MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KABUPATEN TRENGGALEK. Ratih Putri Andriansari. Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc. Sidang Umum, 08 Juli 2010

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PEMBAHASAN (Lanjutan..)

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi titik ungkit pembangunan daerah, mewujudkan misi Pemda

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

Perkembangan Ekonomi Makro

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

TUGAS AKHIR RP

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

S. Andy Cahyono dan Purwanto

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

TINJAUAN PUSTAKA. 2.6 Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Simalungun. perekonomian Kabupaten Simalungun yaitu perkebunan besar/negara dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

PERTANIAN.

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

Penentuan Kawasan Agroindustri Berdasarkan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bondowoso

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

Perencanaan pembangunan sering tidak tepat sasaran IMPLIKASI HASIL

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

IDENTIFIKASI PRODUK UNGGULAN STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN MADIUN

Penentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

Transkripsi:

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Kabupaten Jombang Potensi Besar di Sektor Pertanian Belum Mampu Memberikan Nilai Tambah dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Jombang 1. Luasan Peruntukan Lahan Pertanian 2. Kontribusi Terhadap PDRB Pendapatan Per-Kapita Rendah Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pengembangan Sektor Pertanian harus di ikuti Pengembangan Sektor Komplemen (Sektor Industri) RTRW Propinsi Jawa Timur 2005-2020 RPJP Daerah Kabupaten Jombang 2005-2025 Model Pengembangan Industri Pengolahan Berbasis Pertanian di Kabupaten Jombang

RUMUSAN MASALAH Sektor pertanian belum mampu memberikan nilai tambah dalam pengembangan wilayah Kabupaten Jombang, diperlukan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian PERTANYAAN PENELITIAN Faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh didalam pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian di Kabupaten Jombang? TUJUAN Menentukan model pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian di Kabupaten Jombang. 1 Menentukan komoditas pertanian unggulan 3 Merumuskan model dinamik industri pengolahan SASARAN 2 Menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh 4 Mensimulasikan pengembangan industri pengolahan

RUANG LINGKUP WILAYAH Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Kabupaten Jombang dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 km² yang terbagi menjadi 21 Kecamatan. RUANG LINGKUP SUBSTANSI Lingkup substansi dalam penelitian ini berkaitan dengan teori pengembangan wilayah, pengembangan kawasan pertanian, pengembangan industri serta teori permodelan dan simulasi sistem dinamik. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi komoditas pertanian unggulan, menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan industri pengolahan, merumuskan model dinamik industri pengolahan, serta merumuskan skenario yang paling optimal untuk pengembangan industri pengolahan komoditas unggulan di Kabupaten Jombang.

Sumber Indikator dari Sumber Indikator dalam Penelitian Badan Litbang Pertanian, 2003 - Komoditas Basis - Daya Saing - Komoditas Basis - Daya Saing Soekartawi, 1993 - Tingkat Pertumbuhan - Tingkat Pertumbuhan - Progresifitas - Progresifitas Sumber Indikator dari Sumber Indikator dalam Penelitian - Pasar - Bahan Baku - Tenaga Kerja - Aksesibilitas Sigit dalam Dewi (2007) Soekartawi, 1993 Rustiadi dalam Dipayana (2009) - Kebijakan - Koordinasi lintas sektoral - Teknologi - Kelembagaan - Sumber Daya Manusia - Permodalan - Komoditas Unggulan - Fasilitas - Infrastruktur - Kelembagaan - Pasar, - Bahan Baku, - Tenaga Kerja, - Fasilitas, - Infrastruktur, - Aksesibilitas,

Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan ini menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

