BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktif tipe the learning cell dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Media Animasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan tes hasil belajar (THB). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada proses pembelajaran. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengelolaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan untuk yang memilih penjurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok kalor diajarkan dengan model pembelajaran Novick dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak tiga kali pertemuan yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok getaran dan gelombang diajarkan dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi Gaya Melalui Model Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

Transkripsi:

57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan untuk pelaksanaan belajar mengajar dan 1 kali untuk tes hasil belajar. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014. Pada pertemuan ini masih dalam tahap penyesuaian untuk menerapkan pembelajaran multi model. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014 pada pertemuan ini siswa sudah bisa menyesuaikan diri dalam pembelajaran menggunakan multi model. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2014, pertemuan ini setelah diajarkan sebanyak 2 kali pertemuan siswa makin antusias. Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 dengan melakukan tes hasil belajar (THB) di kelas penelitian. 1. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi Pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan multi model yang dilakukan oleh peneliti dinilai dengan menggunakan instrumen yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan multi model. Pengamatan dilakukan oleh 2 (dua) orang pengamat. Persentase nilai rata-rata 57

58 pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) pada Pertemuan 1 NO Aspek yang diobservasi Persentase Skor Pengelolaan Pembelajaran (%) Kategori 1 Pendahuluan 75,00 Baik 2 Menyampaikan materi 75,00 Baik 3 Penomoran 87,50 Sangat Baik (Numbering) 4 Pengajuan pertanyaan (Questioning) 91,67 Sangat Baik 5 Berfikir bersama 87,50 Sangat Baik (Head Together) 6 Pemberian jawaban 91,67 Sangat Baik (Answering) 7 Mengadakan evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi 93,75 Sangat Baik 8 Kegiatan penutup 100,00 Sangat Baik 9 Pengelolaan Waktu 75,00 Baik RATA-RATA 86,8 Sangat Baik NO 1 2 3 4 Tabel. 4.2 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Pertemuan 2 dan 3 Persentase Skor Pengelolaan Rata-rata Aspek yang diobservasi Pembelajaran (%) Kategori (%) RPP 2 RPP 3 Orientasi Siswa Pada Masalah Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya 79,17 91,67 85,42 Sangat Baik 93,75 100,00 96,88 Sangat Baik 93,75 100,00 96,88 Sangat Baik 100,00 100,00 100,00 Sangat Baik

Persentasi (%) 59 NO Aspek yang diobservasi Persentase Skor Pengelolaan Pembelajaran (%) RPP 2 RPP 3 Rata-rata (%) Kategori 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses 84,38 93,75 89,06 Sangat Baik pemecahan masalah 6 Kegiatan penutup 100,00 100,00 100,00 Sangat Baik 7 Pengelolaan waktu 62,50 100,00 81,25 Sangat Baik Rata-rata 87,50 96,70 92,78 Sangat Baik Berdasarkan tabel 4.2 di atas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan multi model menunjukkan pada RPP I, RPP II dan RPP III guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori sangat baik. Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika pada RPP I dengan mengggunakan model pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) didapat rata-rata 86,8%, pada RPP II dan III dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning didapat rata-rata penilaian sebesar 92,78 dengan kategori sangat baik. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 86,7 87,5 96,7 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentasi Rata-rata Penilaian RPP

60 2. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi. Aktifitas siswa diamati oleh 4 (empat) orang pengamat, yaitu 4 (empat) alumni tadris fisika IAIN Palangka Raya. Pengamatan dilakukan terhadap aktifitas siswa dari awal hingga akhir proses belajar mengajar. Pengamat memberikan tanda cek list ( ) pada kolom skor penilaian yang telah disiapkan bisa dilihat dilampiran. Tabel 4.3 Persentase Aktifitas Siswa dengan Menerapkan model pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) Persentase Skor Tiap Aspek Yang Diamati Aspek RPP I 1. Mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya 2. Mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8 orang 3. Menerima nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masing-masing 4. Berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawabannya 5. Memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas 6. Memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban P % 3,94 98,50 3,19 79,75 3,39 84,75 3,48 87 3 75 2,84 71 7. Mendengarkan dan memperhatikan informasi 3,42 85,50

61 tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru 8. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari 3,23 80,75 Rata-rata 3,31 82,78 Tabel 4.4 Persentase Aktifitas Siswa dengan Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Skor Tiap Aspek Aspek Yang Diamati RPP II RPP III Ratarata P % P % % 1. Mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) melalui permasalahan oleh guru dan 3,42 85,50 3,48 87 86,25 menanggapi permasalahan yang disampaikan guru 2. Mendengarkan penjelasan guru 3,32 83 3,58 89,5 86,25 3. Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru 4. Mengikuti intruksi guru untuk membentuk kelompok 5. Memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru 6. Menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan percobaan) 7. Bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti 8. Bertanya jika ada yang belum dimengerti 9. Menuliskan data hasil percobaan pada LKPD dan mengolah data 10. Memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas 11. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas 12. Menyimak informasi sebenarnya dari guru tentang penyelidikan yang dilakukan 3,48 87 3,42 85,5 86,25 3,68 92 3,81 95,25 93,63 3,42 85,50 3,52 88 86,75 3,68 92 3,68 92 92 3,29 82,25 3,32 83 82,63 3,61 90,25 3,09 77,25 83,75 3,77 94,25 3,81 95,25 94,73 2,90 72,50 3,52 88 80,25 3,03 75,75 3,81 95,25 85,5 3,81 95,25 3,48 87 91,13

