JURNAL. Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

ANALISIS JARGON DALAM GAME ONLINE FOOTBALL SAGA 2

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ROSI SUSANTI NIM

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

OLEH: SURAHMAT NPM:

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

Keywords: sociolinguistic, acguisition, two languages, interference

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM CERAMAH AGAMA DI MASJID ROUDHOTUL MUTTAQIN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG SKRIPSI

ANALISIS VARIASI PENGGUNAAN BAHASA CAPTION DI INSTAGRAM SKRIPSI

Cakrawala, ISSN , Volume 3, November KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI Jurnal Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR. Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA KOREA KE DALAM BAHASA INDONESIA

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DI NAGARI LUBUK BUNTA, KECAMATAN SILAUT, KABUPATEN PESISIR SELATAN.

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

INTERFERENSI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM PERKULIAHAN KEPROTOKOLAN

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT SUB DIALEK MELAYU PANCUR KABUPATEN LINGGA

ANALISIS KESANTUNAN TUTURAN DALAM VIDEO IKLAN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar

KAJIAN VARIASI BAHASA DALAM NOVEL SABDO PALON DAN NOYO GENGGONG KARYA ARDIAN KRESNA SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

KATA SERAPAN BAHASA MELAYU DIALEK DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN AFIKSASI DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Transkripsi:

JURNAL INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI YAA BUNAYYA DANDONG SRENGAT KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar 2015-2016 Oleh: HENDRA BURHANUDIN 12.1.01.07.0030 Dibimbing oleh : 1. Drs. Sardjono, M.M. 2. Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017

FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI YAA BUNAYYA DANDONG SRENGAT KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 Hendra Burhanudin 12.1.01.07.0030 FKIP - PBSI hedratokey@gmail.com Drs. Sardjono, M.M. dan Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang menguasai dua bahasa secara tidak berimbang kemungkinan besar melakukan interferensi. Maksudnya, seseorang yang tingkat penguasaan bahasa pertamanya lebih dominan dari bahasa keduanya kemungkinan dalam bertutur maupun menulis tanpa sengaja membuat kekacauan. Kebiasaan berbahasa pertamanya terbawa dalam bahasa keduanya. Struktur bahasa pertama mempengaruhi bahasa keduanya. Kekacauan atau kesalahan seperti ini sering muncul pada para pembelajar bahasa kedua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk interferensi leksikal bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016? (2) Bagaimanakah bentuk interferensi gramatikal yang meliputi: afiksasi dan reduplikasi bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016? Penelitian ini menggunakan rancangan deskripsi dan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Metode pengumpulan data dengan memberikan penugasan menulis karangan bahasa Indonesia. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human Instrument) dan instrumen pendukung berupa kartu data. Proses analisis data terdiri dari pengidentifikasian data, melakukan pengodean data, mengklasifikasikan data, mendeskripsikan data, dan interpretasi data yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini mendeskripsikan secara objektif interferensi leksikal dan gramatikal dari bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016. Interferensi leksikal bahasa jawa dalam karangan bahasa Indonesia. Interferensi gramatikal kajian morfologi, lebih khusus afiksasi dan reduplikasi bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V MI Yaa Bunayya melakukan interferensi berbahasa yang meliputi interferensi leksikal kata benda, kata kerja, kata keterangan, dan kata sifat. Interferensi gramatikal morfologi bidang afiksasi dan reduplikasi. Interferensi afiksasi dalam penelitian ini terjadi pada prefiks: ber- dan me-, sufiks: -an, konfiks: ke-an. Interfensi reduplikasi terjadi pada kajian dwilingga dan dwilingga bersufiks an. KATA KUNCI : Interferensi, bahasa Jawa, karangan bahasa Indonesia, siswa kelas V MI.

