Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam berpikir kritis, mengajukan argumen, membantah argumen, menyampaikan ide, bertanya, serta berkomunikasi dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial pada Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (action research) yang dilakukan dalam tiga siklus melalui penggunaan metode debat, yakni; (1) mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami teori debat yang berstandar internasional yakni Australian Parliamentary System atau Asian Parleamentary System, (2) mahasiswa diberi kesempatan untuk mencari sumber belajar sendiri yang berkaitan dengan materi debat sesuai dengan motion yang diberikan oleh guru yang akan disampaikan dalam adu argumen pada proses perdebatan sesuai dengan posisi Affirmative and Negative Team, (3) Menyiapkan dua tim yang berdebat dengan dua orang Leading Organizing (LO) yang mengatur jalannya perdebatan. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester IIIA sejumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket, observasi, serta dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah angket, tes, dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif, dengan membandingkan hasil penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial melalui metode debat dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan mahasiswa dalam berpikir kritis, beradu argumen, bertanya, serta berkomunikasi. Tiap siklus terlihat ada peningkatan yang signifikan yakni; pada siklus (1) 10%, (2) 20%, (3) 20%. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial melalui metode debat dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mahasiswa. Kata kunci : Pembelajaran Pendidikan Ilmu Sosial, Keaktifan Belajar, Hasil Belajar
Pendahuluan Kehidupan global mengalami perubahan dengan laju yang sangat cepat. Perubahan itu terutama disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan ilmu dan teknologi yang cepat tersebut merupakan hasil dari proses perkembangan pendidikan yang terus menerus. Pembelajaran yang berkualitas hanya muncul dari tangan guru-guru harus secara terus menerus ditingkatkan. Inti dari pendidikan adalah pembelajaran sebagai proses interaksi manusiawi antara peserta didik dengan pendidik. Interaksi tersebut terjalin secara kompleks antar berbagai aspek dalam diri pribadi yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dari sisi peserta didik, interaksi memberikan jaminan bahwa proses akan berjalan dan dapat menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan, manakala peserta didik memiliki minat, motivasi, dan kemampuan untuk belajar. Teori belajar dan pembelajaran mengemukakan bahwa peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, maka output akan berkualitas. Teori pembelajaran inilah yang melahirkan pendekatan dan metode pembelajaran yang mengedepankan pada aktivitas peserta didik dalam belajar (student active learning). Dari sisi pendidik, proses pembelajaran akan menjamin output yang berkualitas apabila pendidik menguasai materi, metode penyajian, menjalin hubungan akrab dengan peserta didik, serta kemampuan untuk menjadikan dirinya menarik bagi peserta didik. Dengan kemampuannya inilah, maka proses pembelajaran akan menjadi menarik, mencerdaskan, dan membangkitkan (joyfull). Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sebagai kemampuan diri secara giat dan aktif dalam menyampaikan berbagai argumen, ide, pendapat yang akurat dan logis terhadap berbagai materi pembelajaran. Pendidikan Ilmu Sosial sebagai salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima sebagai landasan dan wawasan pendidikan pengetahuan sosial bagi calon tenaga pendidik dalam bidang rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pendidikan adalah sesuatu yang luhur dan mengandung misi kebajikan. Pendidikan tidak sekedar proses kegiatan pembelajaran tetapi suatu proses penyadaran diri, proses memanusiakan manusia. Konsepsi ini perlu diingat oleh setiap tenaga kependidikan dan para pendidik agar menjadi referensi dan perspektif dalam membelajarkan peserta didik dalam bidang pengetahuan sosial. IPS akan memberikan pemahaman bahwa eksistensi hidup manusia akan senantiasa ada dengan lingkungannya (baik lingkungan manusia maupun fisik lainnya) sehingga proses pembentukan warga negara yang baik dan efektif secara bertahap akan terealisasikan. Metode debat merupakan salah satu metode yang menggunakan komunikasi lisan dalam penyampaian berbagai argumen terhadap suatu hal yang mengandung kontroversi atau perdebatan melalui langkah-langkah dalam sistem Asian atau Australian Parliamentary System. Metode debat ini
