Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 5. Ringkasan. alat untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan sebagai sarana dalam berinteraksi

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (1995) memberikan beberapa definisi mengenai kata :

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Bab1. Pendahuluan. Dalam usaha pemenuhan kebutuhannya manusia saling bergantung dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

ANALISIS INTERFERENSI DALAM KELAS KATA KEISHIKI MEISHI KHUSUSNYA PENGGUNAAN TAME NI DAN YOU NI

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2 Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk diartikan sebagai

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Bab 2. Landasan Teori. dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. Pengertian Giongo / Giseigo dan Gitaigo 2. Jenis Gitaigo dalam Bahasa Jepang

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia di dunia tidak pernah terlepas dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial dengan menggunakan bahasa. Dengan bahasa mereka berkomunikasi mengungkapkan perasaan, suasana hati dan sikap. Hal ini merupakan salah satu penyebab yang menjadikan bahasa memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terbagi atas dua macam yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan. Dari begitu banyak definisi bahasa yang ada, berikut ini definisi bahasa yang dikemukakan Kridalaksana (1997:2) adalah: Sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sedangkan salah satu definisi lainnya tentang bahasa yakni menurut Martinet (1987:32) adalah sebagai berikut: Bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman manusia, secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan-satuan yang mengandung isi semantis dan pengungkapan bunyi, yaitu monem. Pengungkapan bunyi tersebut pada gilirannya diartikulasikan dalam satuan-satuan pembeda dan berurutan, yaitu fonem, yang jumlahnya tertentu di dalam setiap bahasa, yang kodrat maupun kesalingterkaitannya berbeda juga di dalam setiap bahasa. Iriantini (2004:17) mengemukakan bahwa bahasa bersifat dinamis, yaitu bahwa bahasa akan selalu berkembang dan mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia pada saat ini juga telah mengalami berbagai perubahan kehidupan khususnya dalam hal perkembangan berbahasa. Saat ini gejala munculnya penggunaan bahasa Jepang di 1

beberapa perusahaan Jepang terkemuka di Indonesia, baik dalam berbagai pertemuanpertemuan resmi, media elektronik, media cetak dan lain sebagainya, mendorong orang untuk mempelajari bahasa Jepang agar dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing selain bahasa Inggris. Ketika seseorang berada dalam proses belajar bahasa Jepang, bukan merupakan hal yang aneh apabila seseorang merasa kesulitan atas perbedaan dalam penggunaan bahasa Jepang tersebut. Seperti yang tertera pada kalimat di bawah ini: Sejak awal kita harus memegang prinsip bahwa di dalam bahasa yang kita telaah pasti kita temukan pembedaan satuan fonologis atau gramatikal yang lazim kita dapati di dalam pengalaman bahasa kita sebelumnya. Sebaliknya, kita harus siap menemukan pembedaan yang tidak dapat kita bayangkan terungkap secara formal. (Martinet, 1987:48) Manusia sejak mulai bisa bicara hingga dewasa setiap harinya dan selama bertahuntahun menggunakan bahasa yang sama yakni bahasa ibu sebagai bahasa pertama untuk berkomunikasi. Penggunaan seperti ini menjadi suatu kebiasaan dan segala sesuatunya menjadi mudah dalam menggunakan bahasa pertama tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parera (1997:27) bahwa bahasa ialah seperangkat kebiasaan. Akan tetapi, tentunya proses pembelajaran bahasa Jepang memerlukan waktu dan proses yang cukup lama untuk menjadi suatu kebiasaan. Sehingga karena bahasa Jepang tersebut belum menjadi suatu kebiasaan dalam komunikasi sehari-hari maka inilah yang terkadang menjadi salah satu penyebab kesulitan dalam mempelajari berbagai perbedaan penggunaan antara bahasa asing dengan bahasa ibu. Penguasaan bahasa kedua akan terjadi lebih lambat dan lebih tidak sempurna jika bahasa pertama lebih kuat posisinya. (Martinet, 1987:169) Hampir di setiap negara di dunia memiliki bahasa yang berbeda dengan ciri khas masing-masing. Seperti halnya dengan bahasa Indonesia dan bahasa lainnya, Bahasa 2

