i Indonesia pendidikan dikenal sebagai hak asasi manusia yang mendasar dan berkembang sebagai komponen yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN BAB I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

Sumba Barat. Demikian halnya dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sumba Barat, Master Plan ini juga telah disinergikan dengan rancangan RPJMD 2010

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai jenis pembelanjaan. Seperti halnya pengeluaran-pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada daerah itu sendiri secara

BAB I PENDAHULUAN. oleh segelintir anak, menurut Nasution (2001: 15) pada masa ini pola

Asesmen Gender Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

Tabel 2 Ketimpangangan hasil pembangunan pendidikan antar wilayah masih belum terselesaikan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENAG. Pendidikan. Keagamaan. Budha. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN BUDDHA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014

Transkripsi:

i Indonesia pendidikan dikenal sebagai hak asasi manusia yang mendasar dan berkembang sebagai komponen yang Dpaling penting bagi kebijakan pemerintah dalam hal sumber daya manusia. Meskipun demikian, pendidikan tidak hanya semata-mata ditujukan untuk keuntungan secara ekonomis, namun sesungguhnya lebih luas daripada itu. Pendidikan harus bisa meningkatkan daya saing bangsa, membantu menurunkan kemiskinan, memperkuat demokrasi, dan memastikan bahwa globalisasi menciptakan masyarakat yang bersatu bukan masyarakat yang bercerai berai. Pendidikan di Indonesia juga dijadikan sebagai pertimbangan yang penting untuk membentuk warga negara yang berkarakter luhur, mempunyai nilai moral, mempunyai identitas pribadi yang kuat, mempunyai tingkah laku dan kreatifitas yang positif. Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Untuk merealisasikan peranan penting dari pendidikan, maka p e m e r i n t a h I n d o n e s i a t e l a h menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Komitmen pemerintah dijamin oleh Undang-undang yang menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya sebagai hak dasar manusia tetapi pemerintah juga harus menyediakan setidaknya 20% anggaran negara untuk pendidikan. Kebijakan 20% anggaran untuk pendidikan ditetapkan pada tingkat nasional, provinsi dan daerah dan hal ini dianggap sebagai salah satu komitmen terkuat pernah yang ada dibanding dengan negara manapun di dunia. P e m e r i n t a h I n d o n e s i a t e l a h menerapkan aturan ini sejak tahun 2009, bahwa anggaran negara 20% untuk pendidikan. Selama 2 (dua) dekade terkhir ini, Indonesia telah mencapai kemajuan yang siginifikan dalam memenuhi target untuk partisipasi dan akses masuk ke pendidikan pada semua level. Rasio pendaftaran bersih (net enrollment rate) pendidikan dasar telah naik secara signifikan dari 89% di tahun 1992 menjadi hampir sama sampai tahun 1997, dan tetap tinggi meskipun krisis keuangan melanda Indonesia pada tahun 1990-an. Pada tahun 2012, rasio pendaftaran bersih (net enrollment rate) sekolah dasar lebih dari 95% dan rasio pendaftaran kotor (gross enrollment rate) lebih dari 115%. Rasio pendaftaran kotor untuk SMP juga mengalami kemajuan serupa. Semakin luasnya akses pendidikan telah memperkecil jarak diantara golongan yang berpendapatan maupun wilayah. Indonesia sedang di jalur yang benar untuk mencapai target 'Tujuan Pembangunan Milenium' (Millenium Development Goal) untuk pendidikan dasar pada tahun 2015, termasuk perbedaan gender dan buta huruf. Pencapaian penting lain dari komitmen pemerintah tercermin dalam laporan tahun 2013 yang dibuat oleh Organisasation for Economic and D e v e l o p m e n t ( O E C D ), d i m a n a Indonesia termasuk sedikit negara yang mengalami perkembangan signifikan pada sektor persamaan hak pada pendidikan dan performanya. Indonesia telah mencapai 7% persamaan pendidikan dan 30% untuk performa pendidikan, berdasar pada laporan OECD. Laporan UNESCO tahun 2012 menunjukkan bahwa sebuah negara berpendapatan menengah keatas, I n d o n e s i a, t e l a h m e n g a l a m i perkembangan yang signifikan pada angka harapan sekolah, yang diukur berdasar total jumlah tahun sekolah (dari sekolah dasar sampai menengah atas) seorang anak dapat diterima sekolah dan digolongkan sebagai kategori yang paling tinggi untuk anak usia 13 sampai 16 tahun. Luasnya wilayah, keaneka ragaman dan karakteristik geografi dari I n d o n e s i a m e n a m p i l k a n tantangan yang luar biasa bagi pengaturan sistem pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia mempunyai 55 juta pelajar, nomor 3 terbesar di Asia dan nomor 4 terbanyak di dunia; mempunyai 3 juta guru, 236.000 sekolah di seluruh 33 provinsi, dan lebih dari 500 kabupaten/kota yang merupakan rumah bagi sekitar 300 suku, dan 750 bahasa daerah. Keanekaragaman ini membawa Indonesia untuk menojolkan prinsip-prinsip terbuka dan tidak