NO TUJUAN/SASARAN INDIKATOR VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL Komoditas Basis Komoditas yang tergolong basis (LQ > 1) 1 Penentuan Komoditas Pertanian Unggulan Daya Saing Tingkat Pertumbuhan Apabila Nilai PPW > 0 maka komoditas tesebut memiliki daya saing yang baik Apabila Nilai PP > 0 maka komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif baik Progresifitas Pergeseran bersih atau hasil penambahan nilai PPW dan PP (PB > 0) Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Kontinuitas Bahan Baku Bahan baku harus tersedia secara cukup setiap saat dibutuhkan Bahan baku harus tersedia secara kontinu sepanjang tahun 2 Penentuan Faktor- Faktor Pengembangan Industri Pengolahan SDM/Tenaga Kerja Pasar Ketersediaan Tenaga Kerja Kualitas Tenaga Kerja Ketersediaan Pasar Jumlah Tenaga Kerja yang Tersedia Kualitas Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ketersediaan atau Jumlah Pasar sebagai tempat pemasaran hasil produksi Aksesibilitas Ketersediaan Jaringan Jalan Panjang Jalan dan Jenis Klasifikasi Jalan yang Melewati Infrastruktur Fasilitas Produksi Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Jaringan Air Bersih Ketersediaan Mesin Produksi Jumlah pelanggan & Ketersediaan Jaringan Listrik Jumlah pelanggan & Ketersediaan Jaringan Air Bersih Ketersdiaan atau jumlah mesin peroduksi yang terdapat dalam industri pengolahan

Sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pengembangan wilayah Kabupaten Jombang Latar Belakang, Masalah, dan Tujuan Penelitian Belum mampu memberikan nilai tambah terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Jombang Pengembangan Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Studi Literatur Teori Pengembangan Wilayah Teori Pengembangan Pertanian Teori Pengembangan Industri Teori Agroindustri Konsep Permodelan Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian Tahapan Analisis Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Analisis Pensimulasian Pengembangan Industri Pengolahan Analisis Penentuan Faktor-Faktor Prioritas Analisis Perumusan Model Dinamik Industri Pengolahan Kesimpulan Rekomendasi Model Pengembangan Industri Pengolahan di Kabupaten Jombang

NO TUJUAN/SASARAN ALAT ANALISA YANG DIGUNAKAN 1 Menentukan komoditas pertanian unggulan 2 Menentukan Faktor-faktor yang paling berpengaruh 3 Merumuskan model dinamik industri pengolahan 4 Mensimulasikan pengembangan industri pengolahan di Kabupaten Jombang Analisis LQ (Location Quotient) untukmengetahui komoditas pertanian basis Analisis Shift Share untuk mengetahui daya saing, tingkat pertumbuhan, dan progresivitas komoditas pertanian unggulan. Theorytichal Descriptive Untuk merumuskan faktor-faktor dalam pengembangan industri AHP (Analythical Hierarchy Process) Tahapan : Identifikasi Permasalahan, Sintesa Kriteria, Penyebaran Kuesioner, Pengolahan Matriks Berpasangan, Perhitungan Bobot Kriteria, Uji Konsistensi Menggunakan software Stella Versi 9.1.3 Tahapan : Pembatasan Model, Penyusunan Casual Loop Diagram, Penyusunan Stock and Flow Maps, Formulasi Model. Menggunakan software Stella Versi 9.1.3 Tahapan : Membuat simulasi model, Melakukan proses Verifikasi, Melakukan proses Validasi, Penyusunan skenario.

Penentuan Komoditas Pertanian Unggulan Penentuan Faktor-Faktor dan Faktor-Faktor Prioritasnya Perumusan Model Dinamik Pensimulasian Model

