III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik,

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

Plan. Reflective. Action/ Observation. Reflective. Action/ Observation. Reflective. Action/ Observation

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

METODE PENELITIAN. menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (clasroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, dan (7) indikator

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal dengan istilah classroom action research. Metode

KELAS MICRO TEACHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (actin reseach) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya merupakan rangkaian riset tindakan riset tindakan riset tindakan yang dilakukan guna memecahkan permasalahan dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma, 2011: 9). Dalam berbagai penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas model penelitian Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar. Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut.

25 Tindakan (acting) Perencanaan (planning) Pengamatan (observating) Refleksi (reflecting Bagan 3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Model Kurt Lewein Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang akan berlangsung secara terus-menerus. Apabila pembelajaran menuliskan kembali isi teks bacaan sastra dengan menggunakan teknik latihan belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Pelaksanaan tindakan siklus disesuaikan dengan kebutuhan dan upaya peningkatan hasil pembelajaran. Jika terdapat peningkatan dalam pembelajaran yang telah sesuai dengan indikator, siklus tersebut dapat dihentikan, meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada perubahan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui karena akan menimbulkan kejenuhan pada siswa.

26 3.2 Pelaksanaan Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Natar, beralamat di Jalan Rajawali Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. SMP Negeri 5 Natar memiliki 13 rombongan belajar yang terdir atas 4 ruang kelas VII, 4 ruang kelas VIII, dan 5 ruang kelas IX. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu 75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri 5 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yaitu (65,00). 3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 25 siswa, yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. 3.4 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra melalui teknik latihan pada siswa kelas VII-C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

27 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan menuliskan kembali isi teks bacaan sastra melalui teknik latihan pada siswa kelas VII-C semester ganjil SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012. 3.5.2 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis. 3.6 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tindakan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya. 3.6.1 Perencanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di direncanakan dalam dua siklus yang berlangsung selama dua minggu. Tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-

28 tiap pertemuan terdiri atas lima tahapan pelaksanaan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan pengumpulan data. 3.6.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. A. Pertemuan Pertama Siklus I B. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Presensi 3) Apersepsi 4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. C. Kegiatan Inti 1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara yang dapat efektif dalam pembelajaran menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan 2) Guru membacakan teks yang berisi dongeng Jaka Tarub di depan kelas. 3) Siswa menyimak contoh pembacaan teks cerita Jaka Tarub.

29 4) Siswa menuliskan unsur-unsur instrinsik yang terkandung dalam dongeng Jaka Tarub yang telah dibaca guru di depan kelas yaitu menentukan tema, alur, latar, penokohan, dan amanat. 5) Siswa mulai melaksanakan latihan yaitu denga menuliskan kembali isi cerita Jaka Tarub yang telah dibacakan guru di depan kelas dengan kalimatnya sendiri. D. Kegiatan Akhir 1) Siswa dan guru melakukan refleksi 2) Siswa menerima tugas rumah 3) Salam. B. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Guru mengecek kehadiran siswa 3) Guru mengadakan apersepsi 4) Guru mengimformasikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai pembelajaran sastra 2. Siswa membacakan di depan kelas hasil kegiatan latihan minggu lalu, yaitu menuliskan kembali isi cerita dongeng Jaka Tarub yang telah dibacakan guru dengan kalimatnya sendiri 3. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya

30 4. Guru memberi apresiasi pada hasil kerja siswa 5. Setelah seluruh siswa membacakan hasil kerjanya di depan kelas guru memberikan tugas latihan berikutnya yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik dalam cerita Jaka Tarub. 6. Siswa mengerjakan tugas latihan menentukan unsur-unsur instrinsik yang terkandung pada cerita Jaka tarub yaitu dengan mencari tema, alur, latar, penokohan, dan amanat. 3. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini 3. Salam. 3.6.3 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus I Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai kolabor/teman sejawat dan penulis sebagai peneliti. 3.6.4 Refleksi Refleksi merupakan kegiatan menganalisi, mencermati, dan mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan pada pembelajaran menuliskan kembali isi teks bacaan sastra pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan. Kemudian dilakukan evaluasi agar guru dapat menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