Sejak tahun 2000, Pemerintah Indonesia telah merubah manajemen pendidikan di Indonesia dari sentralisasi ke pendidikan yang paling desentralisasi di seluruh dunia. m e m b e d a k a n p a d a k e b i j a k a n pendidikan Indonesia. Pendidikan untuk semua anak, tanpa memandang perbedaan gender, agama, ras, suku dan latar belakang ekonomi seperti yang diamanahkan oleh Undangundang. Tulisan ini menitikberatkan pada sejumlah reformasi pendidikan penting yang terjadi di Indonesia dan dampaknya dan arah kebijakan mendatang untuk mejawab tantangan nasional dan global untuk mendapat akses pendidikan yang setara, mutu pendidikan yang bagus, dan relevan. Sejak tahun 2000, Pemerintah Indonesia telah merubah manajemen pendidikan di Indonesia dari sentralisasi k e p e n d i d i k a n y a n g p a l i n g desentralisasi di seluruh dunia. Hal ini t e l a h m e n j a d i s a t u d e n g a n desentralisasi pemerintahan itu sendiri, yang dimulai kemudian setelah mulainya reformasi di tahun 1998. Dampaknya pada pendidikan telah diketahui. Dekade selanjutnya dari sentralisasi administrasi, saat dimana hampir semua fungsi pemerintahan termasuk pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, pada akhir tahun 1990 terlihat perubahan yang mendasar yaitu saat Indonesia memunculkan apa y a n g d i s e b u t i n i s i t i f u n t u k desentralisasi yang besar. Kebijakan tersebutdituangkan dalam Undang-undang tahun 1999 dan diratifikasi pada Undang-undang No.22 pada pemerintahan daerah. Peraturan ini menyediakan acuan dan arah yang bertujuan memberikan kekeasaan yang lebih besar kepada provinsi, dan secara khusus kepada kabupaten/kota dalam pemerintahan, pengaturan dan pemberian layanan publik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan secara signifikan dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan cara membawa layanan publik lebih dekat kepada masyarakat yang mereka layani dan membawa proses demokrasi dan di saat yang sama memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti disebutkan sebelumnya, sejak tahun 2009 setidaknya 20% anggaran negara telah dialokasikan untuk pendidikan. Diantara negaranegara ASEAN, Indonesia dan Thailand mengalokasikan dana yang besar untuk pendidikan (20 persen) diikuti Malaysia (18.9 persen), Filipina (15 persen), dan Singapura (11.6 persen). Selama delapan tahun terakhir, total anggaran dana untuk pendidikan di Indonesia telah.naik secara drastis dari Rp. 81.25 trilliun rupiah ($ 8.3 juta dollar) pada tahun 2005 menjadi Rp. 336.8 triliun rupiah pada tahun 2013 naik 316%. Sekitar 65% dari total anggaran pendidikan diberikan langsung kepada pemerintah daerah melalui mekanisme transfer regional. Struktur sistem pendidikan nasional terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal dimulai dari pendidikan anak usia dini dan diakhiri dengan pendidikan di universitas. Taman kanak-kanak sebagian besar swasta dan sebagian besar ada di daerah perkotaan daripada di pedesaan dan secara umum untuk anak-anak usia 5 sampai 6 tahun. Pendidikan dasar adalah selama sembilan tahun, terdiri dari enam tahun Sekolah Dasar (SD) dan tiga tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Meskipun secara resmi usia masuk sekolah dasar adalah 7 tahun, namun sering dijumpai anak-anak usia 6 tahun masuk di kelas satu. Setelah lulus sekolah dasar selama enam tahun, anak-anak melanjutkan ke SMP selama tiga tahun, dan selanjutnya ke Sekolah Menengha Atas (SMA). Dalam hal ini, baik pada sekolah Islam atau sekolah non Islam, anak-anak dapat memilih untuk masuk ke sekolah umum atau sekolah kejuruan. Pada tingkat perguruan tinggi, ada banyak macam lembaga/universitas, baik negeri, swasta, atau universitas Islam, lembaga pendidikan dan pelatihan ataupun lembaga kursus. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, tanggung jawab untuk layanan pendidikan dibebankan kepada pemerintah daerah pada tingkat k a b u p a t e n / k o t a, s e d a n g k a n pemerintah pusat bertanggung jawab pada formulasi kebijakan nasional dan