62 Penilaian terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada RPP sebagaimana dirangkum pada tabel 4.3 bahwa nilai rata-rata persentase siswa yang mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya sebesar 98,50%, siswa mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8 orang diperoleh rata-rata 79,75%, siswa menerima nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masing-masing diperoleh rata-rata 84,75%, siswa berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawabannya diperoleh rata-rata 87%, siswa memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas diperoleh rata-rata 75%, siswa memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban diperoleh rata-rata 71%, siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru diperoleh rata-rata 85,50%, menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari diperoleh rata-rata 80,75%. Penilaian terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran Problem Based Learning pada RPP II dan III sebagaimana dirangkum pada tabel 4.4 bahwa nilai rata-rata persentase siswa mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi permasalahan yang disampaikan guru sebesar 86,25%, siswa mendengarkan penjelasan guru diperoleh rata-rata 86,25%, siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru diperoleh rata-rata 86,25%, siswa mengikuti intruksi guru untuk membentuk kelompok diperoleh nilai rata-rata 93,63%, siswa

63 memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru diperoleh nilai rata-rata 86,75%, siswa menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (lembar kerja siswa, alat dan bahan percobaan) diperoleh nilai ratarata 92%, siswa bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti diperoleh nilai rata-rata 82,63%, siswa bertanya jika ada yang belum dimengerti diperoleh nilai rata-rata 83,75%, siswa menuliskan data hasil percobaan pada LKPD dan mengolah data diperoleh nilai rata-rata 94,73%, siswa memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas diperoleh nilai rata-rata 80,25%, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas 85,50%, siswa menyimak informasi sebenarnya dari guru tentang penyelidikan yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata 91,13%. 3. Tes Hasil Belajar Siswa (THB) dalam Pembelajaran Menggunakan Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Tes Hasil Belajar dianalisis menggunakan ketuntasan individu dan klasikal, serta ketuntasan TPK terhadap indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu mengacu pada standar ketuntasan dari SMP Negeri 6 Palangka Raya yang menggunakan standar ketuntasan sebesar 75%. 1 Ketuntasan klasikal dikatakan 1 Guru mata pelajaran fisika SMP Negeri-6 Palangkaraya.

64 tuntas apabila memenuhi 85% seluruh siswa yang tuntas. 2 Batas ketuntasan TPK yang sudah ditetapkan sebesar 75%. a. Ketuntasan Individu dan Klasikal Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk uraian sebanyak 16 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa No Nama Siswa Skor Persentase Ket 1 ARP 67 88,16 Tuntas 2 AI P 65 85,53 Tuntas 3 AD 70 92,11 Tuntas 4 AIA 64 84,21 Tuntas 5 AAP 65 85,53 Tuntas 6 AR 68 89,47 Tuntas 7 BB 74 97,37 Tuntas 8 CFD 67 88,16 Tuntas 9 DGP 69 90,79 Tuntas 10 EPN 68 89,47 Tuntas 11 ET 72 94,74 Tuntas 12 EJ 62 81,58 Tuntas 13 KS 64 84,21 Tuntas 14 MRR 56 73,68 Tidak Tuntas 15 MDT 74 97,37 Tuntas 16 MN 66 86,84 Tuntas 17 MAA 47 61,84 Tidak Tuntas 18 MYF 59 77,63 Tuntas 19 NG 70 92,11 Tuntas 20 NH 72 94,74 Tuntas 21 N 68 89,47 Tuntas 22 NH 67 88,6 Tuntas 23 P 72 94,74 Tuntas 24 RSP 67 88,16 Tuntas 25 R 72 94,74 Tuntas 26 RAJ 68 89,47 Tuntas 27 RES 57 75 Tuntas 28 R 68 89,47 Tuntas 29 SR 72 94,74 Tuntas 2 M.Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., h. 53

65 30 TG 66 86,84 Tuntas Sumber: Hasil penelitian, 2014. Tabel 4.6. Keberhasilan siswa secara klasikal Jumlah siswa Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Ketuntasan Klasikal (%) 30 28 2 93,33 Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 diatas menunjukkan bahwa terdapat 2 siswa yang tidak tuntas pada tes hasil belajar. Siswa yang tuntas pada tes hasil belajar sebanyak 28 orang, karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dari pihak sekolah yang KKM sebesar 75%. Siswa yang tuntas pada tes hasil belajar secara klasikal sebesar 93,33%. Berdasarkan ketuntasan klasikal siswa tuntas hasil belajarnya, karena hasil belajar siswa secara klasikal memenuhi/ melebihi batas standar ketuntasan klasikal sebesar 85%. b. Ketuntasan TPK Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dikatakan tuntas bila siswa yang mencapai TPK 65%. Apabila dalam 1 TPK terdapat soal lebih dari 1 soal maka nilai tersebut harus dicari nilai rata-rata terlebih dahulu baru dipersentasekan. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

