PREDICTION-CFA PADA CFA REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata kunci : Age of Empire 2, Prediction Configural Frequency Analysis

Pendekatan Analisis Konfigurasi Frekuensi untuk Menentukan Store Layout

METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT ABSTRAK

DATA ORDINAL PADA ANALISIS KONFIGURASI FREKUENSI

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

PENYAJIAN DATA DUA VARIABEL ATAU LEBIH. Disiapkan untuk Materi Perkuliahan Statistik Sosial Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Sem 5-4. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

Analisis Data Kategorikal

Model Log Linier yang Terbaik untuk Analisis Data Kualitatif pada Tabel Kontingensi Tiga Arah

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

PROSIDING ISBN :

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Amilia Firda Rahmana ( ) Dosen Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Model Probit Untuk Ordinal Response

ISSN: X 27 MODEL COX EXTENDED UNTUK MENGATASI NONPROPORTIONAL HAZARD PADA KEJADIAN BERSAMA

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

Rata-rata Nilai. 2 saudara 25%

EKO ERTANTO PEMBIMBING

Regresi Logistik Nominal dengan Fungsi Hubung CLOGLOG

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

ANALISIS MULTIVARIAT PADA DATA INDEKS GEOMAGNET GLOBAL

Prosedur Uji Chi-Square

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT

Resume Regresi Linear dan Korelasi

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

OLEH: SINDY FEBRI A DOSEN PEMBINGBING: Ir. ARIE KISMANTO, M.Si. Monday, July 18, 2011 Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika ITS 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

MISKLASIFIKASI MAHASISWA BARU F SAINTEK UIN SUNAN KALIJAGA JALUR TES TULIS DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

CHI SQUARE. Pengantar

PENDUGAAN PARAMETER REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN SPREADSHEET SOLVER (ADD-IN MICROSOFT EXCEL)

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

APLIKASI KOMPONEN UTAMA NON LINEAR (PRINCALS) PADA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi

Uji chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan

Determinan Partisipasi Bekerja Individu pada Sektor Pariwisata di Provinsi Jawa Tengah

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE

PEMODELAN REGRESI MULTILEVEL ORDINAL PADA DATA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati

(S.2) ANALISIS POWER DALAM UJI KECOCOKAN MODEL PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) TANPA MENSPESIFIKASIKAN PARAMETER ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014

ANALISIS STATISTIK PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN DOSEN WALI DI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

ASUMSI MODEL SEM. d j

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PREDICTION-CFA PADA CFA REGIONAL Resa Septiani Pontoh Jurusan Statistika, FMIPA, Universitas Padjadjaran Email: resa.pontoh@yahoo.com Abstrak Banyak peneliti menggunakan data kategori pada penelitiannya. Salah satu metode yang digunakan adalah Analisis Konfigurasi Frekuensi. Pada analisis tersebut nantinya akan dilihat suatu pola konfigurasi apakah nilainya akan lebih besar dari yang diharapkan (type) atau lebih sedikit dari yang diharapkan (antitype). Analisis Konfigurasi Frekuensi adalah metode nonparametric yang digunakan untuk menunjukkan nilai suatu tanda/pola yang berbeda dari frekwensi yang ada pada analisis multivariate (Lienert, 1969; Krauth and Linert, 1973, 1982; Lienert dan Oeveste, 1985). Suatu pola yang terjadi lebih sering dari yang telah diekspektasikan disebut dengan type dan yang terjadi lebih jarang dari yang diekspektasikan disebut dengan antitype.pada analisis variabel kategori, covariates dapat dijelaskan bersamaan dengan variabel yang terstratifikasi (Graham, 1995) serta dalam contoh lain, bisa juga dikatakan bahwa covariates adalah juga variabel kontinu. Penggunaan covariates biasanya menghasilkan frekwensi estimasi dari suatu sel yang nilainnya berdekatan dengan frekwensi yang diobservasi karena lebih banyak informasi yang digunakan dalam proses estimasi (Von Eye dan Niedermeier, 1999). Penelitian ini akan menggunakan metode Analisis Konfigurasi Frekuensi yang akan diaplikasikan pada categorical covariates dan dilakukan pada data yang terstratifikasi. Kata kunci: Prediction-CFA, CFA Regional, Data Kategori PENDAHULUAN Configural Frequency Analysis adalah metode nonparametric yang digunakan untuk menunjukkan nilai suatu tanda/pola yang berbeda dari frekwensi yang ada pada analisis multivariate (Lienert, 1969; Krauth and Linert, 1973, 1982; Lienert dan Oeveste, 1985). Suatu pola yang terjadi lebih sering dari yang telah diekspektasikan disebut dengan type dan yang terjadi lebih jarang dari yang diekspektasikan disebut dengan antitype. Pada CFA, terdapat dua model yang sering digunakan yaitu Model CFA Global dan Model CFA Regional. Model CFA Regional tentu saja berbeda dengan model CFA global. Hal fundamental yang telihat adalah bahwa Model CFA Global menganggap semua variabel berstatus sama dalam arti pada model tersebut tidak dibedakan antara prediktor dan kriteria sedangkan Model CFA Regional menunjukkan perbedaan status beberapa variabel yang ada. Pada pengaplikasiannya, Model CFA Regional ini sering sekali terjadi jika dibandingkan dengan Model CFA Global. Pengelompokkan variabel sering terjadi bahkan pengelompokkan tersebut biasanya dibedakan antara variabel prediktor dan variabel kriteria. Salah satu metode yang sering digunakan pada model CFA Regional adalah Prediction CFA. Metode ini akan menganalisis kelompok variabel yang ada apakah terdapat perbedaan secara signifikan antara frekuensi hasil pengamatan (observed frequencies) dengan frekuensi yang diharapkan (expected frequencies). Peneliti sangat tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai metode Prediction-CFA pada model CFA Regional ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat bagaimana tahapan penggunaan metode Prediction-CFA dan bagaimana pengaplikasiannya pada data riil. M-329