I. LATAR BELAKANG Masyarakat yang menguasai dua bahasa secara tidak berimbang kemungkinan besar melakukan interferensi. Maksudnya, seseorang yang tingkat penguasaan bahasa pertamanya lebih dominan dari bahasa keduanya kemungkinan dalam bertutur maupun menulis tanpa sengaja membuat kekacauan. Kebiasaan berbahasa pertamanya terbawa dalam bahasa keduanya. Struktur bahasa pertama mempengaruhi bahasa keduanya. Hal ini selaras dengan pernyataan Hartmann dan Stork (dalam Alwasilah, 1990: 131), bahwa kekeliruan yang disebabkan terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa pertama ke dalam bahasa kedua sehingga struktur bahasa pertama mempengaruhi bahasa kedua. Sebagai contoh terlihat pada kalimat berikut. (1) Rumah Ali yang paling besar sendiri. (2) Omahe Ali sing gedhe dhewe. Kalimat bahasa Indonesia seperti, contoh (1) pada hakikatnya kalimat yang berstruktur Jawa. Hal ini terlihat pada kalimat (2). Adapun struktur kalimat bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah sintaksis terlihat pada contoh (3) atau (4). (3) Rumah Ali paling besar. (4) Rumah Ali terbesar. Kekacauan atau kesalahan seperti ini sering muncul pada para pembelajar bahasa kedua. Berkenaan dengan hal ini dalam sosiolingustik dikenal istilah interferensi perlakuan. Interferensi ini lazim juga disebut interferensi belajar (learning interterference) atau interferensi perkembangan (developmental interference) (Weinreich dalam Chaer dan Agustina, 2010: 122). Siswa atau pembelajar bahasa Indonesia seperti siswa Madrasah Ibtidaiyah Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, berdasarkan pengamatan ternyata banyak melakukan interferensi. Untuk membuktikan hal itu perlu dilakukan penelitian. Oleh karena itu, dipilihlah penelitian dengan judul, Interferesi Bahasa Jawa dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2015-2016. MI Yaa Bunayya adalah sekolah integral yang berlokasi di pinggiran kota, tepatnya di jalan Pinang Kelurahan Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Sebagian besar siswa yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah tersebut adalah masyarakat desa sekitar yang berdialek Jawa. Masyarakat Jawa umumnya mengenal bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Untuk itu tidak menutup kemungkinan ketika mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua melakukan interferensi.

Dipilihnya penelitian masalah interferensi didasari dua pertimbangan. Pertama, interferensi merupakan hal yang sering terjadi pada pembelajar bahasa kedua. Hal ini sejalan dengan pernyataan Alwasilah (1990: 131), bahwa interferensi sering terjadi pada seseorang yang sedang mempelajari bahasa kedua. Akan tetapi, interferensi bisa dicegah atau perbaiki, walaupun tidak bisa dihilangkan dari Kedua, penelitian masalah interferensi merupakan informasi penting untuk mengidentifikasi letak kesulitan siswa dalam proses belajar bahasa kedua dan memahami berbagai penyebab kesalahan tersebut. Dengan mengetahui masalah tersebut, diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan atau pertimbangan bagi pengajar untuk mengambil langkah percegahan atau perbaikan. pembelajar bahasa kedua. II. METODE A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Penggunaan pendekatan sosiolinguistik didasari pertimbangan berikut. Pertama, objek kajian yang diteliti adalah karangan siswa kelas V yang hakikatnya masih belajar bahasa kedua. Bahasa anak usia sekolah dasar masih banyak terdapat kekacauan. Kakacaun ini disebabkan oleh terbawanya kebiasaan-kebiasaan bahasa pertama ke dalam bahasa kedua, sehingga melakukan interferensi. Kedua, interferensi merupakan hal kedua. Hal ini sejalan dengan pernyataan Alwasilah (1990: 131), bahwa interferensi sering terjadi pada seseorang yang sedang mempelajari bahasa kedua. Ketiga, penelitian masalah interferensi ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan informasi penting untuk mengidentifikasi letak kesulitan siswa dalam proses belajar bahasa kedua dan memahami berbagai penyebab kesalahan tersebut. Dengan mengetahui masalah tersebut, diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan atau pertimbangan bagi pengajar untuk mengambil langkah percegahan atau perbaikan. yang sering terjadi pada pembelajar bahasa 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang masih dalam lingkup deskriptif. Tepatnya desktiprif mendeskripsikan interferensi bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun kualitatif karena penelitian ini berupaya ajaran 2015-2016.

B. Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen penelitian juga harus divalidasi seberapa jauh penelitian kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Segala bentuk validasi tersebut dilaksanakan oleh peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman C. Tahapan Penelitian Ada 2 tahapan penelitian ini. Tahapan tersebut adalah: 1. Tahap persiapan, meliputi penyusunan proposal penelitian. Peneliti mengajukan judul penelitian yang kemudian diusulkan dengan pembutan proposal penelitian. Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini untuk membuat rencana penelitian secara global dari keseluruhan penelitian, sehingga penelitian dapat terkontrol. Selain itu untuk memberikan gambaran secara praktis tentang tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti D. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan untuk penelitian yang merujuk terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2014: 222). Pelaksanaan penelitian di lapangan membutuhkan instrumen berupa perangkat tes dan kartu-kartu data, kedua instrumen tersebut dibutuhkan untuk memudahkan proses pengumpulan data. Sejalan dengan pernyaaan tersebut, Arikunto (2014: 203) mengatakan bahwa instumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. pada pembaca dan peneliti lain. Penyusunan instrumen pendukung seperti kartu data untuk memudahkan pengklasifikasian data. 2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengkajian yang mendalam dan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data dari hasil karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015 2016. pada proses pelaksanaan penelitian. Proses itu mencakup keseluruhan kerja mulai dari