66 Tabel 4.7 Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) No Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Aspek 1 Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk energy. 2 Siswa dapat mencontohkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari 3 Menerapkan konsep energi dalam kehidupan sehari-hari 4 Menentukan proses terjadinya perubahan energi 5 Siswa dapat menjelaskan konsep energi kinetik 6 Siswa dapat menjelaskan konsep energi potensial 7 Siswa dapat membedakan energi kinetik dan energi potensial dalam kehidupan sehari-hari 8 Siswa dapat menyebutkan hukum kekekalan energi 9 Siswa dapat menyebutkan contoh hukum kekekalan energi dalam kehidupan seharihari 10 Siswa dapat menjelaskan pengertian usaha 11 Siswa dapat menjelaskan macam-macam usaha yang ada dalam kehidupan seharihari 12 Siswa dapat menghitung soal matematis yang berhubungan dengan usaha Butir Soal Ketercapain TPK(%) Ket C 1 1 93 Tuntas C 2 2 58 Tidak tuntas C 3 3 89 Tuntas C 3 4 100 Tuntas C 2 5 96 Tuntas C 2 6 96 Tuntas C 2 7 79 Tuntas C 1 8 98 Tuntas C 2 9 84 Tuntas C 1 10 96 Tuntas C 2 11 96 Tuntas C 3 12 98 Tuntas 13 Siswa dapat menjelaskan adanya C hubungan antara usaha dan energi 2 13 73 Tuntas 14 Siswa dapat menjelaskan pengertian daya C 1 14 100 Tuntas 15 Siswa dapat menjelaskan hubungan persamaan antara daya (P), usaha (W), dan waktu (t) 16 Siswa dapat menghitung soal-soal yang berhubungan dengan daya dan usaha Sumber: Hasil penelitian, 2014. C 2 15 65 Tuntas C 3 16 89 Tuntas

67 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 16 TPK yang dirumuskan terdapat 15 TPK yang tuntas dan 1 TPK yang tidak tuntas. TPK yang tuntas terdiri dari 4 TPK aspek pengetahuan (C 1 ),7 TPK aspek pemahaman (C 2 ) dan 4 TPK aspek aplikasi. TPK yang tidak tuntas terdiri dari 1 TPK aspek pemahaman (C 2 ). 4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi Respon siswa dilakukan dengan memberikan angket yang berisi pernyataan-pernyataan tentang pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) yang telah dilaksanakan selama 3 pertemuan selesai dan tes soal akhir. Dan pengisian angket ini diberikan pada siswa kelas VIII-4 sebagai objek penelitian dengan memberikan jawaban pada pernyataan yang telah disediakan dalam angket tersebut. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

68 No Tabel 4.8 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pernyataan 1 Strategi pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi saya untuk aktif dalam pembelajaran. 2 Strategi pembelajaran Numbered Head Togehter dapat meningkatkan kesadaran saya akan pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari. 3 Proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini saya alami. 4 Strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi pembelajaran baru. 5 Strategi pembelajaran Numbered Head Togehter membuat saya merasa senang belajar fisika. 6 Strategi pembelajaran Numbered Head Togehter ini, memudahkan saya memahami materi energi dan perubahannya dengan baik. 7 a. Strategi pembelajaran Numbered Head Togehter yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. SS S CS KS TS F % F % F % F % F % 8 26,7 15 50 6 20 1 3,33 - - 10 33,3 17 56,7 3 10 - - - - 5 16,7 11 36,7 10 33,3 4 13,3 - - 9 30 14 46,7 4 13,3 1 3,33 2 6,7 12 40 9 30 8 26,7 - - 1 3,3 9 30 16 53,3 5 16,7 - - 4 13, 3 5 16, 7 - - - - 8 26, 7 13 43, 3 b. Strategi pembelajaran Numbered Head Togehter yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang menyenangkan. 8 Penjelasan guru tentang konsep energi dan perubahannya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi. 9 Lembar bacaan yang diberikan dapat membantu dalam proses pembelajaran Numbered Head Togehter 10 Arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD membingungkan saya untuk dipahami. 11 Kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan saya untuk memahami materi energi dan perubahannya Sumber: Hasil penelitian, 2014 6 20 23 76,7 10 33,3 - - - - 9 30 14 46,7 5 16,7 1 3.33 1 3.33 10 33,3 16 53.3 3 10 1 3,33 - - 2 6,67 6 20 8 26,7 10 33,3 4 13,3 7 23,3 16 53,3 7 23,3 - - - -

69 Tabel 4.9 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) No Pernyataan 1 Strategi pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi saya untuk aktif dalam pembelajaran. 2 Strategi pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kesadaran saya akan pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari. 3 Proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini saya alami. 4 Strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi pembelajaran baru. 5 Strategi pembelajaran Problem Based Learning membuat saya merasa senang belajar fisika. 6 Strategi pembelajaran Problem Based Learning ini, memudahkan saya memahami materi energi potensial, kinetik, hukum kekekalan energi, usaha, dan daya. 7 c. Strategi pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. d. Strategi pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang menyenangkan. 8 Penjelasan guru tentang konsep energi dan perubahannya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi. 9 Lembar bacaan yang diberikan dapat membantu dalam proses pembelajaran Problem Based Learning 10 Arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD membingungkan saya untuk dipahami. 11 Kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan saya untuk memahami materi energi potensial, kinetik, hukum kekekalan energi, usaha, dan daya SS S CS KS TS F % F % F % F % F % 5 16,7 19 63,3 6 20 - - - - 11 36,7 14 46.7 5 16,7 - - - - 7 23,3 8 26,7 11 36,7 3 10 1 3,3 11 36,7 12 40 4 13,3 1 3.3 2 6,67 9 30 16 53,3 5 16,7 - - - - 9 30 16 53,3 3 10 2 6,67 - - 1 3.33 3 10 4 13.3 9 30 13 43,3 11 36.7 11 36.7 7 23.3 - - 1 3.33 10 33,3 11 36,7 8 26.7 1 3,33 - - 14 46,7 10 33,3 4 13.3 2 6,67 - - - - 4 13,3 10 33,3 7 23,3 7 23,3 10 33,3 16 53.3 3 10 1 3,33 - -