Sistem desentralisasi pendidikan juga mendorong naiknya otonomi pada tingkat sekolah. Dengan sistem ini, setiap sekolah mempunyai tanggung jawab yang lebih untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegitan dan aktifitasnya. penjaminan mutu secara menyeluruh. Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengatur dua aset utama pendidikan pada tingkat dasar sampai menengah atas, yaitu sekolah dan guru. Acuan peraturan terdiri dari peranan, tanggung jawab, struktur, dan anggaran keuangan untuk pendidikan pada setiap pemerintah daerah. Sistem desentralisasi pendidikan juga mendorong naiknya otonomi pada tingkat sekolah. Dengan sistem ini, setiap sekolah mempunyai tanggung jawab yang lebih untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegitan dan aktifitasnya. S e k o l a h j u g a d i t u n t u t u n t u k meningktakan partisipasi masyarakat dengan membentuk komite sekolah. Pe n d e k a t a n s e k o l a h b e r b a s i s manajemen sekarang telah diadopsi dan secara kelembagaan merupakan model yang paling sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan. Hal ini membuat pembelajaran berpusat pada murid, manajemen sekolah yang efektif dan partisipasi masyarakat (lewat komite sekolah). Beberapa peraturan dan undangundang penting menyediakan acuan yang menyeluruh bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Undangundang no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang no.33 tahun 2004 tentang Keuangan berimbang antara Pusat- Daerah. Kedua undang-undang ini membentuk acuan kerja yang m e n y e l u r u h b a g i m a n a j e m e n desentralisasi dan pelaksanaan layanan publik, termasuk pendidikan, juga melalui mekanisme mana desentralisasi pendidikan akan dibiayai. Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan beberapa hal penting termasuk fungsi dan tujuan pendidikan; hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat dan pemerintah, standar nasisonal pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, peranan dan tanggung jawab mereka; dan keuangan, manaejmen, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Undang-undang juga menyatakan bahwa setiap anak usia 7 sampai 15 tahun harus menerima sembilan tahun pendidikan dasar dan menegaskan bahwa sekolah Islam adalah salah satu bagian dari sistem pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan tersebut menyatakan bahwa standar nasional adalah pada delapan standar yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar guru (PTK), standar fasilitas sekolah, standar pelayanan pendidikan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Peraturan ini juga mempunyai mandat untuk membentuk Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang mempunyai tugas menyiapkan seluruh standar pendidikan dan mengawasi penerapannya. Undang-undang no.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Syarat kunci dalam undang-undang ini adalah naiknya kualifikasi akademik minimum guru dari D2 (dua tahun pendidikan setelah SMA) ke Sarjana Strata 1 (S1/D4). Syarat kedua adalah bahwa semua guru harus lulus proses sertifikasi sampai tahun 2015. Lebih jauh, undang-undang tersebut juga mengatur kompetensi standar minimal

