FISKAL UNTUK MENDUKUNG RENCANA. Pada MUSRENBANGNAS Mei 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

REALISASI SEMENTARA APBNP

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

DATA POKOK APBN

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

RANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini

DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

No koma dua persen). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal, menjaga stabilitas ekonomi ma

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Revenue & Expenditure

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

2017, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017; c. bahwa untuk mengamankan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Neg

Proyeksi pertumbuhan

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

Rincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2008 adalah sebagai berikut

PECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah

RANCANGANRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2015

Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD. Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63)

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

Transkripsi:

ARAH KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO & FISKAL UNTUK MENDUKUNG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 PAPARAN MENTERI KEUANGAN Pada MUSRENBANGNAS 2009 Pada MUSRENBANGNAS 2009 12 Mei 2009

POKOK BAHASAN KERANGKA EKONOMI MAKRO 2010 ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2010 2

Kerangka Ekonomi Makro 2010 3

Biaya Krisis Global 2008/2009 Penurunan Pertumbuhan Ekonomi. 3,2% (2008) ke -1,3% (2009) Penurunan pertumbuhan perdagangan dari 2,5% (2008) ke -11% (2009) Arus Modal Keluar USD 500 Milliar ke AS Penurunan Nilai Aset di Lembaga Keuangan USD 750 Miliar 4

Biaya Penanganan Krisis Lebih dari 5 Trilliun Dollar Perkiraan Pertumbuhan PDB tahun 2009 Jan 08 Apr 08 Oct 08 Nov 08 Jan 09 Apr 09 2010p World 44 4,4 38 3,8 30 3,0 22 2,2 05 0,5-1,3 13 19 1,9 USA 1,8 0,6 0,1 0,7-1,6 2.8 0.0 Europe 1,9 1,2 0,2 0,7-2,0 4.2 0.4 Japan 1,7 1,5 0,5 0,2-2,6 6.2 0.5 China 10,00 95 9,5 93 9,3 85 8,5 67 6,7 65 6.5 75 7.5 India 8,2 8,0 6,9 6,3 5,1 4.5 5.6 ASEAN 5 6,2 6,0 4,9 4,2 2,7 0.0 2.3 Indonesia 6,4 8,0 6,0 5,5 4,5 2,5 3,5 8 6 4 2 0-2 -4-6 -8-10 -12 6.9 Proyeksi Volume Perdagangan Dunia 2009 5.8 4.1 21 2.1 Jan-08 Apr-08 Okt-08 Nov 08 Jan-09 Apr-09-2.8-11 5

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia tahun 2009 Menunjukkan Pemburukan 3,7 MEXICO 2,5 CANADA 2,8 USA 4,1 UK 3,0 FRANCE 42 4,2 EU 4,4 ITALY 5,6 GERMAN 6 RUSIA CHINA 51 5,1 6,5 TURKEY 6,2 JAPAN 0,9 S Arabia 3,0 Thailand INDIA 4,5 10 Singapore 3,5 Malaysia 4,0 South Korea Philipine 0 1,3 BRAZIL INDONESIA 2,5 0,3 S. Africa 1,5 Argentina 1,4 Australia Sumber: IMF : Pertumbuhan (+) : Pertumbuhan (-) 6

Prognosa Ekonomi Global mulai pulih di 2010 % 5.0 3.0 1.0-1.0 2006 2007 2008 2009 2010-3.0 Source: IMF Dunia Amerika Serikat Uni Eropa Jepang Pertumbuhan Ekonomi dapat membaik mulai di 2010, bila: Penyelesaian krisis keuangan AS dan Eropa Meningkatnya perdagangan dunia Efektifitas stimulus fiskal 2009 dan kelanjutan stimulus fiskal 2010 (2% PDB) Pelaksanaan rencana tindak G20, khususnya regulasi di sektor keuangan 7

