BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

PROFIL MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang kuat akan kedirgantaraan di Asia

Luncur Buku Mehmet Ozay & Bincang Kebudayaan Aceh dan Turki 19 Nopember 2014

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Lhoknga merupakan wilayah di Aceh yang berada paling barat dari pulau Sumatera, memiliki gugusan pantai yang indah. Membuat Lhoknga menjadi salah satu daerah pariwisata di Nanggroe Aceh Darussalam, tetapi tetap dengan pantai Lampuuk sebagai destinasi utama jika orang-orang hendak berkunjung ke Lhoknga. Terletak tepat di ujung dari pulau Sumatera membuat daerah Lhoknga ini berhadapan langsung dengan samudera Hindia dan jauh sebelum terkenal nya pantai di Lhoknga. Pada masa pendudukan Jepang, Lhoknga di lirik sebagai tempat yang tepat untuk dibangunnya pangkalan perang disebabkan letak yang sangat strategis dan transportasi untuk ke wilayah ini yang mudah, serta menghalau pihak sekutu jika mereka menyerang. Pada saat perang dunia ke II Jepang yang datang ke wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia, terkhusus untuk wilayah Indonesia, maka kota yang pertama kali tempat Jepang mendarat ialah Tarakan, wilayah kota lainnya yang belum dimasuki Jepang seperti Aceh, di kota Banda Aceh lebih dahulu Belanda berada di wilayah tersebut sehingga kehadiran Jepang disambut baik oleh rakyat Aceh. Hal ini disebabkan jepang memakai siasat propaganda mereka untuk menarik simpati dari golongan uleebalang 1, ulama, dan masyarakat Aceh. Namun janji Jepang dalam propagandanya untuk mengusir Belanda dari Aceh lebih banyak menarik simpati dari golongan ulama daripada golongan uleebalang, golongan ulama yang paling bersentuhan keras dengan Belanda pada masa pendaratan Belanda pertama ke Aceh. Golongan ulama merupakan salah satu golongan yang paling menyambut kedatangan Jepang, dikarenakan golongan ini yang paling membenci dan anti terhadap Belanda 2. Melalui organisasi Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), maka 1 Uleebalang merupakan suatu kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah Aceh, kelompok ini pada masa kerajaan kesultanan Aceh berada dibawah perintah sultan langsung untuk mengatur tatanan adat penduduk di desa yang ditempati oleh uleebalang. Kedudukannya setara dengan para ulama yang berada di Aceh, sultan, uleebalang, dan ulama, memiliki kedudukan yang sama dalam mengatur seluruh penduduk Aceh. Walaupun kedudukan pemerintahan tertinggi dipegang oleh sultan tetapi pada kelas penduduk di bawah, mereka lebih dekat dengan uleebalang dan ulama. 2 A.J. Piekaar, Aceh dan Peperangan dengan Jepang Bab 1(terjemahan), dari Abu Bakar, 1977, Banda Aceh: Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh, hal. 51.