Jepang memiliki karateristik bahasa. Sudjianto dan Dahidi (2004:11-12) menjelaskan bahwa bahasa Jepang adalah bahasa yang unik. salah satu keunikannya adalah apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Hal ini berlawanan dengan bahasa Melayu yang biasa dipakai oleh orang-orang Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, dan sebagainya. Sehingga kita hanya dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang hanya dengan orang Jepang atau dengan orang lain yang pernah mempelajarinya. Berbagai negara dengan bahasa yang berbeda ini, secara otomatis memiliki variasi bahasa seperti dikemukakan Prawiroatmodjo dan Hoed (1997:116) bahwa: Bahasa mempunyai variasi-variasi. Variasi-variasi bahasa ini dapat dibeda-bedakan menurut pemakainya dan pemakaiannya. Contoh variasi pemakaian bahasa di atas dapat dilihat melalui penjelasan Sudjianto dan Dahidi (2004:14-15) berikut ini, bahwa asal mula kosakata dalam bahasa jepang dibagi menjadi tiga macam yakni wago 和語, kango 漢語 dan gairaigo 外来 語. Sedangkan, kosakata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan ke dalam sepuluh kelompok kelas kata yakni doushi verba, i-keyoushi adjektiva-i, na-keyooshi adjektiva-na, atau ada juga yang menyebutnya keiyoudoushi, meishi nomina, fukushi adverbia, rentaishi prenomina, setsuzokushi konjungsi, kandoushi interjeksi, jodoushi verba bantu dan joshi partikel. Selanjutnya keanekaragaman bahasa dalam bahasa lisan dapat berupa keragaman dialek bahasa, intonasi dan sebagainya. Berbagai keragaman dalam suatu bahasa pada akhirnya memunculkan berbagai aturan-aturan dalam penggunaan masing-masing bahasa tersebut. Aturan dalam suatu bahasa sangat penting diketahui dan diperhatikan oleh pemelajar bahasa asing yang hendak memahami 3

penggunaan yang tepat dari suatu bahasa yang dipelajari. Seperti diketahui bahwa tata bahasa dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang memiliki begitu banyak perbedaan dari berbagai segi. Parera (1997:157) menjelaskan bahwa sumber utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah perbedaan antar bahasa. Ketidaktepatan dalam pemilihan kata bahasa asing tersebut yang mana sangat dipengaruhi oleh bahasa ibu memiliki pengaruh sangat besar terhadap penerjemahan yang baik. Seperti dikemukakan oleh Nurhadi (1995:57) bahwa: Bahasa pertama berpengaruh terhadap proses penguasaan bahasa kedua. Hanya saja sejauh mana pengaruh itu ada, bergantung dari kuat dan lemahnya bahasa pertama dan bahasa kedua yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan pemelajar akan penggunaan tata bahasa bahasa pertama dan bahasa kedua sangat diperlukan untuk membantu mempercepat proses belajar bahasa keduanya. Terutama bila dalam lingkungan tersebut sulit diperoleh lingkungan penutur asli. Begitu banyaknya pembagian kelompok kelas kata dalam bahasa Jepang yang telah disebutkan di atas. Beberapa kelas kata tersebut dapat dibagi kembali menjadi ruang lingkup yang lebih kecil. Salah satu contohnya adalah kelas kata meishi. Meishi dalam bahasa Jepang tebagi menjadi empat macam yakni keishiki meishi 形式名詞, futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi, dan suushi. Tidak hanya partikel, keishiki meishi 形式名詞 juga memiliki fungsi yang penting dalam tata bahasa Jepang. Dikarenakan masih banyaknya pelajar yang merasa kesulitan dalam menggunakan keishiki meishi 形式名詞 maka penulis tertarik untuk menganalisisnya. Seperti contoh pasangan keishiki meishi 形式 名詞 tame ni ために dan you ni ように. Pasangan keishiki meishi 形式名 詞 tersebut memiliki kemiripan pengertian dalam bahasa Indonesia yang senantiasa 4