Perhitungan LQ No Komoditas Nilai LQ Keterangan 1 Padi 1,093838098 Komoditas Basis 2 Jagung 1,321748979 Komoditas Basis 3 Ubi Kayu 0,289302507-4 Ubi Jalar 0,080152084-5 Kacang Tanah 0,223865048-6 Kacang Kedelai 0,80778353-7 Kacang Hijau 0,104377587-8 Jambu Mete 0,131320119-9 Kelapa 0,280670826-10 Kopi 0,721246317-11 Cengkeh 4,457341044 Komoditas Basis 12 Kapuk Randu 0,110664138-13 Tembakau 16,94318167 Komoditas Basis 14 Tebu 0,003942835-15 Kakao 0,396996509-16 Kayu Jati 7,092706058 Komoditas Basis 17 Kayu Rimba 7,975600036 Komoditas Basis 18 Getah Pinus 0,943229881-19 Sapi Potong 0,795904982-20 Kambing 0,252886833-21 Domba 1,603940784 Komoditas Basis 22 Ayam Buras 1,982083984 Komoditas Basis 23 Ayam Pedaging 0,848302295-24 Ayam Petelur 5,577241372 Komoditas Basis 25 Entok 0,717024363-26 Itik 0,484103654-27 Perikanan Kolam 1,008665086 Komoditas Basis 28 Perikanan Keramba 0,509433858 - Perhitungan ShiftShare Nilai PPW No Komoditas Nilai PPW Keterangan 1 Padi -9251,617782-2 Jagung 39698,66454 Berdaya Saing Baik 3 Ubi Kayu 9424,190628 Berdaya Saing Baik 4 Ubi Jalar -1457,276671-5 Kacang Tanah 461,9194463 Berdaya Saing Baik 6 Kacang Kedelai -1953,522181-7 Kacang Hijau -26,45631496-8 Jambu Mete -12,57603448-9 Kelapa -1020,785707-10 Kopi -819,2113483-11 Cengkeh 46,38136193 Berdaya Saing Baik 12 Kapuk Randu -291,3198822-13 Tembakau 14162,35587 Berdaya Saing Baik 14 Tebu 21241,618 Berdaya Saing Baik 15 Kakao -1634,923663-16 Kayu Jati -0,66631476-17 Kayu Rimba 2,712807906 Berdaya Saing Baik 18 Getah Pinus -69731,58714-19 Sapi Potong -142795,9327-20 Kambing -1661,37255-21 Domba -315,631315-22 Ayam Buras -1706,099174-23 Ayam Pedaging -15217,40152-24 Ayam Petelur 970,7490798 Berdaya Saing Baik 25 Entok -3,626833948-26 Itik -6,053499065-27 Perikanan Kolam 238,5989526 Berdaya Saing Baik 28 Perikanan Keramba 13,36994112 Berdaya Saing Baik

Perhitungan ShiftShare Nilai PP No Komoditas Nilai PP Keterangan 1 Padi 17199,10165 Pertumbuhan Baik 2 Jagung 23045,70269 Pertumbuhan Baik 3 Ubi Kayu -6878,486615-4 Ubi Jalar -131,0754331-5 Kacang Tanah -192,9421849-6 Kacang Kedelai -471,951923-7 Kacang Hijau -20,82072178-8 Jambu Mete -2,577711501-9 Kelapa -797,2065977-10 Kopi 764,4279992 Pertumbuhan Baik 11 Cengkeh -38,56664738-12 Kapuk Randu -22,41866327-13 Tembakau -9676,276308-14 Tebu 5852,19926 Pertumbuhan Baik 15 Kakao 1659,756754 Pertumbuhan Baik 16 Kayu Jati -380,0934991-17 Kayu Rimba -16,14232705-18 Getah Pinus 60615,65159 Pertumbuhan Baik 19 Sapi Potong 135911,8179 Pertumbuhan Baik 20 Kambing 1054,101352 Pertumbuhan Baik 21 Domba 18,73895405 Pertumbuhan Baik 22 Ayam Buras -12629,27481-23 Ayam Pedaging 11768,82999 Pertumbuhan Baik 24 Ayam Petelur -1510,375149-25 Entok -66,0379-26 Itik -150,3211978-27 Perikanan Kolam 265,7259392 Pertumbuhan Baik 28 Perikanan Keramba -113,3836687 - Perhitungan ShiftShare Nilai PB No Komoditas Nilai PB Keterangan 1 Padi 7947,483864 Progresif 2 Jagung 62744,36723 Progresif 3 Ubi Kayu 2545,704013 Progresif 4 Ubi Jalar -1588,352104-5 Kacang Tanah 268,9772615 Progresif 6 Kacang Kedelai -2425,474104-7 Kacang Hijau -47,27703674-8 Jambu Mete -15,15374598-9 Kelapa -1817,992305-10 Kopi -54,78334914-11 Cengkeh 7,814714547 Progresif 12 Kapuk Randu -313,7385455-13 Tembakau 4486,079559 Progresif 14 Tebu 27093,81726 Progresif 15 Kakao 24,83309047 Progresif 16 Kayu Jati -380,7598138-17 Kayu Rimba -13,42951914-18 Getah Pinus -9115,935557-19 Sapi Potong -6884,114844-20 Kambing -607,2711972-21 Domba -296,8923609-22 Ayam Buras -14335,37399-23 Ayam Pedaging -3448,571533-24 Ayam Petelur -539,6260694-25 Entok -69,66473395-26 Itik -156,3746969-27 Perikanan Kolam 504,3248919 Progresif 28 Perikanan Keramba -100,0137276 -