sebelum pendaratan Jepang ke Aceh pihak PUSA dan uleebalang menghubungi Jepang yang berada di Malaya, antara bulan Januari dan Februari. Utusan dari PUSA ialah Teungku Syekh Abdul Hamid sedangkan dari golongan uleebalang ialah Teuku Muda dari Lhoksukon dan Teuku Ali Basyah dari Panton Labu 3. Mereka datang menuju perwakilan Jepang untuk meminta bantuan agar mengusir keberadaan Belanda dari tanah Aceh. Jepang memulai ekspansinya ke daerah Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di tiga tempat yang berbeda yaitu Krueng Raba, Sabang, dan Peureulak. Pendaratan pertama mereka lakukan ke wilayah Aceh Besar atau Krueng Raba, dan pihak tentara Jepang turun di sekitar wilayah Uleelhee. Ketika mendarat di Aceh mereka disambut baik oleh rakyat Aceh 4. Penduduk yang telah mendengar kabar Jepang akan membebaskan mereka dari penjajahan Belanda ramai-ramai menyambut kedatangan Jepang yang disebut sebagai saudara tua. Kekuatan yang dimiliki Jepang dan rakyat Aceh, membuat mereka dengan mudahnya berhasil mengusir Belanda dari wilayah Aceh 5. Rakyat Aceh memberikan kepercayaannya kepada Jepang, dan dimanfaatkan jepang untuk menyusun kekuatan mereka dengan merekrut pemuda-pemuda di Aceh untuk menjadi anggota militer Jepang, seperti tokubetsu keisatsutai (polisi khusus), gyu gun (tentara sukarela), heiho (serdadu pembantu). 6 Mereka semua merupakan pemuda pribumi yang dilatih Jepang secara serius agar nantinya matang apabila diperlukan sebagai tenaga bantuan untuk melawan sekutu. Tujuan Jepang ialah untuk kepentingannya dalam melawan sekutu, akan tetapi berkat pelatihan militer Jepang lah orang-orang pribumi terutama di Aceh mulai dapat belajar bagaimana cara berorganisasi secara militer yang tidak didapatkan pada masa Belanda. Berbekal ilmu militer dari Jepang inilah nantinya ada beberapa orang pribumi yang akan memimpin peperangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Aceh dan wilayah-wilayah lainnya. 3 Nazaruddin Sjamsuddin, Revolusi Di Serambi Mekah, 1999, Jakarta: UI-press, hal. 42. 4 T. Ibrahim Alfian, dkk., Revolusi Kemerdekaan Indonesia Di Aceh (1945-1949), 1982, Aceh: Museum Negeri Aceh, hal. 9. 5 Politik dua muka adalah politik yang dijalankan Jepang untuk memperdaya hulubalang dan Ulama lihat di A. Hasjmy, 50 tahun aceh membangun, 1995, Banda Aceh: Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Aceh, hal. 93. 6 T. Ibrahim Alfian, dkk., op.cit., hal. 15.

Pada saat Jepang berkuasa di Aceh, Jepang memperkuat pertahanan militernya dengan membangun pangkalan angkatan perang di seluruh daerah Aceh terutama di tepi pantai. Dari keseluruhan pangkalan angkatan perang tersebut ada yang dibangun secara lengkap dan ada yang tidak lengkap. Kelengkapannya dapat dilihat dari keberagaman fasilitas yang berada di wilayah tersebut, ada yang hanya memiliki bunker, pos penjagaan, juga gudang senjata beserta amunisinya, dan ada juga wilayah yang memiliki lapangan terbang, pabrik senjata, bahan peledak, pos penjagaan dan gudang penyimpanan logistik. Tidak banyak tempat atau wilayah memiliki pangkalan angkatan perang yang dibangun oleh Jepang dengan sangat lengkap. Dalam membangun pangkalan angkatan perangnya Jepang telah membentuk suatu perkumpulan pekerja-pekerja untuk umum (Aceh Syu), 7 perkumpulan pekerja inilah yang bertugas untuk membangun pangkalan angkatan perang di wilayah Aceh. Dalam urusan pertanahan Jepang menggunakan peraturan undang-undang yaitu Aceh Syu Rei 8 (undang-undang Aceh) yang mengatur wilayah-wilayah yang akan digunakan Jepang selama mereka berada di Aceh. Jepang banyak membangun pangkalan angkatan perang mereka di wilayah Aceh akan tetapi pangkalan angkatan perang yang berada di Lhoknga merupakan salah satu yang terkuat di wilayah Aceh bahkan pangkalan angkatan perang Jepang ini yang terkuat di belahan barat Indonesia. 9 Kekalahan Jepang dengan sekutu pada 14 agustus 1945 menghentikan kekuasaan Jepang di wilayah Aceh, Jepang hanya menunggu untuk menyerahkan wilayah Aceh kepada Sekutu. Tentara rekrutan Jepang di Aceh semuanya dirumahkan. Desas-desus kedatangan sekutu yang di dalamnya telah disusupi Belanda, membuat rakyat Aceh khawatir. Mereka tidak ingin dijajah Belanda lagi maka dari itu banyak dari rakyat Aceh mulai menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Pada saat itu mata rakyat Aceh tertuju kepada Jepang, dimana mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah. Rakyat Aceh mulai merebut pangkalan angkatan perang Jepang, salah satu pangkalan angkatan perang yang jatuh ke tangan 7 T. Ibrahim Alfian, Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 1978,Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 154. 8 Rusdi Sufi, dkk. Pola Penguasaan Pemilikan dan Penggunaan Tanah secara Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 1985,Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 29. 9 T.A. Talsya, Batu Karang Di Tengah Lautan (Perjuangan Kemerdekaan Di Aceh) 1945-1946, 1990, Medan: prakarsa abadi press, hal. 152.