membingungkan pemelajar membedakan dalam penggunaannya. Seperti dikatakan Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:182) menjelaskan: Kalimat bahasa Jepang dapat terbentuk dari sebuah bunsetsu, dua buah bunsetsu, atau terdiri dari sejumlah bunsetsu. Kalaupun sebuah kalimat terdiri dari beberapa bunsetsu, namun kalimat tersebut tidak dibentuk secara sembarangan, melainkan harus tersusun secara rapih berdasarkan struktur yang benar sesuai dengan aturanaturan gramatikalnya. Kesulitan di atas serta ditambah lagi dengan besarnya pengaruh bahasa ibu yang mempengaruhi dalam penggunaannya, juga menjadi alasan selanjutnya bagi penulis untuk berusaha menganalisis seberapa besar interferensi dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa kedua yakni bahasa Jepang, khususnya dalam penggunaan kelas kata keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように. Kedua keishiki meishi 形式名詞 ini apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia keduanya sama-sama memiliki pengertian sebagai supaya, untuk atau agar. Sehingga ketika dalam kalimat bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan terdapat kata untuk dan hendak diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, pemelajar seringkali kesulitan dalam membedakan penggunaan keduanya. Padahal pada saat melakukan penerjemahan, pelajar bahasa asing sedapat mungkin harus dapat melihat dan mengerti konteks kalimatnya terlebih dahulu agar terjadi keselarasan antara bahasa pertama ke dalam bahasa kedua yang diterjemahkannya. Karena, sekurang-kurangnya kesalahan berbahasa ( 御用 ) akibat pengaruh bahasa ibu ( 母国語干渉 ) pada pemelajar kedua bahasa tersebut dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. (Sutedi, 2004:189) Kendala dalam belajar bahasa Jepang dan sulitnya memahami dengan baik aturanaturan penggunaan bahasa asing tersebut serta pengaruh bahasa ibu terhadap proses pembelajaran maupun penerjemahan seperti telah dijelaskan di atas sesuai dengan 5

ungkapan Parera (1997:108) sebagai berikut: Orang yang tidak mulai dengan guru akan langsung menemukan kesalahan terjemahan, kesulitan dalam belajar bahasa, dan sisa kebiasaan dari bahasa pertama atau bahasa asli. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam keseharian, pemelajar bahasa Jepang merasa sulit dalam membedakan penggunaan kelas kata keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang memiliki kemiripan arti apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemiripan arti tersebut dan pengaruh bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu yang setiap hari digunakan dalam berkomunikasi sering kali memperngaruhi seseorang khususnya pemelajar ketika melakukan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dengan mengunakan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように. Atas fenomena yang muncul tersebut, maka penulis berusaha mencoba menganalisa dan membahas kelas kata keishiki meishi 形式名詞 dalam bahasa Jepang khususnya penggunaan tame ni ために dan you ni ように yang memiliki kesamaan fungsi yakni menunjukkan tujuan. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penulis ingin membedakan penggunaan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang memiliki kemiripan fungsi dan pengertian dalam bahasa Indonesia. Seperti dikemukakan oleh Mc Gloin (1989:51) berikut ini: a. 電気をつけるために家の中に入った Denki o tsukeru tame ni ie no naka ni haitta. 6

Pada waktu menyatakan tujuan dengan bentuk maksud, digunakan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために. b. 日本語が上手になるように一生懸命勉強している Nihon go ga jouzu ni naru you ni isshoukenmei benkyoushiteiru. Pada waktu menunjukkan kata kerja bentuk kemampuan dan bukan bentuk maksud, digunakan keishiki meishi 形式名詞 you ni ように. Disamping itu penulis juga akan mencoba menganalisa melalui penelitian seberapa besar interferensi terhadap proses penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Penulis akan memfokuskan penelitian skripsi ini pada analisis interferensi pada penggunaan kelas kata keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang terjadi dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang melalui soal-soal kalimat dalam bahasa Indonesia yang telah penulis sediakan sebelumnya untuk diterjemahkan. Soal-soal tersebut kemudian dibagikan kepada sampel penelitian yaitu melalui 20 mahasiswa kelas PBN semester enam Jurusan Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar interferensi yang terjadi dalam proses penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang yang dilakukan 7

