang biasanya muncul dalam pemberian tugas antara lain; ada siswa yang tidak mau mengerjakan, ada yang tidak senang mengerjakan tugas. Untuk itu guru perlu mengupayakan agar siswa mau, senang dan mampu mengerjakan tugas, sehingga dapat mengurangi kegagalan dalam memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan motivasi untuk belajar. Usaha guru dalam mengatasi kendala yang mungkin timbul adalah dengan dijelaskan secara individu dan diberikan motivasi untuk mau mengerjakan dengan ditunjukkan untung ruginya adanya pemberian tugas. Apabila diketahui adanya pemberian tugas belum ada pemahaman, maka guru mencari sebabnya kemudian memberi penjelasan dan memotivasi agar siswa mampu mengerjakan tugas. Pemberian tugas merupakan sarana untuk memotivasi siswa agar berperan aktif dalam proses kegiatan belajar. Maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan masalah Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Metodologi Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 23 Kota Sabang Kelurahan Batee Shok Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari semester gasal 2015/2016. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas 4 SDN 23 Kota Sabang Kelurahan Batee Shok Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Tahun Pelajaran 2015/2016 Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki /meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah 71 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen. 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. 5. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. 6. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: 72 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
P Siswa. yang. tuntas. belajar x100% Siswa Hasil Penelitian Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dalam meningkatkan prestasi data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar. 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2016 di SDN 23 Kota Sabang dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Dari hasil analisis data dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016 di SDN 23 Kota Sabang dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II Dari hasil analis data diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir 73 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar. 3. Sikuls III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 September 2016 di SDN 23 Kota Sabang dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III. c. Refleksi Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pemberian tugas belajar. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa 74 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langahlangkah metode pemberian tugas belajar dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%). 2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya 75 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017
dilakuakan di SDN 23 Kota Sabang Tahun Pelajaran 2015/2016 Daftar Pustaka Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Depdikbud. Jakarta. Djamarah. 2002. Teori Motivasi, edisi 2 (ed- 2), PT. Bumi Aksara. Jakarta Hartoyo. 2000. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha. Surabaya. Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Rosda Karya. Bandung. Sugiarti, Titik. 1997. Motivasi Belajar. Cerdas Pustaka. Jakarta. Thoha,M. 1987. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Alma arif. Bandung. Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Media Abadi. Yogyakarta. Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta Majid, A dan Andayani, 2004. Pendidikan berbasis kompetensi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mukhlis, A. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitian Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-Guru se- Kabupaten Tuban. Purwanto. M. N. 2007. Psikologi Pendidikan. PT Remaja. Rosdakarya. Bandung. Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Depdikbud. Jakarta. Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Prenada Media. Jakarta. Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja. Grafindo Persada. Jakarta Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. CV. Alfabeta. Bandung. Syarifudin, U. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan. Universitas Terbuka. Jakarta Sardiman. A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja. Grafindo Persada. Jakarta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. 76 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017