Hasil Kompilasi Perhitungan LQ dan ShiftShare No Komoditas LQ >1 PPW > 0 PP > 0 PB> 0 Komoditas Pertanian Unggulan 1 Padi - - 2 Jagung 3 Ubi Kayu - - - 4 Ubi Jalar - - - - - 5 Kacang Tanah - - - 6 Kacang Kedelai - - - - - 7 Kacang Hijau - - - - - 8 Jambu Mete - - - - - 9 Kelapa - - - - - 10 Kopi - - - - 11 Cengkeh - - 12 Kapuk Randu - - - - - 13 Berdasarkan Tembakau RTRW Kabupaten - Jombang Tahun - kontinuitas sedang. 2009-2029, sub sektor pertanian yang 14 Tebu - - direncanakan 15 Kakao untuk - dikembangkan - adalah sub - sektor pertanian Produksi tanaman pangan. Perikanan Adapun 16 Kayu Jati - - - - komoditas yang sangat potensial dikembangkan adalah komoditas jagung, hal ini dikarenakan 17 Kayu Rimba - - - Kolam 18wilayah Getah Pinus Jombang hingga - - tahun 2006 - merupakan - salah satu 8800wilayah pengahasil tanaman 19 Sapi Potong - - - - 20 Kambing - - jagung di - Jawa Timur - yang besar 8600 21 Domba - - - 22 Ayam Buras - - - - 23 Ayam Pedaging - - - - 24 Ayam Petelur - - - 25 Entok - - - - - 26 Itik - - - - - 27 Perikanan Kolam 28 Perikanan Keramba - - - - Berdasarkan RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-2029, sub sektor pertanian yang direncanakan untuk dikembangkan adalah sub sektor pertanian tanaman pangan. Adapun komoditas yang sangat potensial dikembangkan adalah komoditas jagung, hal ini dikarenakan wilayah Jombang hingga tahun 2006 merupakan salah satu wilayah pengahasil tanaman jagung terbesar di Jawa Timur. 250000 200000 150000 100000 50000 8400 8200 8000 0 Produksi Jagung 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi Jagung Rata-rata produksi jagung pada lima tahun terakhir bernilai positif yaitu sebesar 17073 Ton, nilai ini lebih kecil dari rata-rata perubahan produksi Jawa Timur. Tidak terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian pada 5 tahun terakhir pada Kabupaten Jombang. Dapat disimpulkan bahwa komoditas jagung di Kabupaten Jombang memiliki Produksi Perikanan Kolam Rata-rata produksi perikanan kolam lima tahun terakhir bernilai positif yaitu sebesar 73 Ton, nilai ini lebih kecil dari rata-rata perubahan produksi Jawa Timur. Tidak terjadi perubahan penggunaan lahan perikanan kolam pada 5 tahun terakhir pada Kabupaten Jombang. Dapat disimpulkan bahwa bahwa komoditas jagung di Kabupaten Jombang memiliki kontinuitas sedang. Komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Jombang adalah komoditas jagung