70 Tabel 4.8 pada model pembelajaran Numbered Head Together menunjukkan bahwa pada respon nomor 1, sebanyak 8 siswa menyatakan sangat setuju (26,7%), 15 siswa menyatakan setuju (50%), 6 siswa menyatakan cukup setuju (20%), dan 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada respon nomor 2, sebanyak 10 siswa menyatakan sangat setuju (33,3%), 17 siswa menyatakan setuju (56,70%), dan 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) terhadap pembelajaran tipe numbered head together yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, telah meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pada respon nomor 3, sebanyak 5 siswa menyatakan sangat setuju (16,70%), 11 siswa menyatakan setuju (36,70%), 10 siswa menyatakan cukup setuju (33,30%) dan 4 siswa menyatakan kurang setuju (13,30%) terhadap proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini siswa alami. Pada respon nomor 4, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 14 siswa menyatakan setuju (46,70%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) dan 2 siswa menyatakan tidak setuju (6,67%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi pembelajaran baru. Respon nomor 5, sebanyak 12 siswa menyatakan sangat setuju (40%), 9 siswa menyatakan setuju (30%), 8 siswa menyatakan sukup setuju (26,70%) dan 1 siswa menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap model pembelajaran

71 numbered head together membuat siswa merasa senang belajar fisika. Pada respon nomor 6, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), dan 5 siswa menyatakan cukup setuju (16,70%) terhadap model pembelajaran numbered head together yang digunakan memudahkan siswa memahami materi dengan baik. Pada respon nomor 7a, sebanyak 4 siswa menyatakan setuju (13,30%), 5 siswa menyatakan cukup setuju (16,70%), 8 siswa menyatakan kurang setuju (26,70%) dan 13 siswa menyatakan tidak setuju (43,30%) terhadap model pembelajaran numbered head together yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. Pada respon nomor 7b, sebanyak 6 siswa menyatakan sangat setuju (20%), 23 siswa menyatakan setuju (76,70%), dan 10 siswa menyatakan cukup setuju (33,30%) terhadap model pembelajaran numbered hwad together yang digunakan merupakan model pembelajaran yang menyenangkan. Pada respon nomor 8, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 14 siswa menyatakan setuju (46,70%), 5 siswa menyatakan cukup setuju (16,7%), 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) dan 1 siswa menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap penjelasan guru tentang konsep energi dan perubahannya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi. Pada respon nomor 9, sebanyak 10 siswa menyatakan sangat setuju (33,30%,), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) dan 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap lembar bacaan yang diberikan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran numbered head together.

72 Pada respon nomor 10, sebanyak 2 siswa menyatakan sangat setuju (6,67%), 6 siswa menyatakan setuju (20%), 8 siswa menyatakan cukup setuju (26,70%), 10 siswa menyatakan kurang setuju (33,30%) dan 4 siswa menyatakan tidak setuju (13,3%) terhadap arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD membingungkan siswa untuk dipahami. Pada respon nomor 11, sebanyak 7 siswa menyatakan sangat setuju (23,30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), dan 7 siswa menyatakan cukup setuju (23,30%) terhadap kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan siswa untuk memahami materi energi dan perubahannya. Tabel 4.9 pada model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa pada respon nomor 5 sebanyak 8 siswa menyatakan sangat setuju (16,70%), 19 siswa menyatakan setuju (63,30%), dan 6 siswa menyatakan cukup setuju (20%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada respon nomor 2, sebanyak 11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 14 siswa menyatakan setuju (46,70%), dan 5 siswa menyatakan cukup setuju (16,70%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, telah meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pada respon nomor 3, sebanyak 7 siswa menyatakan sangat setuju (23,30%), 8 siswa menyatakan setuju (26,70%), 11 siswa menyatakan cukup setuju (36,70%), 3 siswa menyatakan kurang setuju (10%) dan 1 siswa menyatakan tidak setuju (3,30%) terhadap proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini

73 berbeda dengan yang selama ini siswa alami. Pada respon nomor 4, sebanyak 11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 12 siswa menyatakan setuju (40%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) dan 2 siswa menyatakan tidak setuju (6,67%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi pembelajaran baru. Respon nomor 5, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), dan 5 siswa menyatakan tidak setuju (16,70%) terhadap model pembelajaran problem based learning membuat siswa merasa senang belajar fisika. Pada respon nomor 6, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) dan 2 siswa menyatakan kurang setuju (6,67%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang digunakan memudahkan siswa memahami materi dengan baik. Pada respon nomor 7a, sebanyak 1 siswa menyatakan sangat setuju (3,33%), 3 siswa menyatakan setuju (10%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 9 siswa menyatakan kurang setuju (30%), dan 13 siswa menyatakan tidak setuju (43,30%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. Pada respon nomor 7b, sebanyak 11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 11 siswa menyatakan setuju (36,70%), 7 siswa menyatakan cukup setuju (23,30%) dan 1 siswa menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang digunakan merupakan model pembelajaran yang menyenangkan. Pada respon nomor 8, sebanyak 10 siswa menyatakan

74 sangat setuju (33,3%), 11 siswa menyatakan setuju (36,7%), 8 siswa menyatakan cukup setuju (26,70%), dan 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap penjelasan guru tentang konsep energi potensial, energi kinetik, hukum kekekalan energi, usaha dan daya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi. Pada respon nomor 9, sebanyak 14 siswa menyatakan sangat setuju (46,70%,), 10 siswa menyatakan setuju (33,30%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,3%) dan 2 siswa menyatakan kurang setuju (6,67%) terhadap lembar bacaan yang diberikan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran problem based learning. Pada respon nomor 10, sebanyak 4 siswa menyatakan setuju (13,30%), 10 siswa menyatakan cukup setuju (33,30%), 7 siswa menyatakan kurang setuju (23,30%), dan 7 siswa menyatakan tidak setuju (23,30%) terhadap arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD membingungkan siswa untuk dipahami. Pada respon nomor 11, sebanyak 10 siswa menyatakan sangat setuju (33,30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) dan 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan siswa untuk memahami materi energi potensial, kinetik, hukum kekekalan energi, usaha, dan daya.