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 diharapkan dapat mulai mengalami pemulihan kembali... 6.5% 6.0% 5.5% 5.0% 45% 4.5% 5.0% 5.7% 5.5% 6.3% 6.1% 4,0% 4,5% 5,0 6,0% 0.065 0.06 0.055 0.05 0045 0.045 4.0% 0.04 3.5% 0.035 3.0% 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010* 0.03 Pertumbuhanan ekonomi Q1 2009 diperkirakan mencapai 4,3% 48% 4,8%, dengan didukung oleh Konsumsi RT & Pemerintah, serta Investasi. Pertumbuhan 2010 dapat berlanjut didukung oleh Konsumsi & Investasi Untuk Mencapai Target 2010 : Kemiskinan : 12% 13.5% (2009 = 12% -14%) Pengangguran : 8% (2009 = 8.3% - 8.6%) 8

Indikator Ekonomi Makro 2009 2010 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4-45 4.5 50-5.0 60 6.0 Inflasi (%) y-o-y 5-6 4.5-5.5 Tingkat Bunga SBI 3 Bulan (%) 7.5 6.0-7.0 Nilai Tukar (Rp/US$ 1) 10.000 11.000 9.500 10.500 Harga Minyak (US$/barel) 45-50 45-60 Produksi Minyak (MBCD) 0.960 0.950-0.970 Tingkat Pengangguran Terbuka 2005-2010 Tingkat Kemiskinan Persen 12 9 6 3 11.3 8.6 10.3 9.1 8.46 8.3 8.0 Persen 20 15 10 5 16.7 16.0 17.8 16.6 15.4 14 13.5 12.0 12.0 0 2005 2006 2007 2008 2009* 2010* 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010* 9

Arah Kebijakan Fiskal 2010 10

Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2010 Mendukung pemulihan perekonomian nasional dengan melanjutkan program stimulus fiskal Defisit APBN 2010 sekitar 1,3% PDB Insentif perpajakan (melalui penurunan tarif PPh Badan) Mempertahankan stimulus belanja negara melalui peningkatkan daya beli masyarakat dan program pembangunan padat karya Mempertahankan rasio anggaran Pendidikan minimal 20% 11

Kebijakan Pendapatan Negara 2010 Triliun Rp 1,200 1,000 Pen. Perpajakan PNBP 800 Pertumbuhan Penerimaan pajak non-migas naik moderat (sekitar 14%) mengantisipasi perlambatan kegiatan dunia di 2009 dan pemulihan di 2010 Kebijakan Perpajakan: Penurunan tarif PPh Badan 3% (stimulus pajak) 600 Subsidi (DTP) PPN dan Bea Masuk sektor tertentu (stimulus pajak) 400 Penurunan tarif BM dalam rangka FTA dan harmonisasi tarif BM MFN, serta ASW 200-2004 2005 2006 2007 2008 2009 APBN 2009 Dok. Stim. 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Dok. 2010 APBN Stim. Stim. Harga Minyak (US$/barel) 37.2 51.8 56.8 78.0 97.0 80.0 45.0 45-60 Lifting Minyak (ribu bph) 1,037 1,003 957 899 931 960 960 950-970 2010 2009 Dok. 2010 Harga Minyak (US$/barel) 37,2 51,8 63,8 69,7 97,1 80 45 45-60 Lifting Minyak (ribu bph) 1040 999 959 899 931 960 960 950-970 Melanjutkan reformasi dan modernisasi di Perpajakan dan Kepabeanan Kebijakan PNBP: Peningkatan produksi SDA (migas dan nonmigas) Peningkatan kinerja BUMN Perbaikan administrasi dan pelayanan PNBP K/L 12

Kebijakan Belanja Negara Tahun 2010 1.000,0 800,0 600,0 400,0 200,0 Bel Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah 2005 2006 2007 2008 APBN2009 Dok Pagu Indikatif Proyeksi Stimulus 2010 Sejalan dengan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010: 1. Pemeliharaan kesejahteraan rakyat, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia 3. Pemantapan reformasi birokrasi dan hukum, serta pemantapan demokrasi 4. Pemulihan ekonomi melalui peningkatan daya saing yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi 5. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup 13

