Definisi Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi.makin sering kontak terjadi, makin besar keausannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. palatum, lidah, dan gigi. Patologi pada gigi terbagi menjadi dua yakni karies dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

Hipersensitif Dentin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Mahkota Jaket a. Indikasi Mahkota jaket dapat dipakai untuk memugar gigi gigi anterior yang :

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

FINISHING DAN POLISHING

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.walaupun kata-kata ini mempunyai

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Kehilangan struktur mahkota gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan

IV. PRINSIP BIOMEKANIK PREPARASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Walaupun begitu, banyak juga pasien yang setelah diberi nasihat tidak melaksanakan apa yang dokter gigi katakan, oleh karena faktor-faktor :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

EROSI GIGI AKIBAT UDARA YANG MENGANDUNG ASAM PADA PEKERJA PABRIK BATERAI YUASA DI SUNGAI PETANI KEDAH MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

umumnya, termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan meningkatnya jumlah anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

Karies gigi dapat menyebabkan manusia tanpa memandang usia, mulai dari anak-anak sampai tua, mulai dari yang ringan sampai parah.

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tugas 1 Sistem Pakar Diagnosa Infeksi Gigi dan Mulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibu merupakan masalah penting. Gigi anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penjangkaran, akrilik, dan pasien dapat memasang atau melepas alat tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

PREPARASI KAVITAS SECARA KIMIA MEKANIS PADA GIGI ANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ATRISI Definisi Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi.makin sering kontak terjadi, makin besar keausannya. Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun dentin) akibat gesekan antar permukaan gigi Oleh Gelbier dan Copley (1977) serta Cawson(1978), atrisi gigi didefinisikan sebagai keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan. Secara umum atrisi gigi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada permukaan oklusal dan proksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Atrisi gigi ini dapat terjadi pada insisal, oklusal dan proksimal dari gigi. Etiologi Pada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi. Makin sering kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh karena itu, lazim sekali dijumpai adanya keausan di permukaan oklusal dan proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut bertahun-tahun lamanya. Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebut atrisi. Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling berhadapan tidak terlalu sering berkontak karena adanya saliva sebagai pelumas, maka biasanya keausan terbatas sifatnya meksi gigi telah beberapa dekade berada di dalam mulut. Gambaran klinis Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang berbatas jelas. Disana akan terdapat garis paralel yang jelas hanya dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu sisi

akan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada sebuah gigi di lengkungan yang berbeda dan garis yang paralel akan terletak pada arah yang sama. Penyebaran dari atrisi dipengaruhi oleh tipe dari oklusi, geometri dari system stomatognathic dan pola karakteristik dari kertakan gigi individu Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet pada puncak kaninus dan hilangnya tuberkel di tepi insisal. Keadaan semacam ini tidak memerlukan perawatan apa-apa. Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan pulpa akan mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada tubulus di daerah yang terkena dan dengan pembentukan dentin reaksioner. Keausan yang ditimbulkan hanya oleh kebiasaan mengerotlan gigi menyebabkan keausan yang merata pada email dan dentin. Jika dijumpai cekungan dangkal dan dikelilingi oleh lingkaran email, maka biasanya ini terjadi karena adanya erosi yang tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih dini, pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena kavitasnya belum bisa menerima tumpatan. Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali. Sering kali hal ini disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan giginya tanpa sadar, terutama di waktu malam ketika saliva yang berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika kecepatan keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin reaksionernya, pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar. Intervensi perlu dilakukan jika keausan sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka, atau mengganggu oklusi Penatalaksanaan Jika keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang, maka pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar.jika dibutuhkan restorasi pada gigi posterior sebaiknya digunakan mahkota tuang. Sedangkan pada gigi anterior menggunakan mahkota metal keramik/mahkota jaket. Sering kali diperlukan pembuatan mahkota. Bagi gigi posterior biasanya digunakan mahkota tuang emas, sementara bagi gigi anterior digunakan mahkota metal keramiik sehingga merupakan kombinasi estetika dan kekuatan. Biasanya

