BAB I PENDAHULUAN. membuat kesan merek itu bernilai lebih baik dalam mempengaruhi pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perekonomian semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. produk barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan yang kini semakin ketat. Banyaknya pesaing yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mulai berlomba-lomba menarik perhatian konsumen dengan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha tempat perbelanjaan (supermarket) pada saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi komunikasi saat ini sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kita. Salah satu contohnya adalah perubahan teknologi. Komunikasi, informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sabun mandi di indonesia dewasa ini berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, dunia usaha khususnya di Indonesia sedang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mejanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi

BAB l PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan dunia usaha harus

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

BAB I LATAR BELAKANG. dilakukan oleh Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) yang berfokus pada sepatu

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 200 juta orang lebih,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi akhir-akhir ini ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi maka dapat menimbulkan perubahan juga pada. masyarakatnya dimana mereka menuntut kelancaran transportasi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan harapan kosumen. Taktik dan strategi inilah yang ditempuh perusahaan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Mencermati perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia yang. telepon seluler dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas merek Bagi pemasar, asosiasi merek berguna dalam banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, serta beranekaragaman produk-produk baru memacu setiap

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari perusahaan untuk para pelangganya. Setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, terutama dalam industri otomotif. Hal ini di sebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengenalkan produk baru mereka. Akan tetapi hal yang tidak kalah pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. pula aktivitas perdagangan pada saat ini. Oleh karena itu, tidak terelakkan

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas persaingan yang semakin ketat dalam bisnis fashion dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemasaran tidak diragukan lagi telah menduduki posisi yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan yang ada, baik perusahaan domestik maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Adalah variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

III.METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam. perusahaan dalam mengelolanya, seperti bidang pemasaran, produksi,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis dan arus perekonomian kini mengalami sebuah perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perkembangan penerbitan buku di Indonesia mulai menunjukkan ke arah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh harga, namun juga ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. saat ini memberikan dampak yang sangat besar pada perkembangan produk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi saat ini yang melibatkan dunia marketing dalam kasus perang antar merek, persaingan antara beberapa merek yang ada pada produk tertentu memberikan kesan warna pada persaingan terutama pada perusahaan yang akan bersaing. Tidak menutup kemungkinan beberapa produk terus dikembangkan untuk membuat kesan merek itu bernilai lebih baik dalam mempengaruhi pemikiran konsumen, berbagai perusahaan akan menyadari bahwa merek sebagai aset perusahaan yang sangat penting dan bisa memberikan nilai lebih bagi perusahaan yang membentuk sebuah merek. Ini merupakan konsep yang penting untuk diterapkan oleh perusahaan, sekaligus merupakan visi mengenai bagaimana mengembangkan, memperkuat, mempertahankan, melindungi dan mengelola suatu perusahaan sehingga akan menjadi lebih penting dan lebih baik apabila dalam menguasai sebuah pasar. Cara yang terbaik dalam menguasai pasar adalah dengan memiliki pasar dengan merek yang dominan sehingga sebuah perusahaan dapat memperluas investasinya lewat sebuah merek yang dibangunnya. Asosiasi merek merupakan dasar untuk kualitas serta pembentukan sebuah citra merek dan ekuitas merek bagi pemasar, asosiasi merek dapat berfungsi dalam banyak hal, terutama dalam pengambilan keputusan dan perluasan merek yang melekat pada produknya, bagi konsumen sendiri mungkin tidak asing lagi, banyak persepsi dari konsumen yang bisa diungkapkan dari sebuah merek. Konsumen banyak pilihan dalam menentukan sebuah merek, apalagi merek yang ada memiliki banyak kelebihan. Untuk bisa menentukan merek yang terbaik konsumen harus benar-benar 1

melihat secara jelas apa saja keunggulan yang melekat dari sebuah merek sebelum mengambil keputusan. Menurut American Marketing Association, definisi merek adalah sebagai berikut : Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar suatu nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya (Freddy Rangkuti, 00:4). Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan suatu set makna yang mendalam untuk merek tersebut (distinctive values). Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Dari sisi konsumen, merek merupakan pembelian. Bila tidak ada merek, produsen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali mereka akan melakukan pembelian. Merek juga akan membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk tersebut. Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan dalam suatu display. Selain itu, merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda. Masalahnya adalah munculnya kesadaran konsumen tentang pentingnya merek saat ini dan usaha-usaha untuk meningkatkan nilai dari sebuah merek tidak hanya diterapkan oleh satu perusahaan saja, tetapi dapat diterapkan oleh banyak perusahaan terutama perusahaan yang menghasilkan serta menciptakan konsep produk yang

