BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia memerlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan rerata persentase penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, persentase masyarakat Indonesia dengan masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%. Angka ini meningkat 2,6% dibandingkan pada tahun 2007 yaitu 23,3%. 1 Karies dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi yang paling dominan dialami oleh masyarakat Indonesia. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 menunjukkan sebanyak 90,05% masyarakat Indonesia menderita karies dan 96,58% penyakit periodontal. 2 Penyakit periodontal bersifat kompleks dan dikarakteristikkan dengan adanya kerusakan jaringan pendukung gigi, baik jaringan keras maupun jaringan lunak, mencakup tulang alveolar dan ligamen periodontal. 3 Etiologi utama dari penyakit periodontal yaitu mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi dan berkolonisasi membentuk biofilm plak. 2 Gingivitis merupakan penyakit jaringan periodontal yang paling umum diderita dan paling mudah perawatan serta kontrolnya. Namun demikian, penyakit yang melibatkan gingiva ini tidak menimbulkan rasa sakit dan sering tidak dikenali. Kebanyakan penderitanya tidak menyadari meskipun salah satu tanda klinis gingivitis berupa perdarahan pada gingiva telah terjadi. Secara klinis, gingivitis ditandai dengan adanya perubahan warna kemerahan pada jaringan gingiva, edema, eksudat jaringan, dan perdarahan saat probing. Selain itu, tanda klinis tersebut dapat juga disertai dengan perubahan kontur gingiva, kehilangan adaptasi jaringan ke permukaan gigi, dan peningkatan laju aliran cairan krevikular gingiva. 4,5 Meskipun perkembangan teknologi maupun obat-obatan di dunia kedokteran gigi sudah sangat maju dalam perawatan penyakit gigi dan mulut, namun tindakan
pencegahan melalui kontrol plak merupakan tindakan yang paling dasar dan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan perawatan jangka panjang maupun untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut. Kontrol plak merupakan prosedur penyingkiran mikrobial plak dan pencegahan akumulasi plak pada permukaan gigi maupun gingiva yang berdekatan. 6,7 Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan menyikat gigi. Namun, menyikat gigi saja dianggap tidak cukup dalam menjaga kebersihan rongga mulut. 7,8 Hasil survei Riskesdas 2013 menyatakan bahwa 93,8% masyarakat Indonesia menyikat gigi setiap hari, namun hanya 2,3% yang melakukan prosedur ini dengan benar. Oleh karena itu, perlu adanya prosedur higiene oral tambahan untuk menjaga kesehatan rongga mulut. 1 Akhir-akhir ini, para peneliti mulai mengangkat topik oil pulling dalam bidang kesehatan gigi. Oil pulling merupakan prosedur higiene oral tambahan yang dilakukan dengan cara berkumur menggunakan minyak nabati. Prosedur yang berasal dari pengobatan tradisional India ini dianggap memiliki manfaat bagi kesehatan sistemik dan rongga mulut. Salah satu manfaatnya dalam bidang kesehatan rongga mulut yaitu mencegah terjadinya perdarahan gingiva. 9-12 Penelitian-penelitian sebelumnya yang menghubungkan peran terapi oil pulling dalam mempertahankan kesehatan rongga mulut telah dilakukan. Amith dkk dalam penelitian yang dilakukan selama 45 hari menunjukkan bahwa terapi oil pulling menggunakan minyak bunga matahari dapat menurunkan skor plak secara signifikan. Penurunan skor plak yang paling besar terlihat pada pemeriksaan antara hari ke-15 dan 30. 8 Penelitian secara klinis dan mikrobiologis yang dilakukan oleh Asokan dkk bertujuan untuk mengevaluasi efek terapi oil pulling menggunakan minyak wijen terhadap gingivitis yang diinduksi oleh plak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor indeks plak dan indeks gingiva dimodifikasi. Sementara itu, pada skor total koloni bakteri meskipun terjadi penurunan, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik. 9 Berbeda dari hasil penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Saravanaan dkk untuk mengevaluasi keefektifan terapi oil pulling secara klinis dan mikrobiologis
menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada ketiga parameter yang diukur, yaitu skor indeks plak, gingiva, dan total koloni bakteri. 13 Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serbaguna dan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Produk-produk kelapa banyak digunakan dalam industri non pangan antara lain, industri sabut kelapa, arang aktif, oleokimia bahkan kerajinan tangan. Sementara itu, di dalam industri pangan kelapa dapat menghasilkan produk seperti minuman segar, santan kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa, kue yang menggunakan bahan baku kelapa, dan minyak kelapa. 14 Minyak kelapa memiliki beberapa persamaan kandungan kimia seperti pada minyak wijen yang dianggap sebagai pilihan utama dalam melakukan terapi oil pulling. Bahan bioaktif yang terdapat pada minyak kelapa dan minyak wijen yaitu tocopherols yang berperan sebagai antioksidan. Bahan bioaktif lainnya yang berperan sebagai antioksidan pada minyak kelapa yaitu tocotrienols dan flavonoids. Kandungan asam oleat dan linoleat pada minyak wijen juga terdapat pada minyak kelapa. Asam lemak tak jenuh tersebut berperan sebagai anti-inflamasi dan dapat mengurangi peroksidasi lemak sehingga inflamasi jaringan akan berkurang. Selain itu, minyak kelapa juga mengandung asam lemak jenuh berupa asam kaprilat, kaprat, dan laurat yang berperan sebagai bahan antibakteri. 15,16 Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai Efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap kondisi gingiva pada mahasiswa FKG USU. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU? 2. Bagaimana efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap inflamasi gingiva gingiva pada mahasiswa FKG USU?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum: 1. Untuk mengetahui efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU. 2. Untuk mengetahui efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan inflamasi gingiva gingiva pada mahasiswa FKG USU. Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui keefektifan berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa dibandingkan dengan prosedur higiene oral sehari-hari terhadap penurunan akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU. 2. Untuk mengetahui keefektifan berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa dibandingkan dengan prosedur higiene oral sehari-hari terhadap penurunan inflamasi gingiva pada mahasiswa FKG USU. 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa efektif menurunkan akumulasi plak. 2. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa efektif menurunkan inflamasi gingiva. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai pengembangan material kedokteran gigi yang berasal dari alam, bersifat biokompatibel, dan mudah didapat dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan gigi masyarakat. 2. Sebagai data bagi penelitian selanjutnya untuk pengembangan metode oil pulling agar dapat diaplikasikan secara nyata di masyarakat.
3. Sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat bahwa berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa dapat digunakan sebagai prosedur higiene oral tambahan dalam menjaga kesehatan rongga mulut.