dapat mendorong kemauan pada diri peserta didik dalam pengembangan diri, sehingga akan dapat menghasilkan sesuatu ide, argumen yang disampaikan secara lisan dengan berstandar internasional. Keaktifan sebagai hal yang sangat esensial dalam pembelajaran dan perlu ditanamkan pada diri individu sejak dini dengan cara mengembangkan diri secara aktif dalam mencari dan memproses informasi yang akan disampaikan dalam proses perdebatan. Oleh karena itu, keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi prestasi akademik maupun non akademik. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Akademik 2016/2017 bahwa terdapat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan keaktifan dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial pada semester IIIA Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima antara lain, mahasiswa memiliki motivasi belajar yang rendah, mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah, rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan argumen dan ide, sehingga berdampak pada rendahnya keaktifan dan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penelitian ini difokuskan pada peningkatan hasil belajar dan keaktifan mahasiswa melalui metode debat pada mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima, semester IIIA Tahun Akademik 2016/2017 dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan konsep dasar ilmu sosiologi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester IIIA berjumlah 30 orang yang terbagi menjadi 11 laki-laki dan 19 perempuan yang memiliki karakterisitik hasil belajar dibawah nilai ketuntasan minimal belajar (KKM) dan memiliki keaktifan yang rendah dalam pembelajaran. Jenis data yang diperoleh adalah berupa data kuantitatif dan kualitatif yang berasal dari data skor hasil belajar yang diambil dengan cara memberikan tes kepada mahasiswa sebelum dan setelah selesai pemberian tindakan. Sedangkan data pelaksanaan proses pembelajaran diperoleh dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan menggunakan instrumen pedoman observasi kegiatan dosen dan mahasiswa pada saat proses pembelajaran. Disamping itu, data refleksi mahasiswa diambil dengan cara pemberian angket kepada mahasiswa setelah selesai tiap siklus. Rencana dan prosedur penelitian meliputi tiga siklus, yakni: a. Perencanaan 1) Menyusun SAP pada KD mendeskripsikan konsep dasar ilmu sosiologi. 2) Menyiapkan instrumen penelitian untuk dosen dan mahasiswa. 3) Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes. 4) Menyiapkan sumber belajar yang berupa materi diskusi dari buku, internet, jurnal, media surat kabar, kertas manila, serta spidol warna.
5) Mengembangkan skenario pembelajaran berdasarkan penggunaan metode debat. b. Tindakan 1) Dosen melakukan apersepsi dan pemberian motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki KD yang akan dibahas. 2) Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai. 3) Dosen menjelaskan materi pembelajaran dengan menjelaskan langkah-langkah metode debat dengan tipe Australian Parliamentary System atau Asian Parleamentary System. 4) Dosen membagi kelompok dalam enam kelompok dengan anggota lima mahasiswa masing-masing kelompok. 5) Mahasiswa mengamati proses case building yang diperlihatkan dosen secara berkelompok. 6) Mahasiswa mendiskusikan materi perdebatan sesuai dengan issue dari motion yang disajikan dosen secara berkelompok. 7) Mahasiswa mencari gagasan utama, informasi rinci dari motion yang akan diperdebatkan secara berkelompok dan peserta melakukan perdebatan secara logis dan sistematik di depan kelas, sedangkan peserta lain menilai dan menyampaikan inti informasi. 8) Mahasiswa dengan bimbingan dosen menyimpulkan materi pembelajaran dan dosen memberikan umpan balik pembelajaran melalui penguatan materi. 9) Dosen mengadakan tes tentang materi debat sesuai KD pembelajaran. 