Penentuan faktor-faktor dalam pengembangan industri pengolahan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dimana variabel-variabel yang didapatkan dari kajian pustaka dikaitkan dengan standar-standar dan teori-teori yang mendukung. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, disebutkan bahwa salah satu syarat pengadaan kegiatan industri adalah adanya bahan baku industri yang berasal dari potensi sumber daya yang dimiliki suatu daerah. Kuantitas Bahan Baku Kontinuitas Bahan Baku Faktor Ketersediaan Bahan Baku Jagung Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 juga disebutkan bahwa suatu industri harus memiliki sumber daya manusia yang memadai dengan keterampilan yang baik. Ketersediaan Tenaga Kerja Kualitas Tenaga Kerja Faktor Ketersediaan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Jagung

Pada Permen PU Nomor 41 Tahun 2007 tentang Kriteria Teknis Kawasan Industri, disebutkan bahwa kawasan industri harus memenuhi penyediaan prasarana yang terdiri atas : prasarana air bersih, pengolahan limbah, listrik, telekomunikasi dan jaringan jalan. Ketersediaan Jaringan Jalan Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Jaringan Air Bersih Faktor Ketersediaan Prasarana Industri Pengolahan Jagung Dalam Permen PU Nomor 41 Tahun 2007 juga disebutkan mengenai kriteria teknis penyediaan sarana bagi kawasan Ketersediaan Ketersediaan Faktor Ketersediaan Sarana Industri dalam industri. Permen Sarana PU tersebut Nomor meliputi 41 Tahun 2007 Mesin juga Produksi disebutkan mengenai Pasar kriteria teknis Pengolahan penyediaan Jagung tersedianya fasilitas produksi, angkutan sarana bagi kawasan industri. Sarana tersebut meliputi tersedianya angkutan umum dan umum, dan fasilitas perdagangan fasilitas perdagangan Faktor Ketersediaan Bahan Baku Jagung Ketersediaan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Jagung Ketersediaan Prasarana Industri Pengolahan Jagung Ketersediaan Sarana Industri Pengolahan Jagung Sub Faktor 1. Kuantitas Bahan Baku 2. Kontinuitas Bahan Baku 1. Jumlah Tenaga Kerja 2. Kualitas Tenaga Kerja 1. Ketersediaan Jaringan Jalan 2. Ketersediaan Jaringan Listrik 3. Ketersediaan Jaringan Air Bersih 1. Ketersediaan Pasar 2. Ketersediaan Mesin Produksi

1 5 2 3 4 Berdasarkan hasil analisa AHP didapatkan nilai bobot untuk masing-masing faktor, yaitu faktor ketersediaan bahan baku jagung (0,397), faktor ketersediaan tenaga kerja industri pengolahan jagung (0,249), faktor ketersediaan sarana industri pengolahan jagung (0,194) dan faktor ketersediaan prasarana industri pengolahan jagung (0,160) dengan nilai inkonsistensi 0,03.

Output hasil keseluruhan olahan AHP menggunakan Expert Choice Berdasarkan gambar diatas maka dapat diketahui hasil kombinasi dari seluruh faktor dan sub faktor dengan hasil pembobotan sebagai berikut : 1. Kuantitas Bahan Baku (0,231) 2. Kontinuitas Bahan Baku (0,193) 3. Ketersediaan Jaringan Jalan (0,145) 4. Ketersediaan Pasar (0,113) 5. Kualitas Tenaga Kerja (0,093) 6. Ketersediaan Jaringan Air Bersih (0,067) 7. Ketersediaan Jaringan Listrik (0,064) 8. Jumlah Tenaga Kerja (0,054) 9. Ketersediaan Mesin Produksi (0,040)