Resa Septiani Pontoh / Prediction-CFA Pada PEMBAHASAN Dalam Configural Frequency Analysis, terdapat dua metode yang sering digunakan oleh para peneliti yaitu CFA Global dan CFA Regional. Kedua metode ini memiliki tahapan yang menarik untuk dikaji pada CFA Regional adalah Metode Prediction-CFA karna memiliki cara pengelompokan yang berbeda dari CFA Global. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Configural frequency Analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi pola (konfigurasi) dari variabel kategori apakah terjadi ketidakcocokan (discrepancies) dengan apa yang telah diekspektasikan sebelumnya. Prediction-CFA juga melihat adanya Discrepancies tersebut. Discrepancies ini terjadi jika : 1. Suatu peristiwa lebih sering terjadi atau jumlah peristiwa yang terjadi lebih besar dari yang diharapkan atau diekspektasikan (CFA type), dan 2. Suatu peristiwa lebih jarang terjadi atau jumlah peristiwa yang terjadi lebih kecil dari yang diharapkan atau diekspektasikan (CFA antitype). Jenis data yang digunakan dalam CFA adalah pasangan kategori. Hal ini didasarkan atas pengertian dari konfigurasi (Lienert, 1969) yaitu pasangan kategori yang menjelaskan suatu sel dari suatu tabel silang. Dengan kata lain, maka Prediction-CFA pun adalah merupakan pasangan kategori yang nantinya akan dijelaskan dalam bentuk tabel silang. CFA maupun Prediction-CFA dapat dapat dipergunakan untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimana cara membandingkan antara frekuensi hasil pengamatan (observed frequencies) dengan frekuensi yang diharapkan (expected frequencies)? Jawaban dari pertanyaan di atas adalah bergantung pada pemilihan base model yang akan digunakan untuk melihat perbandingan nilai dari frekuensi-frekuensi tersebut dimana nantinya akan diperoleh interpretasi mengenai ada tidaknya perbedaan antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel tersebut. Frekuensi harapan suatu sel ditaksir berdasarkan base model yang ditetapkan untuk menggambarkan hubungan diantara variabel. Dari kedua hal di atas, akan terlihat adanya suatu perbedaan nilai antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel tersebut apakah frekuensi pengamatan suatu sel lebih besar ataukah lebih kecil atau bahkan sama dengan nilai dari frekuensi harapan sel tersebut. Perbedaan antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel dari kumpulan kelompok variabel yang ada tersebut yang nantinya akan diteliti lebih lanjut dengan menggunakan Prediction-CFA. 2. Apakah perbedaan yang terjadi antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel tersebut secara statistik bersifat signifikan? Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan CFA, jarang sekali terjadi adanya kesamaan hasil antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel tersebut. Dalam CFA maupun Prediction CFA, perbedaan nilai antara frekuensi pengamatan suatu sel dan frekuensi harapan sel tersebut dijelaskan dengan munculnya suatu type dan antitype. Jika frekuensi pengamatan suatu sel lebih besar dari pada frekuensi harapan sel tersebut, maka akan muncul suatu type namun jika frekuensi pengamatan suatu sel lebih kecil dari pada frekuensi harapan sel tersebut, maka akan muncul suatu antitype. Munculnya type dan antitype akan melalui suatu proses pengujian statistik tertentu. 3. Apakah terdapat hubungan antara predictor (variabel bebas) dan criterion (variabel tak bebas)? Dalam CFA, suatu model dapat menjelaskan apakah dalam model tersebut variabelvariabel terbagi menjadi prediktor dan kriteria ataukah semua variabel dianggap mempunyai status yang sama. Berkaitan dengan pertanyaan di atas, CFA dapat menjelaskan M-330