10) Dosen membagikan angket kepada mahasiswa untuk diisi setelah selesai pembelajaran. c. Pengamatan 1) Dosen mengamati kegiatan mahasiswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen pedoman observasi yang sudah disediakan. 2) Dosen mengevaluasi respon mahasiswa terhadap penggunaan metode debat dalam proses pembelajaran berdasarkan angket yang diisi mahasiswa. d. Refleksi Dosen memantau proses debat pada siklus 1 dari aspek ketepatan penggunaan metode debat dan waktu yang tersedia, kesulitan dalam mencari sumber belajar, tingkat keaktifan mahasiswa, serta berdasarkan rata-rata hasil belajar yang telah dicapai mahasiswa. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka dosen melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dosen memantau kegiatan yang berlangsung pada tiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan mahasiswa terhadap pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial. observasi dilaksanakan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan. Untuk mengetahui respon mahasiswa setelah penggunaan metode debat, maka hal tersebut dapat diperoleh dari hasil angket yang diisi mahasiswa pada akhir
pembelajaran, sedangkan untuk menilai peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat dilihat dari hasil tes yang diadakan tiap akhir siklus. Data yang dianalisis meliputi: (1) perubahan yang terjadi pada mahasiswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil angket mahasiswa pada setiap akhir siklus, (2) peningkatan hasil belajar setiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan tes akhir siklus apabila masih dirasakan gagal, maka dicari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolak ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini yakni, (1) adanya peningkatan keaktifan yang terlihat pada cara mahasiswa dalam berpikir kritis, beradu argumen, bertanya, serta berkomunikasi dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial secara signifikan pada setiap siklus, (2) adanya peningkatan skor hasil belajar yang signifikan pada setiap siklus. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I Dosen mengisi instrumen lembar observasi yang sudah disiapkan berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran tiap siklus dan pemberian angket mahasiswa setelah kegiatan debat berakhir. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi, mencari sumber belajar, efektifitas pemanfaatan waktu, menyanggah argumen lawan dan mempertahankan argumen tim sendiri mendapatkan nilai kriteria yang kurang baik dengan rentangan nilai >60 sejumlah 60 %. Partisipasi setiap pembicara dalam tim debat, kelancaran pada saat penyampaian debat, menanggapi argumen lawan, memahami tugas dari tiap pembicara debat, dapat menyimpulkan argumen tim sendiri dan tim lawan, mengajukan inti informasi (point of information), serta mampu membandingkan argumen tim sendiri dengan tim lawan mendapatkan nilai kriteria cukup baik dengan rentangan 60-70 sejumlah 40%. Hasil pengisian angket mahasiswa setelah kegiatan debat berlangsung terdapat 80% mahasiswa merasa senang, 50% mahasiswa mengalami kesulitan belajar, 40% mahasiswa memiliki keberanian mengemukakan pendapat, 80% mahasiswa merasa aktif dalam proses pembelajaran. Adapun hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil tes setelah selesai pembelajaran menggunakan metode debat, bahwa nilai rata-rata kelas 6.5 dan masih terdapat 40% mahasiswa yang memiliki nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah telah ditentukan yaitu 75. Siklus 2 Dosen mengisi instrumen lembar observasi yang sudah disiapkan berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran tiap siklus dan pemberian angket mahasiswa setelah kegiatan debat berakhir. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi, mencari sumber belajar, efektifitas pemanfaatan waktu, menyanggah
