BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Perusahaan real estate dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pengembangan investasi di suatu negara. Dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/publik. Dengan keterlibatan masyarakat/publik dalam membeli saham

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik. perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB 1. tersebut, maka akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan. produktivitas dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah pusat, namun semua itu perlu diperhatikan bahwa pertambangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan seperti penetapan strategi, ide-ide baru, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan usaha yang semakin keras menuntut. perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pertambangan dan jasa pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah satu industri strategis yang memiliki peran signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini merupakan bagian dari pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang kaya guna dimanfaatkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Akan tetapi kondisi perekonomian global yang tidak menentu menyebabkan sektor-sektor pendukung perekonomian nasional mengalami penurunan salah satunya adalah sektor pertambangan. Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja perusahaan. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional perusahaannya. Sebaliknya, profitabilitas yang rendah mencerminkan kegiatan operasional perusahaan yang kurang baik sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba menjadi rendah. Dalam hal ini tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor untuk melakukan investasi atau jual-beli sahamnya, karena profitabilitas memberikan jaminan yang bervariasi terhadap jumlah dan volume perdagangan saham di dalam suatu perusahaan. Menurut Kieso et al (2002:223), terdapat beberapa rasio untuk mengukur profitabilitas. Salah satunya adalah Return On Assets (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan

2 keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Oleh sebab itu, semakin positif nilai ROA (semakin besar), maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Sebaliknya, ROA yang negatif (semakin kecil) menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan tidak mampu memberikan laba. Pada tahun 2013 emiten yang bergerak di sektor pertambangan mengalami pelemahan yang disebabkan oleh faktor ekonomi makro yang belum stabil seperti pelemahan nilai tukar, kenaikan BI rate, tingginya Inflasi serta harga komoditas dunia yang masih melemah. Profitabilitas perusahaan pertambangan secara keseluruhan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan mengalami penurunan selama 5 tahun berturut-turut. Tabel 1.1 Pertumbuhan Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Periode 2009-2013 Tahun ROA 2009 11,47% 2010 9,41% 2011 14,33% 2012 5,56% 2013 1,40% Sumber: www.idx.cco.id (Data diolah) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan profitabilitas perusahaan pertambangan mengalami penurunan dari 11,47% pada tahun 2009 menjadi 1,40% di akhir tahun 2013. Beberapa perusahaan pertambangan tersebut yang mengalami penurunan diantaranya adalah PT.Adaro Energy Tbk yang menunjukkan nilai ROA pada tahun 2009 sebesar 20.20% dan di akhir tahun sebesar 0.02%. PT.Bayan Resources yang menunjukkan nilai ROA sebesar 2.66% pada tahun 2009 dan di akhir tahun 2013 sebesar -0.017%. Selain itu, PT.Bumi Resources juga yang menunjukkan nilai ROA yang menurun yaitu sebesar

3 6.99% pada tahun 2009 dan -0.058 di akhir tahun 2013. Penurunan profitabilitas ini memberi makna bahwa kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu menghasilkan laba. Di dalam pasar modal, transaksi perdagangan saham suatu perusahaan pada suatu sesi akan tampak pada volume perdagangannya karena volume perdagangan menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran sehingga perubahan permintaan saham oleh pelaku pasar akan mempengaruhi trade volume atau volume perdagangannya. Oleh karena itu, trade volume menjadi salah satu parameter penting untuk menunjukkan transaksi yang terjadi dalam aktivitas perdagangan saham di pasar modal. Semakin sering saham tersebut diperdagangkan mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif dan diminati oleh para investor. Trade volume seringkali dijadikan tolok ukur (benchmark) untuk mempelajari informasi dan dampak dari berbagai kejadian. Trade Volume mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan perusahaanya. Tingkat perdagangan saham yang cenderung fluktuatif menunjukkan perdagangan yang cepat, Minat investor untuk melakukan transaksi jual beli saham akan mudah terpengaruh oleh tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan maupun faktor lainnya. Trade volume pada perusahaan pertambangan selama 5 tahun belakangan ini mengalami penurunan. Pada tahun 2009 total trading pada sektor pertambangan adalah sebesar 335.378 dan di akhir tahun 2013 total trading perusahaan sektor pertambangan ini menjadi 185.805. Hal ini terlihat pada grafik 1.1 yang menggambarkan keadaan trade volume perusahaan pertambangan tersebut. Pada gambar terlihat bahwa Trade volume mengalami penurunan pada tahun 2010 dari tahun 2009, kemudian meningkat pada tahun 2011, dan menurun kembali pada tahun 2012-2013.