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 ada atau tidaknya hubungan antara prediktor dan kriteria yang ditandai dengan munculnya suatu type dan antitype. Jika type dan antitype muncul artinya bahwa suatu prediktor dapat memprediksi terjadinya suatu kriteria tertentu. Metode Prediction-CFA akan digunakan pada bahasan ini. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa P-CFA tidak melihat apakah variabel-variabel yang ada berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, interaksi, ataupun prediksi satu dengan lainnya. P-CFA melihat pola tertentu pada suatu kategori di variabel prediktor akan memungkinkan memprediksi apakah munculnya pola variabel kriteria tertentu berada di bawah atau di atas angka harapan yang telah diekspektasikan. Pada metode CFA yang gunakan biasanya tidak dibedakan status dari variabel yang ada. Pada P-CFA, variabel yang ada akan dibedakan menjadi prediktor dan kriteria. Pada P-CFA, base model yang ada akan memenuhi kriteria sebagai berikut (Lienert dan Krauth;1973): 1. Untuk menghindari munculnya type dan antitype karena disebabkan adanya hubungan antar prediktor, maka base model yang ada akan disaturasikan pada prediktor 2. Untuk menghindari munculnya type dan antitype karena disebabkan adanya hubungan antar kriteria, maka base model yang ada akan disaturasikan pada kriteria 3. Prediktor dan kriteria saling independen Perlu diketahui bahwa P-CFA mengasumsikan suatu base model tidak dapat menjelaskan data dengan baik. Karena itu, parameter bukanlah fokus dari pengujian P-CFA, tetapi yang difokuskan dalam P-CFA adalah penyimpangan yang terjadi pada model ditandai dengan munculnya type dan antitype artinya bahwa hasil akhir dari P-CFA bukanlah melihat apakah suatu model sudah dapat menjelaskan data dengan baik seperti yang dilakukan dengan menggunakan 2 metode log-linear. Oleh karena itu, the goodness of fit, nilai χ yang menjelaskan tentang kecocokan model dengan data, tidak menjadi perhatian dalam P-CFA. Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Base Model pada P-CFA 2. Tes untuk melihat Signifikansi 3. Penjabaran hasil pengujian signifikansi dan pengidentifikasian apakah konfigurasi masuk ke dalam type atau antytipe. 4. Penginterpretasian type dan antitype. Pemilihan Base Model pada P-CFA Pada tahapan ini, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu base model untuk prediktor, base model untuk kriteria dan base model yang memperlihatkan hubungan antara prediktor dan kriteria yang berhubungan dengan munculnya type dan antitype. Base model pada P-CFA biasanya akan dilakukan saturasi pada prediktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan hasil yang diperoleh dari munculnya type dan antitype adalah karena adanya hubungan antar prediktor. Berbeda dengan kriteria pada base model P-CFA adalah seandainya peneliti mengasumsikan adanya hubungan yang terjadi antar kriteria disebabkan oleh adanya prediktor, maka pada hubungan yang terjadi tersebut akan memungkinkan munculnya type dan antitype. Namun jika tidak diinginkan adanya hubungan antara kriteria, maka akan dilakukan saturasi pada kriteria. Aspek terakhir yang diperhatikan adalah hubungan antar prediktor dan kriteria. Biasanya pada base model diasumsikan tidak ada hubungan antar keduanya atau dengan kata lain preditor dan kriteria saling independen. Secara garis besar, base model pada P-CFA pada lima variabel (dua prediktor dan tiga kriteria adalah sebagai berikut: M-331

Resa Septiani Pontoh / Prediction-CFA Pada Pada model tersebut, type dan antitype akan muncul jika konfigurasi pada kelompok prediktor terjadi berurutan dengan konfigurasi pada kelompok kriteria lebih sering atau jarang dari apa yang telah diekspetasikan. Penelitian ini kemudian akan melanjutkan dan memperdalam bagaimana tahapan penggunaan metode Prediction-CFA pada model CFA Regional dan akan diaplikasikan pada data riil dalam bidang kesehatan untuk melihat bagaimana beragam jenis pola tidur seseorang berkaitan dengan konsentrasi kerjanya. Dalam pengerjaannya akan digunakan software Configural Frequency Analysis Version 2000 (von Eye, A. : 2001) Perlu diketahui bahwa CFA mengasumsikan suatu base model tidak dapat menjelaskan data dengan baik. Karena itu, parameter bukanlah fokus dari pengujian CFA, tetapi yang difokuskan dalam CFA adalah penyimpangan yang terjadi pada model ditandai dengan munculnya type dan antitype artinya bahwa hasil akhir dari CFA bukanlah melihat apakah suatu model sudah dapat menjelaskan data dengan baik seperti yang dilakukan dengan menggunakan metode log-linear. 2 Oleh karena itu, the goodness of fit, nilai χ yang menjelaskan tentang kecocokan model dengan data, tidak menjadi perhatian dalam CFA. Maksimum likelihood estimator dari E(Y i ) adalah n θˆ = (Dobson, 1982) i Y i Hal lain yang menjadi perbedaan antara CFA dan Log-linear adalah bahwa CFA tidak hanya melihat adanya hubungan antara variabel-variabel tertentu yang biasanya menjadi output pada model Log-linear tetapi juga lebih memperhatikan pada konfigurasi-konfigurasi mana yang saling berkaitan satu sama lain. Untuk melindungi signifikansi nominal α terhadap kesalahan pengujian dikarenakan nilai α untuk tiap konfigurasi berbeda dengan α keseluruhan, penyesuaian dapat dilakukan dengan memperhitungkan total jumlah tampilan pengujian atau banyaknya konfigurasi yang terjadi yaitu dengan rumusan sebagai berikut: α * = α banyaknya konfiguras i. Jika statistika hitung lebih kecil dari α *, akan terdapat type atau antitype pada konfigurasi tersebut. Hipotesis: Statistika uji: z N H 0 : E [ N t ] = Et H 1 : E [ N t ] > E atau t E [ N t ] < Et Eˆ t t = (Von eye, 2002) Eˆ t kriteria uji: * Jika z-value α maka H 0 diterima atau tidak akan muncul type atau antitype, dapat dikatakan * base model telah mewakili keberadaan dari konfigurasi tersebut, sedangkan jika z-value < α maka H 0 ditolak atau akan muncul type dan antitype, dengan kata lain model tersebut tidak mewakili keberadaan dari konfigurasi tersebut. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mahoney pada tahun 2000 dengan melakukan metode cluster-analitic untuk membuat empat buah klaster dari kelompok usia remaja. Klaster yang terbentuk adalah kelompok remaja baik putra maupun putri dengan ciri sebagai berikut : M-332

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 1. Klaster 1 Klaster satu adalah remaja yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidang akademik, kurang menunjukkan kedewasaan fisik, lebih muda, lemah dalam pertarungan, cukup populer, dan memiliki tingkat SES yang tinggi 2. Klaster 2 Klaster satu adalah remaja yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidang akademik, mempunyai perkembangan kedewasaan fisik secara normal, lebih muda, lemah dalam pertarungan, cukup populer, dan memiliki tingkat SES yang rendah 3. Klaster 3 Klaster satu adalah remaja yang memiliki kompetensi yang rendah dalam bidang akademik, kurang menunjukkan kedewasaan fisik, lebih muda, cukup memiliki keingan yang kuat untuk pertarungan, kurang populer, dan memiliki tingkat SES yang rendah 4. Klater 4 Lebih tua dari teman sebayanya, memiliki keinginan bertarung yang kuat, kompetensi yang rendah dalam bidang akademik, kurang populer, dan memiliki tingkat SES yang rendah Pada studi ini, klaster 1 dan 2 sangat diperhatikan karena memiliki karakteristik yang hampir mirip. Dimana dalam penelitian ini terdapat variabel yang terbebtuk kadalah sebagai berikut: 1. Pattern (P) adalah merupakan keempat klaster yang terbentuk dengan pengkategorian sebagai berikut: 1. Klaster 1 dan 2; 2. Klaster 3; 3. Klaster 4. 2. Gender (G) merupakan jenis kelamin dari responden : 1. Putra; 2. Putri 3. Status dikeluarkan dari sekolah (S) : 1. Tidak; 2. Ya 4. Terkena kasus kriminalitas (A) : 1. Tidak; 2. Ya Base model yang akan digunakan pada P-CFA ini adalah [P,G][S][A]. Pada base model ini, baik type dan antitype akan muncul dari hubungan antara prediktor dan kriteria [P,G], maupun hubungan asosiasi dari kedua variablel krieria lainnya yaitu [S] dan [A]. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Analisis P-CFA Mahoney-2000 mengenai perilaku remaja (Von Eye, 2002) Cell Index Observed Frequencies P-CFA model [P,G][S][A] GPSA expected p(z) 1111 155 127.79 0.008 1112 9 17.01 0.0261 1121 6 24.89 0.0001 A 1122 3 3.31 0.4318 1211 63 67.96 0.2738 1212 10 9.05 0.3756 1221 11 13.23 0.2696 1222 8 1.76 <a* T 1311 26 44.32 0.003 1312 8 5.9 0.1936 1321 13 8.63 0.0685 1322 13 1.15 <a* T M-333

Resa Septiani Pontoh / Prediction-CFA Pada 2111 188 152.91 0.0023 2112 7 20.35 0.0015 A 2121 12 29.78 0.0005 A 2122 0 3.96 0.0232 Cell Index Observed Frequencies P-CFA model [P,G][S][A] GPSA expected p(z) /cont. 2211 76 70.91 0.2729 2212 8 9.44 0.3197 2221 6 13.81 0.0178 222 6 1.84 0.0010 T 2311 20 39.15 0.0011 A 2312 0 5.21 0.0112 2321 25 7.62 <a* T 2322 8 1.02 <a* T Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai likelihood ratio adalah 212.74 (df =16; p < 0,01). Nilai Bonferroni-adjusted * adalah 0,0020833. Hasil yang diperoleh dari tabel 4.1 memperlihatkan bahwa Type muncul pada konfigurasi 1222, 1322, 222, 2321, dan 2322 sedangkan Antitype muncul pada konfigurasi 1121, 2112, 2121, dan 2311. Antitype pada konfigurasi yang terbentuk memperlihatkan bahwa apa yang terjadi jauh lebih rendah dari apa yang telah diekspektasikan. Konfiguras Antitype yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1. Konfigurasi 1121 memperlihatkan bahwa remaja putra dari klaster 1 maupun klaster 2 yang dikeluarkan dari sekolahdan tidak melakukan tindak kejahatan. 2. Konfigurasi 2112 mengindikasikan bahwa jumlah remaja putri dari klaster 1 dan 2 tetap bersekolah walaupun melakukan tindak kejahatan 3. Konfigurasi 2121 menginformasikan bahwa remaja putri pada klaster 1 dan 2 yang dikeluarkan dari sekolah tanpa melakukan tindak kejahatan. 4. Konfigurasi 2311 mejelaskan remaja perempuan pada klaster keempat yang bersekolah tetapi tidak melakukan tindak kejahatan Tipe pada konfigurasi yang terbentuk memperlihatkan bahwa apa yang terjadi melampaui dari apa yang telah diekspektasikan. Konfigurasi Type yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1. Konfigurasi 1222 yang mengindikasikan bahwa remaja putra dari klaster tiga yang dikeluarkan dari sekolah juga memiliki kasus kriminal. 2. Konfigurasi 1322 menginformasikan bahwa remaja putra dari klaster empat yang dikeluarkan dari sekolah juga memiliki kasus kriminal. 3. Konfigurasi 2222 menginformasikan bahwa remaja putri dari klaster tiga yang dikeluarkan dari sekolah juga memiliki kasus kriminal. 4. Konfigurasi 2321 menginformasikan bahwa remaja putri dari klaster empat yang dikeluarkan dari sekolah, tidak memiliki kasus kriminal. M-334

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 DAFTAR PUSTAKA Von Eye, A. 2002. Configural Frequency Analysis, Lawrence Erlbaum Associates, Inc., London. Von Eye, A. 2001. Configural Frequency Analysis Version 2000 A Program for Bit Windows Operating System, Methods of Psycological Research Online, Vol. 6, No. 2, 129-139, internet http://www.pabst-publishers.de/mpr/ Dobson, Annette J. 1982. Introduction to Statistical Modelling, Chapman and Hall, New York. Agresti, Alan. 1976. An Introduction to Categorical Data Analysis, Jhon Wiley and Sons, Inc., New York. M-335

Resa Septiani Pontoh / Prediction-CFA Pada M-336