argumen lawan dan mempertahankan argumen tim sendiri mendapatkan nilai kriteria yang cukup baik dengan rentangan nilai 60-70, mencapai 70 %. Partisipasi setiap pembicara tim debat, kelancaran pada saat penyampaian debat, menanggapi argumen lawan, memahami tugas dari tiap pembicara debat, dapat menyimpulkan argumen tim sendiri dan tim lawan, mengajukan inti informasi (point of information), serta mampu membandingkan argumen tim sendiri dengan tim lawan mendapatkan nilai kriteria baik dengan rentangan 71-85 yang mencapai 70%. Hasil angket mahasiswa setelah kegiatan debat berlangsung 90% mahasiswa merasa senang, 40% mahasiswa mengalami kesulitan belajar, 60% mahasiswa memiliki keberanian mengemukakan pendapat, 90% mahasiswa merasa aktif dalam proses pembelajaran. Adapun hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil tes, bahwa nilai rata-rata kelas 70,5 dan masih terdapat 30% mahasiswa yang memiliki nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah telah ditentukan yaitu 75. Siklus 3 Dosen mengisi instrumen lembar observasi yang sudah disiapkan berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran tiap siklus dan pemberian angket mahasiswa setelah kegiatan debat berakhir. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi, mencari sumber belajar, efektifitas pemanfaatan waktu, menyanggah argumen lawan dan mempertahankan argumen tim sendiri mendapatkan nilai kriteria yang baik dengan rentangan nilai 71-85, sejumlah 90 %. Partisipasi setiap pembicara tim debat, kelancaran pada saat penyampaian debat, menanggapi argumen lawan, memahami tugas dari tiap pembicara debat, dapat menyimpulkan argumen tim sendiri dan tim lawan, mengajukan inti informasi (point of information), serta mampu membandingkan argumen tim sendiri dengan tim lawan mendapatkan nilai kriteria baik dengan rentangan 71-85 sejumlah 90%. Hasil angket mahasiswa setelah kegiatan debat berlangsung 90% mahasiswa merasa senang, 10% mahasiswa mengalami kesulitan belajar, 80% mahasiswa memiliki keberanian mengemukakan pendapat, 90% mahasiswa merasa aktif dalam proses pembelajaran. Adapun hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil tes, bahwa nilai rata-rata kelas 80,5 dan masih terdapat 5% mahasiswa yang memiliki nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah telah ditentukan yaitu 75. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III, keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi, mencari sumber belajar, efektifitas pemanfaatan waktu, menyanggah argumen lawan dan mempertahankan argumen tim sendiri, partisipasi setiap pembicara tim debat, kelancaran pada saat penyampaian debat, menanggapi argumen lawan, memahami tugas dari tiap pembicara debat, dapat menyimpulkan argumen tim sendiri dan tim lawan, mengajukan inti informasi (point of information), serta mampu membandingkan argumen tim sendiri dengan tim lawan mendapatkan kategori nilai yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah ada peningkatan yang signifikan dari tiap siklus melalui penggunaan metode debat pada pembelajaran Pendidikan Ilmu Sosial. Berdasarkan siklus
III terdapat nilai rata-rata hasil tes mahasiswa sebesar 80,5, maka terdapat peningkatan dari nilai ratarata hasil tes pada siklus II sebelumnya yaitu sebesar 70,5. Dengan demikian, pada siklus III ini, kegiatan tindakan kelas sudah dinilai cukup dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Simpulan dan Saran Hasil analisis data menunjukkan bahwa metode debat dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial. Metode debat ini juga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik mahasiswa, dosen perlu mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi. Metode debat sebagai salah satu metode yang mampu mengembangkan kreativitas dan keaktifan mahasiswa yang ditunjukkan dengan kecakapan dalam berpikir kritis, berargumentasi logis, bertanya dan menjawab secara logis, sehingga metode debat ini dapat membangkitkan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode debat ini, disarankan dapat dipergunakan pada mata kuliah-mata kuliah lain. Daftar Pustaka Dadang Supardan. 2008. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media Madaus, G. Scriven, M. & Stufflebeam, L. Daniel. 1986. Evaluation models: Viewpoints on educational and human services evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing. Shambaugh, N. & Magliaro, G. Susan. 2006. Instructional design a systematic approach for reflective practice. United States of America: Pearson Education, Inc. Worthen, R. & Sanders, J. 1973. Educational evaluation theory and practice.california: Wardsworth Publishing Company.