Kebijakan Belanja Kementerian/Lembaga Tahun 2010 Triliun Rupiah 350,0 300,00 250,0 200,0 150,00 100,0 50,0 0,0 120,8 189,4 225,0 290,0 APBN-P 322,3 333,5 323,9 330,0 2005 2006 2007 2008 APBN2009 Dok 2008 Stimulus 2010 Belanja pegawai : mempertahankan pendapatan riil aparatur negara; Belanja barang : sama dengan tahun 2009; Belanja modal : fokus pada penyediaan Infrastruktur dasar multiyears; Bantuan Sosial: menjaga kesinambungan program prioritas: BOS, PKH, PNPM, Jamkesmas, dan penanggulangan bencana. Melanjutkan Program reformasi birokrasi 14

Proyeksi Pagu Indikatif K/L 2010 (Rp 329.97 Triliun) 350.00 300.00 250.00 200.00 Mengikat, 134.91 PNBP & BLU 14% Tidak Mengikat 150.00 100.00 50.00 - ` Tidak Mengikat, 195.05 Pagu Indikatif (Dalam Trilliun Rupiah) Mengikat 134.91 Belanja Pegawai 84.59 Belanja Barang 31.60 PNBP & BLU 18.72 Belanja Barang 23% ` Belanja Pegawai 63% Tidak Mengikat 195.05 PNBP 3.53% Pinjaman Luar Negeri 7.00% BLU 2.14% Hibah Luar Negeri 0.43% Pinjaman DN 0.30% Berdasarkan Rupiah Murni 285.73 Pinjaman Sumber Luar Negeri 23.09 PNBP 11.65 BLU 7.07 Hibah Luar Negeri 1.42 Pinjaman DN 1.00 Dalam Trilliun Rupiah Rupiah Murni 86.60% Catatan: Jumlah Pagu Indikatif K/L berdasarkan SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan mengenai Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2010; Terdapat Rp 6,1 T untuk Cadangan Stimulus Fiskal K/L yang belum dialokasi.

Anggaran Pendidikan, 2010 (dalam Triliun Rupiah) 2009 2010 (Pagu Indikatif) A. Anggaran Fungsi Pendidikan pada 89,55 82,53 semua K/L B. Anggaran Fungsi Pendidikan pada 117,86 113,11 Transfer ke Daerah Total Anggaran Pendidikan 207,41 195,64 Rasio Anggaran Fungsi Pendidikan terhadap total Belanja Negara (%) 21,0 20,6 16

Kebijakan Subsidi Tahun 2010 Triliun Rp 300 Kebijakan Subsidi : 250 200 150 BBM Listrik Non Energi Menjaga stabilitas harga barang & jasa untuk hajat hidup masyarakat Mendukung peningkatan produktivitas dan revitalisasi Pertanian 100 50 Meningkatkan pelayanan publik (PSO) 0 2004 2005 2006 2007 2008 Dok. Stimulus 2009 09 APBN 2010 0 Mendorong pengembangan energi alternatif Non BBM 17

Anggaran Transfer ke Daerah Tahun 2010 Triliun Rp DBH DAU DAK OTSUS & Penye 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00-2004 2005 2006 2007 2008 2009 APBN 2009 Dok. Stimulus 2010 Anggaran Transfer ke Daerah tahun 2010 bersifat baseline 18

ARAH KEBIJAKAN UMUM TRANSFER KE DAERAH TAHUN 2010 1. Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta antar daerah; 2. Mendukung kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan nasional yang menjadi urusan daerah; 3. Meningkatkan aksessibilitas publik terhadap prasarana dan sarana sosial ekonomi dasar di daerah, dan pengurangan kesenjangan pelayanan publik antar daerah; 4. Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah; 5. Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan infrastruktur; 6. Mendukung kesinambungan fiskal nasional dalam kerangka kebijakan ekonomi makro. 19