proses penetapan judul sampai pada proses pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Oktober 2016. E. Sumber Data Penelitian yang berjudul interferensi bahasa Jawa dalam karangan bahasa Indonesia siswa MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016, maka data dalam penelitian ini berupa kalimat siswa yang mengandung interferensi. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu karangan bahasa Indonesia siswa kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016. Jumlah sumber data sebanyak 30 sumber data, karena dilakukan penugasan sebanyak dua kali. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah 15 siswa. Dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan. F. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagi sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Memberi tugas membuat karangan bahasa Indonesia berdasarkan pengalaman kepada siswa kelas V MI Srengat Kabupaten Blitar tahun ajaran 2015-2016. 2. Membaca karangan secara seksama. 3. Membaca ulang disertai identifikasi interferensi bahasa Jawa. 4. Membaca hasil kegiatan (3) desertai pencatatan dalam kartu data. 5. Mengklasifikasi data sesuai dengan jenis-jenis interferensi. Yaa Bunayya Dandong Kecamatan G. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (dalam Prasetya, 2013:17), analisis data terdiri atas tiga alur kegiatan, yaitu 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan. Sebelum analisis data dilakukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu dimulai dengan proses mereduksi data, yaitu proses pengidentifikasian data. penyajian data, yaitu klasifikasi data yang telah disusun ke dalam kategori taksonomi siasat permukaan atau strategiperformansi. Kesalahan yang terkandung dalam tuturan mahasiswa PPL yaitu: 1) kesalahan penghilangan atau penanggalan (omission), 2) kesalahan penambahan (addition), 3) kesalahan bentukan (misformation), dan 4) kesa-lahan susunan Kemudian dilanjutkan dengan proses (misordering).

H. Pengecekan Keabsahan Temuan Proses analisis data merupakan proses yang panjang. Proses analisis data dimulai sejak peneliti merumuskan masalah hingga menjadi hasil penelitian. Nasution (dalam Sugiyono, 2014: 245), menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian. Di lain pihak, Mahsun (2007: 253) mengatakan analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi, mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan, menyamakan data yang sama dan membedakan data yang memang berbeda, serta menyisihkan pada kelompok lain data yang serupa, tetapi tidak sama. Dalam III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Deskripsi Interferensi Leksikal Bahasa Jawa dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar 1. Kata Benda Kata benda (nomina) adalah kelas kata yang sering muncul dalam kalimat menempati fungsi subjek atau objek. Kata benda merujuk atau mengacu pada manusia, binatang, atau benda. Kata benda seperti itu tergolong jenis kata benda konkrit. Sedangkan kata benda yang rangka pengklasifikasian dan pengelompokan data tentu harus didasarkan pada apa yang menjadi tujuan penelitian. Tujuan penelitian itu sendiri adalah memecahakan masalah yang memang menjadi fokus penelitian. Teknik analisis data penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data yang meliputi: a) Membaca karangan siswa disertai analisis. b) Mencari dan memberi tanda pada kosa kata yang dianggap sebagai interferensi yang terdapat pada karangan siswa. c) Mengidentifikasi hasil kegitan (b). d) Mengklasifikasi kegiatan (c) berdasarkan bentuk interferensi. e) Memasukkan kegiatan (d) ke dalam kartu data. f) Membenarkan hasil kegiatan (e). merujuk pada konsep atau pengertian adalah jenis kata benda abstrak. Kata benda merupakan jenis kata yang dapat mengganti fungsi sintaksis subjek atau objek. Berikut contoh interferensi kata benda bahasa Jawa yang ditemukan pada karangan siswa. (1) Pada hari Minggu jam 05.00 saya pergi ke sawah dan bermain layangan dengan teman-teman saya. (IL/KB/03). Kalimat (1) memiliki dua inteferensi yang berbeda. Pertama, kata jam merupakan bahasa tutur yang berasal

