Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Pupuk amonium sulfat

Pupuk kalium sulfat SNI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Pupuk dolomit SNI

Pupuk SP-36 SNI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Pupuk amonium klorida

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

SNI Standar Nasional Indonesia

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Pupuk kalium klorida

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk tripel super fosfat

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

3 Metodologi Penelitian

Pulp - Cara uji bilangan kappa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Pupuk urea amonium fosfat

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Pupuk diamonium fosfat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

Analisis kadar abu contoh batubara

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk super fosfat tunggal

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 2 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 3 5 Rekomendasi... 4 Lampiran A Pelaporan... 5 Bibliografi... 6 i

Prakata SNI ini merupakan hasil kaji ulang dan revisi dari SNI 06-2909-1992, Metode pengujian kadar arsen dalam air dengan alat spektrofotometer serapan atom tungku karbon. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 3113A and 3113B, editor L. S. Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC. SNI ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air dari Panitia Teknis 207S, Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 3 4 November 2004 di Depok. Dengan ditetapkannya SNI 06-6989.54-2005 ini, maka penerapan SNI 06-2909-1995 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir. ii

1 Ruang lingkup Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Cara uji ini digunakan untuk menentukan kadar arsen dalam air dan air limbah dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon pada kisaran kadar 5,0 μg/l sampai dengan 100,0 μg/l dan panjang gelombang 193,7 nm. 2 Istilah dan definisi 2.1 arsen terlarut arsen dalam air yang dapat lolos melalui saringan membran berpori 0,45 μm 2.2 arsen total banyaknya arsen yang terlarut dan tersuspensi dalam air 2.3 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil pembacaan serapan yang merupakan garis lurus 2.4 larutan induk arsen larutan yang mempunyai kadar arsen 100 mg/l, yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 2.5 larutan baku arsen larutan induk arsen yang diencerkan dengan larutan pengencer sampai kadar tertentu 2.6 larutan kerja arsen Larutan baku arsen yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi 2.7 larutan blanko air suling yang diasamkan atau diperlakukan sama dengan contoh uji 2.8 larutan pengencer larutan yang digunakan untuk membuat larutan baku dan larutan kerja dengan cara menambahkan asam nitrat pekat 1,5 ml ke dalam setiap 1 L air suling 2.9 tungku karbon peralatan atomisasi pada alat spektrofotometer serapan atom yang menggunakan arus listrik sebagai sumber panasnya 1 dari 6

3 Cara uji 3.1 Prinsip Contoh uji air dan air limbah ditambahkan asam nitrat kemudian dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan analit arsen dan menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya diukur serapannya dengan SSA tungku karbon dengan gas argon sebagai gas pembawa. 3.2 Bahan a) larutan induk arsen 100 mg/l; b) asam nitrat (HNO 3 ) pekat; c) air bebas logam; dan d) gas argon. 3.3 Peralatan a) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) tungku karbon; b) alat pemanas; c) labu ukur 50 ml; 100 ml dan 1000 ml; d) gelas piala 100 ml dan 400 ml; e) pipet volumetrik 1,0 ml; 2,0 ml; 5,0 ml dan 10,0 ml; f) kaca arloji berdiameter 5 cm; g) gelas ukur 25 ml; h) pipet ukur 10 ml; i) alat penyaring dengan ukuran pori 0,45 µm dilengkapi dengan filter holder dan pompa; dan j) kertas saring. 3.4 Pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisis, maka contoh uji diawetkan dengan menambahkan HNO 3 pekat sampai ph kurang dari 2 dengan waktu penyimpanan maksimal 6 bulan. CATATAN Bila As terlarut yang akan dianalisis, maka penambahan asam nitrat dilakukan setelah penyaringan. 3.5 Persiapan pengujian 3.5.1 Persiapan contoh uji a) homogenkan contoh uji, masukkan 50 ml contoh uji ke dalam gelas piala 100 ml; b) tambahkan 5 ml HNO 3 pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15 ml sampai dengan 20 ml; c) tambahkan lagi 5 ml HNO 3 pekat, kemudian tutup gelas piala dengan kaca arloji dan panaskan lagi; d) lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam contoh uji menjadi agak putih atau contoh uji menjadi jernih; e) tambah lagi 2 ml HNO 3 pekat dan panaskan kira-kira 10 menit; f) bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam gelas piala; g) pindahkan contoh uji masing-masing ke dalam labu ukur 50 ml dan tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera; h) contoh uji siap diukur. 2 dari 6

3.5.2 Pembuatan larutan baku arsen 10 mg/l a) Pipet 10 ml larutan induk arsen 100 mg/l dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml; b) Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan. 3.5.3 Pembuatan larutan baku arsen 1 mg/l a) Pipet 10 ml larutan baku arsen 10 mg/l dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan. 3.5.4 Pembuatan larutan kerja arsen a) Pipet 0 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 5,0 ml dan 10,0 ml larutan baku arsen 1 mg/l dan masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera kemudian dihomogenkan sehingga diperoleh kadar arsen 0,0 µg/l, 10,0 µg/l; 20,0 µg/l; 50 µg/l dan 100,0 µg/l. 3.6 Prosedur kerja dan pembuatan kurva kalibrasi 3.6.1 Pembuatan kurva kalibrasi a) atur alat SSA dan optimasikan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengukuran arsen; b) suntikkan larutan kerja ke dalam tungku karbon dan panaskan tungku karbon, kemudian catat serapannya. Ulangi hal yang sama untuk larutan kerja lainnya; c) buat kurva kalibrasi dari data b) di atas, dan atau tentukan persamaan garis lurusnya. 3.6.2 Cara uji a) Suntikkan contoh uji ke dalam tungku karbon alat SSA dan panaskan tungku karbon; b) Catat serapannya. 3.7 Perhitungan Kadar arsen (µg/l) = C x fp dengan pengertian : C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (µg/l); fp adalah faktor pengenceran. 4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 4.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia pro analysis (p.a). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminan. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. 3 dari 6

4.2 Pengendalian mutu a) Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,95 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi. c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis. d) Jika perbedaan persen relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan 10% maka dilakukan pengukuran ketiga. 5 Rekomendasi Kontrol akurasi a) Analisis CRM Lakukan analisis Certified Reference Material (CRM) untuk kontrol akurasi. b) Analisis blind sample. c) Kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115% atau sesuai dengan kriteria dalam sertifikat CRM. d) Untuk kontrol gangguan matrik lakukan analisis spike matrik. Kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115%. e) Buat control chart untuk akurasi analisis. 4 dari 6

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Batas deteksi. 9) Rekaman hasil perhitungan. 10) Hasil pengukuran persen spike matrik dan CRM atau blind sample (bila dilakukan). 11) Kadar analit contoh uji. 5 dari 6

Bibliografi L. S. Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 3113A and 3113B, editor APHA, AWWA and WEF, Washington DC. 6 dari 6

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id