75 B. Pembahasan 1. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi Pengelolaan pembelajaran fisika oleh peneliti dinilai dengan menggunakan instrumen 1.6 yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan pembelajaran multi model (numbered head together dan problem based learning). Pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat yakni Bapak Arif Romadhoni, S.Si dan Ibu Hersine, S. Pd. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : Tabel. 4.10 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Pertama Pengelolaan Pembelajaran Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran RPP 1 (%) 1 (Kategori yang diamati) 2 (keterlaksanaan) 3 (Nilai) A. PENDAHULUAN 1. Memotivasi siswa Terlaksana 3 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran Terlaksana 3 3. Memberikan informasi tentang model Terlaksana 3 pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head together (NHT) B. KEGIATAN INTI Tahap 1, Menyampaikan materi 4. Menjelaskan materi pelajaran Terlaksana 3 Tahap 2, Penomoran (Numbering) 5. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 6. Memberikan nomor 1 sampai 4 kepada masingmasing anggota kelompok Terlaksana 3,5 Terlaksana 3,5

76 Pengelolaan Pembelajaran Tahap 3, pengajuan pertanyaan (Questioning) Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran RPP 1 (%) 7. Mengajukan pertanyaan kepada siswa berupa Terlaksana 4 LKPD 8. Membagikan LKPD Terlaksana 4 9. Menjelaskan prosedur pengerjaan LKPD Terlaksana 3 Tahap 4, berfikir bersama (Head Together) 10. Membimbing siswa berfikir bersama/berdiskusi Terlaksana 3 11. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Terlaksana 4 menanyakan hal-hal yang kurang jelas Tahap 5, pemberian jawaban (Answering) 12. Memanggil salah satu nomor dari tiap kelompok Terlaksana 3,5 untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban 13. Memberikan jawaban informasi yang benar pada Terlaksana 4 LKPD 14. Menyimpulkan secara bersama pelajaran yang sudah dipelajari Terlaksana 3,5 Tahap 7, Guru mengadakan evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi 15. Memberikan evaluasi berupa soal sesuai dengan Terlaksana 4 TPK untuk mengecek pemahaman siswa 16. Guru memberikan perhargaan kepada siswa dan Terlaksana 3,5 kelompok yang terbaik. C. PENUTUP Tahap 8 : penutup Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam 4 D. PENGELOLAAN WAKTU Terlaksana 3 (Sumber: Hasil penelitian 2014) Persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:

77 Tabel. 4.11 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Kedua Pengelolaan pembelajaran Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran RPP 2 (%) 1 (Kategori yang diamati) 2 (keterlaksanaan) 3 (Nilai) A. PENDAHULUAN 1) Mengucapkan salam dan menanyakan Terlaksana 4 kehadiran siswa B. KEGIATAN INTI Orientasi siswa pada masalah 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus Terlaksana 3,5 2) Memotivasi siswa dengan mengajukan Terlaksana 3 permasalahan berupa pertanyaan 3) Membimbing siswa untuk mengidentifikasi Terlaksana 3 masalah Mengorganisasikan siswa untuk belajar 1) Membimbing siswa dalam pembentukan Terlaksana 3,5 kelompok 2) Membagikan LKPD dan alat-alat kepada siswa Terlaksana 4 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Mengecek kesiapan alat dan bahan Terlaksana 4 2) Membimbing setiap kelompok untuk Terlaksana 3,5 melakukan pengamatan dalam LKPD Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Membimbing siswa merancang laporan Terlaksana 4 2) Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan Terlaksana 4 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1) Mendiskusikan kembali langkah-langkah Terlaksana 3,5 pengamatan 2) Mendiskusikan konsep-konsep penting Terlaksana 3 3) Membimbing siswa membuat kesimpulan Terlaksana 3 mengenai materi yang telah dipelajari 4) Memberikan evaluasi Terlaksana 4 C. Penutup 1) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam penutup Pengelolaan waktu (Sumber: Hasil penelitian 2014) Terlaksana 2,5 Terlaksana 4