dari bahasa Jawa. Masyarakat Jawa dalam bertutur biasanya sering memakai kosa kata jam untuk menerangkan waktu. Kebiasaan tersebut sangat dimungkinkan terbawa ke dalam bahasa kedua yang sedang dipelajari, sehingga terjadilah interferensi. Dalam bahasa Indonesia, jam dengan pukul jelas berbeda. Kosa kata jam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti alat untuk mengukur waktu (seperti arloji, lonceng dinding), sedangkan pukul berarti saat yang menyatakan waktu. Berdasarkan pada arti dalam kamus tersebut, terlihat bahwa kata jam bukan menunjukan waktu, tetapi alat untuk mengukur waktu. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia adalah kata jam menjadi pukul. Kedua, interferensi yang kedua adalah kata layangan. Kata layangan juga dirasa kurang tepat karena istilah tersebut berasal dari tuturan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa tanpa disadari sering membawa kebiasaan bahasa pertamanya ke dalam bahasa kedua sehingga tidak sengaja melakukan interferensi. Dalam bahasa Indonesia kata layangan yang tepat adalah layang-layang. Perbaikan kalimat yang benar menjadi: (3a) Pada hari Minggu pukul 05.00, saya pergi ke sawah kemudian bermain layanglayang bersama teman-teman. B. Deskripsi Interferensi Gramatikal Bahasa Jawa dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar 1. Interferensi Afiksasi Interferensi dalam bidang afiksasi terjadi antara lain pada penggunan unsurunsur pembentukan kata, pola proses morfologis, dan proses penggalan afiks. Berikut contoh interferensi afiksasi yang ditemukan pada karangan siswa. (2) Setelah jalan-jalan, saya bersarapan dengan nasi goreng. (IG/A/01). (3) Kakakku memoto pulau yang ada di pantai. (IG/A/02). (4) Siang hari yang panas membuat aku dan teman-temanku kehausan. (IG/A/03). (5) Karena kelelahan saya ketiduran. (IG/A/04). Pada kalimat (2), (3), (4) dan (5) di atas terdapat interferensi afiksasi bahasa Jawa. Kata bersarapan pada kalimat (2) terdiri dari dua morfem yaitu ber- dan sarapan. Prefiks ber- adalah morfem bahasa Indonesia, sedangkan sarapan adalah kosa kata bahasa Jawa, sehingga kata bersarapan dirasa kurang tepat karena pilihan kata yang digunakan adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari pencampuran dua bahasa.

Agar kalimat tersebut tidak mengandung interferesi, kata tersebut dicarikan padanan yang sesuai dengan kosa kata bahasa Indonesia. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia adalah kata bersarapan menjadi makan pagi. Kata memoto pada kalimat (3) terdiri dari dua morfem yaitu: me- dan foto. Prefiks me- dan foto berasal dari bahasa Indonesia, tetapi bila digabungkan merupakan ujaran bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa yang dimaksudkan memoto adalah memotret dalam bahasa Indonesia. Kekacauan itu disebabkan karena pembelajar bahasa kedua sulit membedakan konsep atau pengertian (abstrak) dari kedua kata tersebut, sehingga tanpa sengaja melakukan interferensi. Kata kehausan pada kalimat (4) terdiri dari tiga morfem yaitu: ke- haus -an. Konfiks ke-an tersebut dirasa tidak tepat, karena kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Jawa. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia adalah kata kehausan menjadi merasa haus. Kalimat (5) terdapat dua interferensi. Pertama, kata kelelahan terdiri dari tiga morfem yaitu: ke- lelah an. Konfiks ke-an dirasa kurang tepat dalam kata tersebut, karena kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Jawa. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia adalah kata kelelahan menjadi sangat lelah atau terlalu lelah. Kedua, kata ketiduran terdiri dari tiga morfem yaitu: ke- tidur an. Konfiks ke-an dirasa kurang tepat dalam kata tersebut, karena kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Jawa. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia adalah kata ketiduran menjadi tidak sengaja tidur. menjadi: Perbaikan kalimat yang benar (2a) Setelah jalan-jalan, saya makan pagi nasi goreng. (3a) Kakakku memotret pulau yang ada di pantai. (4a) Siang hari yang panas membuat aku dan teman-temanku merasa haus. (5a) Karena sangat lelah, saya tidak sengaja tidur. (5b) Karena terlalu lelah, saya tidak sengaja tidur. 2. Interferensi Reduplikasi Bidang interferensi reduplikasi hanya ditemukan dua data. Kedua data tersebut digolongkan ke dwilingga. Berikut adalah interferensi reduplikasi yang ditemukan pada karangan siswa. (6) Yang menjadi wasit satu, dan yang bermain dua-dua. (IG/R/01).