Macam Industri Pengolahan Jagung Kab. Jombang : Industri pengolahan marning, keripik jagung, tepung jagungdan pakan ternak. Yang dimodelkan : Industri Pengolahan Pakan Ternak Tahapan dalam merumuskan model dinamik : Pembatasan model, penyusunan Input-Output Diagram, penyusunan Casual Loop Diagram, penyusunan Stock and Flow Maps, serta formulasi model. Pembatasan Model ATRIBUT UTAMA SUB ATRIBUT KETERANGAN Ketersediaan Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Jumlah bahan baku yang tersedia Kontinuitas Bahan Baku Tingkat kontinuitas bahan baku dari tahun ke tahun Ketersediaan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam kegiatan pertanian dan industri. Kualitas Tenaga Kerja Kualitas tenaga kerja yang tersedia berdasarkan tingkat pendidikan Ketersediaan Sarana Ketersediaan Pasar Ketersediaan atau jumlah pasar sebagai pemasaran hasil produksi di Kabupaten Jombang. Ketersediaan Mesin Produksi Jumlah mesin produksi industri pengolahan jagung. Ketersediaan Prasarana Ketersediaan Jaringan Listrik Jumlah pelanggan dan jumlah listrik yang dibangkitkan Ketersediaan Jaringan Jalan Panjang jalan dan jenis klasifikasi jalan yang melewati wilayah perencanaan Ketersediaan Jaringan Air Bersih Jumlah pelanggan dan jumlah air bersih yang disalurkan

Penyusunan Input-Output Diagram Input-output diagram memberikan gambaran sistem lebih detail dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang merupakan variabel input ataupun output baik yang terkontrol maupun tidak terkontrol sehingga dapat memudahkan dalam memberikan gambaran sistem yang ada. INPUT TAK TERKENDALI LINGKUNGAN OUTPUT DIKEHENDAKI Ketersediaan Tenaga Kerja Ketersediaan Pasar Ketersediaan Jaringan Jalan Inflasi Peningkatan Produksi Hasil Industri Pengolahan Jagung Peningkatan Pendapatan Industri Pngolahan Jagung Ketersediaan Mesin Produksi Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Jaringan Air Bersih Pengembangan Industri Pengolahan Jagung INPUT TERKENDALI OUTPUT TAK DIKEHENDAKI Kuantitas Bahan Baku Adanya konflik antar pelaku industri Kontinuitas Bahan Baku Kualitas Tenaga Kerja Pengelolaan

Penyusunan Casual Loop Diagram Digunakan untuk melihat hubungan atau keterkaitan antar variabel. mesin produksi + + pendapatan industri + + hasil produksi + stock jagung + kebutuhan jagung untuk + tenaga kerja industri - + konsumsi jagung Penyusunan Stock and Flow Diagram Diagram alir akan mampu menggambarkan sistem lebih detail karena akan memperhatikan pengaruh waktu tiap keterkaitan antar variabel.

Stock and Flow Model Utama Pengembangan Industri Pakan Ternak rata2 peningkatan kebutuhan produksi kebutuhan produksi luas panen jagung bersih delta inflasi stock jagung Kab Jombang proporsi inv estasi mesin inflasi rata2 permintaan harga mesin industri laju peningkatan kebutuhan produksi laju produksi jagung laju konsumsi stock jagung inv estasi mesin lif etime mesin jumlah mesin industri proporsi inv estasi bahan kebutuhan jagung ~ baku produkstiv itas per 1 Ha f raksi permintaan delta inflasi inv estasi bahan baku laju penambahan jumlah laju penurunan jumlah mesin total inv estasi inflasi rata2 mesin inflasi rata2 proporsi inv estasi tenaga akumulasi pendapatan kerja harga beli jagung delta inflasi total investasi kebutuhan jagung total jumlah produksi upah tenaga kerja laju peningkatan pendapatan laju penurunan pendapatan produktivitas mesin inv estasi tenaga kerja total jumlah tenaga kerja laju peningkatan laju konsumsi harga jual total jumlah tenaga kerja produksi produksi harga mesin industri laju penambahan tenaga rata2 permintaan permintaan kerja inf lasi rata2 laju penambahan jumlah proporsi pengurangan tenaga mesin upah tenaga kerja kerja delta inf lasi produktiv itas tenaga kerja laju peningkatan permintaan laju pengurangan tenaga kerja

