BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan,

PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB II TELAAH PUSTAKA. Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory. Teori ini

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Kemampuan Intelektual atau Intellectual Capital (IC) dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Pertumbuhan Perusahaan Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari sisi profitabilitas. Najibullah (2005) meneliti intellectual capital dan tiga komponennya

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Populasi dalam penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2007 sampai dengan 2009 dan didapatkan 78 sampel perusahaan. Hasil statistik menunjukkan bahwa ketiga komponen dalam IC berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ROA. Pada hasil koefisien Determinasi (R 2 ) diketahui bahwa kinerja perusahaan atau ROA adalah sebesar 41,3% ditentukan oleh modal intelektual dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Persamaan : Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode pengukuran VAIC dari Pulic untuk menghitung IC, dan menggunakan indikator ROA sebagai ukuran kinerja perusahaan. Perbedaan : Variabel kinerja perusahaan diproksikan tidak hanya dengan ROA namun juga ROE dan ATO sebagai kinerja perusahaan dan menggunakan rentang waktu antara tahun 2007 2011 karena dianggap telah mewakili kondisi terakhir perusahaan. 10

11 2. Ulum (2008) meneliti kinerja modal intelektual sektor perbankan di Indonesia selama tiga tahun yaitu pada tahun 2004-2006. Penelitian Ulum ini hanya meneliti peringkat bank berdasarkan VAIC, tanpa mengkaitkannya dengan kinerja keuangan perusahaan. Ulum memeringkatkan posisi perusahaan menjadi 4 kategori yang didasarkan pada skor VAIC masing masing bank yaitu: perusahaan Top Performers dengan skor VAIC diatas 3, Good performers dengan skor antara 2,0-2,99, Common performers dengan skor antara 1,5 1,99 dan Bad performers dengan skor dibawa 1,5. Hasilnya untuk tahun 2004, rata -rata skor VAIC adalah 2,07 (good performers); tahun 2005 1,95 (common performers); dan tahun 2006 2,05 (good performers) Persamaan : Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengukuran VAIC dari Pulic untuk melihat performers perusahaan. Perbedaan : Perbedaan dalam penelitian ini akan mengkaitkan IC dengan kinerja keuangan perusahaan dengan ROA,ROE dan ATO sebagai indikatornya. 3. Ulum, Ghozali dan Chariri (2007) dengan judul Intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan; Suatu Analisis dengan pendekatan PLS (Partial Least Squares). Pendekatan PLS dipilih karena didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat dua variabel laten yang dibentuk dengan indikator formative. Menggunakan populasi 130 bank yang ada di Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan 2006. Hasilnya secara statistik terbukti terdapat pengaruh IC (VAIC TM ) terhadap kinerja

12 keuangan perusahaan selama tiga tahun pengamatan, yaitu 2004-2006. Keterbatasan penelitian ini yaitu hanya ROA yang secara statistik signifikan untuk menjelaskan konstruksi kinerja perusahaan. Persamaan : Persamaan dengan penelitian ini selain menggunakan VAIC sebagai pengukuran kinerja juga pemilihan indikator pada variabel kinerja perusahaan yaitu menggunakan ROA dan ATO. Perbedaan : Perbedaan dengan penelitian ini yaitu ditambahkan satu indikator kinerja lain yaitu ROE dan tahun pengamatan selama 5 tahun terakhir untuk melihat kondisi perusahaan. 4. Tan et al. (2007) dari Singapore melakukan penelitian dengan menggunakan metode VAIC dan pendekatan PLS (Part Least Squares). Menggunakan 150 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapore sebagai sampel penelitian. Hasilnya IC (VAIC TM ) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, baik masa kini maupun masa mendatang; rata-rata pertumbuhan IC (Intellectual capital) berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang. Persamaan : Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode VAIC untuk melihat pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan : Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian diatas dilakukan di Singapore sedangkan penelitian ini digeneralisasi pada perusahaan

13 perbankan yang ada di Indonesia, dengan rentang waktu lima tahun terakhir yaitu pada 2007 2011. 5. Chen et al. (2005) dari Taiwan melakukan penelitian dengan menggunakan metode VAIC, korelasi, dan regresi untuk menguji hubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan selama kurun waktu 1992-2002. Kinerja perusahaan menggunakan proksi ROA, ROE, GR dan EP. Hasilnya IC berpengaruh positif terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan. Bahkan, Chen juga membuktikan bahwa IC dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Persamaan : Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode VAIC sebagai pengukuran kinerja untuk menguji hubungan antara IC dengan kinerja keuangan perusahaan, dan kinerja keuangan diproksikan dengan ROA,ROE. Perbedaan : Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian diatas dilakukan di Taiwan sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia dan pada variabel kinerja ditambahkan indikator ATO yang digunakan sebagai proksi kinerja perusahaan dengan periode penelitian 2007-2011.

14 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Stakeholder Theory Teori yang mendasari penelitian ini adalah stakeholder theory. Teori Stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk diberikan informasi mengenai aktifitas perusahaan. Para stakeholder tersebut bisa memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan juga mereka tidak dapat secara langsung memainkan peranan untuk membangun keberlangsungan usaha perusahaan (Deegan,2004) dalam Efandiana (2011:29). Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders, bukan sekedar shareholder (Riahi-Belkaoui,2003) dalam Ulum (2007). Saat ini perusahaan sudah tidak memandang bahwa stakeholder mereka hanya investor dan kreditor saja namun juga faktor internal didalam perusahaan yang berarti adalah sumber daya manusia-nya. Keadaan tersebut kemudian menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan dengan stakeholder yang berarti perusahaan harus melaksankan peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri maupun stakeholder lainnya dalam sebuah sistem sosial. Pada pendekatan New-corporate relation yang baru justru menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya

15 menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja sendiri dalam sistem sosial masyarakat. Hubungan perusahaan dengan internal stakeholder dibangun berdasarkan konsep saling bermanfaat yang dapat membangun kerjasama untuk menciptakan kesinambungan usaha perusahaan, sedangkan hubungan dengan stakeholder diluar perusahaan bukan hanya bersifat transaksional jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang bersifat fungsional yang tertumpu pada kemitraan selain usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan. Efandiana (2011:33), pendekatan stakeholder yang baru ini mengeliminasi penjenjangan status diantara para stakeholder perusahaan. Perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya diposisi paling atas dan mengeksklusifkan dirinya sehingga dengan pola hubungan yang seperti ini tujuan perusahaan bukan lagi pada bagaimana menghimpun kekayaan sebesar-besarnya saja namun lebih kepada memaksimalkan dalam mengelola sumber daya internal perusahaan dalam penciptaan nilai dan pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development) agar dapat mendapat hasil yang maksimal pula. Hasil dari pendekatan stakeholder yang demikian akan memberi nilai lebih diluar fisik perusahaan, bahwa ternyata komponen didalam perusahaan istimewa. Hal inilah yang akan diinformasikan kepada stakeholder eksternal perusahaan sehingga diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi kinerja perusahaan tersebut. Tujuan akhir dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif

16 diantara keberadaan hubungan hubungan di lingkungan perrusahaan mereka. (Ernst & Young 1999) dalam Suhardjanto (2010), teori stakeholder beranggapan bahwa perusahaan yang berkomitmen untuk melaporkan aktivitasnya termasuk intellectual capital disclosure kepada stakeholder, biasanya bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan dan keberlanjutan pembentukan nilai untuk semua stakeholder. 2.2.2 Pengertian Intellectual capital Bontis et al. (2000) dalam Ulum (2007) menyatakan bahwa secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari intellectual capital yaitu : Human capital (HC), Structural capital (SC), dan Customer capital (CC). Secara sederhana Human capital (HC) merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance: education: experience, and attitude tentang kehidupan bisnis. Lebih lanjut Bontis (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh nonhuman storehouses of knowledges dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategic, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al., 2000 dalam Ulum 2007). Stewart (1997), mendefinisikan Intellectual capital sebagai pengetahuan, dalam pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan

17 untuk menciptakan kekayaan. Williams (2003) mendefinisikan modal intelektual sebagai informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Tiga komponen dalam intellectual capital yaitu : 1. Human Capital (modal manusia) Human Capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah sumber innovation dan improvement,tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. 2. Structural Capital Structural Capital atau organizational capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan

18 prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. 3. Customer Capital Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Customer Capital merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. 2.2.3 Value Added Intellectual Coefficient TM (Pulic Model) Metode VAIC TM, dikembangkan oleh Pulic (1997) dalam Ulum (2007), yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangiable asset) dan aset tidak berwujud (intangiable assets) yang dimiliki perusahaan. Pulic (2000) dalam Chen et al. (2005) menyarankan sebuah pengukuran tidak langsung terhadap IC yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan atau disebut dengan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) digunakan karena dianggap sebagai indikator yang cocok untuk mengukur IC di riset empiris. Pendekatan ini relatif mudah dan mungkin untuk dilakukan, karena diambil dari akun akun dalam laporan keuangan perusahaan, seperti neraca dan laba rugi.

19 VAIC (Value Added Intelletual Cofisien) dimulai dari kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah atau value added (VA). Nilai tambah adalah perbedaan antara pendapatan (OUT) dan beban (IN). Tan et al. (2007) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Lebih lanjut, hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam beban IN. Oleh karena itu, kunci dari model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity) (Tan et al., 2007). 2.2.4 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana berupa simpanan dari masyarakat atau pihak lainnya kemudian mengalokasikan kembali dalam bentuk kredit untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasajasa dalam lalu lintas pembayaran. Di samping itu Bank juga memberikan pelayanan pembayaran serta memperlancar mekanisme sistem pembayaran bagi sektor perekonomian, sehingga Bank mempunyai peranan aktif dalam kegiatan perekonomian, lalu lintas pembayaran dan perdagangan. 2.2.5 Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

20 masing, dalam upaya mencapai tujuan. Kinerja menunjukkan hasil yang dicapai perusahaan dalam suatu periode. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan digunakan rasio-rasio keuangan. Berbagai rasio dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini digunakan rasio keuangan yang mencerminkan efisiensi perusahaan terhadap total aktiva yaitu didefinisikan dengan rasio sebagai berikut : Return on asset (ROA) yaitu rasio yang mengacu pada total pendapatan, termasuk pendapatan bunga bersih dan non pendapatan bunga, dibagi dengan total aset. Return on equity (ROE) mengukur seberapa banyak keuntungan sebuah perusahaan dapat menghasilkan setiap rupiah dari modal pemegang saham dan Rasio perputaran asset atau aktiva (Asset turnover /ATO ) adalah rasio dari total pendapatanatau penjualan terhadap nilai buku dari total aset perusahaan. 2.3 Pengembangan Hipotesis Pengaruh IC terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Praktik akuntansi konservatis menekankan bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan oleh peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan. Jadi, jika pasar cenderung efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki IC lebih besar (Firer dan Williams, 2003). Jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan (Sullivan, 2000; Chen et al, 2005; Ulum, 2007).

21 Bagaimanapun, tiga komponen dalam IC yaitu Human Capital (HC), Structural Capital (SC) dan Capital Employee (CE) diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Firer dan Wiliams (2003), Chen et al. (2005) dan Tan et al. (2007) telah membuktikan bahwa IC (yang diproksikan dengan pengukuran (VAIC TM ) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC TM dari Pulic sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Ada pengaruh yang signifikan Intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2.4 Kerangka Pemikiran Untuk memberikan gambaran yang jelas diberikan kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Variabel Independen Variabel Dependen VACA ROA VAHU Intellectual capital (VAIC TM ) H1 Kinerja Perusahaan ROE STVA ATO