Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan Air Limbah perumahan yang secara kuantitas dan perencanaan perencanaan Air Limbah langsung mengakibatkan kualitas sarana dan air air meningkatnya jumlah domestik dan industri domestik dan industri penduduk sehingga air rumah tangga skala per rumah tangga skala per mengakibatkan bertambahnya produksi rumah tangga yang kabupaten pada akhir 2021 kabupaten pada akhir 2021 sanitasi domestik. berwawasan lingkungan Tersedianya dan berfungsinya IPAL Komunal untuk industri rumah tangga dari 9 unit menjadi 46 unit serta tersedianya dan berfungsinya IPLT Memaksimalkan CLTS meningkatkan akses masyarakat terhadap dan sarana air melalui sistem komunal IPAL Komunal Pembangunan MCK Umum Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK++) Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh Dinas Terkait MCK++ Studi AMDAL Pembangunan IPAL Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal kepada masyarakat oleh Dinas Terkait Pembebasan lahan/tanah Perencanaan IPAL Komunal dan Jaringan Perpipaan Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan dan manajerial Pembangunan IPAL Komunal Pembangunan jaringan perpipaan Pembangunan sambungan rumah
Pembangunan sarana dan IPLT Supervisi pembangunan IPAL dan jaringan perpipaan Studi AMDAL Pembangunan IPLT Sosialisasi dan kampanye Rencana Pembangunan IPLT Pembebasan Lahan/Tanah IPLT Pembangunan IPLT Supervisi Pembangunan IPLT akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 38,8% menjadi 0% pada akhir tahun 2021 Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat dan pengurasan tangki septik Penyusunan outline plan air skala kabupaten Penyusunan outline plan air skala kabupaten Berkurangnya Praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 25,3% menjadi 0% pada tahun 2021 Pembangunan MCK dan Penyuluhan Stop BABS Pembangunan MCK MCK Umum 2. Belum adanya regulasi (Peraturan Daerah) yang mengatur tentang dan penanganan sanitasi domestik. Mewujudkan lembaga air yang berkualitas kesadaran serta partisipasi mengenai Peningkatan kualitas SDM aparat pemerintah dalam air permukiman peran dalam Penambahan personil pengelola air Penguatan kelembagaan masyarakat Perda Pengelolaan Air Limbah Penerapan mekanisme sanksi Pelatihan SDM tentang air Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasana air Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial Pelatihan bagi Pengelola IPLT Biaya operasi dan pemeliharaan IPAL Komunal Operasi dan pemeliharaan IPLT
air Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja Menyiapkan regulasi dalam mengatur sistem air Tersedianya regulasi tentang air permukiman Membuat regulasi tentang air Perda Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Perda dalam penyelenggaraan sistem air rumah tangga Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Perda dalam penyelenggaraan sistem air rumah tangga 3.Masih adanya pembuangan grey water maupun black water ke saluran dan sungai-sungai yang ada, sehingga dapat mencemari lingkungan. dan Mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem air permukiman alokasi anggaran dalam APBD Mencari sumber pembiayaan APBN, APBD Prov dan lembaga donor Menjaga komitmen pihak swasta yang sudah berpartisipasi selama ini Bekerjasama dengan lembaga atau pendonor dari luar negeri IPAL Komunal/ Tangki septik komunal Pembangunan sarana dan IPLT Pemantauan Kualitas Lingkungan Pembangunan IPAL Komunal Pembangunan IPLT Pengadaan Truk Tinja Pemantauan Kualitas Air Sungai Pemantauan Kualitas Air Sumur Gali/Air Tanah 4.Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program peran dalam Rapat koordinasi lintas sektor 5.Belum maksimalnya dukungan media komunikasi dalam mempromosikan air. kesadaran serta partisipasi mengenai air Iklan air pada radio Rewako
Kerangka Kerja Logis Persampahan Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Belum adanya sistem Pengolahan dengan sistem sanitary landfield. 2. Jumlah penduduk cenderung meningkat mengakibatkan volume tumpukan sampah rumah tangga bertambah dan belum memasyarakatnya konsep 3R. cakupan dan kualitas layanan dalam sistem melalui pembangunan sarana dan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan pengangkutan dan cakupan pelayanan secara menyeluruh kapasitas sarana sesuai sasaran pelayanan Penyusunan DED Pembangunan TPA dengan sistem sanitary landfill Pembangunan TPA dengan sistem sanitary landfill Penyusunan Masterplan dan Study Persampahan skala kabupaten TPA dengan sistem sanitary landfill Pembangunan TPA dengan sistem sanitary landfill Penyusunan Masterplan Persampahan skala kabupaten Study tentang kualitas dan kuantitas sampah kabupaten Study Manajemen Pengelolaan Persampahan Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan Pelaksanaan Bank Sampah Sosialisasi pelaksanaan 3R 3. Banyaknya tumpukan sampah yang tidak terangkut ke TPA. Peningkatan sarana sampah Diperlukannya peningkatan sarana pengumpulan sampah Penambahan kontainer, mobil sampah, armroll Pengadaan alat pengangkut sampah Alat angkut stasiun antara dan TPA Pengadaan gerobak sampah bermotor bersekat Pengadaan mobil pick up sampah Pengadaan Truk biasa (terpilah/3r) Operasi dan pemeliharaan truk biasa Pengadaan dump truck (terpilah) Pemeliharaan container Pengadaan Arm Roll
Pengadaan Dump truck Pengadaan motor sampah Operasi dan Pemeliharaan motor sampah, Armroll dan Dump Truck 4. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat dan jam yang tepat. 5. Dampak pencemaran terhadap air tanah di kawasan TPA Cadika semakin meresahkan warga dan dari hari ke hari semakin meluas wilayah pencemarannya Peningkatan kesadaran masyarakat serta partisipasi masyarakat mengenai secara mandiri dan ramah lingkungan Berkurangnya jumlah timbulan sampah rumah tangga Mendorong sampah berbasis masyarakat pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam sampah pemahaman masyarakat akan upaya 3R pemahaman tentang sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah Penyuluhan tentang kepada masyarakat dan kelompok masyarakat Penerapan konsep 3R Penyuluhan tentang kepada masyarakat dan kelompok masyarakat Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya Kampanye tata cara pemilahan sampah dari sumbernya Pengadaan tempat sampah terpilah di tempat umum 6. Pendapatan dari retribusi sampah masih belum cukup untuk membiayai operasional. Mewujudkan lembaga yang berkualitas Optimalisasi regulasi Penegakan Perda tentang Retribusi Sampah Sosialisasi Perda
Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Drainase masih dijadikan tempat membuang dan membakar sampah ketersediaan sarana dan lingkungan, sehingga dapat mengurangi resiko terjadi genangan Partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan Pemeliharaan saluran yang telah terbangun Pembangunan dan peningkatan skala kabupaten Operasional dan pemeliharaan 2. Penyelenggaraan sistem yang meliputi perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaannya belum komprehensif dan terintegrasi di seluruh wilayah serta belum sepenuhnya mengikutsertakan stakeholder yang potensial dan kadang bersifat lintas sektoral dan tidak koordinatif. 3. Penggunaan teknologi konstruksi yang ada masih menggunakan komponen material yang biasa, sehingga tingkat capaian baku mutu, efisiensi biaya, efisiensi waktu dan ketersediaan sarana dan lingkungan, sehingga dapat mengurangi resiko terjadi genangan Berkurangnya permasalahan pada tahun 2021 Tersedianya regulasi tentang Penyiapan masterplan Supervisi pembangunan saluran dan gorong-gorong saluran Peningkatan koordinasi antar instansi terkait Optimalisasi kinerja SKPD terkait dalam pemeliharaan saluran Pengambangan kapasitas SDM instansi pengelola Optimalisasi peran masyarakat dalam Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong- Gorong Pembangunan saluran dan goronggorong sekunder Supervisi pembangunan saluran dan gorong-gorong sekunder Pemeliharaan saluran dan goronggorong primer dan sekunder
asas kemanfaatan masih terbatas dan rendah. 4. Ketersediaan lahan untuk pembangunan yang sangat terbatas dan kadang menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya di perkotaan 5. Akibat dampak pembangunan dari peningkatan penduduk urban yang menyebabkan berkurangnya area resapan sehingga dimensi dan kuantitas perlu ditingkatkan. saluran Optimalisasi peran media dalam memotivasi partisipasi masyarakat dalam saluran Perda dengan pelibatan masyarakat 6. Sanksi dan sosialisasi akibat penanganan yang belum ada sehingga payung hukum yang menjadi landasan dari aturan yang diterapkan tidak jelas dan kuat.