keausan menimpa banyak gigi sehingga perawatannya tak dapat dihindarkan lagi, merupakan perawatan yang ekstensif. Perawatan akan merupakan perawatan yang sukar dan memakan waktu karena sering kali oklusi pasien harus diperbaiki dulu; maka perawatan seperti ini sangat tidak menyenangkan bagi operator yang tidak berpengalaman. ABRASI Definisi Hilangnya lapisan gigi (email, dentin, atau sementum) atau kerusakan gigi secara mekanis. Dapat diakibatkan oleh penggunaan sikat gigi yang terlalu keras dengan cara penyikatan yang tidak benar, penggunaan pasta gigi anti karang gigi yang mengandung bahan abrasif, perawatan scaling dan root planning untuk membuang karang gigi. Abrasi yaitu hilangnya jaringan gigi karena proses mekanis, seperti penggerusan, penggosokan atau penggoresan. Hilangnya jaringan gigi secara patologis karena proses pengunyahan,, penyikatan, bruksisma, dan lain-lain sebab mekanis. Etiologi Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Abrasi dapat terjadi dari : 1. Cara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat, 2. Kebiasan buruk seperti menggigit pensil, 3. Mengunyah tembakau, 4. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi, 5. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram. Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihan adalah bentuk yang paling sering ditemukan. Gambaran klinis Biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga bawah mahkota gigi, di dekat gusi,dengan takikan berbentuk V pada bagian gingiva (gusi) dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini dapat terjadi di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar dan kaninus (taring).

Gbr. Gigi bawah yang abrasi, perhatikan daerah 1/3 bawah mahkota gigi yang terkikis. Gambaran seperti ini khas pada orang yang menyikat gigi dengan penekanan berlebihan dengan arah horizontal (dari kiri ke kanan). Selain mengganggu penampilan, abrasi gigi dapat menyebabkan gigi menjadi hipersensitif. Pada sebagian orang, di daerah tersebut akan terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan angin. Penatalaksanaan Perawatan untuk gigi abrasi tergantung pada keparahannya. Tidak semua keadaan abrasi membutuhkan perawatan. Bila jaringan gigi yang hilang masih sangat sedikit namun terasa keluhan seperti ngilu atau sensitif, dokter gigi akan memberikan perawatan fluor yang dapat digunakan sendiri oleh pasien di rumah, bisa dalam bentuk gel atau obat kumur. Atau bisa berupa fluor yang dioleskan langsung pada gigi oleh dokter gigi. Bila jaringan keras gigi sudah banyak yang hilang seperti gambar di atas, dapat dilakukan penambalan dengan bahan tambal sewarna gigi seperti resin komposit. Dokter gigi juga memberikan semacam pernis yang mengandung fluor untuk menutupi bagian tersebut, sehingga rasa ngilu akan berkurang dan hilang. Pemilihan pasta gigi yang tepat juga dapat memberi dampak yang signifikan terhadap berkurangnya rasa ngilu. Dari penelitian diketahui bahwa pasta gigi yang mengandung potassium sulfat dapat menutup tubuli dentin sehingga rangsang dari luar dapat dihambat. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi disebut abrasive. Contohnya: a. Kapur b. Pumice c. Pasir d. Cuttle e. Garnet f. Emery g. Silex h. Tin oxide i. Alumunium oxide Abrasive yang digunakan pada kedokteran gigi, yaitu: a. Diamond burs Pecahan berlian yang dilekatkan pada sebuah gagang