responden, dalam penggunaan kelas kata keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように. Manfaat penelitian ini adalah agar pemelajar dapat menggunakan tame ni ために dan you ni ように yang tepat dalam menerjemahkan dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua ataupun sebaliknya. Selanjutnya, pemelajar juga akan mendapatkan penjelasan tentang kelas kata keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang diharapkan dapat mempermudah pemelajar untuk mengerti dengan baik arti dan penggunaan tame ni ために dan you ni ように untuk mempermudah pelajar dalam membedakan penggunaan keduanya. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat meningkatkan dan mengembangkan pengajaran bahasa Jepang pada pemelajar bahasa Jepang dalam penggunaan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように. 1.5 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan adalah deskriptif analitif. Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner berupa soal yang berisi kalimat-kalimat bahasa Indonesia untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, studi kasus melalui 20 sampel yang diambil dari mahasiswa kelas PBN semester enam Jurusan Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara. Soal tersebut merupakan soal buatan sendiri dengan berpedoman dengan buku-buku pelajaran bahasa Jepang. Setelah soal dibagikan dan diterjemahkan mahasiswa proses selanjutnya adalah pengumpulan data untuk kemudian dianalisis atau pengolahan data. Widyamartaya dan Sudiati (2000:101) menjelaskan langkah-langkah pengolahan 8

data dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut: a. Pemeriksaan validitas data yang terkumpul. Setiap data yang telah terkumpul harus terlebih dahulu diperiksa validalitasnya agar dapat diketahui data tersebut layak atau tidak untuk diteliti. Seperti contoh, soal-soal yang telah selesai dikerjakan kemudian diperiksa secara keseluruhan apakah layak untuk masuk ke dalam data penelitian. Alwasilah (2005:23) mengemukakan bahwa: Validitas adalah kesahihan atau keabsahan. Sesuatu mungkin saja benar secara keilmuan, tetapi tidak sahih. Validitas bukan hasil tetapi kualitas yang dituju dan diupayakan dalam setiap langkah proses penelitian. b. Pengoreksian jawaban atas tes dengan memakai kunci jawaban atau pedoman pengoreksian yang digariskan. Dalam hal ini, soal-soal yang telah selesai dikerjakan oleh 20 responden diperiksa dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah penulis kerjakan sebelumnya. c. Tabulasi hasil pengoreksian. Penulis akan menjumlahkan seluruh jawaban benar dan jawaban salah yang dilakukan responden. d. Penafsiran hasil tabulasi. Hasil jumlah jawaban yang benar dan salah akan ditafsirkan untuk langkah selanjutnya. e. Pengujian hipotesis. Jawaban yang telah ada dianalisa oleh penulis untuk mengetahui seberapa besar interferensi yang dilakukan responden dalam penggunaan tame ni ために dan you ni ように ketika menerjemahkan soal-soal tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan dibagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terbagi atas beberapa sub bab yang akan menjelaskan secara singkat urutan penulisan. Sistematika penulisan 9

adalah sebagai berikut: Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya berisikan enam sub bab dan masing-masing sub bab menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab 2 berisi landasan teori yang akan menjelaskan perbedaan tame ni ために dan you ni ように, serta menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan tame ni ために dan you ni ように. Hal tersebut antara lain teori interferensi, teori analisis kontrastif, teori konjungsi, teori keishiki meishi 形式名詞 dan teori tame ni ために dan you ni ように. Bab 3 adalah berupa analisis penulis dari hasil penyebaran contoh-contoh soal yang dilakukan kepada 20 sampel yang terdiri dari mahasiswa kelas PBN semester enam Jurusan Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara. Mengenai seberapa besar interferensi yang terjadi dalam menerjemahkan khususnya dalam penggunaan tame ni ために dan you ni ように dimana keduanya dalam bahasa Indonesia sama-sama memiliki fungsi untuk menerangkan suatu tujuan. Bab 4 merupakan simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hasil penelitian. Saran dalam hal ini adalah memberikan pendapat dan jalan keluar atas permasalahan yang terjadi. Bab 5 memuat ringkasan dari isi skripsi secara ringkas dan jelas. Terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebagai jawaban permasalahan yang dijelaskan kembali secara singkat dan jelas. 10