pejuang ialah pangkalan angkatan perang di Lhoknga. Pada tanggal 1 Desember 1945 fasilitas pangkalan perang itu jatuh ke tangan Republik. Perebutan tempat itu dilakukan oleh pejuang Aceh yang terdiri dari massa rakyat dari sekitar wilayah Lhoknga, yang dipimpin oleh Abdullah Masri, Pawang Leman, dan Nyak Neh. 10 Pejuang Aceh menjadikan pangkalan angkatan perang di Lhoknga sebagai modal 11 dalam menghadapi Belanda jika mereka ingin memasuki Aceh dan wilayah sekitarnya. Selain itu, peranan dan fungsi pangkalan perang ini dalam mempertahankan kemerdekaan selama agresi Belanda. Merupakan alasan penulis untuk menuliskan pangkalan perang yang berada di Lhoknga. Maka dari itu penulis memilih judul penelitian skripsi ini adalah Lhoknga: Modal Perjuangan Dari Ujung Barat Sumatera 1945-1949. Penulis akan menuliskan bagaimana situasi dan kondisi wilayah Lhoknga pada masa awal Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945 hingga 1949. Batasan awal penelitian ini dimulai pada tahun 1945 karena periode itu sebagai periode kemerdekaan Indonesia. Batasan akhir penulis memilih angka tahun 1949 karena pada masa ini berakhirnya perjuangan dengan senjata di Lhoknga. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bagian yang memuat lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan dalam latar belakang masalah. Dengan kata lain, masalah itu diidentifikasi dengan rumusan masalah yang secara eksplisit dalam urutan sesuai dengan intensitas terhadap topik penelitian. 12 Dalam sebuah penulisan penulis harus dapat menetapkan masalah yang akan di telitinya, hal ini bertujuan agar penulisan dan penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai dengan optimal. Melihat dari latar belakang masalah maka penulis menentukan beberapa rumusan masalah yang digunakan sebagai batasan dalam penulisan, batasan dalam penulisan harus digunakan agar tulisan yang dibuat diharapkan tidak keluar dari jalur yang semestinya. Beberapa rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut: 10 Tgk. A.k. Jakobi, Aceh Daerah Modal Long March ke Medan Area, Jakarta: P.T. Yudha Gama Corporation, 1992, hal. 317. 11 Modal dalam kamus besar bahasa indonesia ialah (ki) barang yang digunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja (berjuang dan sebagainya). hal. 50. 12 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999,

1. Apa yang melatarbelakangi pembangunan pangkalan perang Jepang di Lhoknga? Dalam rumusan masalah ini, poin-poin yang akan dibahas adalah Mengenai letak geografis Lhoknga yang strategis. Juga kehadiran Jepang di Aceh dan pembangunan pangkalan perang Jepang di Lhoknga. 2. Bagaimana proses pengambilalihan pangkalan perang Jepang di Lhoknga oleh rakyat Aceh. Dalam rumusan masalah ini, poin-poin yang akan dibahas adalah; Mengenai pengambilalihan pangkalan angkatan perang Jepang yang dilakukan oleh beberapa laskar rakyat sampai dapat dikuasai sepenuhnya oleh rakyat Aceh. Dan bagaimana mengaktifkan kembali pangkalan perang di bawah divisi Rencong Kesatria Pesindo. 3. Bagaimana peran dari basis pertahanan di Lhoknga dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam rumusan masalah ini, poin-poin yang akan dibahas adalah; Mengenai peran pangkalan perang yang berada di Lhoknga sebagai modal dalam mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda pertama dan kedua. Juga mengenai peralatan perang yang dibuat/dirakit pabrik senjata di Lhoknga yang didistribusikan untuk membantu wilayah lain.