relatif membedakannya dan merata dari semua perluasan merek. Hal ini menimbulkan persaingan menjadi ketat, diantara merek-merek yang sedang bersaing. Saat ini merek yang sedang bersaing terutama dibidang teknologi adalah produk Printer. Kita tahu dalam pengembangan produk printer saat ini sangat banyak sekali printer yang beredar di pasaran, ada merek yang mendominasi pasar, ada merek yang memunculkan desain baru, ada merek yang lama tetapi begitu berkesan bagi konsumen dan banyak sekali kategori merek yang membingungkan. Masing-masing merek memiliki karakteristik atau keunggulan yang berbeda-beda. Dengan banyaknya merek printer yang beredar dipasar maka otomatis semakin ketat pula peta persaingan diantara produsen printer. Melihat banyaknya kebutuhan konsumen akan printer, terutama golongan konsumen yang peduli akan teknologi serta dalam penggunaannya, golongan mahasiswa, golongan swastawan yang bekerja diperkantoran dan banyak lagi. Melihat situasi ini maka banyak beredar berbagai macam merek printer, diantaranya adalah Printer Epson yang sedang gencar-gencarnya melakukan promosi dengan pengembangan produk baru, Printer Hawlett Packard (HP), Printer Canon, Printer Lexmark, Printer Samsung dan sebagainya. Setip perusahaan selalu menawarkan kepada konsumen produk yang di produksinya dan memberikan keunggulan dari produknya. Banyak sekali keunggulan dari suatu produk printer baik dari fungsi, kecepatan, kualitas gambar, desain bentuk, kegunaan,warna produk, dari keunggulan tersebut konsumen dapat mengkaji secara mendalam untuk menentukan keputusan dalam pembelian. Pasar printer di Indonesia dikuasai merk raksasa printer dari Jepang, Epson dan Canon, dan sebagian ceruk pasar dikuasai merk Hawlett Packard dari Amerika Serikat. Ketiga merek ini menguasai sekitar 93,8% pasar printer di Indonesia, dari 3

total penjualan yang diperkirakan tahun ini akan mencapai angka penjualan sekitar 1 juta unit printer per tahun. Epson pantas mendominasi pasar printer di Indonesia. Seiko-Epson Corp. perusahaan produsen printer Epson mengkonsentrasikan investasinya selain di Amerika Latin, juga di Indonesia. Saat ini Epson memiliki pabrik produksi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dengan nama perusahaan PT. Indonesia Epson Industry (IEI) yang dijadikan salah satu sentra produksi printer Epson yang selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri Indonesia, juga ekspor. Di Indonesia, Epson didistribusikan melalui dua distributor yaitu PT Epsindo Prima sinergi dan PT. Metrodata Electronics tbk. Yang berhasil melakukan penetrasi ke pasar semua jenis printer. Hanya printer laser dari produk Epson yang masih kalah dari merk Hewlett Packard, meski printer laser Epson menguasai pasar di Taiwan dan Jepang. Selain kualitas printer Epson yang bagus, di Indonesia, fasilitas service, garansi, dan layanan purna jual dari distributor Epson yang memuaskan konsumen, membuat Epson amat populer bagi pengguna printer. Epson di Indonesia juga sudah mulai mengembangkan produknya tidak hanya ke printer monokrome dan color inkjet, tetapi juga mulai mengembangkan ke jenis layanan printer untuk percetakan. Yaitu printer multifungsi yang tidak hanya sekedar untuk mengeprint dokumen dari komputer, tetapi juga bisa sebagai faksimili, telepon, scanner, dan mesin cetak foto. Trend printer multifungsi ini saat ini mulai menjadi sasaran penetrasi produkproduk Epson.Baru-baru ini, Vice President PT Epson Indonesia, Iiichi Abe, mengatakan ke kalangan media, tentang rencananya untuk melakukan alih teknologi pembuatan printer Epson kelas low-end ke para pemasok komponen printer dalam 4

negeri Indonesia. Kami akan lebih konsentrasi ke printer printer inovasi terbaru dengan teknologi terbaru, kata Iiichi seperti dikutip oleh Antara. Printer itu nanti akan tetap bermerk Epson dan dari segi kualitas, produktivitas, maupun engineeringnya masih diawasi Epson, sehingga meskipun produksinya diserahkan ke pemasok Indonesia, kualitasnya tetap sama. Direncanakan, proses alih teknologi tersebut akan berlangsung secara bertahap dalam 3 tahun, dengan tahap pertama membuat engineering development (pengembangan rekayasa mesin) di Indonesia. Selama proses alih teknologi itu, juga akan mendidik pemasok di Indonesia agar mengusai masalah perencanaan bisnis, desain industri, dan analisis untuk engineering Menurut Aiichi, saat ini Epson satu-satunya produsen printer penguasa pasar printer Indonesia, yang menginvestasikan pabrikasinya di Indonesia. Bahkan menjadikannya sebagai basis produksi untuk mencukupi keseluruhan pasar Epson di seluruh dunia (wahyublocknote.blogspot.com). Dari beberapa merek printer yang ada dipasaran saat ini, printer merek Epson yang saat ini banyak menyita perhatian pengguna printer yang ada diseluruh Indonesia termasuk Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan riset penelitian terhadap asosiasi merek printer Epson yang selanjutnya disajikan dalam bentuk penelitian dengan judul Analisis Asosiasi Merek Printer Epson Dalam Benak Konsumen di Yogyakarta. 1.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibicarakan dan diteliti adalah sebagai berikut: 5

1. Bagaimana profil konsumen merek Printer Epson ditinjau dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Bagaimana asosiasi merek Printer Epson dalam benak konsumen di Yogyakarta. 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui profil konsumen merek Printer Epson ditinjau dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Untuk mengetahui asosiasi merek Printer Epson dalam benak konsumen di Yogyakarta. 1.4. Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan bisa memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang berkepentingan antara lain : 1. Bagi penulis Penelitian yang ditulis sebagai penerapan pembelajaran yang didapat selama berada di perkuliahan dan dapat menelusuri keunggulan asosiasi merek Printer Epson.. Bagi perusahaan Membantu mengembangkan tanggapan positif dari konsumen mengenai asosiasi produk dan perusahaan mendapat alternatif solusi terbaik dari pengembangan produk yang diteliti, serta mengambil kebijakan untuk mendukung strategi yang diterapkan oleh perusahaan. 3. Bagi pihak lain Semua yang diteliti bisa dimanfaatkan dengan membaca secara menyeluruh tantang asosiasi merek ini dan juga sebagai penambah wawasan untuk umum atau 6

sebagai pengembangan suatu ilmu mengenai asosiasi merek, dan juga sebagai bahan pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli. 1.5. Batasan Penelitian Agar masalah yang diteliti dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang diambil, maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta.. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson. 3. Objek penelitian adalah konsumen pembeli dan pengguna Printer merek Epson. 4. Profil responden adalah : a. Jenis kelamin b. Usia c. Pendidikan terakhir d. Pekerjaan 5. Penelitian terbatas pada asosiasi merek Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya (Aaker, 1996:160). Variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan asosiasi merek Printer Epson yang mengarah pada variabel bauran pemasaran dari Philip Kotler yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. 7

a. Produk Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, prestise, pabrik dan pelayanan dari perusahaan yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya (Stanton, 1997:5). Pengukuran faktor produk diteliti melalui variabel sebagai berikut: 1. Kualitas Hasil cetak. Kecepatan 3. Ketahanan 4. Model atau Desain 5. Kemudahan pengoperasian b. Harga Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi pada sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Stanton, 1997:308). Pengukuran faktor harga diteliti melalui variabel sebagai berikut : 1. Harga yang sesuai dengan kualitas produk. Harga yang relatif terjangkau c. Distribusi Distribusi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen (Stanton, 1997:310). Pengukuran faktor distribusi diteliti melalui variabel sebagai berikut: 8

1. Saluran distribusi yang luas. Jumlah agen yang banyak 3. Produk mudah didapat d. Promosi Promosi adalah salah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberikan informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang untuk bertindak, dalam hal ini membeli (Fandy Tjiptono, 1995:00). Pengukuran faktor promosi diteliti melalui variabel sebagai berikut : 1. Promosi yang intensif dan luas. Promosi di media cetak yang menarik 9

Data Jenis Data 1. Data Primer. Data Sekunder Pengumpulan data dengan cara : 1. Metode Interview Yaitu dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang dianggap berkepentingan dan berhubungan erat dengan penelitian. Dalam penelitian ini pihak yang dianggap berkepentingan adalah para konsumen yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson di Yogyakarta. Metode Kuesioner. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden yang diteliti. Responden yang diteliti adalah para konsumen yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson di Yogyakarta 3. Metode Observasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan kepada para konsumen yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson di Yogyakarta secara langsung terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sampel Purposive sampling Purposive atau judgement sampling sering juga disebut selected sampling, yaitu suatu sampling di mana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel 10

didasarkan atas pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat subjektif sifatnya. Setiap elemen tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih. Teknik ini akan menghasilkan nilai perkiraan yang baik apabila dilakukan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman atau sangat menguasai bidangnya.sampel yang telah memenuhi kriteria-kriteria diatas adalah orang yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson. Sampel yang di ambil dan di amati hanya sebanyak 100 orang yang pernah membeli dan menggunakan Printer Epson (J. Supranto, 001:67). Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut (Nawawi, 005: 149-150) : Keterangan : n pq Z 1α b n : Jumlah anggota sampel menimum p : Sama dengan atau lebih besar : Proporsi populasi persentase kelompok pertama q : Proporsi sisa di dalam populasi (1,00 p) Z 1/ : Derajat koefisien konfidensi pada 95% b : Persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel. berdasarkan rumusan diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Jumlah sampel (n) 1,96 n 0,07x0,93 0,05 n 0,0679[ 1536,64] n 100,035 Jadi jumlah sampel yang akan diteliti sekurang-kurangnya (n) = 100,035 atau dibulatkan menjadi 100 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah para konsumen 11

yang pernah membeli dan menggunakan Printer merek Epson di Yogyakarta. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Model Statistik dan Uji Hipotesis Pengujian Instrumen 1. Analisis Validitas Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 00 : 176). Untuk menentukan nilai validitas tabel (r xy tabel) dengan cara, menentukan tingkat keyakinan dan derajat kebebasan (dk). Tingkat keyakinan yang digunakan yaitu sebesar 95% dengan dengan taraf nyata (α) = 0,05. Untuk menentukan derajat kebebasan (dk) digunakan rumus yaitu dk = n -, dimana n adalah banyaknya responden yaitu 30. Selanjutnya untuk menentukan kriteria pengujian adalah apabila nilai r xy hitung lebih besar dari ( > )nilai r yx tabel, maka kuesioner sebagai alat ukur akan dikatakan valid. Dan sebaliknya apabila nilai r xy hitung lebih kecil ( < ) dari nilai r yx tabel, maka kuesioner sebagai alat ukur akan dikatakan tidak valid. Uji Reliabilitas Adapun rumus reliabilitas adalah sebagai berikut (Azwar,003:78): Keterangan : k 1 j α = [ k ~ 1 ] S X ~ S k : Banyak belahan tes S j : Varians belahan j; j = 1,,3...k S x : Varians skor tes Metode Analisis Data 1. Analisis Prosentase 1

rumus yang digunakan yaitu (Murdan, 003: 7): f P = x100% N Di mana : P : Persentasi yang dicari/angka persentasi f : Frekuensi yang sedang dicari persentasinya N : Jumlah Frekuensi. Analisis Cochran Q test Adapun rumus Q adalah sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 00:47) Q { ( k 1) k C j ( C j ) } k Ri R i i = Dimana : k adalah jumlah variable n adalah jumlah responden (pengamatan Cj adalah total respon pada j variable (kolom) Ri adalah total respon pada i pengamatan (baris) 13