78 Persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini: Tabel. 4.12 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Ketiga Pengelolaan pembelajaran 1 (Kategori yang diamati) A. PENDAHULUAN 1) Mengucapkan salam dan menanyakan kehadiran siswa B. KEGIATAN INTI Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran RPP 3 (%) 2 (keterlaksanaan) 3 (Nilai) Terlaksana 4 Orientasi siswa pada masalah 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus Terlaksana 4 2) Memotivasi siswa dengan mengajukan Terlaksana 3,5 permasalahan berupa pertanyaan 3) Membimbing siswa untuk mengidentifikasi Terlaksana 3,5 masalah Mengorganisasikan siswa untuk belajar 1) Membimbing siswa dalam pembentukan Terlaksana 4 kelompok 2) Membagikan LKPD dan alat-alat kepada siswa Terlaksana 4 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Mengecek kesiapan alat dan bahan Terlaksana 4 2) Membimbing setiap kelompok untuk Terlaksana 4 melakukan pengamatan dalam LKPD Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Membimbing siswa merancang laporan Terlaksana 4 2) Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan Terlaksana 4 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1) Mendiskusikan kembali langkah-langkah Terlaksana 3,5 pengamatan 2) Mendiskusikan konsep-konsep penting Terlaksana 3,5 3) Membimbing siswa membuat kesimpulan Terlaksana 4 mengenai materi yang telah dipelajari 4) Memberikan evaluasi Terlaksana 4 C. Penutup 1) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam penutup Pengelolaan waktu (Sumber: Hasil penelitian, 2014) Terlaksana 4 Terlaksana 4

79 Skor rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini: Tabel.4.13 Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran RPP pada Tiap Pertemuan Skor Pengelolaan NO Aspek yang diobservasi Pembelajaran Kategori RPP 1 RPP 2 RPP 3 1 Kegiatan Pendahuluan 3 4 4 Baik 2 Kegiatan Inti 3,25 3,54 3,85 Baik 3 Kegiatan Penutup 4 2,5 4 Baik RATA-RATA 3,42 3,35 3,95 Baik Sumber: Hasil penelitian, 2014 Keterangan: 1,00-1,49 = Tidak baik 1,50-2,49 = Kurang baik 2,50-3,49 = Baik 3,50-4,00 = Sangat baik. 3 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran multi model (numbered head together dan problem based learning) menunjukkan pada RPP I menggunakan model pembelajaran numbered head together kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 3,42 dengan kategori baik, pada aspek kegiatan pendahuluan pengelolaan yang dilakukan guru meliputi memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan informasi tentang model pembelajaran mendapat skor 3 dengan kategori baik, pada pengelolaan aspek kegiatan inti KBM meliputi penyampaian materi, penomoran, pengajuan pertanyaan, berfikir bersama dan pemberian jawaban, 3 M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., 2005., h. 53.

80 guru memiliki nilai 3,25 dengan kategori baik. Kemampuan guru mengelola kegiatan penutup dalam KBM memiliki rata-rata skor 4 dengan kategori sangat baik. Hal ini terjadi disebabkan guru meminta siswa selalu bertanggungjawab dengan tugasnya masing-masing dengan menjawab LKPD dan selalu kompak dalam kelompoknya masing-masing serta guru meminta salah satu siswa untuk mempersentasikan tugas yang diberikan guru. Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki tahapan-tahapan yang menuntut siswa agar selalu siap mengikuti pembelajaran dan lebih aktif secara optimal, serta melakukan diskusi secara sungguh-sungguh sehingga dapat mengembangkan konsep yang telah ditemukan disetiap pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Semiawan, bahwa sebagai fasilitator, tugas guru selain memberikan pengetahuan, guru menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanggungjawab dengan tugasnya, berdiskusi, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 4 Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning pada RPP II dan RPP III. Kemampuan guru mengelola kegiatan pendahuluan memiliki skor rata-rata 4 dengan kategori sangat baik, kemampuan guru mengelola kegitan inti memiliki skor rata-rata 3,69 dengan kategori sangat baik, pada pengelolaan aspek kegiatan inti KBM meliputi orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 4 Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia, 1985, Hal.15

81 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan guru mengelola kegiatan penutup memiliki nilai rata-rata 3,65 dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan dalam mengelola pembelajaran guru memiliki tahapantahapan yang menuntut kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru memalui pemecahan masalah agar siswa lebih memahami isi pelajaran, meningkatkan minat, aktifitas, pemahaman, berfikir kritis, dan tanggungjawab. Sejalan dengan pendapat Semiawan, bahwa sebagai fasilitator, tugas guru selain memberikan pengetahuan, guru menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanggungjawab dengan tugasnya, berdiskusi, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 5 Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered head together memiliki nilai rata-rata sebesar 3,42 dengan kategori baik, sedangkan pengelolaan pembelajaran menggunakan problem based learning memiliki nilai rata-rata sebesar 3,65 dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Problem Based Learning digunakan dalam dua kali pembelajaran sedangkan model pembelajaran Numbered Head Together hanya sekali pembelajaran. Sehingga siswa lebih mengerti dan memahami pengelolaan model pempelajaran problem based learning. Siswa mulai terbiasa dengan proses pemecahan masalah, bereksperimen, menjawab LKPD, menganalisis data, serta mempersentasikan tugas masing-masing kelompok. 5 Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia, 1985, Hal.15

Persentasi (%) 82 Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika secara keseluruhan didapat ratarata penilaian sebesar 3,57 dengan kategori baik. 2. Aktifitas Siswa dengan menerapkan Pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) Aktifitas siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan aktifitas siswa. Dari hasil pengamatan selama tiga kali pertemuan yaitu RPP I, RPP II, dan RPP III. Persentasi aktifitas siswa dalam Kegiatan pembelajaran fisika dengan menggunakan pembelajaran multi model (numbered head togther dan problem based learning) dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini: RPP I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Aktifitas siswa RPP I Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktifitas Siswa pada pembelajaran NHT