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan berarti sebagai tindak lanjut terhadap masalah yang di identifikasi, sehingga apa yang dituju hendaklah sesuai dengan urutan masalah yang telah dirumuskan. Adapun manfaat di sini lebih ditegaskan pada penelitian itu bagi pengembangan suatu ilmu dan bagi kegunaan praktis. 13 Maka dari itu tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian skripsi ini adalah: 1. Mengetahui apa yang melatarbelakangi pembangunan pangkalan angkatan perang Jepang di Lhoknga, seperti dari kondisi wilayah Aceh ketika dimasuki Jepang. Serta mengetahui bagaimana proses pembangunan pangkalan angkatan perang tersebut dilakukan oleh Jepang. 2. Menjelaskan proses peralihan pangkalan angkatan perang Jepang ke tangan rakyat Aceh. Serta kendala dan situasi yang dihadapi laskar rakyat dalam merebut pangkalan angkatan perang tersebut. 3. Menjelaskan peran dari basis pertahanan Jepang di Lhoknga dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di wilayah Aceh, juga peranan basis pertahanan ini sebagai modal dalam mempertahankan kemerdekaan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi mengenai peranan basis pertahanan yang digunakan pejuang Aceh untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2. Diharapkan agar penelitian dan penulisan skripsi ini dapat menambah literatur sejarah perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Aceh. 13 Ibid.

3. Diharapkan dengan ditulisnya bagaimana sebuah wilayah seperti Lhoknga yang dahulunya merupakan pangkalan angkatan perang Jepang kemudian direbut dan dijalankan oleh Laskar Rakyat dengan tujuan untuk menjaga kemerdekaan Indonesia tidak hanya diceritakan dari mulut ke mulut (Oral History) tetapi ditulis agar menambah kekayaan dari sejarah bangsa ini. 1.4. Tinjauan Pustaka Peranan basis pertahanan perang di Lhoknga dalam menangkal pergerakan pihak NICA yang membonceng sekutu hanya disinggung dalam beberapa buku saja, dan belum ada buku yang secara khusus membahas basis pertahanan perang ini dari awal proses pembangunannya dari pihak Jepang sebagai pangkalan angkatan perang mereka dalam menghadapi sekutu sampai pangkalan angkatan perang ini direbut laskar rakyat dan rakyat Aceh, kemudian dirubah menjadi basis pertahanan perang untuk mempertahankan kemerdekaan. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan dalam memperkuat fakta. Buku-buku yang penulis gunakan ialah buku yang menyinggung tentang basis pertahanan yang berada di Lhoknga ini baik pada saat pihak Jepang mulai membangunnya sebagai pangkalan angkatan perang mereka sampai direbut oleh rakyat, buku-buku tersebut ialah: Ali Hasjmy di dalam buku 50 Aceh Membangun (1995) menceritakan bagaimana Jepang tidak hanya menggunakan propaganda Tiga A dalam menarik simpati masyarakat tetapi Jepang juga menjalankan politik bermuka dua. Penggunaannya dijalankan untuk mengumpulkan hasil padi rakyat tanpa memaksa rakyat itu sendiri. Sebab rakyat yang percaya dengan uleebalang mengumpulkan panen padi mereka dengan sukarela, sedangkan uleebalang merupakan suruhan Jepang. Termasuk ulama juga digunakan Jepang untuk berdakwah kepada rakyat Aceh bahwa setiap pembangunan pangkalan angkatan perang Jepang dan penyerahan padi, akan digunakan untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. Buku Tgk. A.K. Jakobi Aceh Daerah Modal Long March Ke Medan Area (1992) digunakan sebab di dalamnya menjelaskan bagaimana bantuan dari Aceh terus

