BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya, bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi menjadi dua kelompok yaitu logam dan non-logam. 2,3 Bahan basis gigitiruan non-logam dibedakan menjadi dua yaitu termohardening dan termo-plastic. 3 Bahan thermo-hardening adalah bahan yang mengalami perubahan kimia dalam proses dan pembentukan, contohnya : fenolformaldehid, vulkanit dan resin akrilik, sedangkan bahan thermo-plastic adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia dalam proses pembentukannya, contohnya : seluloid, selulosa nitrat, resin vinil, polikarbonat, resin akrilik dan nilon. 2,3 Sejak ditemukannya resin akrilik pada tahun 1937, bahan ini telah menjadi pilihan utama dalam pembuatan basis gigitiruan sampai dengan sekarang ini. 4-7 Resin akrilik atau lebih dikenal dengan nama polimetil metakrilat (PMMA) menjadi bahan resin pilihan karena kualitas estetika yang memadai, biaya yang tidak mahal, mudah diproses dan dipoles. 6-8 Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi umumnya dibedakan atas dua jenis, yaitu resin akrilik swapolimerisasi dan resin akrilik polimerisasi panas. 4,9 Resin akrilik swapolimerisasi adalah resin akrilik dimana dalam proses polimerisasi membutuhkan aktivasi secara kimiawi. 9 Bahan ini digunakan secara luas
untuk bahan pelat ortodonti, sendok cetak fisiologis dan berbagai keperluan reparasi basis gigitiruan. Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin yang menggunakan energi panas dalam proses polimerisasi. 10 Bahan ini digunakan untuk bahan pembuatan anasir gigitiruan dan merupakan bahan yang paling populer dalam proses pembuatan basis gigitiruan karena lebih akurat dan biaya laboratorium yang relatif rendah. 11 Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-butir polimetil metakrilat dan sejumlah kecil benzoil proksida sebagai inisiator reaksi sedangkan cairan mengandung metil metakrilat. Manipulasi bahan ini dicampur sesuai petunjuk pabrik dan diisikan ke dalam mould, kemudian dilakukan pres dilanjutkan dengan proses kuring. Proses kuring dilakukan dengan meletakkan kuvet yang sudah diisi dengan adonan akrilik ke dalam waterbath, kemudian kuring dengan suhu 70 C dibiarkan selama 30 menit dan selanjutnya 100 C dibiarkan selama 90 menit. 9 Salah satu kekurangan yang dimiliki resin akrilik polimerisasi panas yaitu mudah fraktur. 6 Fraktur adalah sebuah masalah yang sering ditemui pada pemakai gigitiruan. Sebanyak 30% perbaikan gigitiruan yang dilakukan oleh laboratorium dental adalah masalah fraktur midline yang paling sering terjadi pada gigitiruan rahang atas. Ketahanan terhadap fraktur tergantung oleh sifat mekanis bahan yaitu kekuatan lentur dan kekuatan impak. 12 Seiring perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi, gigitiruan inovasi generasi terbaru yang tahan terhadap fraktur adalah gigitiruan fleksibel yang awalnya diperkenalkan oleh Arpad dan Tibor Nagy (1950). Selain
mengatasi fraktur, gigitiruan fleksibel memiliki estetik yang baik, ringan dan sifat fleksibel memungkinkan penyesuaian dalam mulut, yang tetap berada pada posisinya bahkan pada saat terjadi pengunyahan keras. Kelebihan dari gigitiruan fleksibel ini terletak pada daerah gerong tepi gingival. Gigitiruan fleksibel bertahan pada gerong tersebut sehingga terdapat retensi dan stabilitas bahkan pada saat menguyah makanan keras seperti apel dan kacang-kacangan. 13,14 Gigitiruan fleksibel terbuat dari bahan termoplastik nilon, bahan ini diperoleh melalui reaksi kondensasi dari diamin dan asam dibasic. 13 Termoplastik nilon memiliki sifat fisik dan estetis yang khas, serta dapat dibuat lebih tipis dibandingkan bahan akrilik dengan ketebalan tertentu yang telah direkomendasikan yaitu 2 mm, sehingga lebih ringan dan tidak mudah fraktur. 15 Bahan termoplastik nilon dimanipulasi menggunakan peralatan khusus. Bahan ini dimasukkan ke dalam tabung silinder untuk kemudian dilunakkan menggunakan furnance pada suhu 230 240 C dan diinjeksikan ke dalam mould menggunakan injector. Keuntungan dari bahan termoplastik nilon yaitu bebas monomer, dimensi yang akurat serta kekuatan impak yang baik, selain keuntungan yang dimiliki, bahan ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu proses pembuatannya memerlukan peralatan yang mahal, kesulitan pembuatan mould, serta memerlukan kuvet khusus. 3 Saat ini telah banyak dokter gigi yang beralih dari basis gigitiruan resin akrilik ke basis gigitiruan termoplastik nilon, tetapi belum diketahui berapa besar perbedaan kekuatan impak antara bahan basis gigitiruan resin akrilik dengan termoplastik nilon.
1.2 Permasalahan Pada umumnya dokter gigi memakai resin akrilik sebagai bahan dasar pembuatan basis gigitiruan tetapi saat ini dokter gigi banyak beralih kepada bahan termoplastik nilon, karena sifat estetis dan mekanis yang dianggap lebih menguntungkan, akan tetapi belum banyak dokter gigi yang mengetahui berapa besar kekuatan impak bahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, timbul permasalahan berapa kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dan termoplastik nilon. 1.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Berapa kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas 2. Berapa kekuatan impak termoplastik nilon 3. Apakah ada perbedaan kekuatan impak antara resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon 1.4 Hipotesis Penelitian Ada perbedaan kekuatan impak antara bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besar kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas 2. Mengetahui besar kekuatan impak termoplastik nilon
3. Mengetahui perbedaan kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan di bidang Kedokteran Gigi tentang perbedaan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon 2. Sebagai tambahan informasi mengenai sifat-sifat mekanis dari bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dan termoplastik nilon 3. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan sifat mekanis lainnya antara bahan resin akrilik dengan termoplastik nilon