dalam profesional, pendidikan, sosial, dan kepribadian. Undang-undang ini tidak hanya secara khusus menuntut apa yang harus bisa dilakukan oleh guru dan bagaimana guru berperilaku, tetapi juga mengatur kesejahteraan guru dengan mengatur tunjangan profesional bagi guru yang sudah tersertifikasi dan guru yang berada di daerah terpencil. Undang-undang no 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Undangundang ini mengatur tentang otonomi lembaga pendidikan tinggi dan peranan pemerintah daerah bagi Perguruan Tinggi, secara khusus melalui membentuk komite perguruan tinggi, aksi affirmative untuk mahasiswa yang tidak mampu, dan pembiayaan pendidikan tinggi secara setara dan berkelanjutan. Tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan Indonesia setidaknya ada tiga hal: kreasi dan penyerapan ilmu pengetahuan, m o b i l i t a s, d a n p e m b e n t u k a n masyarakat yang beradab. Pertama, Ilmu pengetahuan adalah sumber daya yang paling berharga dan paling penting untuk menggerakkan aktifitas sosial dan ekonomi; hal ini adalah modal utama untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan nasional. Kedua, mobilitas (pergerakan) manusia telah menjadi f a k t o r y a n g p e n t i n g d a l a m meningkatkan pengetahuan berdasar ekonomi global. Memastikan bahwa negara telah siap menghadapi tantangan dan mengambil keuntungan atas kesempatan di dunia global sangat penting. Ketiga, adalah penting untuk memastikan bahwa globalisasi akan membawa pada peradaban yang bersatu bukan perselisihan. Karena pendidikan adalah modal utama dari kreasi, penyerapan dan penyebaran pengetahuan, maka tidak mengejutkan para peneliti telah menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan adalah sebab utama dari ketimpangan ekonomi. Strategi investasi pendidikan oleh karena itu harus mampu mengurangi ketimpangan di dalam dan diantara negara-negara, dengan hasil akhir menjadikan bersatunya nilai-nilai, ide dan kesempatan. Laporan yang dibuat oleh McKinley & Company yang terbit pada September 2012 memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian maju ke tujuh di dunia pada tahun 2030, dan permintaan akan tenaga terampil akan meningkat dari 55 juta pada tahun 2012 menjadi 113 juta pada tahun 2030 dalam rangka menjaga stabilitas pertumbuhan. A n a l i s i s d e m o g r a f i d a r i pertumbuhan populasi menunjukkan bahwa anta tahun 2010 dan 2035, Indonesia akan mengalami transisi demografi yang ditandai oleh r e n d a h n y a t i n g k a t p o p u l a s i nonproduktif, artinya rendahnya populasi anak-anak dan orang tua yang bergantung pada populasi usia produktif. Selama periode transisi ini, penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk usia nonproduktif. Hal ini akan menciptakan kesempatan emas, yang secara umum disebut sebagai 'Bonus Demografi' untuk membentuk investasi dari waktu ke waktu pendidikan semakin sejajar dan berkualitas, training dan pembelajaran sepanjang hayat. Jika terwujud, akan ada potensi untuk membentuk tenaga kerja yang sangat produktif untuk

BOS adalah salah satu program pendidikan terbesar di dunia, dengan lebih dari 54.8 juta murid dan sekitar 236.000 sekolah dan pesantren (sekolah agama). Program ini adalah alat untuk memperkuat pelaksananan Manajemen Berbasis Sekolah. menyokong pertumbuhan ekonomi masa depan yang cepat. Jika pendidikan yang setara dan berkualitas tidak terpenuhi, sayangnya, maka negara akan menghadapi resiko nasional yaitu beban keuangan negara yang berat ketika populasi yang ada pada umur 7 sampai 15 tahun sudah siap masuk ke dunia kerja di tahun 2020 sampai 2025. Memperluas akses yang sejajar, meningkatkan mutu pendidikan, dan memperkuat pemerintahan yang bersih (good governance) akan tetap menjadi tantangan utama untuk pembangunan pendidikan di Indonesia. Beberapa strategi kunci telah digariskan pada Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah dan Rencana Strategis Ke m e n t e r i a n Pe n d i d i k a n d a n Kebudayaan 2010-2014. Pertama, adalah memperluas akses pendidikan mulai pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi. Kesiapan masuk sekolah adalah pondasi yang penting untuk meningkatkan kinerja pendidikan (education performance) sebab rendahnya kesiapan anak masuk sekolah akan menjadikan tingginya tingkat pengulangan kelas (tidak naik kelas) dan tingginya angka putus sekolah di sekolah dasar. Terpenuhinya pendidikan anak usia dini telah naik secara signifikan setiap tahun. Satu dari alat kebijakan yang paling penting dan paling inovatif adalah Program Bantuan Operasional Sekolah. Program yang dikenal sebagai BOS, dana perkapita yang disediakan untuk semua sekolah negeri dan swasta mulai SD, SMP dan SMA. BOS adalah salah satu program pendidikan terbesar di dunia, dengan lebih dari 54.8 juta murid dan sekitar 236.000 sekolah dan pesantren (sekolah agama). Program ini adalah alat untuk memperkuat pelaksananan Manajemen Berbasis Sekolah. Pemerintah pusat sedang berencana untuk meningkatkan program sembilan tahun wajib belajar menjadi duabelas tahun wajib belajar. Inisitif ini akan memastikan bahwa sekolah SMA tersedia dan mampu diusahakan bagi semua lulusan program sembilan tahun wajib belajar. Target kami adalah setidaknya ratio anak sekolah SMA sebesar 97% pada tahun 2020 dan semua lulusan SMP akan meneruskan sekolahnya. Pemerintah juga akan terus melanjutkan menyediakan kesempatan yang sama untuk masuk perguruan tinggi melalui strategi kebijakan dengan Undang-undang Perguruan Tinggi (UU No.12/2012). Lembaga Perguruan Tinggi baru telah banyak didirikan baik di daerah terpencil maupun di wilayah perbatasan. Pembangunan Perguruan Tinggi juga merupakan aspek yang penting dalam menunjang rencana (master plan) dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, yang dikenal sebagai MAP3L. Kebijakan affirmative telah diterapkan untuk menjamin ketersediaan infrastruktur, dan rintangan sosial, ekonomi serta wilayah agar tidak menghalangi para pelajar untuk mendapat pendidikan yang layak. Kebijakan inisiatif termasuk tersedianya subsidi/bantuan bagi enam juta pelajar tidak mampu, penempatan guru ke daerah terpencil, pendirian sekolah baru di wilayah terpencil, penyediaan dukungan untuk kabupaten/kota yang kinerjanya rendah. Semua kebijakan tersebut sangat penting untuk mengurangi