Persentasi (%) 83 RPP II dan RPP III 100 80 60 40 20 RPP II RPP III 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Aktifitas siswa Gambar 4.3 Diagram Persentase Aktifitas Siswa pada pembelajaran NHT Keterangan : RPP I : 1. Mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya 2. Mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8 orang 3. Menerima nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masingmasing 4. Berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawabannya 5. Memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas 6. Memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban 7. Mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru 8. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari RPP II dan III : 1. Mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi permasalahan yang disampaikan guru 2. Mendengarkan penjelasan guru 3. Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru 4. Mengikuti intruksi guru untuk membentuk kelompok 5. Memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru 6. Menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan percobaan) 7. Bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti 8. Bertanya jika ada yang belum dimengerti

84 9. Menuliskan data hasil percobaan pada LKS dan mengolah data 10. Memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas 11. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas 12. Menyimak informasi sebenarnya dari guru tentang penyelidikan yang dilakukan Pada RPP I siswa melakukan aktifitas 1, yaitu mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya, skor yang diperoleh siswa yaitu 98,5% hal ini dikarenakan siswa sangat antusias dengan pembelajaran yang dilakukan. Siswa melakukan aktifitas 2, yaitu Mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8 orang skor yang diperoleh siswa yaitu 79,75% hal ini karena siswa mulai membentuk kelompok dan dan beradaptasi satu sama lain untuk saling kerjasama dalam berkelompok. Siswa melakukan aktifitas 3, yaitu menerima nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masing-masing, skor yang diperoleh siswa yaitu 84,75% dikarenakan mereka sangat senang dengan pemberian nomor kepada masing-masing siswa sehingga mereka mereka memilki tanggung jawab masing-masing. Siswa melakukan aktifitas 4, yaitu berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawabannya, skor yang diperoleh siswa yaitu sebesar 87% karena siswa mulai bisa bertanggung jawab dengan tugas kelompoknya masing-masing. Siswa melakukan aktifitas 5, yaitu Memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas, skor yang diperoleh siswa yaitu 75% karena siswa mulai memahami dan mengerti materi yang sudah diajarkan. Siswa melakukan aktifitas 6, yaitu memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban, skor yang

85 diperoleh siswa yaitu 71% karena sebagian siswa masih belum terbiasa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa melakukan aktifitas 7, yaitu mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru, skor yang diperoleh siswa yaitu 85,5% siswa sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru. Dan siswa melakukan aktifitas 8, yaitu menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari, skor yang diperoleh yaitu 80,75% siswa mulai memahami dan mengerti tentang materi yang sudah diajarkan. Aktifitas yang sangat menonjol pada RPP I adalah siswa melakukan aktifitas 1, yaitu mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya, skor yang diperoleh siswa yaitu 98,5% dengan kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan siswa sangat antusias dan tertib saat memulai pembelajaran, ketika guru menjelaskan materi siswa selalu memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan bertanya jika tidak dimengerti dan siswa merasa senang dengan model pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan. 6 Pada RPP II dan RPP III skor yang diperoleh siswa dalam melakukan aktifitas mengalami peningkatan. Siswa melakukan aktifitas 1, yaitu 6 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1983, h. 4.

86 mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi permasalahan yang disampaikan guru. Skor yang diperoleh siswa yaitu 85,5% dan 87% peningkatannya cukup kecil yaitu 1,5%. Siswa melakukan aktifitas 2, yaitu mendengarkan penjelasan guru. Skor yang diperoleh siswa yaitu 83% menjadi 89,5% peningkatannya cukup besar yaitu 6,5%. Peningkatan tersebut dikarenakan mereka sangat antusias mendengarkan penjelasan yang disampaikan. Siswa melakukan aktifitas 3, yaitu mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Skor yang diperoleh siswa yaitu 87% menjadi 85,5% mengalami sedikit penurunan sebesar 1,5%. Penurunan tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan memahami pertanyaan yang diberikan. Siswa melakukan aktifitas 4, yaitu mengikuti intruksi guru untuk membentuk kelompok. Skor yang diperoleh siswa yaitu 92% menjadi 95,25%. Skor yang diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,25%. Peningkatan tersebut dikarenakan pada RPP III kelompok belajar yang dibentuk oleh guru tetap seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga siswa dapat dengan mudah membentuk kelompok belajar sesuai instruksi guru dengan tenang dan tertib. Siswa melakukan aktifitas 5, yaitu Memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru. Skor yang diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,5 yaitu dari 85,5% pada RPP II menjadi 88% pada RPP III. Peningkatan tersebut dikarenakan pada RPP III

87 siswa sudah mengerti dengan arahan tata cara pelaksanaan penyelidikan. RPP II siswa belum mengerti dengan arahan tata cara pelaksanaan penyelidikan sehingga siswa masih banyak bertanya. Siswa melakukan aktifitas 6, yaitu menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan percobaan). Skor yang diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 92% pada RPP II dan RPP III. Hal ini dikarenakan siswa antusias dalam menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan percobaan). Siswa melakukan aktifitas 7, yaitu bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti. Skor yang diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,75% yaitu 82,25% pada RPP II menjadi 83% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan beberapa siswa antusias dan fokus bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti. Siswa melakukan aktifitas 8, yaitu bertanya jika ada yang belum dimengerti. Skor yang diperoleh mengalami penurunan sebesar 13% yaitu dari 90,25% pada RPP II menjadi 77,25% pada RPP III. Penurunan ini dikarenakan siswa mulai mengerti dan memahami materi yang diajarkan sehingga mereka tidak banyak bertanya. Siswa melakukan aktifitas 9, yaitu menuliskan data hasil percobaan pada LKS dan mengolah data. Skor yang diperoleh mengalami sedikit peningkatan sebesar 1% yaitu dari 94,25% pada RPP II menjadi 95,25% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa mulai mengerti dan memahami dalam menuliskan hasil percobaan pada LKS dan mengolah data.