Sub Model Bahan Baku Sub Model Mesin Produksi luas panen jagung bersih stock jagung kebutuhan jagung Kab Jombang delta inflasi proporsi inv estasi mesin inflasi rata2 laju produksi jagung laju konsumsi stock jagung total investasi harga mesin industri produkstiv itas per 1 Ha inv estasi mesin jumlah mesin industri lif etime mesin Sub Model Tenaga Kerja laju penambahan jumlah mesin laju penurunan jumlah mesin proporsi inv estasi tenaga kerja inflasi rata2 total investasi upah tenaga kerja delta inflasi Sub Model Produksi Pakan Ternak inv estasi tenaga kerja total jumlah tenaga kerja total jumlah tenaga kerja kebutuhan jagung total jumlah produksi laju penambahan tenaga kerja proporsi pengurangan tenaga kerja produktiv itas TK laju peningkatan produksi laju konsumsi produksi produktiv itas mesin rata2 permintaan permintaan laju pengurangan tenaga kerja jumlah mesin industri laju peningkatan permintaan

Sub Model Pendapatan Industri Pakan ternak Simulasi Model Running / Simulasi Apek Bahan Baku rata2 peningkatan kebutuhan produksi kebutuhan produksi laju peningkatan kebutuhan produksi permintaan proporsi inv estasi bahan kebutuhan jagung ~ baku f raksi permintaan inv estasi bahan baku delta inflasi total inv estasi inflasi rata2 akumulasi pendapatan harga beli jagung Running / Simulasi Apek Tenaga Kerja laju konsumsi produksi laju peningkatan pendapatan laju penurunan pendapatan harga jual harga mesin industri laju penambahan tenaga kerja delta inf lasi inf lasi rata2 laju penambahan jumlah mesin upah tenaga kerja

Verifikasi dan Validasi Verifikasi dilakukan dengan melakukan pengecekan model terhadap persamaan matematis yang telah dibuat. Proses validasi dilakukan dengan metode white box yaitu proses klarifikasi model yang telah dibuat dengan para expert dalam hal ini Bappeda Kabupaten Jombang. Menurut Bappeda Kabupaten Jombang, model ini sudah cukup valid untuk menggambarkan pengembangan industri pengolahan di Kabupaten jombang.

Penyusunan Skenario 1. Skenario 1 : Peningkatan proporsi investasi tenaga kerja 2. Skenario 2 : Peningkatan proporsi investasi bahan baku 3. Skenario 3 : Peningkatan proporsi investasi tenaga kerja dan bahan baku 1. Skenario 1 : Peningkatan 5% proporsi investasi tenaga kerja 2. Skenario 1 : Peningkatan 10% proporsi investasi bahan baku

3. Skenario 3 : Peningkatan 5% proporsi investasi tenaga kerja dan peningkatan 10% proporsi investasi bahan baku Perbandingan Hasil Produksi Pakan Ternak Tahun Produksi Pakan Ternak Sebelum Dilakukan Skenario Produksi Pakan Ternak Skenario 1 Produksi Pakan Ternak Skenario 2 Produksi Pakan Ternak Skenario 3 2010 277.526,00 277.526,00 277.526,00 277.526,00 2011 404.054,75 404.054,75 404.056,21 404.056,21 2012 533.990,21 534.001,06 534.087,54 534.098,38 2013 668.562,38 669.296,69 668.847,89 669.582,19 2014 810.818,34 813.669,14 811.402,05 814.252,60 2015 960.993,31 968.161,38 961.986,56 969.153,51 2016 1.120.678,06 1.135.177,95 1.122.211,72 1.136.708,34 2017 1.289.990,40 1.315.793,39 1.292.200,33 1.317.995,75 2018 1.469.271,04 1.511.340,90 1.472.261,38 1.514.316,05 2019 1.662.695,76 1.726.751,40 1.666.607,39 1.730.635,69 2020 1.871.921,57 1.964.714,07 1.876.889,33 1.969.636,20 Hasil produksi akan lebih tinggi apabila dilakukan peningkatan investasi terhadap bahan baku dan tenaga kerja yang ada. Skenario yang dipilih adalah Skenario 3