4 Sumber: Data olahan (www.idx.co.id) Likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio lancar (current ratio) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya, oleh karena itu rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Brigham dan Houston, 2010:134-135). Current Ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan oleh operasi perusahaan (Afriyanti,2011). Menurut Van Horne dan Wachowics:2009, ROA memiliki pengaruh yang negatif terhadap Current Ratio yang menyatakan bahwa profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas. Apabila Current ratio mengalami kenaikan maka hal ini akan menurunkan nilai ROA, sebaliknya Current ratio mengalami penurunan maka akan menaikkan nilai ROA. Semakin besar rasio lancar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik. Namun di sisi lain, perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan

5 tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan perusahaan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas. Current ratio beberapa perusahaan pertambangan mengalami penurunan dari tahun 2009-2013. Seperti PT.Adaro Energy Tbk, current ratio perusahaan ini pada tahun 2009 adalah sebesar 198,06% dan diakhir tahun 2013 sebesar 56.14%. PT.Darma Denwa, current ratio-nya pada tahun 2009 adalah 95,55% dan diakhir tahun 2013 sebesar 79.95%. Selain itu PT.Perdana Karya Perkasa juga menunjukkan keadaan current ratio yang menurun dari tahun 2009 sebesar 113.64% dan pada tahun 2013 sebesar 75,71% serta PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk yang current ratio-nya sebesar 491,23% pada tahun 2009 dan 33,27% pada akhir 2013. Keadaan current ratio yang menurun tersebut terlihat pada grafik 1.1 yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata current ratio perusahaan pertambangan menurun dari tahun 2011-2013 walaupun pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun 2009. Menurut Nugroho (2011:3), Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, dapat mempengaruhi tingkat likuiditas. Makin tinggi likuiditas, makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan dapat membayar kewajibannya tepat waktu. Di lain pihak ditinjau dari segi pemegang saham, likuiditas yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan danadana yang menganggur.

6 Sumber: Data olahan (www.idx.co.id) Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidiasi (Sutrisno, 2007:15). Leverage memiliki konsekuensi terhadap perubahan pendapatan yang mengakibatkan perubahan dalam profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini leverage diukur dengan debt to total asset ratio. Seperti terlihat pada grafik 1.2, keadaan Debt to Total Assets ratio rata-rata perusahaan pertambangan secara keseluruhan mengalami fluktuatif. Kondisi debt to total asset ratio yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi debt to total asset ratio semakin besar jumlah modal modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kondisi debt to total assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan terdapat batasan-batasan tertentu sehingga tidak menimbulkan resiko financial yang nantinya akan menimbulkan resiko kebangkrutan bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ini mengukur seberapa besar besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Perusahaan tidak dibenarkan menambah pinjaman sepanjang pinjaman tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Trade Volume, Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 1.2 Identifikasi Masalah

7 berikut: Adapun identifikasi masalah dalam penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai 1. Apakah yang menyebabkan pelemahan emiten perusahaan pertambangan pada tahun 2013? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan profitabilitas perusahaan mengalami penurunan? 3. Apakah penurunan profitabilitas disebabkan oleh faktor Trade Volume perusahaan? 4. Apakah penurunan profitabilitas disebabkan oleh faktor likuiditas perusahaan? 5. Apakah penurunan profitabilitas disebabkan oleh faktor leverage perusahaan? 1.3 Pembatasan Masalah Terdapat banyak permasalahan atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bidang penelitian ini, maka penulis membatasi masalah dengan melihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas diantaranya adalah dengan melihat pertumbuhan Trade Volume, Likuiditas dan Leverage pada perusahaan pertambangan periode 2009-2013. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh trade volume terhadap likuiditas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013? 2. Bagaimana pengaruh trade volume terhadap leverage pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

8 3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap leverage pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013? 4. Bagaimana pengaruh trade volume terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013? 5. Bagaimana pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai periode 2009-2013? 6. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai periode 2009-2013? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh trade volume terhadap likuiditas perusahaan pertambangan periode 2009-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh trade volume terhadap leverage perusahaan pertambangan periode 2009-2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap leverage perusahaan pertambangan periode 2009-2013 4. Untuk mengetahui pengaruh trade volume terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan periode 2009-2013 5. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan periode 2009-2013.

9 6. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan periode 2009-2013. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan khususnya keputusan pendanaan dimasa datang dalam kaitannya meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2. Manfaat bagi Penulis Sebagai sarana belajar untuk mengetahui sejauhmana teori yang diperoleh dalam praktek juga menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh volume penjualan, likuiditas dan leverage keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 3. Manfaat bagi Pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi refrensi tambahan khususnya mengenai pengaruh pengaruh volume penjualan, likuiditas dan leverage keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan. 4. Manfaat bagi Universitas

10 Sebagai bahan masukan untuk pihak universitas yang menjadi obyek penelitian dan universitas lain dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.