88 Siswa melakukan aktifitas 10, yaitu memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas. Skor yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 15,5% yaitu dari 72,5% pada RPP II menjadi 88% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa sangat antusias dalam memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas. Siswa melakukan aktifitas 11, yaitu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Skor yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 19,5% yaitu dari 75,75% pada RPP II menjadi 95,25% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dan sudah mulai percaya diri dalam mempersentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Siswa melakukan aktifitas 12, yaitu menyimak informasi sebenarnya dari guru tentang penyelidikan yang dilakukan. Skor yang diperoleh siswa mengalami penurunan sebesar 8,25% yaitu dari 95,25% pada RPP II menjadi 87% pada RPP III. Penurunan ini dikarenakan ada beberapa siswa yang ribut dalam menyimak informasi sebenarnya tentang penyelidikan yang dilakukan sehingga mereka tidak begitu serius dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan. Aktifitas yang paling dominan pada RPP II dan RPP III adalah siswa melakukan aktifitas 11, yaitu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Skor yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 19,5% yaitu dari 75,75% pada RPP II menjadi 95,25% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dan sudah mulai percaya diri dalam mempersentasikan

89 hasil diskusi kelompok di depan kelas. Aktifitas belajar yang dirancang dengan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran problem based learning memungkinkan siswa dapat belajar bereksperimen dan dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan keterlibatan belajar. 7 3. Hasil Belajar Fisika Siswa setelah pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) a) Ketuntasan Individu Hasil analisis tes hasil belajar siswa secara kognitif yang diukur sebanyak satu kali. Berdasarkan tabel 4.2 yaitu tes hasil belajar siswa dari 30 orang siswa yang mengikuti ujian tes hasil belajar, 28 siswa yang berhasil memperoleh nilai melebihi standar ketuntasan hasil belajar IPA yang telah ditetapkan sekolah sebesar 75%. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 6,67% 2 orang 93,3% 28 orang Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa THB pada soal tes akhir pertemuan sebanyak 28 (93,3%) siswa tuntas dan 2 (6,67%) siswa 7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009, H.220.

90 tidak tuntas. Ketuntasan 28 orang siswa dikarenakan siswa kelas VIII-4 memang termasuk kelas unggulan yang memiliki keragaman akademik (pintar, sedang, dan kurang pintar). Ketuntasan 28 orang siswa memang banyak didominasi siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi. Siswa mampu memahami soal dengan baik. Selain itu, selama mengikuti proses pembelajaran dan melakukan kerja kelompok siswa terlihat senang dan menikmati proses diskusi, dengan cara memberi pertanyaan melalui LKPD dan melakukan penyelidikan/pengamatan melalui percobaan. Dengan menumbuhkan sikap berkelompok di kalangan siswa dapat membuat suasana kelas menjadi hidup, sejalan, dan serasi. 8 Sehingga siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning ini. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran materi usaha dan energi selama 2 jam pelajaran pada setiap pertemuannya. Terlihat dari data pengelolaan pembelajaran, kemampuan guru menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan diskusi cukup baik. Kemampuan siswa mengikuti proses belajar mengajar, memperhatikan dan memahami penjelasan guru dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir cukup baik. Kemampuan siswa memahami dan mengerjakan soal cukup baik. Sejalan dengan pendapat Banyamin S. Bloom, tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan 8 Hanafiah,dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : Refika Aditama, 2009, h, 24

91 berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat. 9 Siswa yang tidak tuntas sejumlah 2 orang hal ini terjadi siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak menjawab LKPD yang diberikan guru, serta mereka sibuk sendiri bermain dan asyik mengobrol dengan temannya. Kurangnya konsentrasi dan motivasi siswa dalam pelajaran juga berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya menjadi rendah. Keberhasilan belajar siswa dapat juga ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. 10 Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya tinggi, begitu sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya. b) Ketuntasan Klasikal Tabel 4.14. Keberhasilan Siswa Secara Klasikal Jumlah siswa Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Ketuntasan Klasikal (%) 30 28 2 93,33 Berdasakan tabel 4.14 ketuntasan secara klasikal dari tes hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) sebesar 93,30% sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning memenuhi kriteria ketuntasan 9 Martinis Yamin, Propesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 126. 10 Wina, sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008,h.249

92 klasikal yaitu 75%. Dari tabel 3.15 menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran pada RPP I memiliki nilai rata-rata 3,42 dengan kategori baik sedangkan untuk aktifitas siswa mendapat nilai rata-rata 5,25, pada RPP II memiliki nilai rata-rata 3,35 dengan kategori baik dan aktifitas siswa memiliki nilai rata-rata 4,26 sedangkan pada RPP III memiliki nilai rata-rata 3,95 dengan kategori baik dan aktifitas siswa memiliki nilai rata-rata 4,37. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sangat antusias dan cukup fokus dalam PBM sehingga mendapatkan nilai yang baik, sehingga secara klasikal kelas VIII-4 hasil belajarnya sudah memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 93,30%. c). Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) TPK dikatakan tuntas apabila persentase siswa yang mencapai TPK tersebut sebesar 65%. Hasil analisis data ketuntasan TPK dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti di bawah ini; Ketuntasan TPK 1 soal (1 TPK) Tuntas Tidak Tuntas 15 soal (15 TPK) Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan TPK