Penyerapan Jagung Untuk Industri Pakan Ternak Tahun Stock Jagung Kabupaten Jombang Konsumsi Jagung untuk Industri Pakan Ternak 2010 133.555,87 80.005,11 2011 187.107,36 84.335,57 2012 247.775,57 89.411,71 2013 363.130,00 97.589,25 2014 440.787,60 105.023,86 2015 518.250,93 113.426,99 2016 557.856,37 120.709,98 2017 575.071,71 127.283,20 2018 645.009,88 138.248,15 2019 704.099,43 150.078,11 2020 778.083,08 164.979,19 Akan menyerap poduksi jagung di 9 kecamatan di Kabupaten Jombang : Kecamatan Jombang Kecamatan Perak Kecamatan Diwek Kecamatan Jogoroto Kecamatan Peterongan Kecamatan Mojoagung Kecamatan Ploso Kecamatan Kudu Kecamatan Ngusikan Peningkatan Tenaga Kerja Industri Pakan Ternak Total Tenaga Tahun Kerja Industri Pakan Ternak 2010 118 2011 117 2012 123 2013 137 2014 160 2015 191 2016 232 2017 284 2018 345 2019 416 2020 498 Akan menyerap tenaga kerja di Kecamatan Mojoagung

Komoditas pertanian unggulan Kab. Jombang : jagung. Terdapat empat faktor yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1) Ketersediaan bahan baku jagung; 2) Ketersediaan tenaga kerja industri pengolahan jagung; 3) Ketersediaan sarana industri pengolahan jagung; 4) Ketersediaan prasarana industri pengolahan jagung. Tingkat prioritas terhadap variabel-variabel yang ada dengan urutan bobot : 1. Kuantitas Bahan Baku (0,231) 2. Kontinuitas Bahan Baku (0,193) 3. Ketersediaan Jaringan Jalan (0,145) 4. Ketersediaan Pasar (0,113) 5. Kualitas Tenaga Kerja (0,093) 6. Ketersediaan Jaringan Air Bersih (0,067) 7. Ketersediaan Jaringan Listrik (0,064) 8. Jumlah Tenaga Kerja (0,054) 9. Ketersediaan Mesin Produksi (0,040) Model dinamik yang dikembangkan adalah model pengembangan di Kabupaten Jombang. Setelah dilakukan simulasi, dikembangkan 3 skenario dalam mengembangkan industri. Skenario paling optimal untuk meningkatkan hasil produksi adalah seknario 3. Dengan adanya pengembangan di Kabupaten Jombang akan menyerap bahan baku jagung yang terdapat di 8 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, Jogoroto, Wonosalam, Bareng, Peterongan, Kesamben dan Kecamatan Sumobito. Sedangkan dengan adanya pengembangan tersebut akan menyerap tenaga kerja yang terdapat di Kecamatan Mojoagung dimana industri pakan ternak itu berada.

Model dinamik yang dibuat dalam penelitian ini hanya fokus terhadap aspek internal dalam pengembangan industri pengolahan jagung di Kabupaten Jombang, oleh karena itu diperlukan suatu studi lanjut mengenai perumusan model dinamik yang memperhatikan seluruh aspek baik itu internal maupun eksternal. Model yang dikembangkan hanyalah model pengembangan industri pakan ternak di Kabupaten Jombang. Diperlukan studi lanjut mengenai pengembangan model dinamik industri pengolahan berbasis pertanian lainnya agar dapat diketahui dengan pasti dampak masing-masing pengembangan industri terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Jombang. Pemerintah Kabupaten Jombang diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan industri pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Jombang, karena dengan adanya pengembangan industri pengolahan akan memberikan nilai tambah terhadap sektor pertanian yang ada.