perbedaan/kesenjangan diantara daerah dan golongan sosial ekonomi tertentu. Strategi kunci lain adalah dengan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan. Komponen-komponen penting dalam rencana tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas guru dan dosen, memperkuat kemampuan penelitian sejalan dengan prioritas nasional, menjadi keterkaitan antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja dan meningkatkan daya saing. Bagian lain yang juga penting dari startegi ini adalah memperbaharui kurikulum di semua jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas. Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pembentukan manusia seutuhnya dan kebutuhan bagi siswa untuk dapat mengausai kecakapan abad 21 termasuk sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi sikap dibutuhkan untuk membentuk masyarakat yang lebih

perduli dan toleran, serta warga negara yang baik. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan bumbu-bumbu yang sangat penting untuk membentuk masyarakat berbasis pengetahuan. Pendekatan ini membutuhkan murid yang aktif terlibat dalam mengamati, menanya, menghubungkan dan melakukan penelitian. Hal ini cenderung dapat membentuk sebuah proses pembelajaran yang akan meningkatkan kreatifitas, dimana p e n e l i t i a n p e n d i d i k a n t e l a h menunjukkan bahwa hal ini sangat krusial untuk membentuk pelajar yang efektif. Te r a k h i r, k i t a j u g a h a r u s memperkuat pemerintahan yang bersih, baik pada pemerintah pusat, provinsi maupun daerah dalam sistem pendidikan Indonesia maupun pada sekolah. Peningkatan kapasitas lembaga pada seluruh level sangat penting jika kita ingin memastikan layanan pendidikan diatur dan disediakan secara tepat. Pada tingkat pemerintah pusat, kementerian pendidikan terus memberikan prioritas utama terhadap reformasi birokrasi yang sedang berlangsung, termasuk restrukturisasi organisasi, rasionalisasi fungsi dan tugas untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi, memperkuat manajemen sumber daya manusia, dan menerapkan reformasi sektor keuangan bagi pendidikan termasuk kebijakan berdasar perencanaan keuangan, meningkatkan kontrol terhadap keuangan, sistem pengadaan dan audit internal. Pada tingkat daerah dan sekolah, pembangunan dan aturan (rollout) terhadap sistem nasional untuk P e m b a n g u n a n K e p r o f e s i a n Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah merupakan prioritas utama. Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang terdidik dengan bagus a d a l a h k u n c i u t a m a u n t u k meningkatkan kualitas, penggunaan sumber-sumber secara efisien, penguatan partisipasi masyarakat, dan dukungan bagi guru-guru yang efektif dan akuntabel.