b. Stones Tersedia dalam berbagai bentuk ukuran dan tingkat kekasaran, dan dibuat dari berbagai bahan. c. Rubber wheels or point Karet yang dilelehkan kemudian dicampur dengna abrasive dan dibentuk menjadi roda atau batangan. Karet tersebut berperan sebagai pengikat bahan abrasive. d. Disks or strips Partikel abrasive dilekatkan pada sebuah kertas, logam, atau plastik yang dibentuk menjadi lempengan atau batangan. e. Bubuk Digunakan dengan bahan lain, seperti: Air, alkohol, gliserin atau mouthwash untuk membentuk pasta. Beberapa digunakan di laboratorium dan prosedur klinis, dimana yang lain hanya digunakan di laboratorium. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat abrasi: a. Tingkat kekerasan bahan Partikel abrasive harus lebih keras daripada permukaan gigi. Jika tidak, abrasive nya akan rusak dan permukaan gigi akan tidak terlalu dipengaruhi. Tingkat abrasi tergantung pada temperatur, dimana objek yang temperaturnya tinggi akan menjadi lebih lunak, dan nantinya mudah terabrasi. b. Ukuran Partikel abrasive yang lebih besar akan menghasilkan goresan yang lebih dalam daripada partikel yang lebih kecil. Goresan yang lebih dalam berarti lebih banyak bahan yang dibuang. Ukuran partikel abrasive dinamakan grit. c. Bentuk Partikel yang berbentuk bulat akan kurang efektif daripada partikel yang berbentuk irreguler. Hal ini dikarenakan partikel yang irreguler akan lebih mungkin menggores permukaan gigi daripada partikel yang bulat. d. Tekanan Tekanan yang lebih kuat berarti tingkat abrasive yang lebih tinggi dikarenakan partikel abrasive memotong lebih dalam pada permukaan gigi. Peningkatan tekanan dapat juga meningkatkan temperatur dari permukaan gigi.

e. Kecepatan Seperti tekanan, peningkatan kecepatan juga meningkatkan abrasive. Kecepatan yang lebih tinggi juga akan menghasilkan kenaikan temperatur. f. Lubrikasi Lubrikan yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah air. Kegunaannya adalah untuk mendinginkan gigi. Lubrikan juga digunakan untuk menghilangkan panas yang disebabkan oleh kegiatan abrasive yang ditimbulkan oleh permukaan gigi yang sedang terabrasive. EROSI Definisi Erosi ataupun lubang gigi (akibat asam). Hal ini bisa dipicu oleh kebersihan mulut yang buruk, makanan atau minuman asam, penyakit atau kelainan tertentu (GERD, Chron s disease, bulimia, xerostomia), tambalan ataupun anatomi gigi yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan retensi atau menempelnya plak. Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia Etiologi Disebabkan oleh kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum jus jeruk, minuman asam, terlalu banyak makan buah jeruk atau apel asam atau yoghurt. Juga disebabkan oleh muntahan asam dari perut pada beberapa pasien yang terserang kelainan pencernaan seperti hiatus hernia, atau pasien penderita anoreksia nervosa atau bulimia nervosa. Gambaran klinis Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi. Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu

lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang. Patofisiologi Aplikasi asam lemah berulang-ulang dan teratur pada permukaan gigi akan menghilangkan mineral yang terdapat di daerah itu. Hilangnya gigi karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrasi. Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan telah meningkatkan hilangnya jaringan gigi. Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak terkena adalah permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi bawah. Pada erosi karena muntah yang paling parah terkena adalah permukaan palatal gigi anterior atas. Penatalaksanaan Perawatan erosi yang berhubungan dengan diet meliputi anjuran pada pasien agar menghentikan kebiasaan mengkonsumsi buah asam, makanan dan minuman ber-ph rendah. pada keadaan kronis seperti pada pencicip anggur profesional, gunakan obat kumur yang berflourida juga. Setelah mengkonsumsi asam, akan cukup hanya dengan mencuci mulut dengan baik dengan menggunakan air untuk menghilangkan residu asam dan menunda menyikat gigi hingga 3 jam. Tentu saja, tidak ada masalah yang mungkin muncul dari saran ini yang berhubungan dengan aktivitas karies karena, tanpa adanya plak yang matang, tidak akan ada generasi karies, dan apakah plak dihilangkan sebelum atau sesudah makan, itu tidak ada kaitannya. Abfraksi merupakan proses mekanik yang melibatkan perubahan bentuk gigi dan kelenturan oleh tekanan eksentrik, yang mengakibatkan hilangnya struktur gigi pada daerah servikal dan berkembangnya takik berbentuk V yang menyebabkan struktur gigi menjadi lebih lemah.