mengalir ke Medan. Hal ini menggambarkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan sudah bukan dilakukan secara kedaerahan, dan juga telah timbulnya rasa nasionalisme untuk menjaga keutuhan dari kemerdekaan itu sendiri. Di dalam buku ini menyinggung basis pertahanan perang yang berada di Lhoknga tersebut sebagai salah satu gudang amunisi dan pabrik senjata yang menyuplai persenjataan sampai ke pertempuran Medan Area. Buku T.A. Talsya Batu Karang Di Tengah Lautan (1990) digunakan karena menjelaskan urutan peristiwa penyerangan pihak Belanda ke daerah Aceh pada umumnya dan Kecamatan Lhoknga khususnya. Penyerangan itu dapat dipatahkan melalui perlawanan yang dilakukan dari basis pertahanan yang berada di Kecamatan Lhoknga ini. Buku ini tidak secara khusus membahas basis pertahanan perang di Kecamatan Lhoknga tersebut, hanya berupa gambaran umum saja, tentang bagaimana basis pertahanan yang berada di Lhoknga ini menahan aksi dropping pihak NICA. Buku T.A. Talsya Modal Perjuangan Kemerdekaan (1990) digunakan sebab menjelaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan tersebut memerlukan sebuah modal yang cukup besar. Di dalam buku ini juga menjelaskan secara umum bagaimana para pejuang menggunakan fasilitas tersebut yang telah dirampas atau diambil dari tangan Jepang, serta perubahan dari pangkalan angkatan perang yang digunakan Jepang untuk berperang dengan sekutu setelah diambil alih oleh rakyat Aceh kemudian dirubah menjadi basis pertahanan untuk mempertahankan wilayah Aceh. Buku ini tidak secara khusus menjelaskan wilayah Lhoknga, bagaimana peranan penduduk Lhoknga dalam menghadapi pihak NICA yang dengan pesawatnya terbang di atas langit Lhoknga. T. Ibrahim Alfian dkk. dalam buku Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh (1978) membahas proses kedatangan Jepang ke Aceh. Jepang tidak langsung datang ke Aceh, tetapi mereka juga menyebarkan propaganda Tiga A untuk menarik simpati masyarakat Aceh secara keseluruhan. Rakyat Aceh yang lelah dengan Belanda berkumpul dan melawan bersama Jepang untuk mengusir Belanda dari Aceh. Jepang dalam merangkul kekuatan pribumi di Aceh menggalang kekuatan dari pihak PUSA dan uleebalang. Teknik Jepang ini berhasil untuk beberapa golongan saja, tidak secara penuh Jepang berhasil menarik simpati. 1.5. Metode Penelitian

Secara definisi metode sejarah ialah proses menguji dan memeriksa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 14 Metode juga sebuah cara prosedural untuk membuat dan mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem yang teratur dan terencana. 15 Berdasarkan hal tersebut penulisan sejarah sangat bertumpu pada empat kegiatan yaitu heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi dan menjadi langkah operasional dalam penulisan sejarah. 16 Heuristik dalam bahasa Yunani heuristiken yang berarti menemukan atau mengumpulkan sumber, yaitu sumber sejarah yang tersebar berupa catatan, kesaksian, dan fakta-fakta lain yang dapat memberikan penggambaran tentang sebuah peristiwa menyangkut kehidupan manusia. 17 Heuristik merupakan langkah pertama yang telah penulis gunakan dalam penulisan ini. Untuk mendapatkan bahan atau sumber tertulis, penulis telah melakukan studi pusaka. Untuk memperoleh sumber melalui studi pustaka penulis berkunjung ke perpustakaan Ali Hasjmy, perpustakaan daerah Aceh, Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh (PDIA). Di samping itu peneliti juga melakukan studi arsip pada lembaga kearsipan yang ada di Provinsi Aceh. Dan memperoleh arsip tentang tempat bersejarah di wilayah Lhoknga Leupung. sementara study lapangan dilakukan melalui teknik wawancara terhadap kedua narasumber yaitu; Harun Asyek dan Ibrahim Banta. Kritik merupakan teknik berikutnya yang akan penulis gunakan. Sumber yang telah didapatkan akan dikritik secara internal dan eksternal untuk mendapatkan sumber yang objektif. Kritik internal ialah kritik yang akan menguji kebenaran dari suatu sumber dan kritik eksternal ialah kritik eksternal penulis akan memilih sumbersumber mana yang akan dijadikan sumber tulisan. Interpretasi yaitu tahap dimana penulis akan menuangkan semua ide yang telah di dapatkan melalui sumber-sumber yang telah diuji keabsahannya, untuk selanjutnya ditafsirkan sesuai dengan fakta yang ada sehingga mendekati dengan 14 Louis Gotschalk, Mengerti Sejarah, Penerjemah Nugroho Notosusanto, 1985, Jakarta: UI Press, hal. 32. 15 M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar, 2014, Jakarta: Prenada Media Group, hal. 217. 16 Ibid,. hal. 54. 17 Ibid,. hal. 219.

peristiwa yang sebenarnya. Sehingga data yang dituliskan sesuai dengan objek yang diteliti. Historiografi merupakan rekontruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh. 18 Historiografi merupakan tahap akhir dalam metode yang akan digunakan untuk penulisan ini. Di tahap ini penulis akan menuliskan hasilnya secara deskripsi spasial yaitu deskripsi yang melukiskan ruang atau tempat yang pelukisan nya dijelaskan dari berbagai segi tentang keadaan Lhoknga pada tahun 1945-1949 dari sudut pandang sejarah. 18 Louis Gotschalk, op.cit., hal. 33.