31 3.7 Perencanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 3.7.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini akan berlangsung pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C dalam dua kali pertemuan (1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. A. Pertemuan Pertama Siklus II 1. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Presensi 3) Apersepsi 4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara yang dapat efektif dalam pembelajaran menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan

32 2) Guru dan siswa membahas tugas latihan yang kedua pada pertemuan sebelumnya yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik dari cerita Jaka Tarub 3) Siswa mengumpulkan tugas minggu lalu yaitu menentukan tema, alur, latar, penokohan, dan amanat dari cerita Jaka Tarub 4) Guru membacakan teks yang berisi dongeng Sang Kancil dengan Buaya di depan kelas. 5) Siswa menyimak contoh pembacaan teks cerita Sang Kancil dengan Buaya. 6) Siswa menuliskan unsur-unsur instrinsik yang terkandung dalam dongeng Sang Kancil dengan Buaya yang telah dibaca guru di depan kelas yaitu menentukan ide pokok cerita setiap paragraf, merangkai pokok cerita menjadi ringkasan cerita, kepaduan paragraf, penggunaan ejaan dan tanda baca. 7) Siswa mengerjakan tugas latihan yaitu menuliskan kembali isi cerita Sang Kancil dan Buaya dengan kalimat yang tepat. 3. Kegiatan Akhir 1) Siswa dn guru melakukan refleksi 2) Siswa menerima tugas rumah 3) Salam B. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal 1. Salam 2. Guru mengecek kehadiran siswa

33 3. Guru mengadakan apersepsi 4. Guru mengimformasikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai pembelajaran sastra 2. Siswa membacakan di depan kelas hasil kegiatan latihan minggu lalu, yaitu menuliskan kembali isi cerita yang dibacakan (dongeng Sang Kancil dengan Buaya) 3. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya 4. Guru memberi tugas yang kedua yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik pada cerita Sang Kancil dengan Buaya 5. Siswa menentukan unsur-unsur instrinsik dalam cerita Sang Kancil dengan Buaya yaitu menentukan ide pokok cerita setiap paragraf, merangkai pokok cerita menjadi ringkasan cerita, kepaduan paragraf, penggunaan ejaan dan tanda baca. 6. Guru memberi apresiasi pada hasil kerja. 3. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi 2. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini 3. Salam.

34 3.7.2 Pengamatan/Observasi Pelaksanaan Siklus II Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan penulis sebagai peneliti. 3.7.3 Refleksi Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, mencermati, dan mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. 3.8 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh melalui langka-langkah sebagai berikut. 1. Tes Tes dilakukan pada saat pembelajaran materi menulis kembali cerita dongeng yang didengar atau yang dibacakan dengan latihan. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis. 2. Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui apakah contoh cerita yang dibacakan guru di kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau peng- amatan ini di isi selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis ( ) pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas) apakah kurang, cukup, baik atau baik sekali.

35 3. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan mengupulkan hasil lembar kerja siswa. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang men- dukung permasalahan yang akan diteliti. 3.8.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Indikator penilaian menceritakan kembali teks bacaan sastra yang didengar adalah siswa dapat menuliskan kembali isi cerita sesuai dengan isi cerita yang telah di dengar, mampu menentukan pokok-pokok cerita, menulis cerita dengan menggunakan kalimat efektif, kepaduan antar paragraf, dan penggunaan ejaan yang tepat. Tabel 3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Siswa Kelas VII-C Semester Gnjil SMP Negeri 5 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 No Indikator Deskriptor Penilaian Skor 1 Kesesuaian Isi Cerita yang Ditulis dengan Cerita yang Didengar Siswa mampu menuliskan kembali isi cerita dengan sangat tepat, hanya terdapat 1-3 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita dengan tepat, namun masih terdapat 4-7 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita namun kurang tepat, karena terdapat 8-10 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar Siswa belum dapat menuliskan kembali isi cerita dengan tepat, karena terdapat 10 isi cerita yang kurang sesuai dengan cerita yang didengar 4 3 2 1