(7) Sampai di sana membeli jajan-jajanan dan makanan. (IG/R/02). Kalimat (6) dan (7) adalah kalimat yang mengandung interferensi gramatikal, tepatnya kajian afiksasi bidang reduplikasi. Pemakaian kosa kata dua-dua dalam kalimat (6) dirasa kurang tepat. Kata duadua sesungguhnya adalah tuturan bahasa Jawa (loro-loro dalam bahasa Jawa). Kata tersebut dalam kajian reduplikasi termasuk ke dalam jenis dwilingga, yakni pengulangan morfem asal. Agar kalimat tersebut tidak mengandung interferesi, kata tersebut dicarikan padanan yang sesuai dengan kosa kata bahasa Indonesia. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia adalah kata duadua menjadi dua anak bergantian. Kata jajan-jajanan dalam kalimat (7) dirasa juga kurang tepat, karena kata jajan-jajanan sesungguhnya adalah tuturan bahasa Jawa. Kata jajan-jajanan dalam kajian reduplikasi termasuk ke dalam dwilingga bersufiks -an, yakni pengulangan morfem asal ditambah akhiran -an. Agar kalimat tersebut tidak mengandung interferesi, kata tersebut dicarikan padanan yang sesuai dengan kosa kata bahasa Indonesia. Padanan yang sesuai dari bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia adalah kata jajan-jajanan menjadi aneka kue atau bermacam kue. Perbaikan kalimat yang benar menjadi: (6a) Wasit satu anak, sedangkan yang bermain dua anak secara bergantian. (7a) Sesampainya di sana, kemudian membeli aneka kue dan makanan. (7b) Sesampainya di sana, kemudian membeli bermacam kue dan makanan. C. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Interferensi Bahasa Jawa dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa MI Yaa Bunayya Dandong Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2015-2016, dapat disimpulkan adanya interferensi leksikal dan interferensi gramatikal yang meliputi. 1. Interferensi Leksikal a) Interferensi kata benda (nomina). Interferensi kata benda sering muncul dalam kalimat menempati fungsi subjek atau objek. Kata benda merujuk atau mengacu pada manusia, binatang, atau benda. Kata benda seperti itu tergolong jenis kata benda konkrit. Sedangkan kata benda yang merujuk pada konsep atau pengertian adalah jenis kata benda abstrak. Analisis kesalahan ini memperbaiki penggunaan pilihan kata (diksi) suatu kalimat, sehingga kalimat tersebut lebih tepat dan dapat menekan terjadinya interferensi. FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2

b) Kata kerja (verba). Interferesnsi kata kerja muncul sebagai predikat, kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Analisis kesalahan ini memperbaiki penggunaan pilihan kata (diksi) suatu kalimat, sehingga kalimat tersebut lebih tepat dan dapat menekan terjadinya interferensi. c) Kata keterangan (adverbia). Interferesnsi adverbia terjadi pada jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Analisis kesalahan ini memperbaiki penggunaan pilihan kata (diksi) suatu kalimat, sehingga kalimat tersebut lebih tepat dan dapat menekan terjadinya interferensi. d) Kata sifat (adjektiva). Interferensi adjektiva terjadi pada kata atau gabungan kata yang dipakai untuk memberikan nomina. Dengan kata lain, kata sifat memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Analisis kesalahan ini IV. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1990. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. memperbaiki penggunaan pilihan kata (diksi) suatu kalimat, sehingga kalimat tersebut lebih tepat dan dapat menekan terjadinya interferensi. 2. Interferensi Gramatikal a) Morfologi bidang afiksasi. Interferensi dalam bidang afiksasi terjadi pada penggunan unsur-unsur pembentukan kata, pola proses morfologis, dan proses penggalan afiks. Interferensi afiksasi dalam penelitian ini terjadi pada prefiks: ber- dan me-, sufiks: -an, konfiks: ke-an. Analisis kesalahan ini memperbaiki proses morfologis afiksasi, sehingga dapat menekan terjadinya interferensi. b) Morfologi bidang reduplikasi. Interfensi reduplikasi terjadi pada kajian dwilingga dan dwilingga bersufiks an. Akibatnya terjadi kesalahan proses morfologi reduplikasi. Analisis kesalahan ini memperbaiki proses morfologis reduplikasi, sehingga dapat menekan terjadinya interferensi. Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika Aditama. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Bahasa. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moelong, Lexy J. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Parera, Jos Daniel. 1997. Linguistik Edukasional Edisi Kedua Metodelogi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Patilima, Hamid. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-asas Linguitik Umum. Yogyakarta: Gadjah mada Universiry Press.