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun 2010... (1) 1. Menyempurnakan proses perhitungan, penetapan alokasi dan ketepatan waktu penyaluran: peningkatan koordinasi; peningkatan akurasi data. 2. Jenis-jenis DBH: DBH Pajak : PBB, BPHTB, PPh, Cukai DBH SDA : Kehutanan, Pertambangan Umum Perikanan, Minyak dan Gas Bumi, Panas Bumi 20

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun 2010... (2) 3. Mengalokasikan DBH Cukai Hasil Tembakau kepada daerah penghasil cukai hasil tembakau dan kepada daerah penghasil tembakau mulai tahun 2010, sesuai dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai DBH Cukai Hasil Tembakau. 21

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2010... (1) Besaran pagu DAU Nasional ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari PDN Neto. Melanjutkan prinsip i Non Hold Harmless Meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah (sebagai equalization grant) Meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari lembaga/instansi yang berwenang; 22

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2010... (2) DAU untuk Daerah Pemekaran: 1. Pemberian DAU untuk 26 daerah pemekaran tahun 2007/2008 secara mandiri Berdampak Fiskal 2. Pemberian DAU untuk 14 daerah pemekaran tahun 2008/2009 secara proporsional dengan daerah induknya (menggunakan data luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah PNSD) Fiskal Netral.

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2010... (1) 1. Prioritas: membantu daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya relatif rendah; mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM), melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik ik pelayanan dasar masyarakat. 2. Alokasi per Bidang: sejalan dengan prioritas RKP 2010; memperhatikan pelaksanaan pengalihan bagian anggaran K/L yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang sudah menjadi urusan daerah ke DAK; Bidang DAK:Pendidikan, Kesehatan, Kependudukan, Prasarana Jalan, Irigasi, Air Minum, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Prasarana Pemerintahan, Lingkungan hidup, Kehutanan, ht Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Perdagangan 24

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2010... (2) 3. Reformulasi dan penajaman kriteria alokasi DAK (kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis) 4. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah tertinggal, daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana, serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan pangan, dan daerah pariwisata; 5. Menyederhanakan pola penyaluran DAK (4 kali : 30%, 30%, 30%, 10%, menjadi 3 kali : 30%, 45%, 25%)

Pokok-Pokok Kebijakan Dana Otsus dan Dana Penyesuaian Tahun 2010 1. Dana Otsus: Prov. NAD setara 2% DAU Nasional; Prov. Papua dan Papua Barat setara 2% DAU Nasional. 2. Dana tambahan infrastruktur dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus bagi Prov. Papua dan Papua Barat; 3. Dana Penyesuaian diprioritaskan untuk gaji guru PNSD. 26

Pokok-Pokok Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) 1. Perluasan basis PDRD sesuai dengan potensi ekonomi dan kewenangan daerah; 2. Peningkatan diskresi penetapan tarif PDRD; 3. Peningkatan efektifitas pengawasan PDRD; 4. Membatalkan Perda dan menolak Rancangan Perda pungutan daerah yang menghambat investasi di Daerah. 27

Kebijakan Defisit Anggaran Tahun 2010 0-0,5-1 -1,5-2 -2,5-3 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2009 Dok. St imulus 2010 Defisit Anggaran 2010 sekitar 1,3% PDB (proyeksi awal) Dengan mempertimbangkan a.l. : Kelanjutan stimulus fiskal untuk pemulihan perekonomian nasional Kemampuan Pembiayaan tahun 2010 28

Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (1) 1. Menyiapkan RKA-KL 2010 sesuai dengan program prioritas pembangunan tahun 2010: - Melakukan k optimalisasi i Pagu Indikatif 2010; - Alokasi anggaran sejalan dengan pencapaian kinerja keluaran K/L; - Alokasi anggaran agar dilaksanakan secara efektif & efisien (daya serap tinggi dengan output optimal); - Membatasi penyelenggaraan rapat, seminar, pertemuan, lokakarya, pemasangan telepon baru, pembangunan gedung baru, pengadaan kendaraan bermotor kecuali kendaraan fungsional; - Tidak mengalokasikan anggaran untuk kegiatan/sub kegiatan yang tidak terkait dengan Tupoksi K/L seperti perayaan, peringatan hari besar, hari raya, hari ulang tahun, pemberian hadiah/tanda mata, karangan bunga, pesta dan POR. 29

Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (2) 2. Penyusunan anggaran K/L 2010 harus menjaga disiplin waktu dan dokumen, baik dalam pembahasan internal Pemerintah maupun dengan komisi terkait di DPR, agar DIPA benar- benar efektif di awal tahun 2010; 3. Pengusulan program/kegiatan dan tambahan anggaran 2010 agar disampaikan KL kepada Pemerintah, dlm hal ini Meneg PPN dan Menteri Keuangan, untuk kemudian secara bersama (kolektif) Pemerintah cq Menteri Keuangan akan menyampaikan kepada DPR; 30

Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (3) 4. Jika K/L diminta mempresentasikan rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam Rapat Kerja Panitia Anggaran dengan Pemerintah, maka RKA yang disampaikan adalah yang sudah dibahas dengan Komisi DPR terkait; 5. Pemilihan kegiatan K/L agar merujuk pada pembagian urusan dan kewenangan Pusat dan Daerah, serta mensinkronisasi kegiatan K/L dengan kegiatan di Daerah yang dibiayai dari Dana Perimbangan dan Dana Otsus. 31

Tindak Lanjut Pemerintah Daerah (1) 1. Penyusunan RAPBD harus sesuai dengan program prioritas it pembangunan tahun 2010 : - mendukung program pemulihan perekonomian nasional; - kualitas alokasi anggaran lebih efisien dan efektif. 2. Penyelesaian RAPBD 2010 dilakukan tepat waktu (harus lebih baik dari 2009). 3. RAPBD 2010 dirancang secara fleksibel untuk dapat NAIK atau TURUN guna menyesuaikan dengan perubahan kebijakan Fiskal nasional dan penyesuaian asumsi ekonomi makro 2010. 32

Tindak Lanjut Pemerintah Daerah (2) 4. Membuat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang taat azas, tepat waktu, sesuai dengan standar dan prinsip akuntansi sebagai wujud akuntabilitas kepada masyarakat. 5. Melanjutkan program stimulus fiskal daerah, a.l.: penghapusan, pembebasan dan pemberian keringanan beberapa jenis pungutan daerah (PKB, BBNKB, SITU, dan SIUP); memberikan insentif pinjaman bunga murah bagi petani, nelayan, peternak, dan pengusaha kecil dan mikro untuk pengembangan komoditas tertentu; optimalisasi penggunaan SiLPA untuk melaksanakan program stimulus fiskal daerah, misalnya dengan mendukung kegiatan ekonomi kerakyatan dan kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja. 33

DATA PENYAMPAIAN PERDA APBD 2009 PER 30 APRIL 2009 DAERAH Tahun Anggaran 2009 Des '08 Jan '09 Feb '09 Mar '09 Apr '09 TOTAL PROV. 13 15 3 2 0 33 ( 100,0% ) KAB / KOTA 105 171 106 71 21 474 ( 99,4% ) JUMLAH 118 186 109 73 21 507 ( 99,4% ) Catatan : 2009 : Provinsi 33, Kab/Kota 477, Jumlah 510 daerah 3 (tiga) Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan penyaluran 25% DAU SILPA Tahun 2008 sebesar Rp. 51,65 T 34

GRAFIK PENYAMPAIAN PERDA APBD 2009 PROV/KAB/KOTA SE-INDONESIA Per Tanggal 30 April 2009 200 188 186 2006 2007 2008 2009 175 150 125 125 118 118 109 105 110 100 85 75 66 68 93 82 73 50 25 0 48 50 29 32 31 21 25 Des Thn Sebelum Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep 12 2 9 4 1 16 1 6 2 35

Terima Kasih