36 No Indikator Deskriptor Penilaian Skor 2 Kelengkapan pokok cerita Siswa mampu menuliskan pokok-pokok cerita dengan sangat tepat, hanya terdapat 1pokok cerita yang belum tepat Siswa dapat menuliskan pokok-pokok cerita dengan tepat, namun masih terdapat 2-3 dari pokok cerita yang belum tepat Siswa dapat menuliskan pokok-pokok cerita, namun kurang tepat, karena terdapat 4-5 dari pokok cerita yang belum tepat Siswa belum dapat menuliskan pokokpokok cerita, karena terdapat 6 dari pokok cerita yang belum tepat 3 Keefektifan Kalimat Siswa mampu menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, hanya terdapat 1-3 kalimat yang kurang efektif Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, namun masih terdapat 4-7 kalimat yang kurang efektif Siswa dapat menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, namun masish terdapat 8-10 kalimat yang kurang efektif Siswa belum dapat menuliskan kembali isi cerita yang didengar dengan menggunakan kalimat efektif, karena terdapat 10 kalimat yang kurang efektif 4 Kepaduan Paragraf Siswa mampu menuliskan kembali cerita yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat bertautan dan berurutan dengan tepat, hanya terdapat 1 paragraf yang kurang tepat Siswa dapat menuliskan kembali cerita yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat bertautan namun masih terdapat 2 paragraf yang belum berurutan dan bertautan dengan tepat 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3

37 No Indikator Deskriptor Penilaian Skor 5 Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca Siswa dapat menuliskan kembali cerita yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat, namun terdapat 3 pargaraf yang belum bertautan dan berurutan dengan tepat Siswa belum dapat menuliskan kembali cerita yang didengan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat, karena terdapat 4 parafrag cerita yang ditulis tidak bertautan dan tidak berurutan Dalam menuliskan kembali isi cerita yang didengar siswa mampu menggunakan ejaan dan tanda baca dengan sangat tepat, hanya terdapat 1-3 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat Dalam menuliskan kembali isi cerita yang didengar siswa dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat, namun terdapat 4-7 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat Dalam menuliskan kembali isi cerita yang didengar siswa ejaan dan tanda baca yang digunakan belum tepat, karena terdapat 7-10 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat Dalam menuliskan kembali isi cerita yang didengar siswa belum dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat, karena terdapat 10 kalimat yang ditulis dengan kurang tepat Jumlah Skor 2 1 4 3 2 1 20 3.8.2 Penjelasan Indikator Penilaian Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra 1. Kesesuaian Isi Cerita yang ditulis dengan yang Dibacakan Dalam menulis cerita dituntut kesesuaian dengan cerita yang terjadi di- dalamnya tidak boleh menyimpang dari isi cerita tersebut. Jadi, apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat

38 skor 4. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 3. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 2. Apabila cerita yang ditulis sangat sesuai dengan cerita yang di dengar, maka siswa mendapat skor 1. 2. Kelengkapan Pokok-Pokok cerita Pokok dalam sebuah cerita merupakan tema atau suatu yang dapat dikembangkan untuk menjadi sebuah cerita. Dalam penulisan cerita siswa harus menentukan terlebih dahulu pokok-pokok dari cerita tersebut, setelah itu baru dirangkai menjadi sebuah cerita yang utuh. Jadi apabila dalam menentukan pokok-pokok cerita siswa sudah sangat tepat, maka siswa mendapatkan skor 4, apabila siswa sudah mampu menentukan pokok-pokok dengan tepat maka mendapatkan skor 3, apabila dalam menentukan pokokpokok cerita namun kurang tepat maka siswa mendapat skor 2, apabila dalam siswa tidak mampu menentukan pokok-pokok cerita maka siswa mendapat skor 1. 3. Keefektifan Kalimat Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak minimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kessepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan. Jadi, apabila kalimat yang digunakan sangat efektif, maka siswa skor 4. Apabila kallimat yang digunakan efektif, siswa mendapat skor 3. Apabila kalimat yang digunakan kurng efektif, siswa mendapat skor 2. Apabila kalimat yang digunakan tidak efektif, siswa mendapat skor 1.

39 4. Kepaduan Paragraf Paragraf dikatakan koherensi apabila paragraf itu mengandung kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik terjadi apabila semua kalimat penjelas mendukung kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1. 5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka siswa mendapat skor 1.

40 Tabel 3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan (Aktifitas Siswa) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Melalui Teknik Latihan Siswa SMP N.5 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor 1 Aktivitas Siswa 1) Perhatian Siswa seluruh siswa memperhatikan materi yang di sampaikan hanya 15-20 siswa yang memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan hanya 10-15 siswa yang memperhatikan materi pelaajaran hanya 4-9 siswa yang memperhatikan materi pelajaran kurang dari 3 siswa yang memperhatikan materi pelajaran 2) Partisipasi Siswa seluruh siswa aktif berpartisipasi hanya 15-20 siswa yang aktif berpartisipasi hanya 10-15 siswa yang aktif berpartisipasi hanya 4-9 siswa yang aktif berpartisipasi kurang dari 3 siswa yang aktif berpartisipasi 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

41 No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor 3) Kesungguhan/ Ketekunan belajar seluruh siswa mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh hanya 15-20 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh hanya 10-15 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh hanya 4-9 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh kurang dari 3 siswa yang mengikuti materi dengan tekun dan sungguh-sungguh 5 4 3 2 1 Tabel 3.3 Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Melalui Teknik Latihan Siswa Kelas VII SMP N.5 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR I. PRAPEMBELAJARAN 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5 2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5 II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pembelajaran 3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5 4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5

42 No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR 5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan 1 2 3 4 5 hirarki belajar dan karakteristik siswa 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5 B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan 1 2 3 4 5 karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5 9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13 Menggunakan media sarana secara efektif dan 1 2 3 4 5 efisien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5 D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa 16 Menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam 1 2 3 4 5 pembelajaran 17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penilaian Proses Hasil Belajar 1 2 3 4 5 19 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran 1 2 3 4 5

43 No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR 20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5 F. Penggunaan Bahasa 21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 1 2 3 4 5 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5 G. PENUTUP 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan JUMLAH 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Panduan : 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik

44 3.8.3 Penjelasan Indikator Kegiatan Pembelajaran (Aktifitas Siswa dan Guru) dalam Pembelajaran Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro- ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom skor. 3.9 Langkah-langkah Analisis Data 3.9.1 Langkah-langkah Dalam Menganalisis Data Kemampuan Menuliskan Kembali Isi Teks Bacaan Sastra, sebagai berikut. 1. Siswa mempresentasikan pembelajaran memahami isi berbagai teks bacaan sastra didepan kelas. 2. Penulis melakukan penilaian terhadap faktor kebahasaan, yaitu kesesuaian isi cerita yang ditulis dengan yang di dengar, kelengkapan pokok-pokok cerita, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. 3. Menjumlahkan skor memahami isi teks sastra dengan berpedoman pada tolok ukur pada table 3.1 4. Menghitung rata-rata kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan sastra dengan rumus : Nilai akhir = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

45 5. Menentukan tingkat kemampuan siswa dengan tolok ukur di bawah ini Tabel 3.4 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Teks Bacaan Sastra pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 5 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 Nilai 85 100 75 84 60 74 40 59 0 39 (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399) Tingkat Kemampuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang